Satya segera mengemasi barang-barang miliknya, pertemuannya dengan Amel barusan membuatnya ingin segera meninggalkan tempat itu. Akhirnya dia memilih untuk check out dari hotel, lalu ia menghubungi Angga untuk menemuinya di bandara.
" Kenapa bos buru-buru ke bandara, penerbangan kan masih beberapa jam lagi ? " tanya Angga setibanya di cafe bandara tempat Satya menunggunya.
Satya diam sesaat lalu tiba-tiba mengacak rambutnya.
" Hah.... kenapa aku harus bertemu dengannya lagi ? " ucapnya dengan wajah yang terlihat memerah.
" Ada apa lagi bos ?? siapa yang kamu temui ? " tanya Angga sedikit heran.
" Tadi aku bertemu dengan Amel dan itu membuatku marah "
" Amel ??? bukankah dia sudah pergi ikut suaminya ke luar negeri ? kenapa dia tiba-tiba muncul lagi ? "
" Aku juga tidak tahu... tapi penampilannya sangat memprihatikan dan kenapa aku harus merasa kasihan padanya ? "
" Apa bos masih mencintainya ?? bukankah dia sendiri yang pergi dan mencampakkanmu ? kenapa bos merasa kasihan lagi padanya ? " tanya Angga lagi dan kali ini dia benar-benar ingin tahu apa Satya masih mencintai Amel.
" Hentikan pertanyaan omong kosongmu itu Angga.... aku justru merasa jijik melihatnya, aku benci kepadanya, aku memintamu ke mari untuk menyuruhmu mencari tau apa yang terjadi padanya ? " jawab Satya dengan wajah yang masih diliputi amarah.
" untuk apalagi sih bos mencari tahu tentang Amel segala ? itu buang-buang waktu saja " keluh Angga.
" Aku hanya ingin tahu apa yang telah terjadi padanya ? kenapa ia kembali lagi ? aku ingin memastikan apa tujuan dia kembali ? " ucap Satya.
" Kamu kembalilah ke hotel dan selesaikan semuanya, aku tunggu kabar darimu " kata Satya lagi.
" Baiklah bos, saya akan laksanakan perintah " jawab Angga.
" Kalo gitu saya pamit, sampai jumpa bos " ucap Angga lagi seraya berjalan pergi meninggalkan Satya.
Satya hanya mengangguk, terlihat wajahnya masih kesal dengan amarah yang terus bergemuruh di dalam hatinya. Dia ingin secepatnya mendinginkan hawa panas yang menjalar di seluruh tubuhnya dengan cepat sampai di rumah bertemu dengan istri tercinta.
...****************...
Sementara aku yang tidak tahu bahwa kini Satya tengah disiksa oleh bayangan masa lalu, terus saja menunggu kabar darinya. Sejak tadi siang aku berharap Satya menelponku kembali atau mengirim pesan namun hingga malam tiba sama sekali tak ada panggilan atau pesan darinya. Sebenarnya aku merasa sedang tidak enak badan namun aku tetap memaksakan diri untuk mengerjakan seluruh pekerjaan rumah karena aku tidak ingin mama Hasti juga papa Wijaya kecewa padaku.
Aku mengerjakan setiap hal dengan baik meski selalu saja salah di mata mama Hasti. Aku tetap bersabar dan tetap bungkam karena tiap saat mama Hasti terus saja mengawasi gerak-gerikku. Meski sebenarnya kurasakan sakit di seluruh tubuhku karena siksaan dan juga karena lelah bekerja namun aku tidak bisa mengeluhkan apapun.
Saat ini, aku baru saja menyelesaikan tugasku di dapur. Semua makanan permintaan mama Hasti telah aku siapkan di atas meja. Kulihat mama Hasti dan papa Wijaya berjalan ke arahku. Mereka lalu duduk di hadapanku. Melihat mereka, hatiku tenang. Aku merasa bahagia sekali karena mereka mampu mengobati rasa rinduku pada orang tuaku.
Mama Hasti menatap ke arahku yang masih terpaku berdiri.
" Lula.. kamu kenapa masih berdiri di sana ? ayo duduk sini sayang.. kita akan makan malam bersama " ucap mama Hasti dengan suara lembut yang terlihat seolah dia begitu menyayangiku.
" Iya ma " jawabku lalu ikut duduk di dekat mama Hasti.
" Kamu makan banyak ya, pasti kamu lelah karena masak semua ini sendiri, maaf ya sayang karena mama belum dapat pembantu baru untuk bekerja di sini " kata mama Hasti lagi sambil menyendokkan makanan ke dalam piringku.
" Terima kasih, tidak apa-apa kok ma, Lula senang melakukan semua ini " ucapku.
" Kamu memang menantu yang baik, semoga kamu selalu bahagia bersama Satya, mari kita makan... papa sudah merasa lapar sekali " sahut papa Wijaya.
" Iya pa, mama juga sudah lapar sekali nih, yuk kita makan " mama Hasti menimpali.
Mama Hasti dan papa Wijaya menyantap makanan mereka dengan begitu lahap. Sedangkan aku berusaha menelan makanan yang terasa begitu pahit di mulut dan juga kepalaku entah kenapa terasa sakit sekali. Dengan cepat aku menyelesaikan makan lalu pamit ke kamar.
" Ma... pa.. Lula sudah selesai, Lula pamit ke kamar ya " kataku lalu melangkah cepat menuju kamar.
Aku meraih kotak obat lalu mengambil salah satu obat di sana. Aku segera meminumnya dan mengoleskan sedikit balsem di area kepala lalu kembali lagi ke dapur.
" Biar Lula yang beresin ma " ucapku ketika melihat mama Hasti hendak membereskan peralatan makan di atas meja.
" Aku memang sedang menunggumu, kamu sudah mulai ya mau bermalas-malasan ?? cepatt bereskan semuanya !!! " perintah mama Hasti.
" Baik ma "
" Mama... mama... aku ini bukan mama kamu !!! bangun dari mimpimu dan hadapi kenyataan yang sebenarnya, dasar wanita jalang !!! lama-lama aku bisa gila hidup serumah dengan orang sepertimu.. hah...!!! kata mama Hasti semakin emosi.
" Maafkan aku nyonya " jawabku kemudian, namun mama Hasti tak menghiraukanku lagi, dia pergi begitu saja.
Aku memejamkan mata dan bulir-bulir air pun tidak bisa terhindarkan lagi. Hinaan mama Hasti semakin menambah rasa sakit dalam diriku. Aku kerjakan semua titahnya dalam ketidak berdayaanku.
Hingga waktu berlalu begitu cepat, setelah semuanya beres aku kembali ke kamar. Usai membersihkan diri, aku membaringkan tubuh di atas pembaringan dengan jemari tangan yang bermain di kening dan tentu saja pijatannya memberikan rasa nyaman. Seolah terlena, aku pun ikut memejamkan mata.
Entah sudah berapa lama aku tertidur, namun aku terbangun karena mendengar bunyi gemericik air dari dalam kamar mandi.
" Siapa yang sedang mandi malam-malam begini di dalam sana ? " batinku.
Aku ingin bangun namun rasa malas lebih menguasaiku, aku putuskan untuk menunggu dan beberapa saat kemudian terlihat Satya keluar dari sana.
" Mas Satya " panggilku lalu Satya pun berjalan mendekatiku.
" Sayang... apa aku mengganggu tidurmu ? maafkan aku ya " ucap Satya sembari mengelus lembut pucuk kepalaku.
" Kapan mas tiba ? aku kira masih beberapa hari lagi mas di sana, kok bisa pulang cepat ? " tanyaku.
" Kerjaanku sudah selesai dan aku terus saja memikirkanmu, makanya aku pulang cepat, kamu baik-baik saja kan sayang ? "
" Oh gitu, aku baik-baik saja mas "
" Syukurlah sayang, aku khawatir mama tidak menyukaimu "
" Mas kenapa bilang bgitu ? aku bahagia sekali mas tinggal di sini, mama dan papa begitu menyayangiku seperti anaknya sendiri. Mas bisa lihat sendiri aku sangat dan sangat bahagia " ucapku berusaha menutupi kesedihanku.
" Iya sayang... Aku sudah lega karena sudah melihat senyum indah ini.. kalo gitu aku ganti baju dulu, kamu lanjut tidur lagi ya.. aku masih ada email yang harus dibalas dulu, mimpi indah ya... ummmuuacchh " dan sebuah kecupan mendarat di bibirku.
" Iya mas " kataku seraya menganggukkan kepala.
Aku pun kembali melanjutkan tidur padahal dalam hatiku sangat menginginkan Satya berada dalam pelukanku. Sementara Satya juga sebenarnya menginginkan hal yang sama namun rasa penasarannya atas kemunculan Amel terus saja mengganggu fikirannya. Dia harus membuka email yang dikirimkan Angga kepadanya malam itu juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments