TETAP BERTAHAN

Pagi hari menyapa, aku bangun lebih awal untuk menyiapkan segala keperluan Satya. Saat tengah menyiapkan sarapan, terdengar suara langkah kaki Satya menuju dapur. Bergetar seluruh tubuhku, telapak kaki dan tanganku seketika basah oleh keringat, aku merasa takut sekali. Aku tidak berani menoleh sedikit pun, aku hanya fokus meletakkan makanan di atas meja.

" Lula.. aku ingin bicara " suara Satya mengejutkanku.

" Maaf tuan.. jika mau membahas yang tadi malam, anggap saja itu tidak pernah terjadi, saya masih ingin tetap bekerja di sini hingga kuliah saya selesai " ucapku lalu kembali meletakkan air minum di atas meja.

" Silahkan dimakan tuan, saya permisi ke kamar dulu " dengan langkah cepat aku berjalan menuju kamar.

" Lula... tunggu sebentar " teriak Satya namun aku tidak memperdulikannya. Aku semakin mempercepat langkah lalu masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya.

Hatiku menjerit lirih, menangisi perbuatan yang telah kulakukan bersama Satya. Kujambak sendiri rambutku, kebenturkan kepalaku karena malu dengan diriku sendiri. Aku menangis, rasanya aku ingin mati saja. Tapi aku tidak ada pilihan lain kecuali tetap bertahan.

" Lula "

Aku tersentak mendengar suara Satya memanggil namaku disertai ketukan di pintu.

" Lula.. buka pintunya " teriak Satya lagi, aku mengusap air mata lalu bergegas membukakan pintu.

" Maaf tuan, aku harus segera berangkat ke kampus, aku ada kuliah pagi ini " aku melangkah keluar, diikuti oleh Satya.

" Lula.. aku akan mengantarmu ke kampus "

" Tidak perlu tuan, aku akan memesan taksi online " aku menolak.

" Jangan membuatku marah, aku yang akan mengantarmu, cepat masuk ke mobil " Perintah Satya dengan suara yang meninggi.

Aku menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya kasar.

" Baiklah tuan "

Satya membukakan pintu mobil, lalu aku pun masuk ke dalam.

" Mulai hari ini aku yang akan mengantarmu ke kampus dan aku juga yang akan menjemputmu " tegas Satya.

Aku hanya diam menatap lurus ke arah jalan.

Hingga 30 menit kemudian, mobil berhenti di depan kampus. Aku bergegas turun lalu berjalan tanpa menoleh dan tanpa berkata apa-apa.

...----------------...

Di kantor, Satya tidak bisa berkonsentrasi bekerja. Dia terus memikirkan diriku. Berkali-kali nomor baru terus menelpon ke ponselku tapi aku tidak menjawabnya, aku tahu itu adalah dirinya. Dia juga mengirim pesan namun aku tidak membalasnya.

" Sial.. aku tau kamu pasti sengaja mengabaikanku " ucap Satya seraya melemparkan ponselnya ke atas meja.

Angga yang melihatnya, mengernyitkan dahi.

" Ada apa bos ? sudah lama kamu tidak seperti ini, siapa orang yang berani mengusik ketenanganmu ? Apa sesuatu telah terjadi ? "

" Mendekatlah ke sini, aku ingin memberitahumu sesuatu yang penting " Perintah Satya. Angga pun berjalan mendekatinya.

" Ada apa bos ? kamu terlihat sangat serius "

" Aku telah melakukan kesalahan besar, berikan aku solusi "

Wajah Angga seketika berubah terlihat serius.

" Apa yang terjadi ? ceritakan lah bos "

Satya menghela nafas, kemudian menatap lekat ke arah Angga.

" Aku berbuat salah, tadi malam aku memperkosa Lula, aku harus bagaimana Angga ? ini terjadi begitu saja, aku tidak bisa mengendalikan diriku "

" Apa ??? Bangsat banget lho bos "

Angga membulatkan mata.

" Aku tidak tau kenapa aku melakukannya ? aku pusing sekarang, apa yang harus aku lakuin ? "

" Semalam kamu kan tidak mabok, gimana bisa kamu melakukannya ? Gila kamu ya bos, sumpah !!! kamu begitu bodoh " Umpat Angga.

Satya menatap Angga.

" Terus aku harus gimana sekarang ?? "

" Kamu harus tanggung jawab lah masa kamu mau lari dari kenyataan "

" Tapi Lula tidak mau aku membahas yang telah terjadi, dia begitu bodohnya memintaku untuk melupakan kejadian semalam, aku sudah coba bicara padanya, tapi dia terus mengabaikanku, aku merasa bersalah sekali telah merenggut keperawanannya, aku harus gimana Angga ?? kepalaku pusing sekali " Satya terlihat sangat frustasi, dia terus mengacak-acak rambutnya.

" Nanti saya yang akan bicara sama dia, mulai sekarang kendalikan dirimu, jaga sikapmu. Apa yang harus saya katakan sama Riana, dia yang telah merekomendasikan Lula untuk bekerja di rumahmu dan sekarang kamu malah merusak masa depan anaknya orang. Asal kamu tau bos, Lula baru saja kehilangan orang tuanya, sekarang kamu semakin menambah luka dalam hidupnya saja.. bodoh... bodoh... " Jelas Angga.

" Itulah bodohnya aku, aku baru tau kejadian yang telah menimpanya. Aku pasti akan bertanggung jawab Angga, kamu temani aku untuk bicara padanya dan kamu cari tau tentang apa yang terjadi pada perusahaan Good Food milik orang tua Lula "

" Baik bos, nanti saya akan kabari " Jawab Angga.

Satya kembali tercenung, ia membuka ponselnya lalu mengirim pesan untukku lagi.

"Lula.... Permohonan maaf mungkin tidak ada artinya lagi, meskipun aku memohon bersimpuh di kakimu tetap saja aku tidak bisa mengembalikan keadaan seperti semula. Aku janji padamu, aku akan bertanggung jawab, tolong maafkan aku dan beri aku kesempatan untuk menebus kesalahanku "

Aku masih tidak menghiraukan pesan dari Satya, kepalaku terasa sakit jika mengingatnya. Kumatikan ponsel lalu kumasukkan kembali ke dalam tas.

" Elo kenapa la ? kok muka elo sedih begitu ?, apa majikan elo yang sombong itu jahat sama elo ? " tanya Riana.

" Aku tidak apa-apa la, aku hanya pusing dengan tugas, semakin ke sini semakin banyak saja " jawabku, aku belum berani menceritakan semuanya pada Riana.

...----------------...

Hingga jam pulang tiba, saat berjalan keluar kulihat mobil Satya sudah berada di depan kampus.

" Itu ada mas Angga sama bos elo la " sahut Riana.

" Apa dia datang untuk menjemput elo la ? " tanya Riana lagi.

Aku hanya diam, Riana lalu menggandeng tanganku mendekat ke arah Satya dan Angga.

" Mas Angga... kesini mau jemput Lula ? " tanya Riana.

" Iya ri... kebetulan kami lewat jadi sekalian mampir untuk menjemput Lula, kalian sudah tidak ada kelas lagi kan ? " Angga bertanya balik.

" Iya mas, kami sudah pulang, ya udah kalo gitu gue balik duluan ya la dan elo mas Angga, bos Satya.. tolong jaga baik-baik sahabat gue ya " ucap Riana kemudian berlalu pergi meninggalkan kami.

" Hati-hati ya ri " teriakku.

" Iya la, sampai jumpa " jawab Riana seraya melambaikan tangannya.

Sekarang tinggal kami bertiga. Angga yang melihat aku dan Satya saling berdiam diri berusaha mencairkan suasana.

" Silahkan masuk Lula " Angga membukakan pintu mobil, aku masuk dan duduk tepat di belakang kemudi.

" Ayo bos... apa bos mau tetap berdiri jadi patung di sini " Kata Angga lagi pada Satya yang masih berdiri di luar mobil.

Satya dan Angga pun ikut masuk, Angga yang mengemudi melajukan mobil dengan pelan meninggalkan halaman kampus. Baik Angga maupun Satya sama-sama terus melirik ke arahku melalui kaca yang ada di depan mereka. Jika Angga sudah mengetahui tentang kejadian semalam, entah apa yang ada dalam fikirannya tentang diriku. Aku memang wanita yang kotor, aku wanita yang sangat hina. Aku rasanya tidak kuat untuk duduk lama di dalam mobil, tulang-tulangku terasa lemas, ku usap mataku yang terus saja meneteskan air. Hingga tanpa kami sadari, kami telah sampai di rumah Satya.

" Ayo Lula.. " Angga membukakan pintu mobil untukku dan aku pun ikut turun bersama mereka.

Aku melangkah masuk ke dalam rumah dan hendak menuju kamar namun teriakan Satya menghentikan langkahku.

" Lula.... aku ingin bicara "

" Aku mau buat minum dulu tuan "

" Tidak perlu, aku ingin bicara sekarang "

" Tapi tuan... "

" Duduklah " Satya menarik tanganku lalu menuntunku untuk duduk di sofa.

Aku duduk di hadapan Satya dan Angga.

" Lula.. besok kita akan menikah, Angga yang akan mengurus semuanya, hari ini kamu tidak perlu bekerja, istirahatlah " Kalimat Satya membuatku terkejut.

" Apa ?? tapi aku tidak mau menikah dengan tuan, saya hanya ingin bekerja tuan " Jawabku.

" Lula... kamu mungkin terkejut dengan keputusan Satya tapi kamu harus menikah dengannya, dia bersungguh-sungguh akan bertanggung jawab atas perbuatannya, tolong terima dia dan fikirkan juga masa depanmu, kembalilah ke kamarmu dan istirahatlah, saya akan mengurus semuanya " kata Angga.

Satya lalu membawaku ke kamar.

" Istirahatlah, maafkan aku dan tolong beri aku kesempatan, aku serius ingin menikah denganmu " ucap Satya kemudian berlalu pergi.

Aku semakin bingung, entah apalagi yang akan terjadi padaku selanjutnya. Kehidupan macam apa lagi yang akan aku hadapi ?

" Mama... Papa..... Lula sangat merindukan kalian, kenapa mama dan papa meninggalkan Lula seorang diri ?? mama... papa... hiks...hiks... huh...huh... " Bibirku berucap lirih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!