Keesokan harinya Rangga seperti biasa ia masuk kerja dengan tenang tapi apa yang ia rasakan begitu ia sembunyikan dari semua orang bahkan saat ini hatinya sakit tapi tak ada yang dapat melihatnya hanya dirinyalah yang merasakan pedih.
Pagi ini Rangga sarapan seperti biasa, ia tak berbicara sepatah katapun yang terlihat saat ini hanyalah sikap yang tenang yang tak terbacakan, bahkan sang ibunya pun hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun sampai Rangga menyelesaikan sarapan paginya dan berangkat ke kantornya.
setelah Rangga pergi dengan mobilnya yang tak terlihat lagi, baru sang ibunya mendekati suaminya dengan membahas apa yang harus mereka lakukan besok untuk pernikahan putranya, sedangkan pernikahan putranya telah di umumkan dalam kalangan pengusaha-pengusaha ternama. jika mereka membatalkan pernikahannya apa yang akan terjadi pada putra mereka sedangkan Rangga adalah orang yang begitu di kenal dalam kalangan bisnis.
"Gimana pa, apa yang harus kita lakukan?" tanya ibunya Rangga pada suaminya
" biarkan papa memikirkan jalan keluarnya ma" jawab ayah Rangga dengan memintah waktu agar bisa memikirkan jalan keluarnya agar pernikahan ini tetap berjalan seperti yang di rencanakan
"kita tidak ada waktu lagi pa, sebab pernikahan Rangga akan di laksanakan besok mama tidak ingin Rangga menjadi sorotan semua orang pa"
Ayah rangga berdiri dari tempat duduknya dan bergegas untuk pergi.
"papa mau kemana?"
"papa ada urusan di luar ma"
"terus bagaimana dengan besok pa?" tanya ibu Rangga dengan wajah cemas
"serahkan semua ke papa, ma. biar papa yang urus semuanya" ucap tuan Hans pada istrinya
"Apa yang akan papa lakukan?"
"Mama tunggu saja di rumah, gak usah keluar rumah dan gak usah memikirkannya, biarkan papa yang mengurusnya"
ibu Rangga menganggukan kepalanya, ia membiarkan suaminya yang mengurus semua tanpa bertanya lagi ibu Rangga membiarkan suaminya pergi keluar untuk mengurus semua masalah yang menimpah pada putranya.
Di dalam mobil tuan Hans menelfon seseorang "Kamu dimana?" tanya tuan Hans pada seseorang yang sedang ia hubungi
"Aku berada di kantor, ada apa Hans?"
"Aku ingin bertemu denganmu ada sesuatu yang ingin aku bicarakan bersamamu"
"okey kita ketemu di tempat biasa di jam makan siang"
"baik.." jawab tuan Hans dengan mengakhiri panggilan telfonnya.
*******
Di tempat lain terlihat ada seseorang yang tidak begitu baik, sebelum pergi ke kantor ia pergi lebih dulu di salah satu bisnisnya yaitu sebuah hotel dengan wajah yang begitu dingin ia berjalan masuk ke dalam hotel, para karyawan berdiri menyambut kedatangan Rangga pemilik hotel dengan membungkukkan setengah tubuh mereka untuk menghormati tuan pemilik hotel. kedatangan Rangga membuat semua karyawan merasa sesak seperti tidak bernapas, mereka takut melakukan kesalahan, dari wajah tuan Rangga mereka bisa melihat jika saat ini si pemilik hotel tidak baik-baik saja.
Frans memberi isyarat agar tak ada satu orangpun yang membantah apa yang di ucapkan Rangga. sebelum mereka menghadapi Rangga, asistennya yang bernama frans membuat mereka ketakutan apalagi dengan tuan Rangga.
Rangga meletakan tangannya di meja resepsionis bahkan di setiap pintu kamar hotel ia menemukan debu yang menempel di jarinya dan itu membuat Rangga marah.
"Siapa petugas yang membersihkan ini?" tanya Rangga dengan suara yang menakutkan
"Ma..maaf tuan, saya akan membersihkannya" jawab salah satu karyawan dengan terbatah-bata
"Frans potong gajinya, jika ia menolak atau membantah pecat saja" ucap Rangga dengan suara tegas dan lantang
"Baik tuan..."
"Tapi tuan" karyawan itu mencoba membela dirinya namun Frans menatapnya dengan sekali tatapan wanita itu menunduk dan terdiam hanya air matanya yang menetes karna hidupnya hanya bergantung pada pekerjaannya.
Setelah selesai Rangga pergi kembali pada kantornya karna ada sesuatu yang harus ia kerjakan. dengan wajah yang tanpa senyuman ia berjalan dengan gagahnya melewati para pekerjanya. dirinya begitu dengan santainya sedangkan para karyawan begitu tegang bahkan mereka menahan nafas mereka di saat Rangga melewati mereka.
Rangga telah sampai pada kantornya ia berjalan memasuk kantornya, Rangga pergi kearah lift yang akan ia naiki menuju ruangannya di lantai atas. para karyawan memuji ketampanan Rangga namun sebagian dari mereka merasa takut karna baru saja mendapatkan kabar bahwa Rangga baru saja memarahi karyawan yang berada di hotel.
Setelah sampai di ruangannya Rangga duduk dengan menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya yang saat ini selalu menemaninya. Rangga memejamkan matanya.
"Kamu bisa keluar, lanjutkan pekerjaanmu Frans" ucap Rangga pada asistennya Frans dengan mata yang masih terpejam
"baik tuan" jawab Frans sambil membungkukkan tubuhnya.
Setelah Frans pergi, Rangga membuka kedua matanya dan mengambil sebuah bingkai foto yang berada di laci mejanya, di tatapnya gambar yang berada dalam bingkai itu, seketika ia tersenyum lalu senyuman itu hilang sampai ia melemparkan bingkai itu ke tembok. gambar dalam bingkai itu adalah gambar dirinya bersama dengan aura tunangannya.
Rangga mengambil air untuk di minumnya setelah meminumnya ia mengenggam erat gelas yang ada di tangannya sehingga gelas itu pecah dalam genggaman tangganya.
Frans yang mendengarkan suara ribut dari ruangan Rangga, ia masuk ke dalam ruangan Rangga. Frans melihat pecahan kaca yang berserakan di ruangan beserta sebuah gambar Rangga bersama dengan aura tunangannya yang akan menikah besok, tapi aura meninggalkan Rangga tanpa alasan. Frans mengalihkan pandangannya kearah Rangga. ia segera mengambil kotak p3k untuk mengobati tangan tuannya. Frans mengobati tangan Rangga yang berlumuran dengan darah yang di sebabkan oleh pecahan gelas yang di genggamnya. setelah mengobati tangan Rangga. Frans membersihkan semua pecahan kaca sekaligus gambar ia membuang semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Berdo'a saja
apa kinar yg akan jadi pengganti ny6
2021-09-23
1
Lina aja
lanjut
2021-09-09
0
3 semprul
sekarang pergi , tp nanti klau rangga udah nikah pasti kembali bikin onar...
2021-08-17
3