Pagi hari saat aku terbangun, tak kudapati Satya di tempat tidurnya. Kulihat jam baru menunjukkan pukul enam pagi. Kemana Satya pergi ? apa dia pergi ke kantor sepagi ini ?. Aku beranjak dari tempat tidur, kulihat secarik kertas di atas nakas, kuambil lalu kubaca isinya.
Sayang...
maaf... aku berangkat tanpa pamit karena ada pekerjaan mendesak. Aku akan ke luar kota selama 2 minggu, jaga diri baik-baik ya di rumah. Tunggu aku pulang. I Love U....
Berulang kali kubaca isi kertas itu, aku merasakan hal aneh. Baru beberapa jam tak melihat Satya, aku merasa begitu kesepian, aku merindukannya. Kuletakkan kembali kertas itu ke tempatnya. Aku tersenyum, dari dalam hatiku kurasakan getaran-getaran yang belum pernah kurasakan sebelumnya.
Tadinya aku ingin pergi ke kampus namun karena perasaanku tak karuan seperti ini, maka kuputuskan untuk tetap di rumah. Sepertinya aku harus bercerita pada seseorang tentang perasaanku ini. Akhirnya, aku putuskan untuk cerita kepada Riana. Kuambil ponselku lalu kuhubungi nomornya.
" Halo.. ngapain elo nelpon gue sepagi ini ? " Suara Riana masih terdengar malas di seberang sana.
" Biasa aja dong... aku mau curhat ri "
" Ya elah... nanti aja di kampus curhatnya "
" Aku tidak masuk hari ini, kamu ke rumah aku ya, aku tunggu "
" Ok.. ok.. nanti gue ke sana "
" Ok ri... makasih ya "
" Sama-sama la, bye "
Panggilan telepon berakhir, aku letakkan kembali ponselku kemudian memulai aktivitas hari ini. Aku mulai dengan merapikan pakaian Satya, kubuka lemari pakaiannya dan aroma khas pun keluar dari sana. Aku berdebar-debar, debaran hati ini karena aku merindukannya atau karena aku sudah mulai mencintainya, aku tidak tahu.
Ya Allah... Hatiku....
Tetap kuat dan bersabarlah dahulu, dia pasti akan kembali.
...----------------...
Usai merapikan pakaian Satya, membersihkan tempat tidur dan mengerjakan pekerjaan lainnya. Kini saatnya aku mandi sebelum Riana datang. Baru hendak masuk ke kamar mandi, ponselku tiba-tiba berdering. Panggilan dari Satya, aku menjawab telponnya.
" Halo mas " ucapku.
" Halo sayang, maaf baru bisa telpon, kamu lagi ngapain ? "
" Aku lagi mau mandi ini mas "
" Kok baru mau mandi, bukannya lagi di kampus sekarang ? "
" Aku tidak masuk mas "
" Kenapa sayang, kamu sakit ? "
" Aku tidak apa-apa mas, cuma mau di rumah aja dulu "
" Beneran kamu tidak apa-apa kan sayang ? " tanya Satya lagi.
" Iya mas, aku baik-baik saja " jawabku.
" Ya udah kalo gitu aku lanjut kerjaan dulu ya, baik-baik ya di rumah sayang, I Love U "
" Iya mas ". Aku segera menutup telpon dari Satya, perasaanku semakin aneh saja dibuatnya.
Hawa kerinduan memenuhi rongga dadaku saat ini. Sungguh, aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri bahwa aku memang sedang merindukan Satya.
Terlalu lama aku bergelut dengan hatiku sendiri hingga Riana sudah datang dan kini sedang menungguku untuk membukakan pintu.
Ning.... Nong..
Suara bel rumah terus berbunyi, aku berlari membuka pintu.
" Assalamu 'alaikum.. lama banget elo buka pintunya, lagi ngapain sih elo ? lagi bermesraan sama suami ? " ucap Riana dengan wajah juteknya.
" Wa'alaikum salam, maaf... tadi aku di kamar, lagi mau mandi tapi tidak jadi karena kamu sudah datang, ayo masuk " jawabku, seraya menggandeng tangan Riana untuk masuk ke dalam rumah.
" Ayo masuk.. mas Satya lagi tidak ada di rumah, dia ke luar kota jadi kamu tidak usah khawatir, kita akan nonton bareng di rumah " kataku, saat melihat Riana celingak-celinguk mencari keberadaan Satya.
" Bagus berarti la.. berarti kita akan bersenang-senang " ucap Riana kegirangan.
" Justru itu ri... harusnya aku senang karena kita bebas tapi kok aku sedih ya saat mas Satya tidak di rumah, aku terus mengingatnya, aku merindukannya " jawabku.
Riana membulatkan mata.
" Apa ??? Ini namanya elo sedang jatuh cinta sama dia, cepat juga elo jatuh cinta sama pria dingin itu "
Aku menatap serius ke arah Riana.
" Benarkah aku sedang jatuh cinta ri ? " tanyaku.
" Iya Lula... elo sedang jatuh cinta " jawab Riana disertai anggukan kepala.
" Jadi elo pengen curhat masalah perasaan elo ini ke gue ? " tanya Riana lagi.
" Iya ri.. soalnya aku bingung ini perasaan apa ? aku baru kali ini merasakan perasaan seperti ini, beda dengan kamu yang sudah berapa kali ganti pacar, sudah pasti kamu ahli banget dalam bidang asmara " jawabku.
" Ahli apaan ? ahli putus cinta dan patah hati iya, ya udah.. elo tidak usah bingung lagi, bagus deh elo udah jatuh cinta sama Satya dan gue lihat dia juga begitu mencintai elo, gue doakan semoga hubungan kalian langgeng ya dan cepat punya momongan, kalian pasti akan bahagia, elo berhak mendapatkan kebahagiaan. Lupakan segala kepahitan yang pernah terjadi dan mulailah hidup baru bersama suamimu "
Sejenak aku terdiam, setitik air menetes di ujung mataku. Riana tiba-tiba memelukku.
" Jangan menangis lagi, kini saatnya kamu harus selalu tersenyum " ucap Riana lagi.
" Terima kasih ri.. " jawabku sambil mengeratkan pelukanku.
" Sama-sama, sekarang elo mandi dulu sana, badan elo bau banget "
" Ha-ha-ha... Iya... Iya.. aku mandi dulu ya, kamu duduk dulu dan silahkan makan camilan di atas meja, sama itu kaset filmnya nanti kamu pilih sendiri, kamu tung "
" Iya.. Iya.. cerewet banget sih elo.. buruan mandi sana " ucap Riana seraya membalikkan badanku agar segera pergi.
Aku pun berlari menuju kamar.
Sejenak, aku teringat kata-kata Riana dan membuat hatiku semakin bergetar dan berbunga. Aku merindukan Satya dan aku telah jatuh cinta padanya. Aku memang benar-benar sangat merindukannya.
Cepatlah kembali...
Aku sangat merindukanmu....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments