Jika Satya sudah seperti ini, maka aku pun tidak bisa membantahnya lagi. Jika aku masih saja membantah maka dia akan melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman. Dan entah sudah berapa lama dia masih terus memainkan benda kenyal milikku. Seolah sedang menikmati sebuah permen dia menghisap bibir atas dan bibir bawahku secara bergantian dan sesekali menggigitnya agar aku bisa membuka mulut dan dengan leluasa lidahnya bermain di dalam rongga mulutku.
" Uhuk... " aku terbatuk.
" Sudah mas, aku dengar ada seseorang yang mengetuk pintu " ucapku.
Satya lalu menghentikan aksinya.
" Aku keluar sebentar ya, sepertinya itu dokter Rey " kata Satya dan hanya kubalas dengan anggukan kepala.
Tidak lama kemudian, Satya kembali lagi bersama seseorang.
" Permisi nyonya Satya, saya adalah Rey. Saya akan periksa keadaan nyonya sebentar ya " ucap dokter Rey padaku.
" Panggil saja aku Lula dokter, silahkan diperiksa " kataku.
Dokter Rey lalu memeriksaku.
" Bagaimana keadaannya ? " Satya bertanya.
" Tidak apa-apa, cuma butuh istirahat yang banyak, butuh makan makanan yang bergizi dan tidak boleh stress karena saat ini istrimu sedang mengandung " jawab dokter Rey.
" Benarkah Rey ? Lula sedang hamil ? Alhamdulillah... " kata Satya setengah berteriak.
" Aku hamil dok ? " tanyaku kembali.
" Iya.. kamu sedang hamil " jawab dokter Rey.
" Alhamdulillah.... " ucapku.
" Aku akan pasangkan cairan infus karena kondisinya lemah sekali " Dokter Rey lalu memasangkan infus di tanganku.
" Sudah selesai. Mari kita bicara di luar bro... sekarang biarkan Lula istirahat. Kalo begitu saya permisi dulu ya, semoga lekas sembuh " kata dokter Rey.
" Baik, terima kasih dok " ucapku
" Sama-sama "
" Aku akan antarkan dokter Rey ke depan, tunggu sebentar ya sayang " kata Satya, kemudian mereka pun berlalu pergi.
" Iya mas " kataku disertai anggukan kepala.
Aku memejamkan mata lalu dua bulir air mengalir di kedua ujung mataku. Harusnya aku senang karena mendengar kabar bahagia, tapi aku merasa sedih. Ada banyak hal yang terbersit dalam ingatanku, aku merindukan ke dua orang tuaku. Kematian mereka yang tragis, fitnah atas mereka, aku belum membuktiknnya. Kebencian mama Hasti, sikap Satya yang berubah-ubah, aku masih bingung dengan semuanya. Kuliahku dan kini kehamilan ini, aku merasa belum siap untuk menjalaninya.
Ada banyak kekhawatiran dalam benakku dan sikap Satya membuatku ragu untuk menghadapi semuanya bersama.
Aku mendesah.
Dan desahanku ini ternyata terdengar di telinga Satya.
" Sayang... apa kamu baik-baik saja ? " tanya Satya saat ia kembali masuk ke kamar.
" Aku baik-baik saja mas " kataku.
" Apakah kamu bahagia dengan kehamilanmu ini ? '' Satya bertanya kembali sambil mengelus lembut perutku.
" Aku bahagia mas " jawabku.
" Tapi kamu terlihat tidak bahagia, apa ada sesuatu yang mengganggu fikiranmu ? "
" Tidak ada mas, aku sangat bahagia mas "
" Boleh aku bertanya sesuatu ? " tanya Satya lagi.
" Ada apa mas ?? " aku balik bertanya.
" Apa hubunganmu dengan mama baik-baik saja ? apa mama memperlakukanmu dengan baik saat kamu tinggal di sana ? " tiba-tiba Satya bertanya tentang mama Hasti.
" Kenapa mas bertanya begitu ? hubungan kami baik-baik saja mas, mas bisa lihat sendiri mama begitu menyayangiku "
" Ya sudah, kalau gitu kamu makan dulu ya "
" baik mas " aku mengangguk, Satya lalu meraih makanan di atas meja kemudian disuapkan kepadaku.
Aku menghabiskan makanan tanpa berkata apa-apa lagi. Setelah itu Satya memberikan vitamin serta obat yang diresepkan dokter Rey untukku.
" Istirahatlah... aku tinggal sebentar ya sayang, jangan kemana-mana, jika butuh sesuatu kamu telpon aku, ok "
Aku mengangguk dan sebuah kecupan dari Satya mendarat di keningku.
...****************...
Kini Satya sedang duduk menyendiri di ruang tamu, ucapan dari dokter Rey terus mengganggu fikirannya saat ini.
" Satya.. Kondisi istrimu saat ini sedang tidak baik dan secepatnya kamu bawa dia periksa ke dokter kandungan. Istrimu kekurangan gizi, tekanan darahnya juga sangat rendah, pasti makannya tidak teratur dan tidak terjaga selama beberapa hari ini, asam lambungnya naik dan bahkan dia sampai kehilangan cairan karena mungkin beraktivitas berlebihan. Apa kamu tidak bisa sewa pembantu saja untuk bekerja di sini ? Istrimu kelelahan dan dehidrasi. Karena kondisinya yang sedang hamil muda begini, dia tidak boleh capek lagi, untuk sementara waktu jangan berhubungan suami-istri dulu sampai dia betul-betul pulih dan jangan sampai dia stress seperti sekarang ini, kamu tidak boleh membuatnya tertekan "
Satya mengusap wajahnya. Mendengar penjelasan dokter Rey tadi membuatnya yakin kalau terjadi sesuatu antara mamanya dan Lula. Dia merasa Lula telah menyembunyikan sesuatu darinya.
" Pasti ada yang tidak beres selama Lula tinggal di rumah mama, aku yakin hubungan mereka tidak baik-baik saja " gumam Satya.
Dia merasa sangat bersalah pada Lula, apalagi saat tau kondisi kesehatan istrinya saat ini. Juga perlakuan kasarnya tadi pagi membuatnya semakin dilanda kekhawatiran yang mendalam. Satya khawatir jika Lula akan berpaling darinya dan menganggap dirinya sebagai pria yang tidak bertanggung jawab.
" Suami macam apa aku ini ? " gumam Satya lagi.
Satya betul-betul marah pada dirinya sendiri dan dalam kekesalannya tanpa dia sadari sebuah tinju dia layangkan ke atas meja hingga jari jemarinya bersimbah darah.
Cukup lama Satya terdiam di tempatnya, lalu kemudian dia kefikiran Lula yang tengah sendiri. Dengan cepat dia membersihkan luka di tangannya lalu beranjak kembali ke kamar.
Perlahan Satya membuka pintu kamar, dilihatnya Lula yang sedang tertidur pulas. Dengan langkah pelan dia mendekati tempat tidur lalu ikut berbaring di samping istrinya. Dipandanginya wajah Lula yang masih terlihat pucat. Dan rasa iba tiba-tiba menyeruak ke dalam hatinya, setitik air pun jatuh membasahi pipinya.
" Maafkan aku sayang... aku janji akan selalu menjagamu " ucap Satya.
Kemudian dia beralih menatap perut Lula yang masih rata.
" Maafkan papa ya sayang... papa janji akan menjaga dan membahagiakanmu " bisik Satya disertai belaian lembut di perut Lula.
Kini selubung kesedihan berhasil menyelimuti hati Satya. Bertahun-tahun lamanya dia berusaha melupakan dan mengubur kenangan kelamnya dan tiba-tiba muncul hanya dengan sekali bertemu dengan Amel. Pertemuan yang membuatnya khilaf dan sampai menyakiti hati istrinya sendiri.
Juga rasa penasarannya akan sikap mamanya kepada Lula juga menjadi tanda tanya yang harus dia temukan jawabannya. Harapannya saat ini semoga dia bisa memberikan perlindungan dan kebahagiaan untuk istri dan calon bayinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments