STIK CINTA AR & MY
Amy masuk ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur yang sudah lusuh. '' Mungkin kasur ini belum pernah di ganti semenjak ia berani tidur di kamar sendiri sewaktu masih SD'' Pikir Amy. Matanya memandang sekeliling kamarnya dan juga menatap langit-langit kamarnya yang tidak mengunakan plafon.
'' Tak ada yang berubuh dari kamarnya,meski kurang lebih tiga tahun setengah di tinggalkan,semua sama,bahkan lemari pakaiannya terlihat lebih usang,'' pikirnya.
Amynarti seorang gadis cantik,usianya belum genap 22 tahun,baru sampai di rumah setelah kembali dari kota XX,pulau seberang,menyelesaikan kuliah singkatnya yang hanya tiga tahun setengah. Perjalanan di pesawat selama satu jam lebih dan naik travel selama kurang lebih enam jam untuk sampai di desanya, membuat dirinya kelelahan dan berniat untuk tidur. Tapi bukannya tertidur malah sibuk dengan pikirannya yang memperhatikan kamarnya sendiri.
Kamar yang jarang di tempati,karena semenjak sekolah SMP sampai SMA Amy lebih sering tinggal di rumah paman dan bibinya. Paman dan Bibinya tidak punya anak,sehingga mereka sangat senang ketika Amy tinggal bersama mereka,apalagi rumah mereka dekat dengan sekolah.
Amy tau,mereka bukan keluarga kaya,Amy tak pernah mengeluh dengan keadaan keluarganya yang bisa dibilang sangat sederhana atau bahkan ada yang mengatakan mereka keluarga miskin. Bapak dan ibunya hanya buruh tani yang bekerja sebagai penyadap karet milik tetangganya. Penghasilan yang tidak tentu membuat keluarga mereka bisa dikatakan dengan katagori miskin di desanya.
Namun begitu ,orang tua Amy yaitu Pak Rahmat dan Bu Laila selalu memperhatikan anak satu-satunya, terutama masalah pendidikan.
Hal itulah yang membuat Amy selalu mendapat bea siswa pendidikan hingga menyelesaikan kuliahnya. Bea siswa yang Amy dapat dari perusahaan yang ada di kotanya,hanya diperuntukkan untuk mereka yang selalu mendapat juara 1 di kelasnya atau yang nilainya selalu tinggi jika di perkuliahan. Jika nilainya rendah otomatis bea siswa tersebut akan berhenti dan akan diberikan kepada orang lain. Itulah yang menyebahkan Amy sangat giat belajar dan melupakan kepentingannya yang lain.
Lelah berpikir,ahirnya Amy tertidur juga,tapi sebelum matanya benar-benar terpejam Amy berniat untuk merenovasi rumahnya jika sudah bekerja di perusahaan yang memberinya beasiswa tersebut. Perusahaan tersebut sudah memberitau Amy jika nanti setelah lulus kuliah maka akan bekerja di perusahaan mereka.
'' Semoga bisa terlakasana'' harap Amy.
Sore hari Amy terbangun dari tidurnya dan keluar kamar, berjalan menuju dapur karena sudah merasa lapar.Amy melihat ibunya sedang di dapur.
'' Sedang apa,bu?'' tanya Amy yang mulai duduk di kursi yang berdampingan dengan meja makan yang terbuat dari kayu.
'' Sudah bangun,nak?tanya bu Laila sambil tangannya sibuk memasukkan pisang goreng ke dalam tepung tanpa menjawab pertanyaan anaknya.
Amy hanya menganguk.
'' Ibu buatkan gorengan,makan dulu sana,kamu dari tadi belum makan.'' Amy mengangguk dan mengambil piring serta membuka tudung saji,bersiap untuk makan masakan ibunya yang sudah lama ia rindukan,apalagi ada sambal terasi membuat Amy semakin berselera.
'' Bapak belum pulang,Bu?''
'' Ia...belum,mungkin sebentar lagi,'' Bu Laila mengambil kayu bakar lalu menyusunya pada api yang belum menyala semuanya,hanya bara api yang terlihat,bu Laila mengambil bambu yang panjangnya sekitar 15 cm, yang digunakan untuk meniup bara api agar bisa menyala dan dapat digunakan untuk menggoreng.
Asap mulai menyelimuti dapur Bu Laila,
Uhuk.....uhuk......uhuk......Amy terbatuk batuk karena sempat terhirup asap yang memenuhi dapur mereka walau hanya sebentar,bagitu api menyala,asapnya berangsur hilang.
'' Kamu makan di luar dulu sana,biar ibu di dapur bikin gorengan,'' Bu Laila tau Amy batuk karena asap yang sempat memenuhi dapurnya.
'' Gak apa-apa Bu,sudah mendingan,'' Amy kembali menikmati makanannya.
ssssrrrrrrr
Suara adonan pisang yang sudah masuk kedalam minyak panas terdengar begitu jelas ditelinga mereka,karena sempat hening sejenak.
'' Biar nanti Amy belikan kompor gas,Bu.''
'' Gak usah Amy,kalau gasnya habis,ibu mau beli kemana?di sini yang jual gas jauh,mahal lagi. Lebih baik uangnya disimpan.''
'' Tapi kasian ibu,harus niup api dulu baru bisa masak.''
''Tak apa,ibu sudah biasa,''
Amy tak membantah,ia hanya diam dan melihat ibunya yang membolak balik pisang di penggorengan.
Dari luar terdengar seseorang membuka pintu. Bu Laila tau kalau itu suaminya yang datang.
'' Pak.....Pak.....sini,coba liat siapa yang datang?'' Panggil bu Laila pada suaminya dari arah dapur.
'' Memangnya siapa Bu?'' tanya Pak Rahmat berjalan mendekat ke dapur yang tidak telalu jauh,karena rumah mereka yang tidak luas,hanya ada dua kamar,satu ruang tamu dapur dan kamar mandi.
'' Pak....'' Amy yang duduk dikursinya berdiri mencium punggung tangan Bapaknya dan memeluk bapaknya sebentar.
Tentu saja Pak Rahmat terkejut,ia tidak menyangka anaknya sudah pulang, Hasan adiknya atau paman Amy hanya bercerita kalau anaknya sudah selesai di wisuda tapi tidak memberi tau kalau akan pulang.
'' Apa kuliahmu sudah selesai,nak?'' tanya Pak Rahmat.
'' Sudah...Pak....''
'' Syukurlah.....,Bapak kira empat atau lima tahun seperti katamu dulu,''
'' Alhamdulillah,Pak.Amy bisa menyelesaikannya lebih cepat.''
Hemmmm,terdengar suara dari Pak rahmat,ia mengambil gorengan yang sudah masak dan memasukkannya ke dalam mulut.
'' Bapak makan dulu?'' tanya istrinya.
'' Ia boleh....'' Mengambil piring dan memasukkan nasi ke dalam piring,mengambil lauk yang terhidang di meja makan.
'' Sambalnya mantap ini,Pak,'' Kata Amy menunjuk sambal terasi yang tadi sudah dicobanya.
Pak Rahmat mulai menikmati makanannya,sementara Amy mengambil gorengan yang ada di meja itu juga dan memasukkanya ke dalam mulut.
'' Oh,ia Bu. Oleh-oleh tadi sudah ibu kasihkan ke tetangga?''
'' Belum,setelah ini ibu akan mengantarkannya''
'' Tetangga kita di sebelah itu masih ngojek gak bu?'' tanya Amy lagi.
'' Pak,Dudung itu?''
'' Ia,Bu''
'' Masih,kenapa ?''
'' Besok rencananya Amy mau mengantarkan oleh-oleh untuk Paman dan Bibi,sekalian mau beli motor juga.''
'' Kamu mau beli motor?'' tanya Pak Rahmat yang sudah menyelesaikan makannya.
'' Ia,Pak.Susah kalau mau kemana-mana gak ada motor. Jadi besok biar naik ojek aja dulu dari sini.''
'' Apa kamu punya uang?motorkan mahal,Nak?'' kata Pak Rahmat lagi.
'' Ada sedikit,Pak. Lagian Amy belinya yang pakaian aja Pak. kalau baru sayang uangnya,mending Amy simpan buat merehap rumah ini.''
'' Kamu ingin merehap rumah ini juga?'' Kali ini Bu Laila yang bertanya,merasa terkejut karena merahap rumah perlu dana yang banyak.
'' Ia...Bu,tapi....tidak sekarang,Amy kerja dulu,gajihnya di tabung,kalau sudah banyak baru dibikinkan untuk rehap rumah.''
'' Nanti kalau Ibu ketemu Pak Dudung,kasih tau ya bu....Amy mau ke tempat Paman dan Bibi,naik ojek.
'' Ia nanti ibu sampaikan,'' Hening sejenak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Aqila Alodia
q
2021-03-05
1
EkoNur Icha Icha
aku mampir ya thor, semoga banyak yg suka novel mu
2021-03-01
2