Hak sepatu yang setinggi 7 cm dengan ujung runcing itu menancap di kepala si pembajak.
Jin Lien tercengang menyaksikan pemandangan itu, dia kemudian melirik gadis tersebut dengan penuh rasa terima kasih.
Gadis itu terlihat sangat dingin, tidak ada expresi di wajahnya yang cantik, melihat reaksi Jin Lien, dia hanya mengangguk sebagai tanggapan.
Dia kemudian melangkah menuju arah nenek tua yang tadi pingsan dan memeriksa keadaannya, dia bernapas lega ketika mengetahui jika nenek tua itu hanya shock dan tidak dalam kondisi serius.
Satu pembajak yang tersisa melihat teman-temannya telah meregang nyawa, tubuhnya bergetar ketakutan. Baru kali ini dia mengikuti operasi seperti ini, dan itu harus berakhir gagal.
Karena panik, dia asal mengambil seseorang untuk dijadikan sandera, tapi sayangnya dia tidak memiliki nasib baik. Orang yang diambil sebagai sandera menatap tajam padanya dan langsung merenggut senjata dari tangannya.
Dor
Dengan tembakan itu, pembajak terakhir di ruang penumpang akhirnya tumbang, dan hanya menyisakan tubuh pembajak yang tak bernyawa.
Tidak lama setelah 4 pembajak itu mati, Jin Lien dan dua orang lainnya melirik ke luar jendela dan menemui 2 hellycopter, mereka kemudian saling melirik dan menenangkan para penumpang yang masih ketakutan.
"Kita sudah aman sekarang, pasukan militer telah mengirim orang untuk menyelamatkan."
Tidak ada lagi Isak tangis, itu hanya kelegaan yang dapat mereka lihat dari para penumpang. Jin Lien menatap lurus pada ruang kemudi, dia khawatir jika Lan Xuan tidak dapat mengendalikan situasi di ruang kemudi.
Melihat kekhawatiran Jin Lien, pemuda itu melirik gadis yang tadi memukul kepala pembajak dengan hak sepatunya. Melihat gadis itu mengangguk, dia menyusul Lan Xuan.
"Tenang, kakakmu tidak akan apa-apa."
Dia tidak pernah berbicara lebih dari satu kata pada orang asing, tapi di depan Jin Lien, dia mampu mengeluarkan beberapa kata.
Melihat Jin Lien lega, dia memilih kembali ke kursi miliknya, begitu pula dengan Jin Lien.
Di ruang kemudi, tepat saat Lan Xuan masuk, dia langsung disambut oleh tinju seorang pembajak.
Beruntung refleks tubuhnya sangat cepat, jika tidak, bisa dipastikan jika tinju akan mendarat langsung di pelipisnya.
Sebagai kapten tim, Lan Xuan telah berlatih lebih keras dan menghadapi banyak bahaya, jika refleksnya sedikit lambat, dia akan malu pada pengalaman yang telah dia lalui.
Setelah berhasil menghindari tinju pembajak tersebut, Lan Xuan tidak membuang waktu dan langsung menembak kepala pembajak tersebut dan hanya menyisakan pembajak yang sedang mengendalikan kemudi.
Pembajak yang mengendalikan kemudi pesawat segera mengubah kemudi pesawat menjadi kemudi otomatis. Setelah mengubah kemudi ke dalam mode otomatis, dia segera menyerang Lan Xuan dengan belati.
Saking cepatnya gerakan pembajak tersebut, Lan Xuan terlambat menghindar dan menyebabkan goresan di lengan kirinya.
Lengan kiri Lan Xuan yang terkena belati mengeluarkan banyak darah, tapi hal itu seolah bukan apa-apa bagi dirinya. Melihat pembajak akan menyerang lagi, Lan Xuan menjadi waspada dan bersiap menahan serangan.
Ketika pembajak kembali menyerang, Lan Xuan memiringkan tubuhnya sedikit dan meninju perut pembajak tersebut, tidak membuang waktu, dia memanfaatkan pembajak yang membungkuk kesakitan dan memukul tengkuk pembajak itu menggunakan gagang pistol miliknya menyebabkan pembajak itu jatuh tak sadarkan diri.
Tepat saat pembajak itu jatuh, dia melirik ke arah pintu yang menghubungkan ruang kemudi dan penumpang, dia melirik seorang pemuda yang tengah menatap dirinya tanpa sedikitpun emosi.
"Bagus kalau anda tidak apa-apa, adik Anda sangat khawatir."
Lan Xuan tidak mengatakan apapun, setelah mengikat pembajak yang pingsan, dia duduk di kemudi dan mengendalikan arah pesawat menuju kota F.
Melirik Hellycopter di luar, dia mengambil alat komunikasi di pesawat dan mengatakan jika pembajak telah dibereskan.
Dia akan mengemudikan pesawat menuju bandara kota F dengan pilot dan co-pilot yang mengalami luka, tapi tidak meninggal.
Setelah menghubungi tim miliknya, dia kembali melirik pemuda yang masih berdiri menatapnya.
"Anda bisa kembali ke kursi, katakan jika semua sudah aman!"
Pemuda itu tidak berbicara dan berjalan keluar dari ruang kemudi.
Di ruang penumpang, dia mengatakan jika situasi telah terkendali. Para pramugari juga segera melakukan tugas mereka. 2 hellycopter militer mengawal pesawat tersebut hingga mendarat di bandara kota F.
Sebelum penumpang turun, beberapa prajurit militer naik ke pesawat untuk menangani tubuh para pembajak, mereka juga menahan pembajak yang tengah pingsan.
Untuk menyembunyikan aksi di dalam pesawat, para prajurit mengatakan pada semua penumpang agar tidak ada yang berbicara. Setelah para penumpang turun, prajurit yang tinggal memberi hormat pada Lan Xuan dan hal tersebut tidak luput dari mata Jin Lien.
"Kakak, aku tidak memiliki kekuatan untuk berdiri." Begitu suara Jin Lien terdengar, tubuh Lan Xuan kaku, dia menoleh dengan gerakan aneh menatap Jin Lien yang masih berada di kursi penumpang.
Dia tidak pernah berpikir jika identitasnya sebagai komandan pasukan khusus akan terbuka di depan Jin Lien. Dia melototi para bawahannya dengan dingin lalu berjalan menuju Jin Lien.
"Lupakan apa yang kau lihat, mengerti!"
Jin Lien dengan cerdik mengangguk menyetujui keinginan Lan Xuan, dia kemudian mengangkat kedua tangannya seolah meminta digendong.
Untuk sesaat, Jin Lien bertahan pada posisi seperti itu dan beberapa gambar melintas di kepalanya. Dia bisa melihat sosok kecil yang selalu meminta gendong pada seorang, tapi wajah orang itu tidak terlihat jelas.
Segera, rasa sakit menyerang kepalanya, tapi dengan cepat pulih. Dia hanya sedikit mengernyit dan bertanya-tanya dalam hatinya, siapa sosok itu, dan kenapa dirinya yang masih kecil seolah berada di suatu tempat yang err agak kuno?
Melihat Jin Lien mengernyit, Lan Xuan mengira jika dia merasa jengkel karena dia tidak langsung menggendong Jin Lien.
"Ada apa dengan dahi yang berkerut itu? Kau masih muda, tidak baik jika selalu mengernyit seperti itu."
Tidak menunggu tanggapan Jin Lien, Lan Xuan langsung menggendong Jin Lien. Caranya menggendong bukan gendongan ala tuan putri, tapi dia menggendong Jin Lien seolah menggendong anak kecil.
Para bawahan Lan Xuan membatu di tempat mereka, mereka terkejut dengan Lan Xuan yang menggendong seorang gadis seperti itu.
Begitu mereka sadar, Lan Xuan sudah berjalan keluar dari pesawat menuruni tangga.
Beruntung tidak ada reporter dan itu menyelamatkan muka Jin Lien. Banyak penumpang yang berterimakasih padanya, dan Lan Xuan segera membawa Jin Lien keluar dari bandara menggunakan kendaraan militer.
Di dalam mobil militer, Jin Lien terus menatap Lan Xuan dengan mata berbinar dan bersemangat. Meski tak nyaman, tapi Lan Xuan berusaha bersikap biasa hingga dia teringat dengan sinyal bahaya yang diberikan oleh Jin Lien saat di pesawat tadi.
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
sipuuttt
aska, lanjut perjalanan terakhirnya
2024-05-17
0
Shinta Dewiana
gendong...wk..wk..wk...
2023-07-15
1
밤비(♡ω♡ ) ~♪
1385
2021-11-21
0