"Aku...aku mau.. "
"Dari tadi itu terus ya yang di sebut! mau ngomong atau mama lempar sendal? "ancam Mama Rafael yang sudah memegang sendal miliknya
"Aku mau melamar Mia untuk menjadi istriku mah ..."jawab Rafael lantang dengan penuh keyakinan
"Oh mama pikir mau ngomong apa.Hah? apa tadi? mau ngalamar siapa? "bertanya dengan nada tinggi dan tidak percaya
"Istriku yang cantik volume suaranya di kurangin dikit ya,kasian telinga papa sama Rafael nanti bisa syok loh"
"Suamiku yang tampan dan gagah menawan bisa diem gak? "sambil melirik suaminya dengan tatapan khas singa yang siap menerkam mangsanya
"Astaga, punya istri hobinya ngancem suaminya terus sih!"gumam Rudi bergedik ngeri menatap istrinya
"Iya mah.. aku serius dan aku yakin dengan keputusan yang aku ambil saat ini, Rafael mau melamar Mia dan menjadikan dia satu-satunya wanita dalam hidup aku mah.. pah.. "memegang kedua tangan mama nya dengan penuh harapan agar mendapat persetujuan
Tanpa membalas perkataan putra kesayangannya itu, Mama Mery langsung memeluk Rafael erat sambil menangis bahagia.
"Mama akan selalu dukung keputusan apapun yang kamu ambil nak, asal itu membuat kamu bahagia sayang"masih terisak memeluk putra kesayangannya itu
"Papa gak setuju! "memandangi Rafael dengan tatapan tajam
"Pah,bagaimana mungkin papa gak setuju sama aku?bukankah dari awal papa yang ingin aku mendekati Mia? bukankan ini yang yang di harapkan papa untuk kemajuan bisnis keluarga kita? "ucap Rafael tak menduga adanya penolakan dari papanya
"Iya itu yang papa dan mama mau dari awal, tapi saat papa dekat dan lebih mengenal Mia niat itu semakin lama memudar nak! papah ingin kamu melamar Mia karna alasan cinta bukan karna tujuan untuk kemajuan bisnis kita"menepuk pundak Rafael dengan harapan putranya melamar Mia karna alasan cinta bukan bisnis
"Aku tidak mungkin menyakiti wanita sempurna seperti Mia pah, dan aku tidak akan pernah mengingkari janjiku pada Om Herman! Rafael sungguh mencintai Mia pah dan itu tulus tanpa adanya alasan apapun"
Dipandangi mata putranya lekat,seorang ayah mencari kebenaran cinta dari putranya dan hanya ada ketulusan yang terlihat.
"Percayalah padaku,putra kita Rafael punya niat yang baik dan tulus"Mery mencoba meyakinkan suaminya
"Berjanjilah untuk tidak menyakiti Mia nak, bersama Ayah nya dia di perlakukan layaknya putri raja dan saat bersamamu nanti dia harus jadi wanita yang paling bahagia di dunia ini"menasehati Rafael dan memeluknya erat
"Aku janji pah, akan jadi pendamping terbaik untuk Mia "mulai merasa terharu dengan semua perkataan orang tuanya tapi mencoba menahan air matanya walaupun itu air mata kebahagiaan.
"Tapi nak, apa Tuan Herman sudah tau dengan rencana kamu yang ingin melamar Mia? "tanya Mama Rafael memastikan
"Iya mah, aku bahkan udah minta izin dulu sama Om Herman dan aku seneng banget karna Om Herman mendukung keputusan aku dan bantu aku untuk jelasin ke Mia"
"Syukurlah kalau gitu, besok mama sama papa akan datang langsung ke rumah Tuan Herman untuk bicarakan soal acara lamaran ini ya"menepuk pundak putranya agar merasa lebih tenang
................
Keesokan harinya
Ceklek... suara pintu kamar Mia terbuka
"Ternyata masih tidur, sayang bangun ini udah pagi nak"menepuk pelan pipi putrinya agar segera bangun dari tidurnya
"Hooamm...selamat pagi papa ku tersayang"
"Pagi sayang, sekarang kamu mandi ya dan jangan lupa untuk dandan yang cantik hari ini"mengelus lembut rambut putri kesayangannya itu
"Dandan? emangnya kita mau kemana pah? "tanya Mia bingung
"Kita di rumah aja kok nak, cuma hari ini kita kedatangan tamu spesial"
"Tamu? "siapa pah? rekan bisnis papah?kenapa harus ketemu di rumah? kenapa gak di kantor aja? "tanya Mia bertubi-tubi
"Nak kamu tuh kaya kaset rusak deh nyerocos terus, mending buruan mandi dandan yang cantik ya papa tunggu di ruang tamu"mencium pipi putrinya sekilas dan berlalu meninggalkan kamar Mia
"Kalo anaknya kaset rusak papahnya abang kaset pinggir jalan dong! aduh punya papa kok hobinya ngeledek terus untung tampan eh maksudnya untung sayang"
...Kediaman Keluarga Prasetya...
"Papa buruan dong mandinya mama juga mau mandi"teriak Mama Rafael ke suaminya
"Iya sabar kenapa sih, bentar lagi papa selesai"
"Punya suami gini amat ya mandi aja lama banget kaya anak perawan yang mau dilamar"
Tok.. tok...ceklek pintu kamar Om Rudi dan Tante Mery terbuka
"Nak kamu mau ngapain kesini? "tanya Mama Rafael
"Mama masih lama ya? aku gak mau sampe telat nih buat ngelamar Mia kan gak enak sama Om Herman
"Tenang aja kita akan sampai tepat waktu di rumah Tuan Herman, masalahnya papa kamu tuh mandinya lama banget"
"Ih papah kebiasaan deh, papa buruan dong jangan lama mandinya emang mau gantengnya luntur!"teriak Rafael yang kesal karna kebiasaan papanya yang sangat lama jika sudah urusan mandi
"Kamu tuh ya bawelnya satu level sama mama kamu,kasian deh nanti Mia tiap hari harus denger suara cempreng kamu nak"gerutu Om Rudi yang sudah keluar dari toilet
"Lebih kasian lagi mama tau pah"ketus Rafael melirik kearah papanya
"Loh kok malah jadi mama yang kasian nak? "ucap Tante Mery tak mengerti ucapan putranya itu
"Iya mah soalnya tiap hari mama kalah cantik di bandingkan papa"ucap Rafael ngasal yang mendapat tatapan tajam dari papanya
"Sejak kapan ketampanan paripurna Rudi Prasetya berubah jadi cantik hah!"menjewer telinga Rafael yang berhasil membuatnya kesal
"Mending mama mandi, daripada kena omel papa juga... yang sabar ya nak ini ujian"ledek Mama Rafael yang sudah langsung berlari kecil ke toilet
"Ampun pah ampun, aku gak akan ledekin papa lagi "ucap Rafael yang kesakitan mendapat jeweran dari sang papa
...Kediaman Keluarga Wijaya...
"Papa bilang tadi ada tamu spesial, siapa ya? tapi buat apa aku ketemu tamu spesial papah?yaudahlah mending aku siap-siap aja dulu "ucap Mia yang masih bingung siapa tamu spesial yang di maksud sang papa
"Semoga hari ini berjalan lancar dan semoga Mia mau menerima lamaran dari Rafael"banyak harapan yang indah yang sudah di bayangkan Papa Mia untuk masa depan putri kesayangannya
Beberapa jam kemudian keluarga Prasetya sudah tiba di kediaman Wijaya dengan perasaan yang senang sekaligus takut, takut adanya penolakan dari Mia.
"Maaf tuan, keluarga dari Tuan Rudi Prasetya sudah tiba "ujar salah satu ajudan kediaman Wijaya
"Selamat datang Tuan Rudi senang bisa bertemu anda dan keluarga di momen indah seperti ini "ucap Herman sambil menyalami suami istri itu tidak lupa juga dengan Rafael yang sudah terlihat tampan dengan setelan jas berwarna merah maroon
"Jangan tegang begitu nak, om sudah ajak Mia bicara tentang ini jadi kamu tidak perlu tegang begitu"ucap Papa Mia mencoba membuat Rafael bersikap lebih santai dan tenang
"Om Rudi..Tante Mery... Kak Rafael! kok bisa ada di sini? "tanya Mia yang bingung saat melihat keluarga Rafael datang kerumahnya
...Bersambung...
...Ini karya pertamaku,mohon dukungannya dengan cara like, komen dan vote 😇....
...Terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Nikma
Like
2020-12-21
1
Yuniar
Lanjut kak
2020-12-21
0