Eps. 4 Januar dan Arifah Berteman

***

Aska sudah menunggu diluar gerbang sekolah. Arifah berlari kecil menghampiri Aska lalu kemudian mencium punggung tangannya.

"Apa ada laki-laki yang menyukai adikku ini?" Tanya Aska.

Bagai disambar petir disiang bolong, Arifah tidak mampu berkata-kata, wajahnya sangat merah.

"Mas apa sih, mana ada laki-laki yang mau sama adik Mas yang jelek ini." Jawab Siska dengan menunjukkan senyum termanisnya.

"Baguslah kalau kamu sadar diri. Mulai sekarang kamu harus pandai menjaga diri. Apalagi adik Mas sudah mulai beranjak dewasa, ada banyak laki-laki hidung belang diluar sana. Apa kamu paham yang Mas ucapkan?"

"Paham, sangat paham!" Jawab Arifah, Aska membelai pucuk rambut Arifah.

"Anak pintar, ayo kita pulang." Dijawab anggukan Arifah.

Sesampainya dirumah, Arifah tidak menemukan Papi dan Mami. Dia langsung memilih kekamarnya mengganti pakaiannya dengan baju santai serta membersihkan muka dan giginya. Arifah sangat risih jika tidak membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum makan.

Aska sudah ada dimeja makan sedang asyik memainkan ponselnya. Arifah duduk disampingnya, kemudian mengambil nasi, beberapa lauk dan sayur lalu diikuti Aska. Arifah makan sangat lahap sekali, karena disekolah ia tak sempat jajan.

Usai makan Arifah membersihkan alat makan yang kotor dan kemudian menyusul Aska dikamarnya.

"Mas, Mami sama Papi kemana?" Tanya Arifah lalu duduk di tepi tempat tidur.

"Ohh yaa, Mas lupa beri tahu kamu. Mami sama Papi ada urusan mendadak diluar kota!" Jawab Aska yang sibuk mengganti baju santai dengan baju koko hendak shalat jum'at. "Mas pergi dulu!" Dibalas anggukan Arifah.

Arifah pergi keruang tamu menyaksikan acara di televisi. Arifah memutar drama korea romantis, ia langsung teringat Januar yang menembaknya tadi. Arifah benar-benar tidak percaya hal seperti itu terjadi padanya di usia yang sama-sama belum pantas berpacaran. Tiba-tiba Arifah teringat Maya, kenapa dia tadi tidak ada dikelas. Padahal aku menunggunya lumayan lama, apa dia pergi membawa tasnya? Ada apa dengannya, tidak biasanya dia bertingkah seperti itu. Lebih baik aku tanyakan ini besok saja.

Selang beberapa menit kemudian Arifah tertidur di sofa.

***

Arifah terbangun pukul empat sore, ia bergegas mandi dan melaksanakan shalat ashar. Kemudian mencari keberadaan Aska dirumah, namun ia tidak menemukannya. Ternyata Aska belum pulang dari kantor.

Arifah memilih pergi ketaman bunga, lalu menyirami bunga-bunga yang bermekaran dan berwarna-warni. Arifah sangat senang dengan bunga-bunganya yang tumbuh subur.

Tin.. Tinn..!

"Mas Aska sudah pulang!" Gumam Arifah. Ia berlari kecil membukakan pintu pagar dan membiarkan mobil Aska memasuki halaman rumah.

Arifah sudah menunggu Aska diluar, begitu keluar mobil ia langsung mencium tangan Aska.

"Mas tumben pulang sorean?"

"Kerjaan Mas banyak, seharusnya malam ini lembur. Tapi Mas tidak bisa meninggalkan kamu dirumah sendirian. Jadi Mas kerjakan semuanya dari rumah saja." Jawab Aska tersenyum kearah Arifah, kemudian merangkulnya masuk kedalam rumah.

"Ohh yaa, usai maghrib Mas ada janji sama teman buat makan malam. Kamu harus ikut Mas, oke!"

"Siap Mas!" Arifah mengacungkan kedua jempolnya.

Aska berlalu ke kamar hendak membersihkan tubuhnya, kemudian melaksanakan shalat maghrib berjama'ah di Masjid.

Usai melaksanakan shalat Arifah dan Aska bersiap-siap. Ini pertama kalinya Arifah ikut bergabung bersama teman-teman Aska.

Sesampainya ditempat tujuan ternyata teman Aska adalah seorang wanita. Yang mempunyai paras sangat cantik dan juga lembut.

"Kenalkan ini adikku Arifah." Ucap Aska sesampainya ditempat tujuan.

"Arifah, Mbak cantik sekali!" Ucap Arifah sembari mengulurkan tangannya.

Viona menyambut tangan Arifah.

"Kamu juga sangat menggemaskan dan lucu, sudah kelas berapa?"

"Aku kelas enam Mbak."

"Sebentar lagi ujian akhir kan?" Kamu harus rajin dan semangat belajar agar mendapat nilai yang bagus dan masuk kesekolah favorit". Ucap Viona menasehati.

"Siap Mbak!"

Usai berbincang-bincang mereka memesan makanan dan minuman. Tak lama menu pesanan mereka datang dan kemudian menyantapnya.

"Kamu dengan siapa kemari?" Tanya Aska pada Viona.

"Aku naik taksi." Jawab Viona tersenyum.

"Kalo begitu aku antar kamu pulang."

"Tidak! Aku naik taksi saja. Lagi pula ini belum larut malam kan, tidak masalah." Ucap Viona menolak halus.

"Baiklah kalau begitu kamu hati-hati!" Dibalas anggukan Viona.

Diperjalanan pulang Aska tersenyum-senyum melihat Arifah. Ia tampak heran dengan tingkah Aska malam ini.

"Apaan Mas senyum-senyum?"

"Kamu lucu!" Ledeknya, senyumnya semakin lebar.

"Apa aku terlihat seperti badut?" Tanya Arifah lagi.

"Apa adikku merasa demikian?" Tanya Aska balik.

Benar-benar menjengkelkan!

Hening...

***

Pagi hari diluar hujan sangat lebat, Arifah sangat malas berangkat kesekolah. Tapi sebentar lagi ujian, lagi pula ia masih ada urusan dengan teman-temannya.

"Huaaa, aku masih sangat kecil. Tapi masalahku seperti orang dewasa saja. Menyebalkan!"

Arifah berjalan gontai menuju kamar mandi. Setelah selesai dengan aktifitas mandinya, ia menggunakan baju seragam sekolah lengkap dengan atributnya.

Biasanya ketika pergi kesekolah Arifah sangat antusias sambil berlari-lari kecil menuruni anak tangga. Tapi tidak dengan hari ini, ia berjalan terlihat santai.

Arifah sudah sampai di meja makan. Biasanya Aska menunggunya lebih dulu. Kemana dia, apa jangan-jangan Mas Aska libur?

Arifah mencari Aska di dapur, namun tak ditemui Aska di sana. Ia pun berlari kecil ke kamar Aska dan masuk perlahan. Matanya mencari keberadaan Aska. Laptop Mas Aska masih on, tapi kemana Mas Aska?

Mata Arifah kemudian tertuju pada gundukan selimut diatas tempat tidur. Tanpa pikir panjang ia menarik selimut itu seluruhnya. Aska membuka matanya pelan, ia melihat Arifah yang terlihat jengkel.

"Mas kenapa masih asik tiduran sih, kalau aku telat kesekolah bagaimana?" gerutu Arifah.

"Jam berapa ini!" Aska terlihat panik.

"Jam tujuh lewat dua puluh delapan menit Mas! Buruan Mas mandi, aku tidak mau telat hari ini!" Arifah lalu pergi meninggalkan Aska yang kalang kabut.

Padahal Aska sudah mengaktifkan alarm di jam subuh.

"Kenapa bisa kesiangan begini sih!" Gerutu Aska.

Dengan langkah buru-buru Aska menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya secepat kilat. Lalu memakai stelan kemeja panjang berwarna abu-abu, tak lupa dengan dasi berwarna biru. Aska melakukan itu semua secepat kilat. Ia menuruni anak tangga terburu-buru. Aska melihat Arifah sedang duduk memakan roti selai dan segelas susu.

"Ayo!" Ajak Aska.

"Mas sarapan dulu, ini sarapan Mas sudah aku buatkan!"

"Mas buru-buru, nanti Mas sarapan dikantor saja. Ayo bawa sarapanmu selesaikan dimobil!"

Aska menuju bagasi mengeluarkan mobil, sedangkan Arifah membuka pintu pagar. Setelah mobil keluar Arifah mengunci pintu pagar dan menyerahkan kuncinya pada Aska. Didalam mobil Arifah mengunyah sisa makanannya. Sedangkan Aska menyetir tidak seperti biasanya.

"Mas, hati-hati!" Ucap Arifah mengingatkan.

"Iya!" Jawab Aska semakin fokus menyetir.

Sesampainya disekolah, Arifah mencium punggung tangan Aska. Lalu turun.

"Mas hati-hati yaa!" Dibalas anggukan Aska.

Aska lalu pergi meninggalkan Arifah yang berlari-lari kecil menuju sekolah. Hujan tadi pagi membuat jalan menuju sekolah agak becek dan ia harus hati-hati melangkah, apalagi lagi hujan belum reda. Untung Arifah selalu membawa jaket kesekolah, ia berlindung menggunakan jaketnya.

Sesampainya dikelas, Arifah duduk dengan merapikan rambutnya yang berantakan. Hanya ada beberapa murid dikelasnya pagi itu. Arifah melirik laci meja Maya. Belum ada tas didalamnya, pertanda Maya belum sampai disekolah.

Teng.. Teng..

Lonceng sekolah sudah berbunyi dan Maya belum juga hadir. Padahal Arifah sangat menanti kehadiran Maya disampingnya.

"Apa teman sebangkumu tidak hadir?" Tanya Tama.

Arifah hanya diam tak menjawab pertanyaannya.

"Aku bertanya padamu!"

Arifah hanya menatapnya jengkel.

"Apa kamu tuli?" Tanya Tama lagi.

"Apa kamu buta?" Balas Arifah dengan melipat tangannya diatas dadanya.

Sepertinya Tama harus ekstra sabar menghadapi wanita seperti Arifah.

"Teman sebangku ku juga tidak hadir, apa aku boleh duduk sebangku dengan mu?"

"Tidak!". Jawab Arifah ketus.

Dengan ekspresi kecewa Tama membalikkan badannya. Sungguh kaku!

***

Dijam istirahat Arifah pergi menuju kelas Siska. Namun ia tidak menemukan batang hidungnya. Bahkan Vika juga tidak ada.

"Arifah? Kamu cari siapa?" Sapa Januar, Siska dan Vika sekelas dengannya.

Dengan ragu-ragu Arifah bertanya.

"Apa Vika dan Siska tidak hadir hari ini?"

"Tidak, mereka berhalangan hadir. Mungkin karena hujan."

"Bagaimana persiapan ujian kamu?" Tanya Januar lagi.

Arifah tidak menjawab pertanyaan Januar.

"Ikut aku, ayo kita belajar sama-sama!" Januar tahu jika Arifah belum matang menghadapi ujian akhir sekolah yang sebentar lagi akan diadakan.

Arifah tidak punya pilihan lain selain mengikuti Januar. Mereka berdua duduk ditaman sekolah, Januar membawa beberapa buku ditangannya dan meletakkannya diatas meja. Mereka berbincang-bincang mengenai pelajaran yang akan diujikan. Arifah sangat antusias, karena dibeberapa pelajaran ia memang kurang paham, namun dengan penjelasan Januar, Arifah mudah menyerap pelajaran itu.

Ditempat lain. Tama melihat Arifah dengan seorang siswa. Arifah terlihat sangat menikmati bersama siswa itu. *Tapi kenapa dia sangat kaku dengan ku, mungkin aku bisa coba trik dengan membagi ilmu ku dengan*nya.

"Apa kamu lapar?" Tanya Januar.

"Ya, aku sangat lapar. Tadi pagi aku hanya sarapan roti dan susu."

Januar tertawa melihat ekspresi Arifah.

"Apa itu membuatmu tidak kenyang?"

"Tentu saja tidak, biasanya sarapan ku nasi, aku sudah terbiasa."

"Baiklah, ayo kita kekantin". Ajak Januar merasa senang setelah melihat Arifah sudah biasa saja dengannya.

Sesampainya dikantin, Arifah dan Januar duduk agak dipojokan.

"Kamu mau makan apa?"

"Aku mau nasi goreng." Jawab Arifah.

"Baiklah tunggu disini!"

Januar pergi meninggalkan Arifah dan memesan beberapa menu makanan dan minuman. Setelah selesai, Januar kembali duduk menghadap Arifah.

"Kamu sudah tidak kesal lagi dengan ku?" Tanya Januar ragu-ragu.

Ya ampun kenapa pertanyaan itu lagi sih, malas sekali membahas ini!

"Karena kamu sudah berbaik hati mengajari dan mentraktir aku hari ini, maka soal kemaren tidak jadi masalah. Lagipula kita korban bukan?" Jawab Arifah santai.

"Aku senang mendengarnya. Bagaimana kalau kita berteman?" Tawar Januar.

"Itu ide yang sangat bagus!" Ucap Arifah dengan senyum mengembang.

Januar sangat senang dengan senyum manis milik Arifah.

"Berteman!" Ucap Januar dengan mengarahkan jari klingkingnya pada Arifah.

"Yup, berteman!" Arifah menyatukan klingkingnya dengan milik Januar dan mereka pun tertawa bersama.

Tak lama menu pesanan mereka berdua datang. Kemudian menyantap makanannya dengan lahap.

"Pelan-pelan Arifah!"

Arifah hanya tertawa kecil.

"Aku sering melihat mu duduk dibawah pohon akasia!" Ucap Tama.

"Ya, itu tempat favorit ku. Kenapa kamu bisa tahu?" Tanya Arifah penasaran lalu menyendok nasi goreng kemulutnya.

"Aku sering mengikutimu!"

Arifah menghentikan makannya kemudian minum. Ia lalu menatap Januar tajam, demikian juga Januar tidak mau kalah.

"Apa aku punya hutang?" Selidik Arifah.

"Tidak!" Jawab Januar tersenyum kecil.

"Lalu kenapa mengikutiku?" Tanya Arifah melanjutkan makannya yang tertunda.

Januar hanya tersenyum mendengar pertanyaannya.

"Aku tidak perlu menjawab, kamu sudah tahu jawabannya!"

"Aku bukan anak dukun!" Ucap Arifah sekenanya.

Ucapan Arifah benar-benar membuat Januar tidak tahan ingin tertawa. Akhirnya ia pun tertawa lepas.

Terpopuler

Comments

YouTrie

YouTrie

Garasi

2021-02-15

0

Pujas_erha🤓

Pujas_erha🤓

jejak🖒

2021-02-05

1

Wulandari

Wulandari

like 😍

2021-01-13

1

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1 Mula
2 Eps. 2 Siswa Baru
3 Eps. 3 Balasan Surat Arifah
4 Eps. 4 Januar dan Arifah Berteman
5 Eps. 5 Arifah Ketakutan
6 Eps. 6 Kebohongan
7 Eps. 7 Kesempatan Berdua
8 Eps. 8 Aska Tidak akan Mengasihani Adik Kecilnya, Dia akan Memberi Hukuman
9 Eps. 9 Dasar Tua Bangka
10 Eps. 10 Janji Aska
11 Eps. 11 Kenapa Dia Lagi
12 Eps. 12 "Mami dan Papi Sudah Pergi Meninggalkan Kita"
13 Eps. 13 Kurangi Porsi Makanmu
14 Eps. 14 Malaikat Pelindung
15 Eps. 15 CEO
16 Eps. 16 Rencana Melamar
17 Eps. 17 Masuk Sekolah
18 Eps. 18 Orang Seperti Dia Pantas Mendapatkannya
19 Eps. 19 Juara Umum
20 Eps. 20 Takut Kehilangan Aska
21 Eps. 21 Si Biang Kerok
22 Eps. 22 Sekolah Favorit
23 Eps. 23 Pahlawan Kesiangan
24 Eps. 24 Bertemu Mami Papi Part 1
25 Eps. 25 Bertemu Mami Papi Part 2
26 Eps. 26 Kabar Pak Hasibuan
27 Eps. 27 Kepergian Aska
28 Eps. 28 Pak Damang dan Bu Aminah
29 Eps. 29 Alasan Vika
30 Eps. 30 Tama
31 Eps. 31 Tampil Maksimal
32 Eps. 32 Januar dan Tama adalah Teman
33 Eps. 33 Lomba Memasak
34 Eps. 34 Tunangan
35 Eps. 35 Jenazah Aska
36 Eps. 36 Om Bram
37 Eps. 37 Jo Al Fe
38 Eps. 38 Jo Al Fe 2
39 Eps. 39 Kembali Sekolah
40 Eps. 40 Tiang Listrik
41 Eps. 41 Drama
42 Eps. 42 Penyesalan
43 Eps. 43 Ketidakpedulian Maya
44 Eps. 44 Hari Kelulusan
45 Eps. 45 Rumah Om Bram
46 Eps. 46 Sedingin Es
47 Eps. 47 Laura Baurent
48 Eps. 48 Terjebak
49 Eps. 49 Juara Satu
50 Eps. 50 Larangan Pulang
51 Eps. 51 Berkeliling
52 Eps. 52 Bramasta V.J?
53 Eps. 53 Pecat
54 Eps. 54 Olav
55 Eps. 55 Olav adalah Jelita!
56 Eps. 56 Keras Kepala
57 Eps. 57 Pulau Apa?
58 Eps. 58 Terima Kasih Laura
59 Eps. 59 Foto Bayi Bikin Penasaran
60 Eps. 60 Jelita Ditemukan
61 Eps. 61 Rencana Pernikahan Bram & Jelita
62 Eps. 62 Gara-gara Kotoran Kuda
63 Eps. 63 PERJANJIAN
64 Eps. 64 Papa Jordian & Mama Wulan
65 Eps. 65 Kedekatan Bram dan Jelita
66 Eps. 66 Kabur
67 Eps. 67 Arifah Hilang
68 Eps. 68 Tanah Kelahiran
69 Eps. 69 Dimana
70 Eps. 70 Kak Etha
71 Eps. 71 Sang Kepala Suku
72 Eps. 72 Disini Kamu Rupanya
73 Eps. 73 Hukuman
74 Eps. 74 Takdir Sen dan Etha
75 Eps. 75 Pulang
76 Eps. 76 Ibu
77 Eps. 77 Melati dan Morgan
78 Eps. 78 Siapa Morgan dan Melati
79 Eps. 79 Cerita Om Bram
80 Eps. 80 Cafe
81 Eps. 81 Flashback On Part 1
82 Eps. 82 Flashback On Part 2
83 Eps. 83 Flashback Off
84 Eps. 84 Cafe 2
85 Eps. 85 Kabar Bram
86 Eps. 86 Kantor
87 Eps. 87 Pramesta Yudha
88 Eps. 88 Dimana Dia!
89 Eps. 89 Permohonan
90 Bab. 90 19 Tahun
91 Bab. 91 Hilang Kekuatan
92 Bab. 92 Sabar
93 Bab. 93 Morgan
94 Bab. 94 Flashback On
95 Bab. 95 Flashback Off
96 Bab. 96 Sembarangan
97 Bab. 97 Sembarangan Part 2
98 Bab. 98 Foto
99 PENGUMUMAN
100 Bab. 99 Apa Ini?
101 Bab. 100 Menikah
102 Bab. 101 Cup
103 Bab. 102 Ferdinan
104 Bab. 103 Suara
105 Bab. 104 Panggil Nyonya
106 Bab. 105 Bukan Baju
107 Bab. 106 Halo
108 Bab. 107 Permohonan
109 Bab. 108 Diblokir
110 Bab. 109 Rencana
111 Bab. 110 Gubug Reot
112 Bab. 111 Hasrat
113 Bab. 112 Restu (End)
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Eps. 1 Mula
2
Eps. 2 Siswa Baru
3
Eps. 3 Balasan Surat Arifah
4
Eps. 4 Januar dan Arifah Berteman
5
Eps. 5 Arifah Ketakutan
6
Eps. 6 Kebohongan
7
Eps. 7 Kesempatan Berdua
8
Eps. 8 Aska Tidak akan Mengasihani Adik Kecilnya, Dia akan Memberi Hukuman
9
Eps. 9 Dasar Tua Bangka
10
Eps. 10 Janji Aska
11
Eps. 11 Kenapa Dia Lagi
12
Eps. 12 "Mami dan Papi Sudah Pergi Meninggalkan Kita"
13
Eps. 13 Kurangi Porsi Makanmu
14
Eps. 14 Malaikat Pelindung
15
Eps. 15 CEO
16
Eps. 16 Rencana Melamar
17
Eps. 17 Masuk Sekolah
18
Eps. 18 Orang Seperti Dia Pantas Mendapatkannya
19
Eps. 19 Juara Umum
20
Eps. 20 Takut Kehilangan Aska
21
Eps. 21 Si Biang Kerok
22
Eps. 22 Sekolah Favorit
23
Eps. 23 Pahlawan Kesiangan
24
Eps. 24 Bertemu Mami Papi Part 1
25
Eps. 25 Bertemu Mami Papi Part 2
26
Eps. 26 Kabar Pak Hasibuan
27
Eps. 27 Kepergian Aska
28
Eps. 28 Pak Damang dan Bu Aminah
29
Eps. 29 Alasan Vika
30
Eps. 30 Tama
31
Eps. 31 Tampil Maksimal
32
Eps. 32 Januar dan Tama adalah Teman
33
Eps. 33 Lomba Memasak
34
Eps. 34 Tunangan
35
Eps. 35 Jenazah Aska
36
Eps. 36 Om Bram
37
Eps. 37 Jo Al Fe
38
Eps. 38 Jo Al Fe 2
39
Eps. 39 Kembali Sekolah
40
Eps. 40 Tiang Listrik
41
Eps. 41 Drama
42
Eps. 42 Penyesalan
43
Eps. 43 Ketidakpedulian Maya
44
Eps. 44 Hari Kelulusan
45
Eps. 45 Rumah Om Bram
46
Eps. 46 Sedingin Es
47
Eps. 47 Laura Baurent
48
Eps. 48 Terjebak
49
Eps. 49 Juara Satu
50
Eps. 50 Larangan Pulang
51
Eps. 51 Berkeliling
52
Eps. 52 Bramasta V.J?
53
Eps. 53 Pecat
54
Eps. 54 Olav
55
Eps. 55 Olav adalah Jelita!
56
Eps. 56 Keras Kepala
57
Eps. 57 Pulau Apa?
58
Eps. 58 Terima Kasih Laura
59
Eps. 59 Foto Bayi Bikin Penasaran
60
Eps. 60 Jelita Ditemukan
61
Eps. 61 Rencana Pernikahan Bram & Jelita
62
Eps. 62 Gara-gara Kotoran Kuda
63
Eps. 63 PERJANJIAN
64
Eps. 64 Papa Jordian & Mama Wulan
65
Eps. 65 Kedekatan Bram dan Jelita
66
Eps. 66 Kabur
67
Eps. 67 Arifah Hilang
68
Eps. 68 Tanah Kelahiran
69
Eps. 69 Dimana
70
Eps. 70 Kak Etha
71
Eps. 71 Sang Kepala Suku
72
Eps. 72 Disini Kamu Rupanya
73
Eps. 73 Hukuman
74
Eps. 74 Takdir Sen dan Etha
75
Eps. 75 Pulang
76
Eps. 76 Ibu
77
Eps. 77 Melati dan Morgan
78
Eps. 78 Siapa Morgan dan Melati
79
Eps. 79 Cerita Om Bram
80
Eps. 80 Cafe
81
Eps. 81 Flashback On Part 1
82
Eps. 82 Flashback On Part 2
83
Eps. 83 Flashback Off
84
Eps. 84 Cafe 2
85
Eps. 85 Kabar Bram
86
Eps. 86 Kantor
87
Eps. 87 Pramesta Yudha
88
Eps. 88 Dimana Dia!
89
Eps. 89 Permohonan
90
Bab. 90 19 Tahun
91
Bab. 91 Hilang Kekuatan
92
Bab. 92 Sabar
93
Bab. 93 Morgan
94
Bab. 94 Flashback On
95
Bab. 95 Flashback Off
96
Bab. 96 Sembarangan
97
Bab. 97 Sembarangan Part 2
98
Bab. 98 Foto
99
PENGUMUMAN
100
Bab. 99 Apa Ini?
101
Bab. 100 Menikah
102
Bab. 101 Cup
103
Bab. 102 Ferdinan
104
Bab. 103 Suara
105
Bab. 104 Panggil Nyonya
106
Bab. 105 Bukan Baju
107
Bab. 106 Halo
108
Bab. 107 Permohonan
109
Bab. 108 Diblokir
110
Bab. 109 Rencana
111
Bab. 110 Gubug Reot
112
Bab. 111 Hasrat
113
Bab. 112 Restu (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!