BERMUKA DUA

BERMUKA DUA

Inez Destiany

Gadis berambut panjang itu sedang berjalan setengah berlari. Langkahnya mengalun indah seperti irama lagu. Mengekspresikan kegembiraan hatinya saat ini.

Banyak orang yang memperhatikan ulahnya. Termasuk kucing kecil manis yang heran melihat ada manusia yang begitu bahagianya pada hari setelah hujan ini.

Jalanan yang becek sehabis diguyur hujan tidak menyurutkan kegembiraan hati gadis cantik tersebut. Senyum manis nan cerah terpancar dari wajahnya.

Inez Destiany, anak tunggal yang hidup dengan limpahan kasih sayang kedua orang tuanya. Berasal dari keluarga sederhana namun tak kekurangan suatu apapun.

Inez memiliki wajah nan cantik, matanya yang bulat indah amat mirip dengan mata papanya. Dan memang hanya matanyalah yang membuat papanya yakin kalau Inez adalah anak kandungnya, sisanya diborong habis oleh mamanya. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai indah. Namun ada sedikit rambut yang Ia kuncir sedikit di bagian tengah hanya agar mempermanis penampilannya saja. Sungguh amat cantik dan sedap dipandang mata.

Suara sepatu ketsnya ibarat ketukan musik berirama meski sesekali terkena genangan air sehabis hujan. Tubuhnya yang langsing dengan tinggi badan bak model makin menunjang penampilannya.

Inez adalah bunga di kampusnya. Semua kumbang di kampusnya berebut ingin mendapatkannya. Karena selain cantik, Inez juga ramah, murah senyum dan tentu baik hatinya.

Jangan pikir kisah gadis cantik, murah hati dan tidak sombong hanya ada dalam dongeng. Kenyataannya memang ada kok yang seperti itu. Ya contohnya Inez ini dan masih banyak lagi yang lainnya.

Berkat didikan kedua orang tuanya yang hangat, Inez pun menjadi sosok gadis yang baik hati dan tidak sombong atas segala kelebihan yang Ia miliki. Siapapun yang menyapa pasti akan disapa balik oleh Inez, bahkan Inez tidak sungkan menyapa dan tersenyum pada orang yang Ia kenal.

Disenyumin Inez aja sudah bikin para kumbang di kampusnya senang, apalagi bisa mendapatkan hati Inez. Mereka pasti akan mati-matian memberikan segala yang dimilikinya hanya untuk menyenangkan hati Inez.

Mata Inez menangkap sosok lelaki tampan yang akhirnya berhasil menarik hatinya. Laki-laki tersebut adalah Andrew. Pacarnya yang sudah menjalin hubungan dengannya sejak 2 tahun lalu sampai akhirnya mereka sudah di tahun terakhir kuliah.

Andrew sedang nongkrong di taman kampus dengan teman-teman satu jurusannya. Andrew tak melihat ke arah Inez, namun salah seorang temannya menyenggol siku Andrew dan menunjuk ke arah Inez.

Andrew pun melihat kekasih hatinya dari kejauhan. Inez melambaikan tangannya dan setengah berlari menghampiri Andrew.

"Jangan lari dong, Sayang. Nanti kamu jatuh!" tegur Andrew saat Inez sudah sampai di dekatnya. Andrew sengaja menghampiri Inez dan meninggalkan teman-temannya yang menyoraki dan bercie-cie karena Ia kedatangan sang pacar.

"Tenang...aja.... Aku pelan....pelan kok." jawab Inez dengan nafas terengah-engah.

Andrew mengambil sapu tangan di saku celananya dan mengelap keringat yang menetes di dahi Inez. "Ada apa sih kamu sampai seexcited ini? Sampai lari-larian segala. Pasti ada berita gembira ya?" tebak Andrew.

Inez mengambil sapu tangan Andrew dan mengelap sendiri keringatnya. Malu kalau sampai dilihat mahasiswa lain. "Tebak dulu dong ada apa?"

"Mana aku tau, Sayang? Kan kamu yang mau kasih berita gembira." Andrew pun mencubit gemas kedua pipi pacarnya tersebut. Memang Inez adalah pacarnya yang paling imut dan menggemaskan. Andrew kadang harus menahan dirinya agar tidak melewati batas. Bisa kacau jadinya, karena selama ini Ia berusaha menjaga Inez yang baginya adalah calon istrinya kelak. Ia tidak mau merusak Inez sebelum waktu mereka menikah nanti.

"Aku pernah cerita kan sama kamu tentang sahabatku Rara?" tanya Inez.

"Bukan pernah lagi. Every time, every where... kamu selalu cerita tentang sahabat kamu itu. Walau aku belum pernah ketemu langsung tapi aku tau betapa kamu sangat sayang sama Dia. Memangnya kenapa dengan sahabat kamu itu?" ada nada penasaran dalam pertanyaan Andrew. Jujur saja Andrew penasaran seperti apa sih sahabat yang selalu Inez banggakan tersebut.

"Rara mau datang Sayang. Dia lagi liburan kuliah dan kebetulan mau pulang. Ah... aku seneng banget bisa ketemu Rara lagi. Aku kangen banget sama Dia."

"Sama aku gak kangen nih? Kok malah sama Rara sih kangennya? Emangnya pacar kamu Rara ya?" Andrew berpura-pura terbakar api cemburu hanya untuk mendapatkan sedikit perhatian dari Inez.

"Jangan gitu dong, Sayang. Sama kamu juga kangen, tapi kita kan sering ketemu. Beda sama Rara, aku kan jarang ketemu Dia. Walau Rara tinggal di samping rumah aku, tapi kan selama ini Rara tidak tinggal disana melainkan di asrama. Makanya aku kangen banget nih sama Dia."

"Iya....iya... aku tau kok. Pokoknya kamu jangan keasyikan sama Rara dan lupa sama aku ya?" ancam Andrew dengan nada manjanya.

"Iya tenang aja. Kamu kan ter-the best buat aku. Your only the one I loved."

"Ah kamu, makin gemesin deh. Jadi pengen aku cium. Bagi kissnya boleh gak?" tuh kan kalau Inez ngegemesin begini Andrew mana bisa tahan coba?

"Gak boleh! Ini tuh di kampus. Aku malu!" tolak Inez.

"Yaudah kita ke mobil aku aja yuk. Aku beneran pengen nyium kamu banget nih." ajak Andrew.

"Gak mau ah. Aku mau masuk ke kelas dulu ya, nanti telat. Dah Sayang!"

"Yah... Sayang... Tapi kan kita belum...." Andrew gagal mencegah kepergian Inez. Tanpa memperdulikan Andrew yang hasrat ciumannya tak tersalurkan, Inez sudah melenggang pergi tanpa rasa bersalah sama sekali.

(Inez)

********

Inez dan Andrew bertemu saat awal masuk kuliah. Mereka adalah teman satu angkatan namun berbeda jurusan. Kebetulan Inez ada mata kuliah yang sama dengan Andrew.

Andrew yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Inez langsung terpukau dengan kecantikan Inez. Wajah Inez yang bak bidadari nan putih suci langsung menarik perhatian Andrew.

Usaha pendekatan yang Andrew lakukan tidaklah mudah. Ada saja laki-laki yang mengelilingi Inez. Belum lagi banyak yang mengungkapkan perasaannya pada Inez, baik secara langsung maupun memberikan surat cinta yang diselipkan ke loker milik Inez.

Andrew tak putus semangat, Ia tahu saingannya memang banyak namun belum ada yang berhasil memenangkan hati Inez. Berbagai cara Ia lakukan, mulai dari sering membelikan Inez minuman kaleng, membawakan Inez cemilan buatan Mamanya, dan juga memberikan Inez lukisan yang Ia buat sendiri.

Andrew memiliki darah seniman yang mengalir dalam darahnya. Mamanya seorang ibu rumah tangga yang jago melukis. Papanya seorang bankir di salah satu bank ternama.

Andrew lebih memilih mengikuti jejak papanya daripada menggali lebih dalam potensi melukisnya. Alhasil, lukisan Andrew berhasil menarik perhatian Inez.

Inez yang tertarik dengan hasil lukisan Andrew perlahan mulai memperhatikan segala bentuk perhatian yang Andrew belikan. Hatinya yang memang pada dasarnya amat baik pun terketuk dengan semua usaha Andrew.

Usaha Andrew tidak sia-sia. Ia pun berhasil mendapatkan hati Inez. Andrew amat senang, baru kali ini Ia benar-benar menyukai seorang perempuan selain mamanya. Andrew tampan namun Ia tidak mau sembarangan berpacaran dengan perempuan lain. Ia adalah tipikal cowok pemilih.

Selera Andrew bukanlah perempuan biasa, baginya Inez adalah wanita yang Ia inginkan, karena itu Andrew gigih memperjuangkan cintanya. Kini, dua tahun sudah mereka menjalin hubungan asmara. Andrew makin yakin dengan pilihannya. Ia pun mencintai Inez dengan caranya, yakni menjaga kesucian Inez sampai nanti mereka menikah.

(Andrew)

*******

"Sayang kita makan dulu ya. Aku lapar nih." pinta Andrew pada Inez. Sepulang kuliah mereka berencana langsung ke rumah sahabat Inez yang baru saja pulang yakni Rara.

"Tapi aku gak sabar mau ketemu Rara." kata Inez dengan manjanya.

"Iya kan nanti bisa ketemu. Rara juga masih lama kan liburannya? Ayolah kita makan. Aku lapar. Kamu gak kasihan? Nanti aku bisa kurus loh!" Andrew memasang sinar mata minta dikasihani pada Inez.

"Baiklah. Kita makan dulu." yess.... Andrew merasa menang. Ia tahu Inez selalu lemah kalau Ia memasang sinar mata seperti itu. Pacarnya ini memang hatinya baik dan mudah luluh jika ada yang meminta seperti itu.

"Asyik. Kamu memang pacar aku yang paliiiiiing baik sedunia." gombal Andrew. Hanya pada Inezlah Ia bisa menggombal. Sama wanita lain mana pernah?

"Makan di cafe biasa aja ya." request Inez.

"Siap, Sayang." Andrew pun mengemudikan mobilnya menuju Cafe langganan mereka. Letaknya tak jauh dari kampus dan kebetulan searah dengan jalan pulang ke rumah Inez.

Sesampainya di cafe, Andrew memarkirkan mobil sedan miliknya di pelataran parkir yang disediakan. Sudah menjadi kebiasaan, Andrew akan membukakan seat belt dan pintu untuk Inez. Benar-benar memperlakukan Inez seperti seorang putri di hatinya.

Inez sangat suka dengan perhatian-perhatian kecil yang Andrew berikan. Ia merasa amat istimewa berada di sisi Andrew. Perlakuan Andrew sungguh membuatnya merasa amat nyaman dan terlindungi. So special pokoknya.

"Silahkan Tuan Putriku." Andrew mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh Inez.

Inez pun turun dari mobil sambil tersenyum malu-malu. "Terima kasih Pangeranku." ah mereka memang saling menggombal. Tak apalah toh mereka memang saling mencintai.

Andrew menggandeng tangan Inez dan mereka pun masuk ke dalam cafe. Andrew menarik kursi untuk Inez duduk terlebih dahulu barulah Ia duduk di kursi seberangnya.

Pelayan lalu datang membawakan buku menu dan memberikannya masing-masing pada Inez dan Andrew. Inez dan Andrew yang memang sudah sering ke cafe tak perlu bingung memilih menu yang mereka suka.

Andrew memesan nasi goreng dan es kopi sedangkan Inez hanya memesan roti bakar dan smoothies untuknya.

"Kamu gak mau makan Sayang? Kok cuma roti aja sih?" kata Andrew begitu pelayan meninggalkan mereka berdua.

"Aku masih agak kenyang Sayang. Gak masalah kok makan roti udah bikin aku kenyang, tenang aja." jawab Inez.

Tak lama pelayan datang membawakan minuman pesanan Andrew dan Inez lalu tak lama makanan pesanan mereka berdua pun datang. Andrew yang memang sudah sangat lapar langsung menyantap makanannya.

"Pelan-pelan Sayang. Nanti kamu tersedak." kata Inez mengingatkan.

"Iya. Aku lapar berat nih. Tadi pagi aku hanya makan sepotong roti aja dan belum makan siang lagi karena jadwal kuliah full. Pas mau makan eh diajakin nongkrong membahas jalan-jalan yaudah gak jadi makan deh." curhat Andrew tanpa menghentikannya makan.

"Kamu gak bilang sih sama aku. Kan tadi aku bisa beliin kamu makanan. Yaudah makan yang banyak ya. Nih, roti bakar aku buat kamu aja kalau masih kurang."

"Gak usah Sayang. Ini udah cukup kok." tolak Andrew.

Inez tersenyum melihat kekasih hatinya tersebut makan dengan lahapnya. Lagi kelaperan aja Andrew terlihat tampan apalagi kalau lagi...

"Ah beruntung sekali aku memilikimu Sayang. Kamu adalah laki-laki terbaik yang akan selalu menjaga aku. Aku sangat sayang dan cinta sama kamu" gumam Inez dalam hati.

"Kenapa liatin aku terus? Ganteng ya?"

Inez yang ketahuan sedang menatap Andrew wajahnya langsung memerah karena malu. "Ih kamu mah. Iya, kamu emang ganteeeeeng banget."

"Masa sih?" tanya Andrew memastikan lagi.

"Beneran deh."

"Aku mah gak ada apa-apanya Sayang dibandingkan dengan fans-fans kamu yang lain. Jauh banget malah. Aku yang amat beruntung mendapatkan kamu. Makanya aku gak mau kehilangan kamu. Awas ya kalau kamu ninggalin aku!" ancam Andrew.

Inez tersenyum. Hatinya berbunga-bunga karena begitu disanjung dan dikagumi oleh Andrew. "Tenang aja Sayang. Kamu tuh everything buat aku. Luv you more...more...more..."

"Ah kamu bisa aja. Aku yang love kamu super banyak. Harus aku yang lebih mencintai kamu dibanding kamu loh." balas Andrew.

"Loh memangnya kenapa?" tanya Inez bingung.

"Karena kamu yang nantinya akan menjadi ibu dari anak-anakku kelak. Jadi aku harus mencintai kamu lebih...lebih... dan lebih lagi. Ya kan?"

Inez kembali tersenyum malu. Ah kalah jago Ia dengan Andrew kalau masalah menggombal. "Iya aja deh Sayang. Oh iya udah selesai belum makannya? Aku gak sabar nih mau ketemu Rara."

"Udah. Kamu juga udah selesai?" tanya Andrew begitu dilihatnya piring berisi roti bakar milik Inez masih ada isinya.

"Udah. Aku udah kenyang."

"Oke. Aku bayar dulu ya." Andrew pun bangun dan membayar pesanan mereka di kasir.

*******

Mobil Andrew memasuki halaman depan rumah Inez. Ia pun memarkirkan mobil dan dengan terburu-buru pergi ke rumah yang terletak di samping rumah Inez.

Inez yang tak sabar ingin bertemu dengan Rara pun menarik tangan Andrew agar berjalan dengan cepat. Andrew hanya geleng-geleng kepala melihat sang kekasih amat tak sabaran ingin bertemu dengan Rara. Ia amat penasaran seperti apa sih sosok Rara, bagaimana Ia begitu berkesan di hati kekasihnya sampai Inez bersemangat seperti itu hanya untuk menemuinya.

Inez menekan bel di pintu rumah Rara. Tak lama seorang wanita seusia Mamanya Inez keluar dan menyambut kedatangan Inez.

"Eh ada Inez. Pasti mau ketemu Rara deh." tebak Tante Vio.

"Iya Tante. Inez kangen banget sama Rara." jawab Inez masih dengan matanya yang berbinar-binar penuh semangat.

"Itu siapa?" tanya Tante Vio menunjuk ke arah Andrew.

"Ini pacar Inez, Tante. Oh iya kenalin Tante namanya Andrew." Inez melihat Andrew dan menyuruhnya berkenalan dengan Tante Vio. Andrew dan Tante Vio pun berkenalan.

"Yaudah kalian masuk nanti Tante panggilkan Rara ya."

Inez dan Andrew pun masuk dan menunggu di ruang tamu. Sementara Tante Vio memanggilkan Rara di kamarnya yang terletak di lantai 2. Tak lama Rara pun turun dan menemui Inez.

Terpopuler

Comments

Mari Anah

Mari Anah

aku hadir thor,ko aku tkt ya kl inez mau ngenalin k andrew,g tkt apa kl andrew hati y pindah haluan🤔

2023-11-07

0

Lusiana_Oct13

Lusiana_Oct13

punya pacar tu jgn di kenalin sama teman ato sahabat nanti kena embat 😂 mampir kesini thor

2023-09-21

0

Ayunita Rahman

Ayunita Rahman

Hadir
Baru baca setelah baca Jejak Cinta Jenaka & Delima

2022-02-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!