Ammar yang menghindari sebuah tatapan maut yang diberikan oleh Yoan kepadanya itulah yang ia lakukan sekarang, baginya itu adalah tatapan yang mematikan.
"Ayolah duduk, tak perlu sungkan! Haara kau juga ajak kedua temanmu duduk," seru Ammar seolah tak perduli tatapan Yoan.
"Ee kak, sepertinya kami ...,"
"Aku menunggumu lho, tepat sekali setelah kami datang kau datang!" senang Ammar,
Yoan menghela nafasnya, ia tak menduganya jika Ammar sangat tiba-tiba ingin tempat janjiannya disini karena ia merencanakan sesuatu.
Yoan mengalihkan pandangannya ke jendela lestoran itu,
"Apa kabar kak Ammar~" seru Riza,
Riza memang sebelumnya sudah bertemu dengan Ammar, begitu juga dengan Alka.
"Kabarku baik hehe~"
"Ee ... apa pria disebelahmu itu temanmu?" tanya Alka yang sedari tadi menatap kagum Yoan,
"Ah! dia sahabatku, namanya Zhao Yoan Ti-En, dia juga seorang CEO!" cengir Ammar.
Riza dan Alka terkejut mendengar ucapan Ammar mengenai Yoan,
Yoan yang dibincangkan hanya diam tak perduli,
Haara yang mendengarnya hanya diam saja, ia benar-benar tak habis fikir jika Ammar akan mengenalkan Yoan ke teman-temannya, padahal ia melihat tadi saat Yoan memberi tatapan tajam saat Ammar mempersilahkan agar ia dan kedua temannya untuk bergabung,
Saat itu juga ia ingin menolak ajakan Ammar untuk bergabung, karena ia sangat takut dengan tatapan pria itu tadi.
"Ah iya aku kira kau tak akan kesini Haara, ternyata tebakanku benar jika kau akan kesini di hari ini," kekeh Ammar.
"Ah, jadi kau merengek agar pertemuannya disini karena kau memiliki maksud tertentu?" tanya Yoan menatap Ammar,
"Ah, aku ketahuan~"
Yoan menghela nafasnya kasar, tatapannya tak sengaja terpacu pada Haara yang menatapnya.
Dengan cepat Haara mengalihkan pandangannya, ia merutuki kebodohannya karena ia tertangkap basah menatap Yoan.
"Tuan ... Yoan?" panggil Alka tiba tiba,
Yoan yang terpanggil menatap Alka,
"Ah, boleh saya bertanya??" malu malu Alka,
"Ada apa?" tanya Yaon dengan suara beratnya,
"Ya ampun suaranya~" takjub Alka setengah berbisik.
Haara hanya menutup matanya malu menghadapi sikap temannya ini,
"Apa .. Anda masih lajang?"
Yoan terdiam,
Ammar, Riza, dan Alka menatap Yoan menunggu jawaban. namun, Yoan tak kunjung menjawab, mereka hanya mendapatkan pemandangan seorang Yoan meminum teh nya.
"Mm ... tuan Yoan?" tanya Alka lagi yang tidak sabaran,
"Ahahah, adik Alka, kenapa tiba tiba bertanya hal itu, bahkan anak SMA tidak boleh .." -Ammar,
"Tidak, aku sudah bertunangan." seru Yoan menatap tehnya.
Ammar dan Haara terkejut dengan penuturan Yoan,
"Haa?? siapa wanita itu??" tanya Alka,
Yoan menatap Alka dingin.
"Eh Alka, ka-kau bertanya terlalu jauh, bahkan kau baru mengenalnya!" seru Haara ingin membuat Alka menghentikan pertanyaan konyolnya itu, bahkan mereka baru saja kenal.
"Ahaha, sepertinya Alka menjadi fans mu yang kesekian kali!" kekeh Ammar,
"Ah aku tidak sadar, aku minta maaf tuan Yoan." kekeh Alka merasa bersalah,
"Hm." sahut singkat Yoan.
Haara yang melihat sikap Yoan benar-benar geram, apa ini sikap aslinya? yang dingin dan memiliki raut tak berekspresi?
Bahkan ia merasa aneh dengan Yoan yang ia temui sejak awal pertemuan mereka, saat itu ia bisa tersenyum dan ia berekspresi saat bicara dengannya, namun tidak dengan Yoan yang sekarang.
"Hahh, dimana anak itu!" kesal Ammar mengecek ponselnya,
"Ee ... apa ada seseorang yang akan datang?" tanya Haara,
"Iya, Yoan ada urusan penting dengannya, ah iya! bahkan ia satu sekolah dengan ... Itu dia! hey Yifan! kemarilah!!"
"YIFAN??!"
•••
"ha?? se-sepupu tuan Yoan??!" terkejut Alka,
"Iya, apa kalian tidak tahu marganya?Zhao~" tanya Ammar menatap Yifan di sebelah kanannya,
"Aku hanya mengetahui namanya saja," ucap Haara pelan.
"Benar-benar tak diragukan" seru Alka,
"Apa maksudmu?" tanya Haara,
"Yifan sangat populer disekolahnya karena ia dikenal tampan~ ku akui itu memang benar, dan lebih mengejutkan, ia adalah sepupu tuan Yoan, benar-benar bibit unggul." angguk Alka sambil terpejam,
"Alka, jaga ucapanmu." seru Riza yang malu dengan ucapan Alka,
Haara hanya bisa menutup wajahnya malu atas ucapan Alka.
"15 menit lagi jam menunjukkan jam 5 sore, aku pulang duluan," seru Riza datar bangkit dari duduknya,
"Ah seperti itu, apa kau dijemput?" tanya Ammar,
"Aku ..."
"Riza akan pulang bersama kami, aku juga ingin pamit pulang, ayo Haara." ajak Alka,
"Ah, kalau Haara biar nanti aku antar pulang, karena aku masih ingin berbincang dengannya." seru Ammar.
"Eh?!" -Haara,
"Ah, seperti itu baiklah Haara kami duluan ya, kak Ammar, tuan Yoan, Yifan~kami duluan!" seru Alka menarik Riza pergi.
• • •
Haara memainkan tangannya diatas meja, ia bingung harus apa, secara ia berhadapan dengan dua orang pria yang belum akrab dengannya.
"Santailah Haara, jangan terlalu tegang, mari kita pindah ketempat duduk lain, mereka ingin bicara hal penting." seru Ammar mengajak Haara.
"mm baiklah!" seru Haara.
• • •
"Apa yang ingin kau tanyakan sampai mengajakku bertemu?" tanya Yoan meminum teh nya,
"Hahh, apa benar kakak membatalkan perjodohan dengan keluarga Martin?" tanya Yifan.
Pertanyaan itu sontak membuat Haara tercegang mendengarnya, ia baru saja akan melangkah pergi ke toilet, yang kebetulan melewati meja mereka.
Yoan menatap Haara lewat tepat saat pertanyaan Yifan di utarakan padanya.
"Hm, aku membatalkannya."
"Cih! bahkan kakak tahu bukan jika perjodohan wasiat itu tidak akan bisa diganggu gugat seenaknya?"
"Aku tahu,"
"Lalu, jika kakak tahu? kenapa ...,"
"Karena wanita yang di jodohkan denganku adalah kekasih Ammar." sela Yoan terpejam,
Ammar yang mendengarnya hanya menghela nafas sambil menatap keluar jendela,
Yifan yang mendengarnya terkejut.
"Jadi kalian akan tetap menikah? bahkan kakak tahu jika ketua kepala keluarga Zhao itu jika sudah berucap tak akan bisa ada yang mengganggu gugat? bagaimana dengan kak Ammar??" bingung Yifan,
"Tentu aku tak akan biarkan hal itu terjadi, surat wasiat perjodohan itu menyatakan aku akan menikah dengan anak perempuan dari keluarga Martin," gantung Yoan,
"Kepala keluarga membatalkan perjodohanku dengan Anna, melainkan dengan adiknya." jelas Yoan memainkan cangkir teh nya.
"Adiknya?? siapa dia??"
Yoan terdiam sejenak, ia menghela nafasnya,
"AtHaara Martin, teman sekolahmu." seru Yoan menatap Yifan.
Yifan kali ini terkejut bukan main, mengetahui jika Haara, teman Riza adalah calon istri kakaknya,
"Ap apa??!!!"
Yifan memegang kepala nya merasa tak percaya.
"Kak Yoan, jangan bercanda! bahkan ia masih sekolah!!" seru Yifan yang masih bisa mengontrol suaranya agar tidak terlalu kencang,
"Itu pernyataan kemarin yang di sah kan oleh kepala keluarga, itu lebih jelasnya." seru Yoan.
Yifan menutup wajahnya dengan tangan kanannya, dan mengusap gusar wajahnya,
Yoan mengerutkan keningnya, ia merasa ada yang aneh dari keterkejutannya.
"Kenapa kau sangat merasa terpukul jika gadis itu adalah calon istriku?" tanya Yoan,
Yifan menatap Yoan,
"Apa jangan jangan kau .. Menyukainya?" tanya Yoan.
Yifan yang mendengar pertanyaan Yoan tercegang.
...•...
...•...
...{Bersambung}...
...•...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Ardiati 2001
cerita2 karangan ka Yuniar sdh buat aku jatuh hati. semuanya ku suka,,,,😍😍😍
2021-07-07
1
coco
like mendarat lagi.
salam dari dear star
2021-04-11
1
Ani Fajaryani
semangat kak ❤️
2021-04-07
1