"Hufff..oke Cysa. Lalu, gue harus mengantarkan elo kemana?" tanya Nervan mulai frustasi, lalu ia mencari tempat untuk menepikan mobilnya agar dapat berbicara dengan tenang kepada Crystal.
"Hemmm," Nervan terlihat lelah. Saat mobilnya sudah berhenti, ia bersandar pada kursinya, menghela nafas dan tetap diam dalam beberapa detik.
Setelah ia merasa cukup tenang, barulah ia menoleh pada Crystal dengan tatapan tajam nan dingin. Membuat nyali Crystal yang sedikit bar-bar ciut mendadak.
"Okay Cysa, satu kali lagi, please..katakan di mana Alamat rumah lo. Kalau tidak! turun dari mobil gue sekarang!" ucap Nervan penuh tekanan.
"Aku tidak punya tempat tinggal Om, aku baru saja tiba di Jakarta, aku seorang diri. Hiks..hiks.. tolong Om, jangan perlakukan Cysa seperti ini, kaki Cysa sakit Om. Nih lihat sudah mulai bengkak! Huaaaaa," Crystal menangis makin keras, antara acting dan betulan tak dapat di bedakan.
Aarrgg.. Nervan mengacak rambutnya, ia di buat pusing hanya oleh seorang Cysa. Nervan yang biasanya cool, calm kini sedikit berantakan walaupun tak meredupkan ketampanannya.
Nervan melepas dasi yang dari tadi masih ia kenakan, ia tarik lengan kemeja putihnya makin menaiki lengan nya.
"Ok..ok..Cukup! stop menangis, nanti jika ada yang melihat, mereka fikir aku sedang berbuat tak senonoh padamu," ucap Nervan sedikit membentak.
"Hiks...baik Om, please dong jangan galak- galak, Cysa takut! Om kan ganteng, kalau galak begitu, nanti gantengnya luntur," ucap Crystal di sela Isak nya, masih sempat ia berkelakar.
"Hais, Oke gue juga harus bertanggung jawab, karena bagaimanapun gue yang sudah tak sengaja nyerempet lo! baik gue akan ajak lo pulang, tapi ingat! hanya sampai lo sembuh dan dapat berjalan normal, maka setelah itu lo harus pergi dan keluar dari rumah gue!" ucap Nervan tetap dingin. Dan membuat Crystal merasa lega, walaupun sedikit.
"Terimakasih banyak Om!" ucap Crystal masih meringis, karena kaki nya yang sakit agak bergerak sedikit.
"Oh ya, dan please jangan panggil gue dengan sebutan Om! karena gue bukan Adik dari orang tua lo! gue juga tidak pernah menikah dengan Tante lo," ucap Nervan lagi seraya sedikit melirik Crystal dengan wajah malas nya. Lalu ia kembali melajukan mobilnya.
"Baik! tapi aku harus memanggil mu dengan sebutan apa? Abang, mas, kakak, atau kakek dan Opa?" ucapan Crystal terdengar nyeleneh di akhir.
"Terserah, asal jangan kakek dan Opa! memang nya gue setua itu apa?" tanya Nervan, pandangan nya tetap fokus pada jalan.
"Tidak tua juga sih, ya sudah aku panggil 'Mas' saja, Oke Mas....? (tak ada jawaban). Perkenalkan, Nama ku Crystal Lunara, aku biasa di panggil Cysa, usiaku 22 tahun kurang 5 bulan." Crystal memperkenalkan diri tanpa balasan dari Nervan.
"Terserah," ucap datar Nervan.
"Hah 22 tahun? Gak percaya gue! kayak nya nih anak bohong deh! wajah nya imut, lucu, cantik dan kelakuan menggemaskan walaupun nyeleneh, malah mirip usia 18 tahunan. Aih anak kecil ini pandai berkamuflase," kicauan batin Nervan, tanpa membalas sepatah katapun celoteh Crystal yang memperkenalkan dirinya.
Hemmm, Crystal menghela nafas putus asa, serta memajukan bibirnya karena Nervan tak membalas apapun dari ocehan nya selain kata 'Terserah'. Di saat yang sama ia merasakan kembali perut laparnya. Lalu ia keluarkan burger yang sempat ia beli di depan rumah sakit.
"Hei anak kecil! di larang makan di dalam mobilku," pekik Nervan saat burger itu hampir mendarat pada mulut Crystal.
"Aaaa..amm..Tapi..Aku lapar Mas!" ucap Crystal mengatupkan kembali mulutnya dan suaranya terdengar manja. Membuat hati Nervan merasa hangat mendengar kata 'Mas' yang terdengar merdu di telinganya.
"Tahan, hingga kita sampai," ucap ketus Nervan. Membuat Crystal kesal.
***
Di rumah sakit, tepat nya di kamar Maminya Nervan di rawat.
Selepas Nervan pulang, Papi Nervan kembali duduk di sisi Istrinya. Nervan tidak diizinkan menginap kecuali weekend saat ia libur dari pekerjaan nya sebagai CEO dari sebuah garmen dan beberapa butik ternama milik Maminya. Sejak Maminya sakit-sakitan dan Papinya harus merawatnya sejak tiga tahun lalu, semua bentuk usaha dan bisnis apapun Nervan yang mengelola.
"Mih, sadarlah! Mami mendengar sendiri kan, tadi Nervan berjanji akan membawakan seorang menantu untuk Mami! Memang nya Mami tidak ingin berkenalan secara langsung dengan menantu Mami. Nervan kan berkata di saat Mami sadar ia akan langsung menikah di hadapan Mami. Maka sadaralah Mih, Semangat Mih, sambut calon menantu Mami dengan senyuman cantiknya Mami," Ujar Papi Nervan.
Selang lima belas menit, setelah Papi Nervan berusaha menyemangati Isterinya, maka bagai keajaiban. Ada hantaran keajaiban pada syaraf syaraf beku Maminya Nervan agar ia dapat menggerakkan tangannya. Jari-jari Mami Nervan mulai bergerak perlahan.
***
Nervan dan Crystal baru saja sampai di sebuah rumah mewah, gaya modern perpaduan Eropa dan Indonesia.
"Turun!" ucap Nervan dingin.
"Turun ke mana Mas? O yah dan ini rumah siapa?" tanya Crystal terdengar polos.
Henyak! ada perasaan terhenyak aneh di dalam hatinya setiap kali Crystal memanggilnya 'Mas' beda dengan panggilan Om. Ada aliran hangat dalam darah Nervan dan ada rasa deburan lain dalam hatinya yang terasa menyejukkan dan menenangkan.
"Astaga! perasaan apakah ini?" batin Nervan.
"Turun, untuk masuk ke dalam rumah. Dan ini rumah gue," ucap Nervan membuka pintu dan turun dari mobil, tanpa memperdulikan Crystal. Ia ngeloyor begitu saja hendak masuk kedalam rumah.
Crystal yang kakinya masih sakit dan terlihat membengkak, ia bingung bagaimana cara ia turun, tidak mungkin kan harus merangkak?
"Mas.. bagaimana caranya aku turun dari mobil?" ia berteriak sebisa mungkin agar Nervan mendengar.
"Arrrgghh.. Anak kecil, merepotkan!" gerutu Nervan. Samar-samar namun pasti ia mendengar Crystal berteriak. Akhirnya Nervan berbalik dan menghampiri Crystal.
"Turun, ya tinggal turun, apa susahnya sih?" ucap Nervan dingin dan ketus. Namun perlakuan Nervan pada Crystal tidaklah membuat Crystal takut, ia malah merasa nyaman. Di balik sikap dingin dan kesal nya Nervan, ada titik kehangatan dan kebahagian dalam hati Crystal.
"Gendong aku Mas," ucap Manja Crystal sembari mendongakan wajah imutnya. Walaupun usia Crystal hampir 22 tahun, namun wajahnya imut dan cantik lebih mirip anak ABG labil. Maka dari itu Nervan menyebutnya anak kecil.
Serr..aliran darah Nervan lagi-lagi berdesir saat Crystal memanggilnya Mas, dengan nada manja.
"Aduh, lo tuh datang dari planet mana sih? merepotkan sekali untuk turun dari mobil saja harus di gendong. Memangnya gue ini pelayan nya, elo?" ucap Nervan dengan ketus dan dingin.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Har Tini
lanjut thor makin seru
2021-11-21
0
Rangga RifQi ChynkMamah
seru ceritanya aku suka
2021-05-29
0
SitiRahma5332
seru kan ceritanya 👍👍👍👍👍
2021-05-05
0