Eps. 5 Arifah Ketakutan

Usai melahap hidangan dimeja kantin, Januar mengantar Arifah menuju kelasnya.

Januar benar-benar bersyukur karena ulah Siska ia jadi dekat dengan Arifah dan ia juga tidak akan pernah melepaskan Arifah begitu saja. Tekad Januar.

"Januar, terima kasih atas semuanya." Ucap Arifah tersenyum ramah.

"Iya, aku juga senang akhirnya kita bisa berteman." Januar membalas senyum Arifah, mereka saling menatap.

Arifah tidak ingin lama-lama diposisi seperti ini.

"Aku masuk kelas!" Ucap Arifah salah tingkah. Dan dijawab anggukan Januar.

***

Sesampainya dihalaman rumah, Arifah melihat Mami dan Papi sedang mengobrol dengan beberapa orang.

"Siapa orang yang bersama Mami dan Papi Mas?" Tanya Arifah.

"Mas tidak tahu."

"Kapan Mami dan Papi sampai dirumah?" Tanyanya lagi.

"Pukul sepuluh." Jawab Aska.

Arifah lalu keluar menemui kedua orang tuanya dan mencium tangan keduanya demikian juga dengan Aska.

"Aska, Arifah, perkenalkan ini Melati dan Morgan!" Ucap Mami memperkenalkan tamunya. "Melati anak angkat Mami dikota Medan dan Morgan adalah suaminya, mereka sudah menikah setengah tahun yang lalu." Lanjut Mami.

Aska dan Arifah bersalaman dengan Melati dan Morgan. Arifah berlalu pamit kekamarnya hendak mengganti baju, sedangkan Aska ikut bercengkrama dengan mereka.

Sesampainya dikamar dan mengganti pakaiannya, Arifah membaringkan tubuhnya dikasur. Arifah masih sangat kenyang karena nasi goreng traktiran Januar, jadi dia mengurungkan niatnya makan siang. Ia masih memikirkan Melati yang ternyata anak angkat Mami. Kenapa Mami memberitahunya baru sekarang? Apa Mas Aska tahu akan hal ini? Pikiran macam-macam muncul dibenaknya. Sudahlah aku akan menanyakan ini nanti saja. Kemudian Arifah memeluk gulingnya dan tidur terlelap.

***

Arifah menuruni anak tangga hendak makan malam seperti biasa bersama keluarga. Semuanya sudah berkumpul, tapi ia tidak melihat Melati dan Morgan disana.

Arifah lalu duduk disamping Aska dan mengambil piring, nasi, lauk, dan sayuran. Arifah makan lahap sekali, apalagi tadi siang ia tidak makan. Usai makan Arifah membersihkan meja lalu mencuci alat makan yang kotor.

Arifah membuka kulkas dan mengambil beberapa camilan. Lalu pergi keruang tamu untuk menyaksikan acara televisi.

"Kamu sudah makan sangat banyak barusan dan masih makan camilan lagi, apa kamu tidak takut gendut?" Aska menatap heran Arifah yang sedang asyik menonton dengan beberapa camilan didepannya.

Arifah hanya mengeluarkan lidahnya kearah Aska.

"Apa kamu tahu, laki-laki tidak suka dengan perempuan gendut!" Aska menatap tajam Arifah geram.

"Aku masih kecil, ketika dewasa nanti aku akan menjadi Miss Word. Punya paras yang sangat cantik menawan dan mempunyai body goal seperti gitar spanyol." Jawab Arifah sekenanya, lalu memakan sisa camilan ditangannya menghadap Aska hingga mulutnya menggembung.

"Menghayallah, setinggi langit. Kalau terjatuh jangan menangis!" Ucap Aska membuang mukanya dari Arifah.

Arifah tertawa kecil melihat Aska tampak kesal. Ia berusaha mengunyah makanan yang ada dimulutnya dengan cepat, hendak menanyakan kebenaran tentang Melati.

"Mas tahu kalau Mami dan Papi punya anak angkat?"

"Tahu, tapi Mas belum dikenalkan. Sama denganmu, kita baru bertemu tadi dengan Melati!" Jelasnya.

Arifah masih fokus dengan acara tv dan camilannya.

"Lalu kemana mereka, aku tidak melihatnya sedari tadi?"

"Mereka ada disebelah rumah ini, mereka pindah kesini dan menjadi tetangga kita!"

"Mami dan Papi disana?" Tanyanya lagi. Aska mengiyakan.

Arifah bangkit dari duduknya menuju kamar.

"Mau kemana?" Tanya Aska.

"Belajar!"

Setelah merasa puas dengan informasi dari Aska, Arifah mengambil beberapa buku pelajaran. Ia mempelajari ulang materi yang diajarkan Januar tadi. Arifah benar-benar sibuk bergelut dengan soal-soal, ada beberapa soal yang tidak ia mengerti, dan ia berencana mendiskusikannya dengan Maya besok. Hingga akhirnya jam menunjukkan pukul satu dini hari. Arifah terlelap ditengah tumpukan buku-buku.

***

Arifah tiba disekolah lebih cepat dari biasanya, ia menunggu kedatangan Maya didepan kelas.

"Kamu kelihatan gelisah." Tiba-tiba Januar datang menghampiri Arifah.

"Aku menunggu Maya!"

"Ada apa?" Tanya Januar penasaran, karena kelihatan betul bahasa tubuh Arifah tampak gelisah tak menentu.

"Ada sedikit masalah." Jawabnya.

"Masalah apa? Ceritakan, bukankah kita berteman? Siapa tahu aku bisa bantu memecahkan masalah kalian." Januar mencoba menawarkan diri, ia juga tidak ingin temannya itu ada masalah dengan orang lain, apalagi orang lain itu sahabatnya sendiri.

"Tidak, tidak perlu. Aku bisa menyelesaikannya sendiri." Tolak Arifah halus, ia juga tidak enak hati bila menerima kebaikan Januar secara berkala.

Januar mengangguk mengerti.

Dikejauhan Maya menghentikan langkahnya, karena melihat Arifah dan Januar didepan kelas. Ia kemudian mencari tempat untuk bersembunyi agar Arifah tidak mengetahui keberadaannya. Ia benar-benar belum siap bertemu dengannya. Hatinya masih sangat sakit menerima kenyataan.

"Aku akan menunggunya didalamm" Arifah pamit, lalu meninggalkan Januar sendiri.

Januar penasaran apa yang terjadi diantara mereka berdua.

Teng.. Teng.. Teng...

Maya memasuki kelas, namun bukan duduk disebelah Arifah, melainkan memilih tempat kosong bersama siswi yang lain.

Arifah heran dengan pemandangan yang baru saja ia lihat. Apa salahku?

"Maya kemarilah!" Arifah berusaha memanggil Maya dan menepuk-nepuk kursi kosong disampingnya.

Namun Maya tidak memperdulikannya.

Tiba-tiba Pak Rusli memasuki kelas, semua siswa dan siswi heran karena ini bukan jam beliau.

"Arifah, ikut saya kekantor!" Perintah Pak Rusli. Beliau terlihat sangat marah dengan Arifah.

Ada apa lagi ini. Arifah benar-benar ketakutan. Ia mengikuti Pak Rusli dari belakang. Sesampainya dikantor, tidak ada satupun guru yang mengisi kelas, semua guru berada dikantor dengan memandang Arifah penuh kebencian.

Arifah menunduk, ia ketakutan dan bertanya-tanya, kesalahan apa yang telah diperbuatnya hingga semua guru menatapnya seperti itu.

"Kamu tahu kenapa ada disini?" Tanya Pak Rusli.

Arifah menatap Pak Rusli, ia menggelengkan kepalanya tak mengerti.

"Duduk!" Perintah Pak Rusli.

Arifah duduk dihadapan para guru. Ia tertunduk lemas menahan air matanya.

"Saya sebagai wali kelas sangat malu dengan perbuatan kamu. Dan kamu tidak tahu apa kesalahan kamu, sungguh memalukan! Apa kamu tahu, perbuatan kamu itu mencoreng nama baik sekolah ini!" Jelas Pak Rusli panjang lebar dan melempar beberapa kertas dihadapan Arifah.

Arifah tidak mengerti mengapa tulisan dikertas itu sangat mirip dengan tulisannya. Ia kemudian mengambil dan membaca surat itu satu persatu. Wajah Arifah terbelalak, kaki dan tangannya bergetar, Arifah tidak percaya dengan apa yang ia baca. Air matanya pun tumpah membasahi kedua pipinya, ia menangis sejadi-jadinya.

"Sa..Saya tidak pernah menulis ini Pak. Memang bentuk tulisan ini sangat mirip dengan tulisan Saya, tapi Saya tidak pernah merasa menulis hal serendah ini." Dengan terisak-isak Arifah mencoba menjelaskan.

"Omong kosong! sudah berbuat tapi tidak mau mengaku!" Pak Rusli geram.

"Sungguh, saya tidak berbohong Pak." Elak Arifah berusaha meyakinkan sesekali menyeka air matanya.

"Kamu harus mempertanggungjawabkan semua yang telah kamu lakukan, Arifah. Orang tua kamu harus mengetahui hal ini. Ini surat panggilan untuk orang tua kamu!" Ucap Bu Dewi dengan menyodorkan amplop panjang untuknya.

"Bagaimana Saya harus bertanggung jawab, sementara Saya tidak melakukan kesalahan fatal ini?" Arifah kembali meyakinkan, air matanya semakin deras ketika melihat surat panggilan untuk orang tuanya.

"Apa kamu berpikir kami tidak mempunyai saksi dan bukti? Jika kamu memang merasa tidak bersalah, buktikan besok dihadapan kami, kepala sekolah dan orang tua kamu. Dengan begitu apakah kamu masih layak duduk disekolah ini atau tidak!" Ucap Pak Hasibuan.

"Lebih baik sekarang kamu pulang, tidak perlu mengikuti pelajaran hari ini!" Timpal Bu Dewi.

Arifah keluar dari ruang guru dengan langkah gontai lalu duduk dibangku taman. Ia berpikir keras, bagaimana harus mengatakan ini didepan orang tuanya dan Mas Aska. Siapa yang melakukan ini padanya? Arifah benar-benar kacau, kepalanya berdenyut, ia benar-benar pusing perutnya terasa mual.

.

.

.

TBC...

Terpopuler

Comments

HIATUS

HIATUS

Like 💞 like 💞 like 💞

2021-03-20

0

YouTrie

YouTrie

Bukankah Arifah masih SD ya kok sudah main surat2tan?

2021-02-18

1

Wulandari

Wulandari

suka 😊

2021-01-13

1

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1 Mula
2 Eps. 2 Siswa Baru
3 Eps. 3 Balasan Surat Arifah
4 Eps. 4 Januar dan Arifah Berteman
5 Eps. 5 Arifah Ketakutan
6 Eps. 6 Kebohongan
7 Eps. 7 Kesempatan Berdua
8 Eps. 8 Aska Tidak akan Mengasihani Adik Kecilnya, Dia akan Memberi Hukuman
9 Eps. 9 Dasar Tua Bangka
10 Eps. 10 Janji Aska
11 Eps. 11 Kenapa Dia Lagi
12 Eps. 12 "Mami dan Papi Sudah Pergi Meninggalkan Kita"
13 Eps. 13 Kurangi Porsi Makanmu
14 Eps. 14 Malaikat Pelindung
15 Eps. 15 CEO
16 Eps. 16 Rencana Melamar
17 Eps. 17 Masuk Sekolah
18 Eps. 18 Orang Seperti Dia Pantas Mendapatkannya
19 Eps. 19 Juara Umum
20 Eps. 20 Takut Kehilangan Aska
21 Eps. 21 Si Biang Kerok
22 Eps. 22 Sekolah Favorit
23 Eps. 23 Pahlawan Kesiangan
24 Eps. 24 Bertemu Mami Papi Part 1
25 Eps. 25 Bertemu Mami Papi Part 2
26 Eps. 26 Kabar Pak Hasibuan
27 Eps. 27 Kepergian Aska
28 Eps. 28 Pak Damang dan Bu Aminah
29 Eps. 29 Alasan Vika
30 Eps. 30 Tama
31 Eps. 31 Tampil Maksimal
32 Eps. 32 Januar dan Tama adalah Teman
33 Eps. 33 Lomba Memasak
34 Eps. 34 Tunangan
35 Eps. 35 Jenazah Aska
36 Eps. 36 Om Bram
37 Eps. 37 Jo Al Fe
38 Eps. 38 Jo Al Fe 2
39 Eps. 39 Kembali Sekolah
40 Eps. 40 Tiang Listrik
41 Eps. 41 Drama
42 Eps. 42 Penyesalan
43 Eps. 43 Ketidakpedulian Maya
44 Eps. 44 Hari Kelulusan
45 Eps. 45 Rumah Om Bram
46 Eps. 46 Sedingin Es
47 Eps. 47 Laura Baurent
48 Eps. 48 Terjebak
49 Eps. 49 Juara Satu
50 Eps. 50 Larangan Pulang
51 Eps. 51 Berkeliling
52 Eps. 52 Bramasta V.J?
53 Eps. 53 Pecat
54 Eps. 54 Olav
55 Eps. 55 Olav adalah Jelita!
56 Eps. 56 Keras Kepala
57 Eps. 57 Pulau Apa?
58 Eps. 58 Terima Kasih Laura
59 Eps. 59 Foto Bayi Bikin Penasaran
60 Eps. 60 Jelita Ditemukan
61 Eps. 61 Rencana Pernikahan Bram & Jelita
62 Eps. 62 Gara-gara Kotoran Kuda
63 Eps. 63 PERJANJIAN
64 Eps. 64 Papa Jordian & Mama Wulan
65 Eps. 65 Kedekatan Bram dan Jelita
66 Eps. 66 Kabur
67 Eps. 67 Arifah Hilang
68 Eps. 68 Tanah Kelahiran
69 Eps. 69 Dimana
70 Eps. 70 Kak Etha
71 Eps. 71 Sang Kepala Suku
72 Eps. 72 Disini Kamu Rupanya
73 Eps. 73 Hukuman
74 Eps. 74 Takdir Sen dan Etha
75 Eps. 75 Pulang
76 Eps. 76 Ibu
77 Eps. 77 Melati dan Morgan
78 Eps. 78 Siapa Morgan dan Melati
79 Eps. 79 Cerita Om Bram
80 Eps. 80 Cafe
81 Eps. 81 Flashback On Part 1
82 Eps. 82 Flashback On Part 2
83 Eps. 83 Flashback Off
84 Eps. 84 Cafe 2
85 Eps. 85 Kabar Bram
86 Eps. 86 Kantor
87 Eps. 87 Pramesta Yudha
88 Eps. 88 Dimana Dia!
89 Eps. 89 Permohonan
90 Bab. 90 19 Tahun
91 Bab. 91 Hilang Kekuatan
92 Bab. 92 Sabar
93 Bab. 93 Morgan
94 Bab. 94 Flashback On
95 Bab. 95 Flashback Off
96 Bab. 96 Sembarangan
97 Bab. 97 Sembarangan Part 2
98 Bab. 98 Foto
99 PENGUMUMAN
100 Bab. 99 Apa Ini?
101 Bab. 100 Menikah
102 Bab. 101 Cup
103 Bab. 102 Ferdinan
104 Bab. 103 Suara
105 Bab. 104 Panggil Nyonya
106 Bab. 105 Bukan Baju
107 Bab. 106 Halo
108 Bab. 107 Permohonan
109 Bab. 108 Diblokir
110 Bab. 109 Rencana
111 Bab. 110 Gubug Reot
112 Bab. 111 Hasrat
113 Bab. 112 Restu (End)
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Eps. 1 Mula
2
Eps. 2 Siswa Baru
3
Eps. 3 Balasan Surat Arifah
4
Eps. 4 Januar dan Arifah Berteman
5
Eps. 5 Arifah Ketakutan
6
Eps. 6 Kebohongan
7
Eps. 7 Kesempatan Berdua
8
Eps. 8 Aska Tidak akan Mengasihani Adik Kecilnya, Dia akan Memberi Hukuman
9
Eps. 9 Dasar Tua Bangka
10
Eps. 10 Janji Aska
11
Eps. 11 Kenapa Dia Lagi
12
Eps. 12 "Mami dan Papi Sudah Pergi Meninggalkan Kita"
13
Eps. 13 Kurangi Porsi Makanmu
14
Eps. 14 Malaikat Pelindung
15
Eps. 15 CEO
16
Eps. 16 Rencana Melamar
17
Eps. 17 Masuk Sekolah
18
Eps. 18 Orang Seperti Dia Pantas Mendapatkannya
19
Eps. 19 Juara Umum
20
Eps. 20 Takut Kehilangan Aska
21
Eps. 21 Si Biang Kerok
22
Eps. 22 Sekolah Favorit
23
Eps. 23 Pahlawan Kesiangan
24
Eps. 24 Bertemu Mami Papi Part 1
25
Eps. 25 Bertemu Mami Papi Part 2
26
Eps. 26 Kabar Pak Hasibuan
27
Eps. 27 Kepergian Aska
28
Eps. 28 Pak Damang dan Bu Aminah
29
Eps. 29 Alasan Vika
30
Eps. 30 Tama
31
Eps. 31 Tampil Maksimal
32
Eps. 32 Januar dan Tama adalah Teman
33
Eps. 33 Lomba Memasak
34
Eps. 34 Tunangan
35
Eps. 35 Jenazah Aska
36
Eps. 36 Om Bram
37
Eps. 37 Jo Al Fe
38
Eps. 38 Jo Al Fe 2
39
Eps. 39 Kembali Sekolah
40
Eps. 40 Tiang Listrik
41
Eps. 41 Drama
42
Eps. 42 Penyesalan
43
Eps. 43 Ketidakpedulian Maya
44
Eps. 44 Hari Kelulusan
45
Eps. 45 Rumah Om Bram
46
Eps. 46 Sedingin Es
47
Eps. 47 Laura Baurent
48
Eps. 48 Terjebak
49
Eps. 49 Juara Satu
50
Eps. 50 Larangan Pulang
51
Eps. 51 Berkeliling
52
Eps. 52 Bramasta V.J?
53
Eps. 53 Pecat
54
Eps. 54 Olav
55
Eps. 55 Olav adalah Jelita!
56
Eps. 56 Keras Kepala
57
Eps. 57 Pulau Apa?
58
Eps. 58 Terima Kasih Laura
59
Eps. 59 Foto Bayi Bikin Penasaran
60
Eps. 60 Jelita Ditemukan
61
Eps. 61 Rencana Pernikahan Bram & Jelita
62
Eps. 62 Gara-gara Kotoran Kuda
63
Eps. 63 PERJANJIAN
64
Eps. 64 Papa Jordian & Mama Wulan
65
Eps. 65 Kedekatan Bram dan Jelita
66
Eps. 66 Kabur
67
Eps. 67 Arifah Hilang
68
Eps. 68 Tanah Kelahiran
69
Eps. 69 Dimana
70
Eps. 70 Kak Etha
71
Eps. 71 Sang Kepala Suku
72
Eps. 72 Disini Kamu Rupanya
73
Eps. 73 Hukuman
74
Eps. 74 Takdir Sen dan Etha
75
Eps. 75 Pulang
76
Eps. 76 Ibu
77
Eps. 77 Melati dan Morgan
78
Eps. 78 Siapa Morgan dan Melati
79
Eps. 79 Cerita Om Bram
80
Eps. 80 Cafe
81
Eps. 81 Flashback On Part 1
82
Eps. 82 Flashback On Part 2
83
Eps. 83 Flashback Off
84
Eps. 84 Cafe 2
85
Eps. 85 Kabar Bram
86
Eps. 86 Kantor
87
Eps. 87 Pramesta Yudha
88
Eps. 88 Dimana Dia!
89
Eps. 89 Permohonan
90
Bab. 90 19 Tahun
91
Bab. 91 Hilang Kekuatan
92
Bab. 92 Sabar
93
Bab. 93 Morgan
94
Bab. 94 Flashback On
95
Bab. 95 Flashback Off
96
Bab. 96 Sembarangan
97
Bab. 97 Sembarangan Part 2
98
Bab. 98 Foto
99
PENGUMUMAN
100
Bab. 99 Apa Ini?
101
Bab. 100 Menikah
102
Bab. 101 Cup
103
Bab. 102 Ferdinan
104
Bab. 103 Suara
105
Bab. 104 Panggil Nyonya
106
Bab. 105 Bukan Baju
107
Bab. 106 Halo
108
Bab. 107 Permohonan
109
Bab. 108 Diblokir
110
Bab. 109 Rencana
111
Bab. 110 Gubug Reot
112
Bab. 111 Hasrat
113
Bab. 112 Restu (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!