Pagi hari, Gue yang sudah siap dengan seragam sekolah dan juga tas yang gue gendong di belakang punggung gue.
Saat gue baru saja keluar dari kamar, Ibu gue langsung berteriak memanggil nama gue.
"Reyhan!! cepat sini, sarapan dulu!!" teriaknya.
Jujur saja, sebelum gue kembali kerumah. Gue sudah lebih dulu makan di markas tepatnya di ruangan pribadi gue.
Tapi karna gue gak bisa menolak ucapan Ibu gue, gue akhirnya berjalan ke meja makan dengan terpaksa.
Saat sampai di meja makan, gue langsung duduk di kursi tepat di samping Abang gue.
"Kamu mau makan apa?" tanya Ibu.
"Roti aja, Bu." jawab Gue.
"Bukan kamu, tapi Abang mu." sahutnya.
Abang gue yang mendengar itu, hanya bisa tertawa kecil sambil mengejek gue.
"Yaudah, Reyhan ambil sendiri aja." ucap gue dan langsung mengambil sepotong roti dan juga selai coklat.
Gue pun memakan roti dengan santai. Sambil memikirkan masalah yang semalam gue perbuat.
*Kalau tau dia bawa senjata, mungkin gue bakal nyuruh Jordan langsung buat bunuh tuh orang. Bawahan gue jadi masuk rumah sakit kan, gara-gara tuh orng.* Batin gue yang mulai kesal dengan pria yang telah menempak bawahan gue.
*Awas aja ntar malam, bakal gue jual anak gadisnya.* batin gue lagi.
"Lu napa sih? kok melamun?" bisik Rizky, Abang Gue.
"Hah? gue gak papa, cuma mikirin ulangan nanti." jawab Gue.
"Gak usah di pikirin kali, lu kan selalu dapat peringkat satu. Jadi santai aja, kayak gue." balasnya.
"Ogah!! mending gue belajar, dari pada kayak lu, yang pacaran mulu."
"Yaelah, gini-gini gue selalu dapat beasiswa kan."
"Sombong amat, dah gue mau pergi." sambung gue dan sontak berdiri.
"Reyhan pamit ya, bye." ucap gue ke orang tua gue.
"Iya, hati-hati." jawab Bapak gue.
Gue yang pergi ke sekolah dengan sepeda gue, sepeda biasa dan tentu saja sama sekali gak ada keren-kerennya.
Sebenarnya, setiap gue sendirian di luar rumah. Selalu ada yang memantau gue dari jauh, dan itu adalah bawahan gue sendiri.
Mereka selalu memastikan, kalau gue selalu aman dengan penampilan gue yang berbeda ini.
Karna pesan dari pemimpin yang sebelumnya, semua bawahan gue harus mengawasi gue selama 24 jam tanpa henti.
Gue yang sama sekali gak suka dengan peraturan Tuan Anggara, jadi gue memutuskan membuat peraturan gue sendiri, yang cukup berbeda dengan peraturan sebelumnya.
Salah satu peraturan itu, adalah tidak boleh ada yang mengawasi gue, kecuali gue yang menyuruh mereka langsung mengawasi gue. Jika tidak, nyawa mereka yang menjadi bayarannya.
Setelah gue sampai di sekolah, gue langsung memarkirkan sepeda gue di parkiran sekolah.
Ada hal yang membuat gue semakin terkenal culun yaitu, gue satu-satunya yang naik sepeda ke sekolah. Semua murid rata-rata memakai motor atau pun mobil, walaupun rumah mereka sangat dekat dengan sekolah.
Saat di parkiran, selalu ada beberapa murid yang menghampiri gue dan menghina gue sekaligus menendang sepeda gue.
"Gak capek lu? kesekolah kok naik sepeda mulu. Malu dong sama Abang lu, yang selalu pakai motor keren." oceh salah satu murid yang da di hadapan gue.
Gue hanya diam saja, sambil menundukkan kepala gue. Ya, seperti itu lah gue saat ada seseorang yang selalu mengganggu gue.
"Dasar culun!" ucap murid lainnya sambil menendang sepada gue, sampai terjatuh.
Gue langsung meraihs sepeda gue, dan memberikan sepeda gue lagi, seperti sebelumnya.
"Cih!! membosankan." sambungnya dan langsung pergi dari hadapan gue.
*Memang lebih baik diam, sampai mereka bosan sendiri. Dasar anak-anak gak guna!* batin gue sambil menatap kearah murid itu dengan tajam.
Gue pun langsung berjalan menuju kelas gue dengan santai, tapi sambil menundukkan kepala gue.
Kalau gue boleh jujur, leher gue setiap hari sakit. Cuma gara-gara harus nundukin kepala mulu
Tapi beginilah hidup yang gue pilih sendiri, saat 9 tahun yang lalu. Cukup rumit, tapi membuat gue puas.
Saat gue sampai di kelas, semua murid langsung menatap gue dengan tatapan muak. Gue sama sekali gak peduli sama tatapan mereka, gue tetap berjalan dengan santai menuju meja gue yang ada tepat di depan papan tulis.
Tapi saat gue mau duduk, tiba-tiba ada yang menarik kursi gue dan alhasil gue terjatuh dengan kuat.
"Hahaha...mampus!" ucap seluruh murid yang melihat gue terjatuh.
"Sakit ya?" tanya siswa yang menarik kursi gue.
"Gak." jawab gue pelan setelah berhasil berdiri.
"Gak ya? mau di ulang lagi, gak? Mumpung gue lagi baik nih." sambunya.
"Gak, Sa-sakit..." lirih gue.
"Aduh, aduh. Jangan nangis dong." ejeknya.
*Sebelum gue nangis, tangan lu lebih dulu yang gue potong.* batin gue.
"Ngapin lu diam aja? sana ke kantin!! beliin gue minum." perintahnya.
"Minum apa?" tanya gue palan.
"Minum apa? ya lu pikir sendiri lah!! kalau perlu lu borong semua yang ada di kantin, buru!!!" teriaknya.
Tanpa membalas ucapannya, gue langsing berlari keluar kelas. Mereka yang melihat itu, hanya tertawa dengan keras dan sangat puas. Sampai-sampai tawa mereka terdengar ke luar kelas.
*Gue jadi penasaran, kalau bawahan gue liat ini gimana ya? apa mereka bakal ngebantai satu sekolah? atau ngebakar sekolah ini sekaligus isi-isinya?* batin gue sambil tersenyum miring.
Setelah beberapa menit, gue pun kembali ke kelas dengan 2 kresek yang berisi beberapa minum yang ada di kantin.
"Ini." ucap gue sambil memberikan kedua kresek itu ke siswa yang menyuruh gue tadi.
"Aduh,aduh. Makasih banget ya, repot-repot banget lu." jawabnya.
"Sama-sama." jawab gue dan langsung berbalik dan melangkah menuju meja gue.
Tapi sebelum langkah kedua gue, laki-laki itu langsung berkata. "Lu mau kemana?"
Gue langsung berbalik, dan menjawab. "Ma-mau ke meja gue."
"Siapa yang suruh? emang gue ada nyuruh lu balik ke meja lu?"
"Gak ada."
"Tolol! anjing itu harus nurut sama majikannya. Lu kan pintar, pasti lu paham kan." sahut seorang cewek yang duduk di sebelah laki-laki itu.
"I-iya." jawab gue.
Tiba-tiba saja, laki-laki itu memegang pundak gue sambil menyeringai ke gue.
"Lu itu—"
"Woi, bangsat!!" teriak seorang cewek dari arah pintu.
Kami semua sontak berbalik dan menatap cewek itu. Laki-laki yang tadinya memegang pundak gue, sontak melepaskannya dan tersenyum ke cewek itu dengan manis.
*Menjijikan.* batin gue saat melihat senyumnya.
"Ratu sekolah datang nih." ucap murid lainnya.
"Lu kenapa kesini, sayang?" tanya laki-laki itu.
"Sayang? lu bilang sayang?" sahut cewek itu yang berdiri di depan laki-laki itu.
"Bryan sang ketua basket di sekolah, yang selalu di takuti di sekolah ini. Tapi, malah ngaku-ngaku pacar gue? Lu mau gue bunuh, hah?!!" geramnya.
"Aduh, aduh. Bukannya kita udah resmi ya kemarin?"
"Resmi? pala lu resmi, mau gue tolak sekali lagi? biar pas ke 30 kalinya, gue nolak lu."
"Hey!! Jessica sang ratu sekolah, cewek tercantik di sekolah. Lu mau gue pakai, hah? mulut lu gak bisa di jaga banget."
Plak!!!
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
LI
Ini buku diary atau novel?? gue gue Mulu, POV MC Mulu perasaan mana POV AUTHORNYA. Jangan 1 pandangan Mulu, masa novel 1 pandangan Mulu
2023-10-20
0
Jejakembun
pusing pala Berbie tthor
2021-05-27
2
Ratna
tos dua kali maca ieu tpi resep w
2021-02-15
1