Yoan memparkir mobilnya dan segera mungkin masuk ke dalam kantornya,
Fikirannya benar-benar sangat kacau saat ini, ia terpaksa bangun dari tidurnya di jam 03:45 pagi, mimpi buruk itu hadir dalam tidurnya.
"Yoan!" panggil seseorang dibelakangnya,
Yoan yang terpanggil menengok ke arah belakang,
"Ammar?" terkejutnya.
•••
"Jadi, kepala keluarga Zhao mengganti calonnya?! ja-jadi Ha-Haara menjadi calon perjodohanmu??" terkejut Ammar,
Yoan hanya mengangguk sambil meminum coklat panasnya.
"Jujur aku merasa senang mendengar kau menolak perjodohan antara dirimu dengan Anna, tapi ... Aku terlalu egois, aku tak memikirkan perasaanmu yang terjebak perjodohan keluargamu, aku sangat tak berguna sebagai sahabatmu, aku minta maaf~" jelas Ammar terus menunduk, ia benar benar merasa sangat bersalah.
"Tak usah kau merasa bersalah, aku ingin melihat kedua sahabatku bahagia itu sudah cukup, mungkin takdir hidupku memang seperti ini, terus memprihatinkan." seru Yoan tersenyum hambar,
"Haara itu gadis yang baik,"
Yoan menatap Ammar,
"Meski ia sangat ceroboh, malas belajar, mudah marah, cengeng, sangat antusias mendengar hal yang membuatnya senang, dan Anna bilang dia adik yang menyebalkan," gantung Ammar,
"tapi dia adalah gadis baik, perhatian, polos, dan mudah bergaul, kau beruntung mendapatkannya." jelas Ammar.
Yoan menatap sahabatnya bingung,
"Aku hanya menjelaskan siapa AtHaara, dan juga ... Semua takdir hidupmu tidak selamanya memprihatinkan,"
"Aku berharap dengan adanya Haara disisimu nanti, traumamu akan hilang~" senyum penuh arti Ammar.
"Aku tak ingin melibatkan gadis itu dalam hidupku yang kacau," seru Yoan dengan suara merendah,
"Aku paling benci saat kau mengatakan jika dirimu seolah orang yang paling sengsara, ayolah! itu dulu! bukan saat ini, kehidupanmu sudah berbeda dengan yang dulu, kau boleh sebut masa lalumu kacau, tapi jangan untuk sekarang!" geram Ammar.
"Apa gadis itu akan menerima masa laluku yang menyeramkan? aku tak bisa mengatakan dan terus terang padanya." tanya Yoan dengan pandangan kosong.
"Aku yakin ia akan percaya denganmu, bahkan kami percaya padamu." seru Ammar menepuk pundak Yoan memberi semangat,
Yoan meminum lagi coklatnya,
"Aku dan Anna juga ingin melihatmu bahagia, mulailah berfikir positif!" seru Ammar menepuk bahu Yoan lagi kini sangat keras.
"Uhuk!! kau ingin membunuhku?!!" geram Yoan yang membungkuk karena tersedak saat minum,
"Habis aku bicara padamu bodoh, kau asyik minum dan tak mendengarkanku!"
"Aku mendengarkanmu bodoh!" kesal Yoan,
"Ah benarkah? ah maaf~" cengir Ammar.
"Secepat ini kau tahu tentang pertemuan keluarga kemarin, kau tahu dari mana?" tanya Yoan,
"Hmm, aku terkejut karena Haara menelfonku sambil berteriak menyuruhku untuk datang kerumah, lalu ia menceritakan semuanya."
"Mm dia menangis?"
"Yahh~ bisa dibilang seperti itu, ia terus meracau, 'aku masih SMA, aku tak ingin dinikahi dengan om mesum!!' ah! om mesum. aku jadi teringat, memangnya apa yang kau lakukan pada Haara? sebelumnya kalian penah bertemu??" penasaran Ammar,
Yoan memukul keningnya, ia merasa telah menjadi korban, gadis itu telah menjatuhkan nama baik nya.
"Gadis bodoh,"
"Ada apa sebenarnya sampai ia memanggilmu om mesum?"
Yoan pun menjelaskan tentang pertemuannya beberapa hari lalu kepada Ammar dengan detail,
"Ahh seperti itu, tapi kalimat pertanyaan yang kau lontarkan ke Haara salah bodoh"
"Tapi kau tahu apa maksud dari ucapanku!"
"Ya tapi ...,"
"Berisik! kemarin kau tidak masuk selama 4 hari! bahkan tugasmu aku yang menanggung! sebagai balasannya dokumen di meja ku kau kerjakan semua!!" marah Yoan,
"Yo-Yoan, ayolah~ kita bagi dua ya??" mohon Ammar,
"memang sudah dibagi dua, bahkan aku sudah lebih dulu mengerjakannya, dan yang itu aku sisakan untukmu." seru Yoan dengan tatapan tajam.
"Yoan ~" rengek Ammar,
"Jadwal rapat dimulai 3 menit lagi, setelah selesai rapat aku tak ingin masih melihat setumpuk dokumen itu di ruanganku! pindahkan dan kerjakan semua di ruanganmu!" seru Yoan tegas dan pergi meninggalkan Ammar.
"Yoan! Yoan! Aduh anak itu!"
●•●•●•●•●
"Cita-citaku? ahh mencari seorang pria tampan dan kaya raya! HAHAHA!!" tawa seorang gadis ikat kuda,
"Haaa? cita-cita macam apa itu??" tanya temannya berambut pendek sebahu,
"Apa yang salah? perempuan tak butuh cita-cita. jika sudah menikah, yang pasti kita akan menjadi ibu rumah tangga." seru gadis rambut kuda.
"Hahh, jika kau mampu menulis itu di lembar biodata yang kepala sekolah ini, silahkan saja~" pasrah gadis berambut pendek sebahu meminum teh kotak nya,
"Mm? bagaimana denganmu Haara?" seru gadis berambut pendek sebahu itu,
"Aku ... Tidak tahu."
"Haa?? bukannya cita-citamu ingin menjadi seorang Dokter?" tanya gadis kuncir kuda,
"Aku tak tahu bisa atau tidak." lamun Haara.
"Riza? bagaimana denganmu?" tanya gadis kuncir kuda,
"Aku ..."
"Jangan bilang bercita cita menjadi istri Yifan?" goda gadis kuncir kuda itu,
"Apa yang kau katakan? mengawur!" seru gadis yang bernama Riza, Yuriza Olivia.
"Alka, ayolah jangan menggoda Riza terus" seru Haara terkekeh,
"Aku ingin menjadi desainer di Perancis." seru Riza,
Alka dan Haara terdiam,
"Lalu ... bagaimana dengan Yifan?" ragu Haara bertanya,
"Kenapa harus di fikirkan, sejak awal memang jelas bukan? jika ia membuat status aku dan ia tak jelas." jelas Riza,
"Bahkan ia bisa mencari wanita yang lebih sesuai keinginannya, bahkan banyak siswi yang mengantre ingin menjadi kekasihnya." seru Riza lagi melangkah ke pembatas rooftop.
"Hahh, hubunganmu benar-benar rumit" prihatin Alka.
Haara larut dalam fikirannya, bahkan nasib percintaannya lebih jelas dan lebih menyakitkan dari sahabatnya,
ia di tolak!
"Cinta memang menyakitkan ya?" senyum Haara,
"Aku dapat merasakannya saat melihat kalian terluka kerena cinta, itu membuatku takut untuk mulai jatuh cinta." seru Alka.
"Aku tak tahu ingin memberi julukan apa pada Yifan. jika ku juluki playboy, jelas dia tak pernah merespon gadis-gadis yang menyatakan cinta dan menggoda nya. bahkan fans nya lebih menakutkan, tidak jauh berbeda dengan Yifan dengan sikap dinginnya~" seru Alka berfikir.
"Ah! bagaimana kabar teman pria masa kecilmu atau bisa disebut gebetanmu itu Haara??" antusias Alka,
"Mm, sudah lama aku tak bertukar kabar dengannya,"
"Lho kenapa?"-Alka
"Lebih baik seperti ini, jarak kami yang jauh pula bisa mendukungku agar bisa melupakan nya" miris Haara,
"Hahh, malang sekali kalian berdua." sedih Alka dibuat buat,
Yifan adalah seorang pria yang sangat populer dikalangan siswi, tak hanya dikalangan siswi bahkan di kalangan siswa karena kejeniusannya dalam anggota klub nya, tak hanya itu ia juga menjadi anggota OSIS atas perintah lebih tepatnya paksaan dari kepala sekolah alias pamannya.
Memiliki sikap dingin, cuek dan tak perduli itu tak melunturkan kepopuleritasannya karena ia memiliki wajah yang tampan.
"5 menit lagi bel masuk pelajaran terakhir, ayo kekelas." seru Riza meninggalkan mereka.
●•●•●•●•●
Jam telah menunjukkan jam 16:15 bel telah berbunyi 5 menit lalu, tak semua siswa maupun siswi telah pulang, ada sebagian yang masih disana karena perkumpulan klub atau lainnya.
"Ayo kita pulang!!" semangat Haara menggandeng kedua sahabatnya.
• • •
"Bagaimana kalau kita pergi makan Hamburger? aku lapar~" rengek Alka,
"Ehee~tiba tiba ingin itu." kikuk Haara, ia teringat pertemuannya dengan calon suaminya itu di lestoran Hamburger.
"Kenapa? bahkan kau pasti semangat aku ajak makan Hamburger~" keluh Alka,
"Ahh tidak, ayo!" kikuknya.
Alka dan Haara terhenti mengetahui Riza menghentikan langkahnya,
"Za? ayo!" -Haara
Mereka mengikuti arah pandang Riza kedepan,
"Yifan??!" bisik Alka,
Yifan melangkah mendekat kearah Riza, Riza hanya mengalihkan pandangannya,
"Ku antar kau pulang," seru Yifan,
"Aku pulang bersama Haara dan Alka."
"Kenapa tak mau sama aku?" tanya Yifan dingin,
"Aku hanya tak ingin kedua kalinya harus diturunkan dijalan." sahut Riza pelan,
Haara dan Alka terkejut mendengar penuturan Riza, mereka paham sekarang kenapa kemarin Riza menangis.
"Ayo kita bicara." seru Yifan menghela nafas,
"Aku tak punya waktu, aku sudah memiliki janji dengan Haara dan Alka,"
"Baiklah, tapi bahkan aku tak menurunkan mu, kau yang minta turun."
"Karena aku tak ingin merasa seperti orang bodoh melihat kemesraan kalian,"
"Kemesraan apa maksudmu, bahkan aku tak memiliki ...,"
"Sudah lalu juga, aku permisi, ayo Haara, Alka." ajak Riza murung,
Yifan hanya menatap Riza dan kedua sahabatnya menjauh dari pandangannya,
Fokusnya teralihkan dengan suara dering dari ponselnya.
●•●•●•●•●
Mereka telah tiba di letoran yang mereka maksud dan juga awal pertemuannya dengan pria yang ia juluki 'om mesum' itu.
"Keburu ramai, ayo kita masuk" seru Riza,
"Ayo!!" semangat Alka dan Haara.
Bunyi lonceng saat pintu terbuka berbunyi, tak begitu ramai disana, mengingat masih belum saatnya jam pulang kerja.
"Syukurlah sepi, Haara, Riza cari tempat ...,"
"Haara??"
"Kak Ammar??!"
"Wah, kebetulan sekali, bagaimana kalian bergabung dengan kami" cengir Ammar,
"Ka-kami??" -Haara,
"Hm, aku dan Yoan~"
"AP APA!!??".
...•...
...•...
...{Bersambung}...
...•...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Xianlun Ghifa
nyicil jejak
2021-10-11
0
Fira Ummu Arfi
likeee
2021-04-19
1
coco
mampir lagi.
jangan lupa mampir di Dear Star ya.
2021-04-10
1