Luka Yang Tak Berdarah

Luka Yang Tak Berdarah

eps1

Azkandariah Aureliana, yang biasa dipanggil "Aureliana" atau "Au", harus terpaksa menikah di usia yang masih sangat muda—19 tahun. Pernikahan yang datang bukan karena cinta, melainkan karena keadaan ekonomi keluarganya yang membuatnya tidak punya pilihan lain. Hatinya hancur, namun bibirnya tetap menandatangani persetujuan.

Hari itu, di sebuah kafe kecil, Aureliana duduk termenung. Matanya kosong menatap keluar jendela, seakan-akan dunianya berhenti berputar.

"hai Au, kamu baru saja menikah, kenapa terlihat murung banget?" suara seorang perempuan terdengar, memecah lamunannya. Maria, sahabat terdekatnya, baru saja datang dan langsung duduk di sampingnya.

"he em," jawab Aurel singkat, namun ia tetap mencoba tersenyum. Senyum itu lebih terasa seperti topeng daripada cerminan hati.

Dalam hati, Aurel ingin mengabaikan pertanyaan itu. Ia muak membicarakan pernikahannya, apalagi ketika pernikahan itu bukan sesuatu yang ia inginkan. Baginya, itu lebih mirip kurungan emas yang mengekang mimpi-mimpi yang sudah ia rajut sejak kecil.

Maria memperhatikan wajah sahabatnya itu. "ya sudah, daripada kamu kayak gini, mending kita ke salon," ujarnya penuh semangat.

"ngapain kita kesana Mar?" Aurel memandang Maria dengan tatapan malas.

"ya perawatan lah, mau ngapain lagi... biar kamu terlihat fresh. Sekarang kamu kayak lebih tua dari umurmu."

Aurel terdiam. Kata-kata Maria memang ada benarnya. Sejak dua bulan pernikahan itu berjalan, ia jarang sekali merawat diri. Hidupnya serasa hambar, wajahnya pun kehilangan cahaya.

Tanpa banyak protes, Aurel mengangguk. Mereka akhirnya memutuskan pergi. Sepanjang perjalanan menggunakan mobil Maria, Aurel hanya duduk diam, menatap jalanan yang ramai namun terasa sunyi di dalam hatinya. Maria sesekali melirik, ingin berbicara, tapi memilih diam karena ia tahu sahabatnya butuh ruang.

Sesampainya di salon, Maria langsung mengambil alih. Ia yang memilih semua paket perawatan, dari spa, massage, hingga facial. Aurel menurut saja. Mereka pun menjalani rangkaian perawatan panjang selama hampir dua jam.

Saat keluar dari ruangan spa, Aurel merasakan sedikit ringan. Kulitnya lebih segar, tubuhnya terasa rileks. Untuk sesaat, beban di hatinya seperti berkurang.

"ayo kita pergi makan dulu Mar," kata Aurel sambil menarik tangan sahabatnya.

"ayo, aku juga sudah lapar banget," jawab Maria, sambil mengusap perutnya dengan wajah memelas.

Aurel tertawa kecil melihat ekspresi itu. "jangan gitu ah Mar, kamu makin jelek tauuuuu....!!!" Ia berlari kecil mendahului Maria, masih tertawa.

Maria tersenyum lega. 'akhirnya kamu tersenyum lagi, Au,' batinnya. Meski hanya sekejap, itu sudah cukup membuat Maria sedikit tenang.

Mereka melangkah menuju restoran terdekat. Dari luar, terlihat cukup ramai, orang-orang sedang menikmati makan siang mereka. Namun siapa sangka, begitu masuk ke dalam, dunia Aurel seakan runtuh lagi.

"Mar... ayo kita pindah aja," suara Aurel mendadak bergetar. Langkahnya terhenti di depan pintu.

Maria bingung. "memang kenapa? ada apa, Au?" Ia mencari arah pandangan sahabatnya.

Tatapannya akhirnya jatuh pada sosok pria tampan yang duduk di pojok restoran bersama seorang wanita cantik. Maria langsung terdiam. Napasnya tercekat.

"apaaaaaaa? kenapa dia ada di sini? kenapa suamimu bersama dengan wanita lain?"

Suara Maria penuh keterkejutan, bercampur amarah. Sosok itu adalah Gabriel, suami Aurel—yang kini tampak tertawa kecil bersama Lucie, sekretaris pribadinya.

Aurel menunduk, air matanya hampir pecah, lalu menggenggam tangan Maria. "Mar!! ayo kita pergi dari sini!" ucapnya cemas.

Namun Maria justru melepaskan genggaman itu. Wajahnya merah padam. "ini gak bisa dibiarin," gumamnya. Ia melangkah cepat menuju meja Gabriel, meninggalkan Aurel yang membeku di tempat.

"kan yang seharusnya marah aku... bukannya dia," bisik Aurel lirih. Kakinya akhirnya bergerak, mengejar Maria.

Belum sempat ia menahan sahabatnya, suara lantang Maria sudah terdengar memenuhi restoran.

"hey kamu!!!!! kamu itu sudah punya istri loh..!! kenapa kamu masih jalan sama cewek lain?"

Semua kepala langsung menoleh. Bisik-bisik mulai terdengar. Aurel merasakan dadanya sesak. Harusnya itu ia yang mengatakan, tapi ia tidak punya keberanian.

Ia buru-buru memegang tangan Maria. "sudah biarkan saja Mar... semua orang melihat kita... ayo pergi sekarang," bisiknya penuh cemas.

"mengapa kamu mau menyerah gitu aja?" Maria balik menatapnya. "meskipun pernikahan kalian tidak didasari cinta... setidaknya harus ada rasa menghargai."

Kata-kata itu seperti tamparan bagi Aurel. Namun sebelum ia sempat menjawab, suara Gabriel terdengar dingin.

"dia yang istriku tidak memperdulikannya, mengapa kamu yang ikut campur??"

Maria terperangah, menatap Gabriel dengan tatapan tak percaya. Sementara Lucie tersenyum tipis, puas melihat keributan itu.

Bisik-bisik pengunjung makin keras.

“itu kan Presdir El...”

“benarkah dia selingkuh dengan sekretaris Lucie?”

“padahal Presdir El baru menikah, tapi sudah selingkuh...”

Aurel merasa seluruh tubuhnya membeku. Inilah yang paling ia benci: orang-orang membicarakan keluarganya, menyinggung asal-usulnya. Ia hanya ingin lari.

"udah Mar... ayo kita pergi sekarang," ucapnya lirih, air matanya menetes. Ia menarik tangan sahabatnya dengan sekuat tenaga.

Maria ingin protes lagi, namun menahan diri saat melihat wajah Aurel yang begitu rapuh. Mereka akhirnya berjalan keluar dari restoran itu, meninggalkan tatapan orang-orang dan gosip yang terus bergema.

Aurel tidak menoleh sedikit pun. Ia tidak ingin lagi melihat sosok pria yang bahkan tidak pernah menyapanya meski mereka tinggal serumah.

---

‘Bruak!’

Suara meja yang dipukul keras bergema di dalam restoran. Beberapa orang yang tadinya masih sibuk berbisik kini terdiam sejenak, menatap ke arah Gabriel yang berdiri dengan wajah menegang. Napasnya terengah, seperti menahan sesuatu yang ingin meledak dari dalam dirinya.

“AkHH… kenapa… kenapa harus jadi begini?!” teriaknya, emosinya pecah di hadapan banyak pasang mata.

Gabriel menunduk, kedua tangannya mengepal, pikirannya kacau. Ia tidak pernah berniat membuat Aurel terluka seperti tadi. Namun, entah kenapa, setiap kali berhadapan dengan istrinya, kata-katanya selalu keluar salah. Apa yang ia rasakan di dalam hati berbeda jauh dengan yang terucap di bibir. Dan itu… membuatnya hancur pelan-pelan.

Lucie yang duduk di depannya hanya bisa menatap dengan bingung, lalu bertanya hati-hati, “Mengapa, Tuan…? Apa yang sebenarnya terjadi?”

Namun, bukannya menjelaskan, Gabriel justru melontarkan kata-kata tajam. “Sudah diam kamu!” nadanya meninggi, membuat beberapa pengunjung kembali melirik dengan tidak nyaman.

Lucie menggigit bibir, namun alih-alih mundur, ia justru mengambil kesempatan. Dengan nada setengah menggoda, ia berkata lantang, “Sebenarnya, Tuan… mengapa kau tidak benar-benar selingkuh saja denganku? Bukankah lebih mudah begitu?”

Kalimat itu membuat Gabriel mendongak, menatap Lucie dengan sorot mata yang tajam sekaligus lelah. Lucie sendiri tersenyum percaya diri, Yakin ucapannya bisa menggoyahkan bosnya. Ia tahu ada keretakan dalam rumah tangga Gabriel, dan ia ingin masuk di sela-sela celah itu.

Namun jawaban Gabriel membuatnya terkejut. Suaranya rendah, namun penuh ketegasan. “Kau bahkan tidak bisa menggantikan namanya di hatiku.”

Lucie tercekat, wajahnya berubah pucat. “Lalu apa maksud dari semua ini?!” serunya, tidak percaya dengan pengakuan itu.

Gabriel memejamkan mata sebentar, lalu mengembuskan napas berat. Kata-katanya terhenti di tenggorokan, tapi batinnya bergemuruh. Karena aku… karena aku mencintainya. Karena hanya dia… hanya Aureliana yang mampu membuatku seperti ini.

Namun lidahnya kelu, tak mampu melanjutkan kalimat itu di hadapan Lucie.

Lucie menatapnya tak sabar, menunggu jawaban yang tak kunjung keluar. “Karena saya… apa, Tuan?”

Restoran kembali riuh oleh bisikan, namun bagi Gabriel, dunia seolah menyempit. Yang ada hanya dirinya, rasa sesal yang menyesakkan dada, dan bayangan Aurel yang pergi dengan mata berkaca-kaca.

---

Terpopuler

Comments

Rhos ulli DistiAzidan

Rhos ulli DistiAzidan

terus ya kak jangan berhenti. saya suka. saya suka..

2021-01-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!