Malam semakin berlalu, kegelisahan dan rasa penasaran masih menyelimuti hatiku. Firasatku saat ini, Satya sedang menyembunyikan sebuah rahasia besar dariku. Nama Aditya Permana juga masih menjadi misteri, berulang kali aku memikirkan siapa gerangan dirinya namun aku tidak mengingatnya.
Flashback Pertemuan Satya dan Paman Syam
Sekitar 3 minggu lalu, usai menerima telpon, Satya terlihat terburu-buru keluar dari ruangan kerjanya. Dari arah kantor dia melajukan mobil menuju sebuah rumah yang telah ditunjuk paman Syam sebagai tempat bertemu mereka.
" maaf karena mengajak tuan Satya bertemu di tempat seperti ini " ucap paman Syam sesaat setelah Satya duduk di sebuah kursi yang ada di ruang tamu.
" tidak apa-apa paman, ada hal penting apa yang ingin paman sampaikan kepadaku ? " tanya Satya.
" Begini tuan.. saya telah mencari tau sebenarnya apa yang terjadi pada orang tua non Lula karena saya menemukan banyak kejanggalan, saya kaget ternyata kini semua aset almarhum Bapak Surya telah berpindah nama menjadi atas nama tuan Aditya Permana, dia adalah anak dari Bapak Permana sahabat almarhum Bapak Surya dan kemungkinan besar kematian kecelakaan beliau ada hubungannya dengan tuan Aditya "
" Kurang ajar !!! " ucap Satya dengan wajah murka seraya mengepalkan tangan kuat.
" Terima kasih paman, aku berjanji akan mencari bukti dan membalas perlakuan mereka pada istriku " ucap Satya lagi.
" Dengan senang hati saya akan membantu tuan, terima kasih tuan telah menjaga non Lula dengan baik " jawab paman Syam.
Satya mengangguk kemudian berlalu pergi menuju kantornya. Setiba di ruangan, Satya bergegas memeriksa email yang dikirimkan Angga padanya. Satya semakin murka melihat semua bukti kalau Aditya Permana adalah dalang dari semua fitnah dan kecelakaan orang tua Lula.
Flashback Off
.
.
Hingga keesokan hari aku masih memikirkan tentang Aditya Permana dan saat aku bertanya, Satya tidak ingin membahasnya.
" Mas... boleh aku bertanya siapa sebenarnya Aditya Permana ? " tanyaku saat Satya sedang bersiap untuk ke kantor.
" Aku sudah bilang jangan dibahas lagi "
" Tapi mas, aku terus memikirkannya "
Satya mendekatiku dan membawaku ke dalam pelukannya.
" Aku akan ceritakan jika sudah tiba waktunya, jangan difikirkan lagi ya, sekarang siapkan sarapan untukku "
" Baik mas " ucapku lalu melangkah menuju dapur. Ucapan Satya semakin membuatku bertanya-tanya di dalam hati.
Akankah rasa gelisah ini terus berkecamuk menjadi beban di dalam hati ? kucoba terus berdamai dengan diri agar hati tetap tenang. Tetapi, bagaimana bisa aku tetap merasa aman saat aku dan Satya berada dalam bayang-bayang nama seorang Aditya Permana.
Tuhan... aku sangat berharap padaMU, hanya kepadaMU tempatku memohon perlindungan dari keburukan dan masalah yang suatu waktu bisa saja terjadi dalam keluarga kami, tenangkan dan damaikanlah hati ini.
...****************...
Aku masuk kembali ke dalam kamar, kulihat Satya sedang sibuk menatap ke layar laptop. Aku menghampirinya.
" Mas.. sarapannya sudah siap, ayo kita sarapan "
" Ok.. yuk sarapan "
kami pun melangkah bergandengan menuju meja makan.
" Kamu tidak kuliah hari ini ? " tanya Satya.
" Tidak mas, hari ini aku di rumah aja, boleh tidak aku ajak Riana main ke sini ? "
" Boleh, oh iya.... bulan depan mungkin aku akan sering berangkat ke luar kota, nanti aku akan bawa kamu ke rumah mama, sudah saatnya aku memperkenalkan kamu dengan keluargaku. Kamu siap kan ? "
Aku terdiam sejenak, aku sedikit khawatir orang tua Satya tidak cocok denganku atau mungkin orang tua Satya telah memilihkan calon istri untuk putranya.
" Kamu kok diam ? apa kamu belum siap ketemu dengan orang tuaku ? " tanya Satya kembali.
" Ah.. tidak mas, aku sudah siap " jawabku.
" Baguslah, aku baru merasa tenang jika kamu tinggal di sana saat aku keluar kota, kamu tidak usah khawatir... mama dan papa pasti akan senang bertemu denganmu, apalagi jika kamu bersedia tinggal di sana "
" Baiklah mas, semoga saja mereka menyukaiku "
" Pasti sayang, mereka pasti bahagia memiliki menantu yang cantik dan baik sepertimu "
" Terima kasih mas "
" Sama-sama sayang, aku berangkat kerja dulu ya, terima kasih untuk sarapan cintanya " kata Satya sambil mengecup lama keningku.
" Hati-hati mas " ucapku lagi saat Satya hendak masuk ke dalam mobil.
" Iya sayang " jawab Satya dan mobil pun melaju pergi.
Sepertinya cinta mulai bersemi di dalam hatiku. Ucapan sayang dari Satya terus saja membuatku tersipu malu. Perlakuan lembutnya serta kasih sayangnya selalu mengencangkan irama detak jantungku. Aku telah jatuh cinta pada orang yang kini telah menjadi suamiku.
Aku telah diuji dengan kesulitan dan kehilangan. Kesedihan akan kehilangan orang tua, kehilangan tempat tinggal masih terus membayangi tiap hari dalam kehidupanku dan Satya lah yang kini mengisi kehampaan yang aku rasakan. Meski sebelumnya Satya mengawali hubungan denganku dengan tragedi pemerkosaan namun caranya bertanggung jawab padaku membuatku yakin bahwa dia adalah pria yang baik. Dia yang kini menjadi pengganti kedua orang tuaku.
Aku berjanji akan mengabdikan seluruh cintaku untuk Satya, aku siap menemaninya untuk selamanya dalam suka mau pun duka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments