II. FIRST MEET

...'Pertemuan mereka berdua sudah digariskan oleh benang takdir. Seorang malaikat maut dan pangeran iblis.'...

.......

.......

...❇️❇️❇️...

PRIA bersurai hitam itu menghela nafas pelan melihat kelakuan adiknya. Evan sedari tadi sibuk memandangi pantulan dirinya di depan cermin. Adik laki-lakinya itu tersenyum seduktif sambil mengedipkan mata, memuji dirinya sendiri. Hal yang bodoh, menurut Louis.

“Sial. Evan Kingsley. Kau memang tampan. Pantas saja banyak gadis yang menyukaimu,” ujar pria itu sambil menyugar surai pirangnya ke belakang.

Sebuah pukulan cukup keras tiba-tiba mengenai kepalanya. Evan meringis kesakitan sambil mengusap kepalanya pelan. Ia langsung menatap tajam pria yang tengah berdiri disebelahnya itu.

“Kenapa kau memukulku, Louis?!” protesnya.

“Dasar narsis,” sahut kakaknya itu sambil mengacak pelan surai pirang milik Evan.

“Hentikan. Hei— Kau merusak rambutku!”

“Ck. Ayo berangkat.”

“Eh— Tunggu!“

Mereka berdua masuk ke dalam mobil mewah yang terparkir di depan kastil. Mobil berwarna hitam metalik itu melaju kencang meninggalkan kastil megah yang berada di tengah hutan. Louis masih fokus mengemudi ketika pria yang berusia lebih muda darinya itu membuka pembicaraan.

“Kudengar akhir-akhir ini para hunter semakin sering berkeliaran.”

“Kau takut?”

“Tentu saja tidak. Malah mereka yang membuat perburuan kita semakin menantang.”

“Hati-hati. Mereka manusia yang sudah terlatih.”

“Adikmu ini tak mungkin kalah.”

Tak lama, mereka tiba di salah satu club malam yang cukup terkenal di Seoul. Mereka berdua melangkah masuk ke dalam dan langsung disambut hangat oleh pria pemilik club tersebut. Mereka yang notabene pelanggan VVIP, tentunya menjadi prioritas utama dalam hal pelayanan. Wanita-wanita club dengan pakaian super minim mulai mengerubungi kedua pria tampan itu.

“Apa anda ingin minum, Tuan~?”

“Tidak,” jawab Louis singkat.

Rayuan dari para wanita itu membuatnya risih. Dia sama sekali tak tertarik pada tubuh mereka. Walaupun para wanita itu menari striptis di depannya sekalipun, wajahnya tetap dingin dan datar layaknya gunung es yang sulit ditaklukkan. Alasannya tidak tertarik, karena mereka menjual kehormatan mereka hanya demi selembar kertas. Manusia memang bodoh, pikirnya.

“Tuan, mau minum?” tanya wanita cantik dengan dress mini warna merah cerah di samping Evan.

“Tuangkan segelas untukku.”

“Baik.”

Lain halnya dengan Evan Kingsley, adiknya itu begitu menyukai wanita berparas cantik dengan tubuh aduhai yang langsung membuat hormonnya naik. Dia beberapa kali memeluk para wanita di sampingnya. Louis hanya diam memperhatikan tingkah adiknya itu.

'Apa dia tidak menyadari mereka semua bekas para pria yang berkunjung di club ini?' batin Louis.

“Mau tambah lagi, Tuan?"

“Boleh. Asal dituangkan wanita cantik sepertimu. Aku pasti meminumnya sampai habis.”

“T-tuan bisa saja.”

"Seriously. I have not meet an angel in person like you."

"A-apa?"

"You're my angel, babe."

Pipi wanita itu langsung memerah.

“Kau ... baru disini?” tanya Evan sambil sedikit menggoyangkan gelas berisi wine di tangannya.

“Iya, Tuan. Saya baru bekerja disini kemarin.”

“Mau menemaniku malam ini?” bisiknya pada wanita tadi yang mulai salah tingkah.

Wanita itu mengangguk pelan. Evan berdiri dan menarik tangan wanita tadi. Kakaknya itu hanya meliriknya sekilas. Tak peduli.

“Louis, aku duluan.”

“Hn.”

Evan dan wanita tadi berjalan menuju ke arah lantai dua. Pria bertubuh tinggi itu menghela nafas pelan. Para wanita itu tidak menyadari bahaya yang mengancam diri mereka sendiri. Sudah pasti, wanita itu akan kehilangan nyawanya malam ini.

“Tuan, apa anda tidak ingin saya temani juga? Saya berani jamin kalau saya bisa memuaskan anda,” ujar salah seorang wanita sambil bergelayut manja di lengan pria itu.

Louis mengangkat sebelah alisnya, 'memuaskan? Apa manusia ini bercanda?'

“Tidak.”

“Aku ingin merasakan sentuhan dari anda.”

Wanita bersurai pirang itu coba merayu Louis dengan sengaja mendekatkan dadanya ke arah lengan pria itu. Louis langsung menepis kasar tangan wanita yang tadi berada di lengannya. Tangan kanannya beralih mencengkeram rahang bawah wanita tadi cukup kuat.

“Sangat mustahil. Bahkan dalam mimpimu,” pria itu tersenyum kecil, “berhenti menggodaku. Aku sama sekali tidak tertarik dengan tubuh menjijikan mu itu. Paham?”

Wanita tadi diam mematung. Ia tak berani mengeluarkan satu patah kata pun. Lidahnya kelu. Bahunya bergetar hebat. Wajahnya berubah pucat pasi. Ia ketakutan. Keringat dingin mulai membasahi pelipisnya.

“Hei, Annie. Kau tidak apa-apa?” tegur salah seorang temannya.

“A-aku tidak apa-apa.”

“Kau yakin? Wajahmu tiba-tiba pucat. Apa kamu sakit?”

“T-tidak. Aku izin ke belakang sebentar.”

Pria itu menuangkan sedikit anggur merah ke gelas kosongnya. Lalu, meminumnya dalam satu tegukan. Muak. Louis memutuskan untuk beranjak dari sofa, berjalan menjauh dari tempatnya tadi.

Tiba-tiba, ia mencium aroma darah yang berbeda. Manis. Rasa haus langsung menyelimuti kerongkongannya. Aneh. Biasanya dia tahan dengan berbagai aroma darah. Akan tetapi, kali ini dia kalah. Sungguh tak masuk akal.

Netra hitamnya mencari sosok pemilik darah itu. Sedetik kemudian, ia menemukannya. Aroma manis itu berasal dari seorang gadis yang tengah duduk sendirian sambil meminum jus yang dia pesan. Sebuah seringaian kecil muncul di bibir pria itu.

‘Aku harus mendapatkannya. Harus.’

Ia memilih mengamati korbannya lebih dulu. Gadis dengan blazer putih itu tiba-tiba beranjak dari kursinya. Louis menaikan sebelah alisnya, melihat gadis tadi berjalan menuju ke arah gudang penyimpanan. Aneh. Menurutnya, tak banyak manusia yang tahu arah menuju gudang penyimpanan, selain pemilik klub tentunya.

'Apa yang ingin dia lakukan?' batinnya.

Pria itu berjalan mengikuti Tiara. Para vampir yang melihat kehadiran sang pewaris tahta itu langsung menundukkan kepala, memberikan hormat. Pria itu menanggapi mereka dengan senyuman tipis tanda bahwa ia menerima salam mereka.

“Hormat kami, Pangeran. Apa ada sesuatu yang anda inginkan?” tanya seorang pria berwajah pucat di depannya.

“Kau bisa lanjutkan pekerjaanmu. Aku sedang berburu sekarang.”

“Maafkan hamba sudah mengganggu, Pangeran.”

“Hn.”

Louis kembali mengikuti aroma darah milik gadis tadi. Langkah kakinya tiba-tiba terhenti. Ia terpana. Gadis itu melawan dua vampir penjaga hanya dengan kedua pedang di tangannya. Sekali tebas, dua vampir berbadan besar itu berubah menjadi abu.

Ketika gadis itu membuka pintu gudang, ada sekitar sepuluh vampir keluar dari sana. Mereka langsung menerjangnya. Dengan gesit, dia melompat ke belakang dan menghabisi para vampir tadi sekaligus dengan kedua pedangnya.

‘Menarik.’

Pria bertubuh tinggi itu mendekat. Tiara yang menyadari keberadaannya dengan sigap memasang kuda-kuda, mengarahkan mata pedang miliknya ke arah leher pria itu. Mata biru sapphire nya menatap Louis tajam. Pria itu sedikit mencondongkan tubuh tingginya ke arah Tiara. Ia tersenyum tipis, meremehkan.

“Kau ... Ingin membunuhku?”

“....”

Mereka beradu pandang. Tiara masih menatap tajam kedua obisidian kelam milik pria di depannya. Tak ada rasa takut. Netra birunya diselimuti rasa dendam dan kebencian yang begitu besar pada makhluk haus darah itu. Mata yang begitu indah namun mengeluarkan aura membunuh disaat yang bersamaan.

Sedetik kemudian, gadis itu menyerang Louis dengan pedangnya. Pria itu menghindari tebasan tadi dengan mudah. Tubuh gadis itu memutar dan memberikan tendangan keras mengenai dada pria di depannya. Ia berdecak kesal. Pria itu samasekali tak bergeser dari tempatnya. Tendangan kerasnya tidak memberikan efek apapun.

“Lumayan,” puji pria itu

Pria itu melepas jas hitam yang ia kenakan. Louis mencoba sedikit serius menghadapi gadis itu. Kedua obsidian gelapnya berubah warna menjadi coklat keemasan. Tiara semakin waspada. Secepat kilat, Louis menarik pergelangan tangan kanan gadis itu dan melakukan kuncian ke belakang. Tiara mengerang kesakitan ketika pria itu tiba-tiba memutar pergelangan tangannya, hingga patah.

“Lepaskan dia!” seru seorang pria bersurai cokelat sambil menodongkan pistolnya ke arah Louis.

William menggenggam erat pistol di tangannya. Dia kesal. Vampir itu tak mengindahkan ancamannya. Louis mengambil alih pedang di tangan gadis itu dan mengarahkan pedang tadi ke leher jenjang milik Tiara. Pria itu menatap William sambil tersenyum tipis.

“Tembak dan kita lihat siapa yang lebih dulu mati.”

“Kau— Kubilang lepaskan dia.”

“Kau pikir aku bercanda?”

Pedang itu sedikit menggores leher Tiara. Cairan merah pekat mengalir keluar dari sana. Iris mata Louis berubah menjadi merah dalam sekejap. Kedua taring keluar dari sudut bibirnya. Dalam jarak sedekat ini aroma darah gadis itu membuatnya hilang kendali.

‘Aroma darahnya. Sial.’

Manik cokelat itu melebar melihat pria di depannya benar-benar melukai rekannya. Pertahanannya mulai goyah. William menatap gadis itu cemas. Ia perlahan menurunkan senjatanya.

Ia kembali menatap tajam sosok vampir di depannya. “Apa yang kau inginkan?”

“Buang senjatamu dan aku akan melepaskannya.”

“Jangan percaya ocehan vampir busuk ini, Kak! Sial. Aku akan membunuhmu, brengsek!”

Louis melirik gadis itu sekilas. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran gadis gila itu. Seseorang yang nyawanya di ujung tanduk masih bisa mengancam akan membunuh dirinya. Ia hampir tertawa. Dia tak tahu gadis di depannya benar-benar naif atau memang bodoh sampai ke tulang.

“Baik. Tepati janjimu,” jawab William sambil melempar pistol miliknya sembarangan.

“Apa yang kau—“

“Keputusan yang tepat.”

Louis segera melepaskan kuncian tangan gadis itu. Kemudian, dia berjalan meninggalkan mereka berdua. Ia tertawa pelan sambil menutupi sebagian wajahnya dengan tangan. Ternyata mempermainkan manusia seperti mereka cukup berhasil mengusir kebosanannya.

Sudut bibir pria tampan itu terangkat mengingat kejadian beberapa menit lalu. Gadis itu ternyata lebih menarik dari yang dia bayangkan.

‘Kita akan bertemu lagi... Kitten.'

...***...

Terpopuler

Comments

Dinata Park

Dinata Park

you are my angel

2020-12-24

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!