Hari berganti hari,tak terasa Irena sudah satu bulan bekerja digedung megah itu.Hubungannya dengan Jefry juga semakin dekat.Tak jarang Jefry mengantar jemput Irena bekerja.Jefry juga mengetahui semua tentang irena,hingga pelecehan yang pernah dialami.
"Apa kau mau mampir.?" Tawar Irena saat mobil yang dikendarai Jefry,telah sampai dirumahnya.
"Jika kau tidak keberatan." sahut Jefry.
"Tentu saja tidak,ayo turun.!" ajak Irena.
Irena mempersilahkan Jefry masuk,dan duduk disofa yang tersedia diruangan itu.Jefry melihat sekeliling ruangan,rumah kecil bercat putih yang bersih dan rapi.Irena sangat pandai mengaturnya.
"Minumlah..." ucap Irena seraya memberikan segelas minuman hangat.
"Terima kasih..!" ucap Jefry.
Mereka berbincang bincang dengan diselingi canda dan tawa.Saling menjaili,namun tak jarang mereka juga saling menguatkan.
"Ish dasar pria,sudah beristri masih ingin dengan perempuan lain" komentar Irena saat melihat acara televisi tentang perselingkuhan.Dan saat itu juga,Jefry merasa tersindir.Tapi entah mengapa,hasrat untuk selalu dekat dengan Irena terus mengganggunya.
"Kenapa.? mereka kan saling mencintai." ucap Jefry
"Ya apa pun itu,tidak baik berhubungan diatas kesakitan orang lain." ucap Irena kembali.
Lagi dan lagi Jefry tersentil hatinya,oleh kata kata Irena.
Karena hari sudah semakin larut,Jefry segera pamit dari rumah Irena.Disepanjang jalan Jefry memikirkan kata kata yang Irena ucapkan tadi.
"Kenapa kau pulang larut sekali Jef.?" selidik Chintia saat Jefry baru saja memasuki rumah mereka.
"Aku tadi mampir kerumah teman,kami ngobrol panjang lebar.Kami sampai lupa waktu.Maafkan aku.!" sahut Jefry seraya memberi kecupan dibibir Chintia.
"Apa kau sudah makan.?" tanya Chintia.
"Sudah.! kau istirahatlah,ini sudah larut." jawab Jefry.
"Hemm..! kau segeralah mandi,lalu tidur." kata Chintia.
Diruang mandi Jefry terus memikirkan kata kata Irena.Tapi bayangan kala Irena tersenyum,tertawa,membuat Jefry tak bisa menahan diri,untuk tidak menemuinya.Perasaan nyaman jika berada disamping Irena,sangat berbeda jika bersama dengan Chintia.Tapi jika harus memilih Jefry pun tidak akan pernah bisa memilih.
Keesokan malamnya dirumah Irena
"Irena aku ingin bicara sesuatu padamu." ucap Jefry.
"Bicaralah.!" sahut Irena.
"Aku menyukaimu.!" ucap Jefry.
Irena yang mendengar ucapan Jefry,hanya bisa mematung.Dirinya tak menyangka jika Jefry akan mengungkapkan perasaannya.
"Kita baru saja bertemu Jef,kau memang sudah mengetaui aku siapa,dan bagaimana hidupku.Tapi aku sama sekali tidak mengetahui siapa dirimu.Apa sudah menikah atau belum,pekerjaanmu,rumahmu." kata Irena.
"Aku belum menikah."maafkan aku chintia" ucap jefry dalam hati. Kalau soal pekerjaan,aku sama seperti Jovan.Untuk rumah aku tidak ada.Aku tinggal diapartemen." jelas Jefry.
Jefry pun menjelaskan tentang dirinya,tapi tidak tentang chintia dan putranya.Jefry sangat mencintai chintia,tapi juga tak mau kehilangan Irena.Entah apa yang membuatnya sangat menggagumi Irena.
"Jujur jef,aku juga sebenarnya menyukaimu.Tapi..."
Bibir Jefry tiba tiba mendarat dibibir Irena,sebelum Irena menyelesaikan ucapannya.
"Terima kasih karena kau juga menyukaiku.Jangan bicara yang macam macam,kita jalani semuanya terlebih dahulu,bagaimana.?" ucap Jefry.
Irena yang masih berusaha menetralkan detak jantungnya,hanya bisa menjawab dengan anggukan kepala.Jefry yang melihat itu pun seketika tersenyum lebar.Diciumnya kening Irena dalam dalam.
"Baiklah aku pulang,lain kali aku akan membawamu keapartemenku." pamit Jefry
Setelah kepergian Jefry,Irena tak henti hentinya tersenyum.Dipeganginya bibir,dan kening secara bergantian.
"Ah TUHAN seperti inikah rasanya.?" monolog Irena.
Like,vote,dan kirimkan hadiah kalian. 🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments