BERAKHIR JADI CINTA
Tiada lagi yang tersisa, semua seakan pergi begitu cepat untuk selamanya. Rasanya baru kemarin bersama dengan mereka, kini mereka telah terbujur kaku.
"Ma... Pa... Bangun.. !!! jangan tinggalin Lula sendiri, bangun ma.. pa.. tolong jangan tinggalin Lula"
"mama.... papa.... tolong bangun, jangan tinggalin Lula seorang diri !! hiks..hiks... "
Aku menangis sejadi-jadinya, aku genggam erat tangan mama papa yang terasa dingin sekali. Tiada lagi kehangatan yang kutemukan. Kini aku hanya seorang diri, entah bagaimana aku harus menjalani hidup ini. Aku tak punya siapa-siapa lagi selain orang tuaku. Dan yang lebih menyakitkan lagi, belum cukup sehari kematian orang tuaku dari kecelakaan maut itu, perusahaan, rumah, mobil dan semua aset lainnya akan disita semua karena papa dituduh korupsi. Bagaimana mungkin semua ini bisa terjadi ??.
Teringat kembali aku akan kata-kata papa, sehari sebelum terjadi kecelakaan.
"Nak.. jika sesuatu terjadi sama papa dan mama, kamu harus tetap hidup "
"Apa maksud dari semua ini ?? " bergetar hatiku bertanya.
Aku semakin menangis memikirkan apa yang telah terjadi. Sungguh, aku tidak akan pernah mengerti dengan semua ini. Kematian yang terjadi tiba-tiba, tuduhan korupsi dan aset yang disita semua. Sungguh, aku tidak mengerti.
"Mama... Papa !!! bangun... jangan tinggalin Lula seperti ini, tolong jangan seperti ini !!" pekikku lirih.
"Sudah non, ikhlaskan semuanya, non Lula harus sabar dan tetap tegar, tuan dan nyonya sudah tiada, biarkan mereka pergi dengan tenang. Jika non Lula seperti ini, itu akan membuat mereka semakin tersiksa nantinya" Paman Syam, terus menenangkan diriku. Dia adalah orang kepercayaan papa semasa hidupnya.
"Permisi.. Jenazah Almarhum Bapak Surya dan Ibu Anita harus segera dimandikan pak" ucap salah seorang pengurus jenazah.
"Baiklah... silahkan diurus semuanya". Jawab Paman Syam.
Aku hanya bisa menangis. Hatiku terasa sakit sekali.
"Mama... Papa.... Mama... Papa... " hanya kata-kata itu yang terus saja keluar.
Hingga sore hari, jenazah mama dan papa dibawa ke peristirahatan terakhirnya.
Di atas pusara mama dan papa. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Hanya air mata yang terus saja mengalir. Tangan dan kakiku lemas dan seluruh tubuhku seakan tidak berdaya. Tiba-tiba angin berhembus dan rintik-rintik hujan mulai turun, aku masih duduk di sana. Seluruh tubuhku telah basah diterpa air hujan namun rasa dingin tak kurasakan sedikit pun. Hanya perasaan sedih dan luka yang bergejolak di dalam hatiku. Begitu sakit seakan mengoyak dan mencabik-cabik seluruh ragaku.
"Ayo non Lula kita pulang, hujannya semakin deras nanti non bisa sakit". Ajak Ibu Siti, asisten rumah tangga di rumah kami.
"Lula masih mau di sini mbok, Lula tidak mau pulang "
"Tapi non Lula harus pulang, tuan dan nyonya pasti dia juga tidak mau kalo non Lula seperti ini, ayo kita pulang non "
"Mama... Papa...!!! Lula harus bagaimana menjalani hidup ?? Kenapa mama dan papa pergi begitu cepat ? Lula tidak sanggup hidup lagi.. huh huh huh... "
"Sudah non.. non Lula harus kuat, tidak baik terus menangisi kepergian tuan dan nyonya, biarkan mereka pergi dengan tenang. Non yang sabar ya.. ayo kita pulang "
Ibu Siti meraih tanganku dan membawaku pergi, aku hanya bisa pasrah. Dengan langkah lemah bersama dengan Paman Syam, mereka mengantarkanku pulang ke rumah.
...----------------...
Dalam sekejap, aku Lula Anggita telah menjadi yatim piatu. Semua fasilitas mewah yang aku punya telah disita, bahkan rumah tempat tinggal kami juga harus aku tinggalkan. Inilah aku yang sekarang, aku tak memiliki apa-apa lagi. Kuliahku juga belum selesai, aku harus memulai hidup dari mana ?. Bagaimana aku harus menyampaikan kecemasan dan kegelisahan yang mengguncangku. Rasanya begitu sakit menyesakkan dada.
"Mohon maaf, saya hanya menjalankan perintah. Mulai besok rumah ini harus segera dikosongkan untuk menutupi utang-utang almarhum pak Surya " ucap Pak Roy, utusan dari Good Food, perusahaan yang selama ini dipimpin oleh papa.
"Papa tidak pernah berutang, papa tidak pernah korupsi, papa adalah orang yang jujur dan baik hati. Kalian telah memfitnah papa !!! kalian sungguh kejam !!! " teriakku dengan kencang.
"Sabar non Lula.. tenangkan diri nona, mbok.. tolong bawa non Lula kembali ke kamar " ucap Paman Syam.
"Baik tuan, mari non kita ke kamar " Ibu Siti membawaku masuk ke dalam kamar.
"Apa tidak ada keringanan sedikit ? Kenapa rumah beliau juga harus disita ? kemana putrinya harus tinggal ? dia tidak memiliki siapa-siapa lagi di dunia ini "
"Maafkan saya pak Syam, kami tidak bisa melakukan apa-apa. Semua bukti menyatakan bahwa almarhum pak Surya bersalah. Saya hanya menjalankan perintah saja"
"Tapi Pak Roy tau sendiri kan, pasti ada kesalahan. Beliau tidak mungkin melakukan semua ini"
"Untuk membuktikannya, pak Syam harus tetap bekerja di sana dan cari tahu semuanya, kalo gitu saya permisi pak"
"Baik pak, silahkan"
Pak Roy berlalu pergi, sementara paman Syam memintaku untuk mengemas semua barang-barang yang akan kubawa pergi.
"Tolong kemasi pakaian nona, tinggallah di rumah saya, rumah ini harus dikosongkan"
"Kenapa harus rumah ini paman ?? Rumah ini penuh dengan kenangan mama dan papa, Lula tidak mau pergi dari sini"
"Saya mengerti perasaan nona, tapi saat ini kita tidak ada pilihan lain, saya janji akan mencari bukti kalau almarhum tuan Surya tidak bersalah. Bersabarlah sedikit lagi nona"
"Baiklah paman, tapi bolehkah Lula tinggal sendiri saja. Lula masih punya sedikit tabungan untuk menyewa tempat tinggal" pintaku.
"Jangan nona, tinggallah bersama saya dan istri saya. Saya juga memiliki seorang putri yang bisa menemani nona" cegah Paman Syam.
"Baiklah paman, aku akan ikut ke rumah paman tapi paman jangan panggil Lula dengan sebutan nona karena Lula bukan majikan paman lagi. Panggil Lula dengan sebutan anak saja. Hanya paman pengganti orang tua Lula saat ini. Lula tidak punya siapa-siapa lagi". Kataku lagi.
"Baiklah jika itu keinginan nak Lula" jawab Paman Syam.
Aku dan paman Syam saling berpelukan. Namun tiba-tiba aku sadar akan keberadaan Ibu Siti. Aku terdiam sebentar. Lalu kualihkan pandangan ke Ibu Siti.
"Mbok.. maafkan Lula.. Mbok tidak usah bekerja lagi, nanti kalau Lula sudah punya pekerjaan dan tempat tinggal baru mbok kerja lagi ya, terima kasih banyak mbok selama ini telah merawat Lula"
"Iya non, mbok akan kembali ke kampung, kalau non mau ikut mbok juga boleh, terima kasih banyak non Lula, mbok sangat menyayangi non Lula, yang sabar ya non... "
Ibu Siti memelukku erat dan aku juga membalas pelukannya. Air mataku terus mengalir deras. Dalam sedih aku terus merintihkan doa, semoga aku kuat menjalani skenario hidup yang telah ditentukan untukku.
..
..
..
Para pembaca sekalian,
Ini karyaku yang kedua ya, terima kasih yang telah membaca karya kami yang pertama yaitu "Istri Seorang Prajurit".
Semoga kalian suka dengan karya kami yang kedua ini. Kritik dan saran selalu kami tunggu ya sebagai masukan buat kami.
Selamat membaca ya 🙏🙏🙏😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Mayrima Najma
Karya mu bagus, sama juga karyamu yang pertama hanya saja perhatikan tanda tepo ya dek. Semangat sesama author kita saling mengingatkan dn menguatkan..
"I love Uncle Hot" mampir di novel perdana kk terimakasih
2022-10-18
1
Tia Mts
lanjut donk
2022-10-17
0