Kurang lebih 30 menit lamanya, Satya dalam posisi memejamkan mata seraya memegang kepalanya. Saat ini sesuatu yang serius sedang berkecamuk di dalam fikirannya. Beberapa saat yang lalu, dia terlihat baik-baik saja. Namun setelah dia menjawab sebuah telpon, raut wajahnya berubah seketika. Dia terlihat sangat marah.
Dengan langkah terburu-buru dia meninggalkan kantornya dan menuju ke suatu tempat. Tempat yang ditujunya adalah sebuah rumah yang letaknya tidak terlalu jauh dari kantonya. Setengah jam kemudian, Satya keluar dari sana dan kembali ke kantor. Entah siapa yang ditemuinya di tempat itu. Dia masuk kembali ke dalam ruangan kerjanya. Dia membuka laptop dan sepertinya sedang membaca sebuah email dari seseorang di sana. Mukanya masih diselimuti amarah.
" Berani-beraninya mereka melakukan perbuatan serendah itu pada orang tua Lula, aku pastikan kalian akan mendapatkan balasan yang lebih menyakitkan !! " Satya menggebrak meja. Matanya menyorotkan tatapan yang penuh dengan kebencian.
Satya meraih ponselnya, nomor Angga dihubunginya.
" Ke ruanganku sekarang " perintah Satya.
Tidak lama kemudian, terlihat Angga memasuki ruangan Satya.
" Ada apa bos memanggilku ? "
Satya menoleh ke arah Angga dan berkata,
" Cari tahu orang yang bernama Aditya Permana, CEO dari Permana Group, cari semua latar belakang tentang dirinya dan segera laporkan padaku "
Angga mengangguk.
" Baik bos, sekarang juga saya akan laksanakan perintah " jawab Angga, kemudian berlalu pergi.
Sepeninggal Angga, Satya melirik jam tangannya dan ternyata sudah menunjukkan pukul 13.00, dia meraih kunci mobil dan bergegas pergi.
...----------------...
Sementara saat ini aku sudah berdiri di halaman kampus, menanti jemputan dari Satya. Hingga beberapa menit kemudian yang dinanti pun tiba, dia menghentikan laju mobilnya tepat di hadapanku. Aku segera masuk ke dalam mobil.
" Kita makan di rumah aja ya, aku sudah pesan makanan lewat go food " ucap Satya sesaat setelah mobil melaju meninggalkan kampus.
" Iya " jawabku singkat.
Satya tersenyum ke arahku.
Beberapa saat kemudian kami telah sampai di rumah dan saat waktu yang bersamaan muncul driver gofood yang mengantarkan pesanan.
" Permisi tuan, saya mau antar pesanan atas nama tuan Satya " ucap driver.
" Ok mas, ini uangnya, kembaliannya buat mas saja " Satya mengambil pesanannya lalu menyerahkan sejumlah uang.
" Terima kasih tuan " driver pun berlalu pergi.
Aku meraih makanan dari tangan Satya kemudian menatanya di atas meja.
" Silahkan makan, aku mau ke kamar dulu " kataku usai meletakkan makanan di atas meja, kemudian berjalan menuju kamar.
Saat masuk kamar, aku sedikit heran mendapati semua barang-barangku sudah tidak ada di tempatnya.
" Kemana semua barang-barangku ? " ucapku.
" Sudah aku pindahkan semua ke kamar kita " jawab Satya yang sedari tadi berdiri di belakangku.
" Lula.. "
Satya tiba-tiba memelukku, kemudian menciumi bibirku dengan lembut. Tangannya terus meraba area sensitif milikku dan tanpa sadar kami telah berada di atas ranjang dengan posisi Satya berada di atas tubuhku. Saat tangan Satya hendak melepas pakaianku, tiba-tiba aku teringat kembali saat dia memperkosaku. Refleks aku mendorong Satya agar menjauh dariku.
" Tolong jangan lakukan ini !! Tolong hentikan tuan, sakit... sakit.... " teriakku.
Aku histeris, tubuhku bergetar hebat, aku merasa takut sekali.
" Lula.. tenang sayang... kita sudah menikah, lupakan kejadian yang sebelumnya, aku sekarang adalah suamimu " Satya berusaha menenangkan diriku.
" Tidak... tolong jangan lakukan ini, tolong menjauh dariku, saya mohon tuan hentikan, ini sakit tuan " teriakku lagi dan tiba-tiba tubuhku terasa lemas. Aku pun tak sadarkan diri.
...----------------...
Kurasakan sebuah tangan menggenggam erat tanganku, entah sudah berapa lama aku tertidur ?, aku masih enggan membuka mata. Samar-samar kudengar suara seseorang sedang berbicara dengan Satya.
" Dia tidak apa-apa, itu namanya trauma dan kapan saja bisa kambuh. Jangan memaksakan sesuatu padanya jika dia belum siap "
" Baiklah bro, terima kasih ya sudah datang tepat waktu " jawab Satya.
" Ok.. saya pamit dulu ya "
" mari saya antar ke depan "
" tidak usah, tetap di sini saja "
" terima kasih bro " ucap Satya lagi
" ok " jawab orang tersebut, lalu berlalu pergi meninggalkan kamar.
Aku lalu membuka mata, kulihat Satya masih setia menggenggam tanganku.
" aku mau minum " ucapku.
" kamu sudah bangun ? " Satya menatapku, lalu dengan cepat memberikan segelas air minum padaku.
" Terima kasih " ucapku seraya menyodorkan gelasnya kembali kepada Satya, Satya hanya mengangguk.
" Maafkan aku ya " ucap Satya kemudian.
" Aku yang minta maaf, tolong jangan paksa aku untuk melakukannya, beri aku sedikit waktu mas Satya " jawabku.
" apa aku tidak salah dengar ? barusan kamu memanggilku mas Satya, apa ini artinya kamu telah menerimaku sebagai suamimu ? " mata Satya terlihat berbinar-binar.
Aku tersenyum.
" Iya mas Satya, maafkan aku dan tolong beri aku waktu "
" Terima kasih Lula, aku akan memberimu waktu tapi jangan lama ya " Satya memelukku.
" Iya mas " jawabku, lalu aku pun membalas pelukan Satya.
Dalam benakku, aku harus memberi Satya kesempatan. Membuka hati untuknya bukanlah hal yang buruk. Aku harus percaya bahwa dia adalah jodohku. Aku berharap semoga seiring waktu akan tumbuh benih-benih cinta di dalam hatiku untuk Satya.
" Aku lapar mas " ucapku kemudian.
" Tunggu sebentar ya, aku akan ambilkan makanan "
" Baiklah mas, terima kasih "
" Iya sayang "
Satya pun berjalan menuju dapur dan tidak lama kemudian dia telah kembali dengan nampang di tangan.
" ini makanannya, aku akan menyuapimu "
" Tidak usah mas, aku kan tidak sedang sakit " tolakku lalu meraih piring yang ada di tangan Satya.
" Ayo kita makan bersama mas "
" Kamu aja yang makan ya aku sudah makan tadi, makan yang banyak ya "
Aku hanya mengangguk. Kulihat mata indah Satya terus saja menatapku sambil terus saja tersenyum. Entah apa yang ada dalam fikirannya, aku pun tidak tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments