SIAPA AMEL ??

Pagi-pagi sekali aku sudah beranjak dari tempat tidur, sebagaimana hari sebelumnya tujuan utamaku pasti menyiapkan sarapan untuk keluarga. Tidak lupa pekerjaan lain seperti mencuci, menyapu dan mengepel rumah juga telah aku kerjakan karena berharap tak ada lagi omelan dari mama Hasti.

Namun bukanlah mama Hasti jika tak ada sindiran yang dia lontarkan untukku. Ada saja sesuatu yang membuatnya murka kepadaku.

" Apa yang kamu lakukan ?? saya sudah bilang jangan minum atau makan apa-apa sebelum saya suruh.. apa pekerjaanmu sudah beres semua ?? " bentak mama Hasti.

" Aku sudah selesaikan semuanya nyonya dan karena aku merasa haus jadi aku membuat segelas susu lalu meminumnya, maafkan aku nyonya " ucapku.

" Kali ini aku biarkan kamu lolos tapi lain kali aku tidak mengampuni jika kamu lakukan hal ini lagi, mengerti ?? "

" Iya nyonya, aku mengerti " jawabku lagi lalu beranjak untuk kembali ke kamar.

" Mau kemana kamu ? " seru mama Hasti lagi disertai tatapan yang tajam ke arahku.

" Aku mau kembali ke kamar nyonya, aku ingin bangunkan mas Satya "

" Satya sudah kembali ? " mama Hasti bertanya.

" Iya nyonya " jawabku.

Mama Hasti berjalan ke arahku.

" Ingat ya... jangan katakan apapun pada anak saya !!! kamu pasti sudah tau bagaimana bersikap di depan anak saya "

" Iya nyonya, aku mengerti. Baiklah... kalau begitu aku kembali ke kamar dulu, permisi nyonya " kataku kemudian melangkah pergi.

Senyumku mengembang tetapi sungguh hatiku mengalami luka.

" Aku tidak apa-apa, aku wanita yang kuat " Begitu yang terucap di dalam hatiku.

Aku tidak tertarik untuk memikirkan semua hinaan mama Hasti. Sebab saat ini Satya telah memenuhi fikiranku, hanya Satya yang telah menarik seluruh perhatianku dan setiap saat membuat jantungku selalu berdebar kencang.

Saat memasuki kamar, semakin berguncang hatiku melihat wajah tampan Satya yang masih nyaman dalam tidurnya. Aku melangkah pelan mendekatinya, sejenak kutatap wajahnya lalu dengan pelan mengusap lembut pipinya.

" Mas.. sudah pagi, ayo bangun... nanti mas telat ke kantor " ucapku.

Satya membuka mata seraya tersenyum menatapku. Tidak ada sepatah kata yang keluar dari bibirnya namun tiba-tiba Satya menarikku hingga jatuh menimpanya dan dengan cepat dia memeluk tubuhku erat.

" Aku merindukanmu sayang..jangan bergerak ya, tetap seperti ini "

Aku hanya diam karena saat ini aku juga sangat merindukan Satya. Satya terus menciumiku mesra dan pergulatan panas pun tidak bisa dihindarkan. Satya begitu pun aku sama-sama menyalurkan hasrat yang terpendam dalam diri kami. Erangan kenikmatan seolah menjadi musik yang mengiringi aktivitas kami pagi ini.

Hingga sesaat kemudian aku dan Satya sama-sama terkulai lemas dengan tubuh yang bermandikan keringat. Kami baru saja mencapai puncak kenikmatan.

" Terima kasih sayang " bisik Satya.

" Sama-sama mas " jawabku.

...****************...

Laksana bunga-bunga yang bermekaran di taman, begitulah gambaran suasana hatiku saat ini. Aku merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Merasa mencintai dan begitu dicintai, aku ingin terus mencintai Satya dengan cinta yang sejati.

Aku menatap pantulan diriku di cermin usai membersihkan diri lalu aku hiasi wajahku dengan sedikit make_up dan senyum pun terukir di bibirku, senyum yang mengisyaratkan betapa bahagianya hatiku saat ini.

Satya yang melihatku ikut tersenyum, dia mendekat ke arahku, sesuatu ia keluarkan dari tangan lalu disematkan di leherku.

" Ini hadiah untukmu sayang " ucapnya dan itu membuatku tersipu malu.

" Mas membelikan kalung untukku ?? ini cantik sekali mas.. aku sangat menyukainya, terima kasih mas " kataku lalu berdiri memeluk Satya.

" Sama-sama sayang " jawab Satya disertai kecupan dikeningku.

Sungguh aku bahagia sekali, kami tersenyum dengan mata yang saling memandang mesra. Namum keindahan yang baru saja terjadi tiba-tiba berakhir. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Satya. Wajahnya yang tadi tersenyum manis seketika dipenuhi marah dan kebencian. Satya yang beberapa saat lalu begitu lembut tiba-tiba berubah kasar.

Satya menghempaskan lenganku dan tangan kokohnya mencengkeram wajahku begitu kuat. Aku meringis kesakitan.

" Apa yang terjadi mas ?? Lepaskan mas... ini sakit sekali " rintihku.

" Kamu memang wanita tidak tahu diri, berani-beraninya kamu muncul di hadapanku lagi !!! "

" Sakit mas... apa maksud mas Satya ?? "

" Berhentilah bersandiwara Amel, aku muak melihatmu.. jangan pernah muncul di hadapanku lagi, mengerti !!! " teriak Satya.

" Lepaskan mas... Sakittt... aku bukan Amel, aku Lula mas, apa yang terjadi pada mas Satya ?? " tangisku pecah.

Satya mulai tersadar dan perlahan cengkraman tangannya meluruh, dia mengusap wajahnya yang telah mendingin. Entah apa yang telah merasukinya hingga dia begitu dipenuhi amarah. Dia menatap sekilas ke arahku kemudian berlalu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Sementara aku kini terdiam membisu, air mataku terus mengalir karena merasakan sakit di wajahku. Hatiku lebih sakit lagi karena sifat Satya yang tiba-tiba berubah. Aku sangat terluka dengan apa yang telah terjadi barusan. Pertanyaan terus bermunculan dalam benakku.

Apa yang telah terjadi ???

Kemana perginya Satya ???

Siapa Amel ???

Aku tak tahu kemana aku harus mencari jawaban dari kerisauan hati ini. Belum terungkap siapa orang yang bernama Aditya Permana dan kini muncul nama baru yang seolah menjadi teka-teki dalam kehidupan rumah tanggaku bersama Satya.

Sungguh, aku bingung dengan semua ini.

Harus bagaimana kugambarkan perasaan ini ?

Rasanya, aku ingin memilih untuk tidak tahu sama sekali tentang dirimu, daripada jika aku bertanya nanti aku akan terluka saat mendengar jawaban tentang semua masa lalumu.

" Mas Satya " lirihku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!