'' Amy mau mandi dulu,tar disambung lagi ngobrolnya,'' Seraya berdiri meninggalkan meja makan dan masuk ke kamar untuk mengambil handuk dan baju ganti,keluar lagi menuju kamar mandi yang letaknya di samping dapur. Tak perlu membayangkan kamar mandi dengan showernya apalagi ada air hangat dan dingin karena di kamar mandi tersebut hanya ada kran dan ember untuk menampung air.
Rasa dingin benar-benar terasa saat guyuran air menyentuh kulit Amy,sempat merinding juga,tapi tetap menyelesaikan aktivitas mandinya. Selesai mandi Amy kembali ke kamarnya,membereskan isi dalam koper untuk di masukkan ke dalam lemari,namun urung dilakukan karena teringat kalau akan melamar pekerjaan di kota. Jika lulus pasti ia akan mencari tempat kost di sana. '' Biarkan saja dulu dalam koper,'' bisik Amy melihat baju-bajunya yang tertata dalam koper.
Amy berjalan ke jendela,meletakkan ke dua tangannya di jendela lalu memandang perkebunan karet yang ada di belakang rumahnya.Sayangnya kebun karet itu bukan milik keluarganya. '' Semoga suatu saat aku bisa membelikan kebun untuk Bapak dan Ibu,'' do'a Amy.
Amy menutup jendela kamarnya karena sudah menjelang malam,apalagi nyamuk-nyamuk nakal mulai berkeliaran,menggigit siapa saja tanpa pandang bulu.
******
Subuh menjelang,Amy sudah bangun dari tidurnya dan keluar kamar. Melihat Bapaknya yang sudah siap untuk pergi ke kebun karet,biasanya Bapaknya berangkat sangat pagi,menjelang siang baru pulang dan pergi lagi setelah makan siang hingga sore hari.
'' Apa ibu ikut Bapak juga?''tanya Amy yang melihat Bu Laila sibuk di dapur.
'' Nanti saja Ibu menyusul,''
'' Oh.....''
Pukul 08.00 Amy sudah siap untuk berangakat ke tempat paman dan bibinya di kota. Celana levis,baju kaos longgar warna senada dan rambut yang diikat hanya sebagian menambah cantik wajahnya. Amy yang memiliki tubuh ideal tentu saja akan menarik lawan jenisnya,tapi sayangnya karena hanya fukos untuk belajar,Amy tidak pernah menghiraukan ungkapan perasaan yang memandangnya penuh cinta.
'' Bu,Amy pergi dulu,'' Pamit Amy sambil membawa kantong plastik berisi oleh-oleh untuk paman dan bibinya.
'' Ya....hati-hati,nak''
Amy mencium punggung tangan Bu Laila.
'' Ada yang ingin ibu beli?nanti Amy belikan''
'' Tidak ada Amy.''
'' Ya....sudah,Amy pergi dulu. Oh,ya....Pak Dudungnya sudah taukan bu?'' tanya Amy memastikan tukang ojek yang mengantarkannya ke rumah paman dan bibinya.
'' Ia....sudah...kemaren ibu beri tau sekalian ngantar oleh-oleh.''
'' Hemm....kalau gitu Amy pergi,Bu.''
Bu Laila mengangguk dan memandangi punggung putri kesayangannya hingga tak terlihat lagi.
Amy berjalan menuju rumah Pak Dudung yang tidak jauh dari rumahnya,sekitar dua buah rumah dari rumahnya.
'' Pak Dudung......'' sapa Amy begitu melihat Pak Dudung duduk di teras seperti menunggu dirinya. Sementara motor Pak Dudung sudah di halaman rumah Pak Dudung.Amy masih berdiri di pinggir jalan.
'' Sudah siap,Pak?''
'' Ia,sudah.Mau pergi sekarang?''
'' Ia....Pak,biar cepat sampai.''
Pak Dudung segera naik ke motornya menghidupkan mesinnya dan membawanya ke jalan mendekati Amy sambil menyerahkan helm. Amy menyerahkan bungkusan plastik kepada Pak Dudung.Amy duduk di belakang dibonceng Pak Dudung.
Dua jam Amy baru sampai di tempat paman dan bibinya,
'' Sepertinya paman tidak ada,Pak.'' kata Amy pada Pak Dudung dan turun dari motor tersebut.
'' Di cek dulu Amy,''
'' Ia,Pak''
Amy berjalan menuju rumah paman dan bibinya, '' Rumah paman baru di renovasi,'' gumam Amy,karena depannya sudah berubah beton,dulunya hanya dari kayu.
'' Paman.....bibi......'' panggil Amy beberapa kali,tapi tidak ada jawaban. Paman Hasan bekerja sebagai buruh bangunan semantara bibi Aluh bekerja di warung tetangga sebagai tukang masak.
Amy menggantung bungkusan oleh-oleh di gagang pintu dan kembali lagi berboncengan dengan Pak Dudung. Nanti ia akan kembali lagi ke rumah tersebut.
Amy berniat membeli motor bekas,sehingga mereka pergi ke tempat jual beli motor bekas.
'' Pak....ke alamat ini ya....'' pinta Amy seraya memperlihatkan alamat di ponselnya.
'' Baik,''
Motor kembali melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan rumah Paman Hasan dan Bibi Aluh.
Sekitar lima belas menit mereka sudah sampai di tempat yan di tuju. Amy turun dari boncengan Pak Dudung.
'' Bapak,tunggu di sini dulu,saya cek dulu,Pak '' kata Amy dan meninggalkan Pak Dudung.
'' Ya....silahkan'' kata Pak Dudung sambil memarkirkan motornya ke pinggir jalan.
Amy berjalan masuk ke dalan toko tersebut,terlihat banyak motor bekas yang berjejer rapi. Seseorang laki-laki terlihat berjalan ke arah Amy.
'' Ada yang bisa kami bantu'' sapa orang itu ramah.
'' Kemaren saya sudah janji dengan pegawai di sini lewat hp untuk melihat motor yang ada di sini.''
'' Oh....tunggu sebentar ,silahkan sambil di lihat-lihat juga boleh'' kata orang tersebut sambil berjalan meninggalkan Amy. Amy berjalan melihat motor yang ada di sana. Berbagai merek motor ada di situ,tergantung pilihan hati dan yang penting tak menguras kantong,begitu pikir Amy.
'' Silahkan di pilih,siapa tau ada yang cocok.'' kata seorang perempuan yang sudah berada di belakang Amy.
Sedikit terkejut kemudian Amy membalikkan badan melihat orang yang ada di depannya.
'' Oh.....maaf membuat terkejut,'' kata perempuan itu lagi sambil sedikit membungkuk.
'' Loh....Lisa.....kamu Lisa kan? tanya Amy memastikan.
Yang di tanya malah terkejut dan memandang lekat ke arah Amy seakan mengingat sesuatu.
'' Amy.....ya.....?'' tanyanya lagi memastikan.
Amy mengangguk.
'' Amy....gak nyangka bisa ketemu kamu lagi,'' Ucap perempuan itu yang bernama Lisa,sahabat Amy waktu SMA.
'' Ia...betul'' keduanya berpelukan sesaat.'' kamu kerja di sini, Lisa?''
'' Ia ,betul.''
'' Berarti yang ku chat kemaren itu no kamu?''
'' Bukan,itu nomor toko ini. Kamu sudah selesai kuliah atau bagaimana? tanya Lisa yang masih memegang tangan Amy.
'' Sudah selesai,baru kemaren aku pulang''
'' Oh.....berarti kamu dapat undangan dong....dari Ardy?''
'' Ardy'' gumam Amy,ia ingat betul siapa orang tersebut,dia yang selalu menghiasi hari-harinya waktu di SMA.
'' Undangan apa?ulang tahun?tapi inikan belum ulang tahun Ardy,Lis.''
'' Eh.....bukan,di mau tunangan.....kali aja kamu di undang,kamu kan pacarnya dulu.'' kata Lisa yang mengira keduanya sudah putus pacaran semenjak Ardy pergi kuliah ke ke luar negeri.
'' Gak,tau aku,sudah lama juga lost kontak aku sama Ardy.''
'' Oh....gitu,aku kira kamu tau Amy.'' Lisa melihat Bosnya keluar dari toko,tidak enak dengan bosnya karena asik ngobrol,Lisa segera mengalihkan topik pembicaraan.''Ya...sudah,nanti kita lanjut ngobrolnya,gak enak sama bos,'' kata Lisa menunjuk dengan mulutnya ke arah laki-laki yang keluar dari toko. Ternyata laki-laki yang menyapa Amy saat datang tadi adalah bosnya Lisa atau pemilik toko tersebut.'' yg kemaren no wa kamu kan?tanya Lisa.
'' Ia,kamu telpon baliknya,''
'' Ok!''
'' Yuk,liat-liat motornya.'' ajak Lisa untuk melihat motor yang cocok dengan keinginan Amy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments