Selesai makan
Menyeka kedua sisi bibirnya dengan serbet sutra berwarna merah maroon. "Oh iya pah, Om Rudi sama Tante Merry kapan datang lagi kerumah kita? "
Herman sedikit terkejut dengan pertanyaan dari putrinya."Tumben banget kamu bertanya tentang rekan bisnis papa? biasanya kamu selalu bersikap biasa saja."goda Herman yang sudah tau apa yang kini dipikirkan putrinya.
"Ih papa nih ya, kebiasaan deh ngeledekin aku terus!"ucap Mia membela diri. "Tapi emang agak aneh sih,biasanya gw gak terlalu mau ikut campur dengan siapapun yang menjadi relasi bisnis papa.Apa karna mereka orang tua dari Kak Rafael ya? "batin Mia.
Herman hanya tersenyum menanggapi setiap penuturan dari putri tunggalnya itu. "Oh iya minggu depan papa mau mengundang keluarga Om Rudi untuk makan malam di salah satu restoran,kamu mau ikut kan? sekalian ketemu lagi sama Rafael."Sambung Herman menanyai putrinya yang kini menjadi salah tingkah memainkan serbet ditangannya.
" Emm... emng Kak Rafael bakal ikut ya pah?" tanya Mia ragu
" Seperti yang di bilang Tante Mery tadi kalo mereka bakal ngajak Rafael juga, jadi pasti Rafael akan ikut berserta kedua orang tuanya "
"Hemm... yaudah deh Mia ikut nemenin papa"
...Kediaman Keluarga Prasetya...
Kamar Rafael
Berbaring santai diranjangnya seraya menatap layar ponselnya. "Mia Wijaya? gw gk pernah denger tuh nama, padahal kata papa dia anak pengusaha terkaya dinegri ini.Tapi masa gw gk kenal sama sekali sih. "
" Tapi kata mama dia cantik, semoga aja deh siapa tau bisa jadi gebetan baru gw kan enak pasti punya pacar anak pengusaha terkaya di negri ini " sambung Rafael senang dan kemudian tertidur dengan khayalan indahnya.
...Kediaman Keluarga Wijaya...
Meja makan
"Sayang, papa ke kamar dulu ya! besok pagi ada meeting penting, jadi papa harus berangkat ke kantor lebih awal. "pamit Herman bangkit dari kursinya, mencium sekilas kening putrinya lembut dan berlalu menuju kamarnya untuk istirahat.
Mia hanya tersenyum bahagia dengan perlakuan sang papa yang selalu memberikannya kasih sayang yang terasa sangat sempurna. "Seandainya mama masih ada, keluarga ini akan terasa sangat sempurna."ucap Mia pelan menatap punggung sang papa yang semakin menjauh dari pandangannya.
"Lebih baik sekarang aku juga istirahat deh, lumayan cape juga shopping seharian"meninggalkan meja makan,menaiki tangga menuju kamarnya.
Kamar Mia
Menjatuhkan tubuhnya sembarang di ranjang empuknya. "Semoga kita bisa ketemu lagi ya kak, setelah sekian lama setelah lulus kuliah aku gak pernah liat Kak Rafael lagi"ucap Mia mulai memejamkan mata .
Seminggu kemudian, waktu makan malam antara keluarga Wijaya dan Prasetya sudah tiba. Dimana waktu yang diharapkan untuk mempertemukan Rafael dan juga Mia setelah sekian lama.
...............
Terlihat satu wanita paruh baya yang terlihat sangat cantik dan anggun dengan setelan jas kantor berwarna maroon miliknya. Disampingnya kini sudah berdiri dua pria yang juga terlihat gagah dan tampan dengan setrlan jas berwarna biru tua.
Ya,kedua pria itu adalah Rafael dan Rudi Prasetya yang sudah siap untuk berangkat ke kantor.
" Nak inget pesan mama tadi kan, nanti malem kita bakal ketemu sama Om Herman dan putrinya Mia, jadi tolong jangan pulang terlalu sore ya. "pinta Merry lembut
"Dengerin apa yang mama kamu bilang! pulang kantor lebih baik langsung pulang jadi kamu sampai di rumah tidak terlalu sore. "timpal Rudi menirukan gaya bicara dari istrinya.
Rafael hanya mengukir senyum manis di kedua sisi bibirnya. "Iya pah mah, aku denger kok hari ini aku pulang lebih awal dari biasanya. "berpamitan seraya mencium punggung tangan papa dan mamanya.Berlalu pergi menggunakan mobil mewahnya menuju kantor.
"Awas aja tuh anak kalau sampe terlambat pulang! gw masukin kedalam perut lagi biar tau rasa. "batin Merry yang masih bimbang dengan tingkah putranya yang terlihat sangat tidak bisa diajak untuk bicara serius.
" Yaudah ayo mah, kita juga harus ke kantor hari ini papa ada meeting jadi jangan sampe terlambat ." ucapnya berjalan keluar dari pintu utama rumahnya sambil memasuki mobil mewahnya diikuti oleh istrinya.
...Kediaman Keluarga Wijaya...
Mia yang baru saja bangun dari tidurnya berjalan keluar kamar. Beralih menuju ruang makan. "Bi, papah udah kekantor ya? ." tanya Mia kepada Bi Minah yang tengah sibuk menyendokan nasi goreng untuk Mia.
"Iya non, tuan tadi berangkatnya pagi katanya ada meeting penting"
"Hemm.. oh iya bi! tolong siapkan beberapa orang untuk mempersiapkan aku penampilan aku untuk acara makan malam hari ini bersama relasi bisnis papa ya."pinta Mia seraya menyendok nasi goreng kemulutnya.
"Siap laksanakan nona muda! "
" Makasih bi.. "ujar Mia melanjutkan sarapannya.
..............
Sore Harinya
Bi Minah terlihat memasuki kamar mewah milik Mia."Non..stylish dan para jajarannya udah dateng, bibi suruh langsung ke Walk In Closet aja?"
"Iya bi! aku akan susul mereka lima menit lagi ya! "sahut Mia
"Baik non."berjalan keluar kamar,melaksanakan semua yang di titahkan Mia kepadanya.
...Walk In closet Mia Wijaya...
Mia terlihat memasuki walk in closet pribadinya. Terlihat sudah ada beberapa orang kepercayaannya dalam bidang fashion dan sejenisnya.
"Selamat sore Nona, untuk acara apa anda memanggil kami semua? " tanya hair staylis Mia
"Pertanyaan konyol! gak mungkin gw minta mereka datang kesini untuk fashion show kan!"batin Mia kesal.
" Malam ini aku harus nemenin papa untuk dinner sama rekan bisnisnya.Tolong beri look yang santai tapi tetap sopan dan berkelas ya! "ucap Mia memberi perintah.
"Baiklah kalau begitu nona akan kami dandani dengan sangat cantik"
"Satu hal lagi! natural look saja, karna aku tidak ingin direpotkan dengan aktifitas menghapus make up setelahnya! "
" Siap laksanakan Nona Mia Wijaya" ucap mereka serentak
..............
Terlihat dua orang pria berjalan melewati pintu utama. Ya, itu adalah Herman dan salah seorang stylish pribadinya.
Melihat tuannya sudah pulang.Beberapa asisten menghampiri Herman.
"Apa tuan putriku sudah bersiap? "
"Nona Mia sedang bersiap dengan oara stylish tuan. "
"Baiklah, jika dia sudah selesai merias diri tolong minta dia untuk menunggu di ruang tamu! karna saya juga akan bersiap ."titah Herman
"Siap laksanakan tuan."
...Kediaman Keluarga Prasetya...
Merry terlihat kesal dengan tingkah suaminya yang terus saja mondar mandir di depannya seraya bersedekap dada.
"Mah stylish langganan keluarga kita kok belum dateng ya?"
" Papa nih ya lebih heboh dari mama deh kalo mau pergi kemana-mana, sabar aja sih nanti juga dateng! mandi aja dulu sana biar gak berasa nunggunya."timpal Merry
" Harus dong mah, istri aku cantik kaya bidadari anak gantengnya udah luber masa aku tampil biasa aja kan gak seru."
" Hemmmm..biar gak disangka supir ya pah? " ucap ngasal Merry seraya tertawa kecil meledek suaminya .
" Ledek aja trus! papa mah apa atuh hanya serpihan berlian."timpalnya kesal
" Uuuunncchhh..tayang tayang mama kan cuma bercanda pah." mencolek dagu suaminya yang sudah terlihat cemberut
Di lantai dasar terlihat Rafael memasuki kediaman orang tuanya dengan wajah yang sumringah. Tentunya karna dia bisa menepati perkataannya untuk pulang lebih awal.
" Aku pulang.."teriak Rafael sampai terdengar ke seluruh penjuru rumah.
Merry yang berada di kamarnya terusik dengan teriakan cempreng dari putra tunggalnya itu. "Astaga, kalau setiap hari denger suara cempreng begini kerutan diwajah gw makin nambah deh pasti. "ucap Merry seraya bangkit membuka handle pintu kamar dan berjalan keluar kamar.
"Berisik nak! bisa diem gak? atau mau mama lempar pakai sandal! "ancam Merry dengan tangan kiri yang sudah memegang sebelah dari sandalnya.
Mendengar keributan yang di buat oleh putra dan istrinya. Rudi memutuskan untuk keluar kamar untuk menengahi .
Rafael bergedik ngeri menatap ibunya yang terlihat seperti singa yang siap menerkan mangsanya. Menaiki tangga dan mendekati sang mama.
"Maaf ya ma, tapi suara mama lebih cempreng loh dari aku. "belanya menahan tawa
" Untung anaknya yang protes coba tadi aku yang protes pasti di suruh tidur di sofa." sambung Herman yang berhasil mendapat tatapan tajam dari istrinya
" Udah ah mama malas debat! mendingan kamu mandi nak sambil nunggu stylish kita masing-masing."
" Harus banget ya mah pake stylish segala? kita kan cuma mau dinner bukan mau kondangan." tanya Rafael malas
" Harus dong! yang kita ajak dinner itu pengusaha terkaya masa tampilan kita biasa aja, apa kata dunia kalo begitu. "timpal Rudi dengan gaya alay andalannya.
" Udah mending mandi sana, dengerin papa ngomong gak bakal kelar sampai besok pagi!" timpal Mery meledek suaminya yang selalu ingin tampil sempurna dan tampan.
Terlihat asisten rumah Rafael menaiki tangga.Berjalan mendekati ketiganya.
" Maaf tuan, stylish keluarga Prasetya sudah datang."ucapnya sopan
"Suruh langsung ke Walk In Closet kita masing-masing aja bi."titah Rudi
"Baik tuan."
...Kediaman Keluarga Wijaya...
" Bi papah udah pulang? " tanya Mia pada asisten rumahnya seraya menurunin anak tangga.
"Sudah non, lagi siap-siap di kamar sama stylish nya.Oh iya, tadi kata tuan kalo non Mia sudah selesai dandan di suruh tunggu di ruang tamu."
"Oh oke deh bi. "
Berjalan menuju ruang tamu. Beberapa menit menunggu di ruang tamu.
Mia takjub melihat papa nya terlihat sangat keren sekaligus tampan dengan setelan jas yang senada dengan gaun yang ia kenakan. "Waw.. papa ganteng banget. "
" Putri papa juga cantik pake banget malah. Oh iya berapa hari dandannya nak?"godanya
" Ih papa nih ya, gak seneng kayanya kalo sehari aja gak ngeledek aku."
" Becanda sayang, kamu cantik banget kok layaknya tuan putri."
" Yaudah yuk pah, mending kita berangkat takutnya hujan."ajak Mia bersemangat
"Emang kalo hujan kenapa? kita kan naik mobil bukannya jalan kaki nak."
"Aduh, kenapa gw jadi bertingkah konyol begini sih? ".Tidak menjawab pertanyaan dari papanya.
" Bilang aja udah gak sabar ketemu Rafael, iya kan? "tanyanya mencoba menggoda putrinya.
" Iya, emmm.. maksud Mia kan gak enak kalo kita terlambat pah."ucapnya gugup dan salah tingkah
" Ok baiklah ayo berangkat tuan putri papa yang paling cantik."menggandeng tangan putrinya menuju mobil
" Silahkan masuk tuan..nona.. " ucap supir sambil membuka pintu mobil untuk tuan dan putrinya tuannya itu.
Bremm... mobil BMW i8 yang ditumpangi Mia dan papanya siap melaju kesalah satu restoran mewah di Ja*arta.
...Kediaman Keluarga Prasetya...
" Mah... pah ayo berangkat aku udah selesai nih." ucap Rafael yang lagi-lagi berteriak sambil menuruni tangga menuju ruang tamu menunggu orang tuanya.
" Bisa gak sih nak tuh suara dikurangin dikit volumenya, mama tiap hari denger kamu teriak bisa budeg !"protes Merry yang sudah selesai dengan riasannya dan mendekati putranya yang sedang duduk santai di sofa.
" Ini beneran mama ? kok cantik banget sih? aku gk percaya nih apa pas dandan mama pake bedaknya 2 cm ya?"celetuk Rafael yang berhasil mendapatkan jitakan dari mamanya.
" Jadi anak ko durhaka banget ya,emang mau mama kutuk jadi kodok?"
" Kebiasaan deh ya mama sama anak kalo udah bareng pasti heboh."ucap Rudi yang sudah kini berada di ruang tamu.
"Ih papa ngagetin aja"."sejak kapan papa gw punya ilmu bisa muncul tiba-tiba?"ucap Rafael pelan nyaris tak terdengar.
"Ngomong apa barusan?"
" Emmm... itu.. aku bilang kok papa bisa ganteng banget aku aja insecure liatnya." ucap Rafael meyanjung ."ngomong udah pelan tapi bisa denger astaga."
" Emang papamu ini ganteng sejak lahir nak."puji Rudi pada dirinya sendiri.
" Mau sampe kapan ngoceh trus? nanti kita terlambat... ayo mending berangkat."ajak Mery yang kesal melihat suami dan anaknya yang sok tampan itu.
"Biar aku yang nyetir ya mah!
mama sama papa duduk manis aja."ucap Rafael santai dan berlalu menuju mobil
Bremmm... mobil Chevrolet Camaro Rs milik Rafael Prasetya melaju dengan cepat menuju restoran tempat dinner keluarganya dan keluarga Wijaya
..............
Tidak sampai 20 menit Rafael dan kedua orang tuanya sudah sampai di restoran dan masuk ke private room yang sudah di reservasi Tuan Herman sebelumnya.
" Mana mah,Om Herman sama anaknya belum dateng ternyata?" ucap Rafael singkat
"Sabar dong nak, mungkin mereka masih dijalan."
" Maaf membuat kalian semua menunggu Tuan Rudi" ucap Herman yang baru saja tiba
"Tidak sama sekali Tuan Herman, kami juga baru sampai."
"Apa ini yang namanya Mia? gila ini sih bukan cantik lagi tapi cantik pake banget." batin Rafael menatap Mia kagum.
" Perkenalkan ini Rafael anak kami."ucap Mery sambil memperkenalkan putra kesayanganya itu
"Senang bisa bertemu dengan kamu Rafael."
" Iya om, saya juga sangat senang bisa bertemu dengan om." jawab Rafael sambil terus memandangi Mia takjub
"Oh iya perkenalkan ini anak om namanya Mia."
" Mia Prasetya."ucapnya sambil tersenyum manis kearah Rafael
"Rafael Prasetya."seraya membalas senyum manis Mia
" Silakan duduk Tuan Herman silakan Mia."ucap Mery mencairkan suasana
"Ini sih cantik banget kaya bidadari, astaga jantung gw kenapa gak bisa diajak kerja sama sih! berdetaknya biasa aja dong emang mau gw pecat dari badan gw."batin Rafael menggerutu dalam hatinya
...Bersambung.....
...Terima kasih karna sudah mampir ke karyaku. Terus dukung Author dengan cara like, komen dan vote di setiap episode ya guys....
...Stay safe and always happy all....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Marisa Elisabeth
Sukak
2021-02-23
0
Soraya Ahmad
lanjut thor🥰😌
2021-02-21
1
Renna Mustika
lanjut❤
2021-02-12
1