"Kau bangun sepagi ini?" Tanya Adelia yang masih ada di tempat tidur. Gadis itu masih terlihat mengantuk.
"Selesai sholat subuh, aku tak tidur lagi."
"Kamu mau ke mana dengan dandanan seperti itu?" Adelia kembali bertanya saat melihat sepupunya itu sudah menggunakan sepatu boat, celana panjang jeans dan mantel jeans.
"Aku mau kembali ke Jakarta."
"Apa?" Adelia melonjak bangun dari tempat tidur.
Elina mengunci kopernya. "Penerbanganku jam 10 pagi. Aku akan mampir di toko sovenir untuk membelikan ole-ole bagi sahabat-sahabatku." Elina menyebut semua orang yang bekerja dengannya adalah sahabat-sahabatnya. Merekalah yang bersama-sama dengan Elina membangun usaha toko kuenya. Setelah kematian ibunya, Elina mencari pekerjaan. Selama 3 bulan, tak ada satupun perusahaan yang mau menerimanya pada hal dia adalah salah satu lulusan terbaik dari universitas terbaik pula.
Elina tinggal di salah satu tempat kost sederhana. Di sana, ia mendapatkan teman yang baik hati. Dewi, adalah seorang ibu muda yang memiliki satu anak. Dan Anita adalah perawan tua yang patah hati. Usianya sudah 35 tahun. Ketiganya saat itu sedang duduk berbincang sambil memikirkan apa yang bisa mereka kerjakan untuk menghasilkan uang. Anita yang mengusulkan untuk menjual kue. Elina pun ingat, sewaktu mereka kecil, ibunya memiliki toko kue yang sangat terkenal. Toko itu akhirnya tutup karena ayahnya tak setuju ibunya jualan kue sementara dia adalah pengusaha sukses. Elina banyak belajar cara membuat kue sejak ia masih SMP. Elina masih menyimpan resep rahasia keluarganya. Bermodalkan kalung peninggalan ibunya yang ia gadaikan, ketiganya memulai usaha itu. Awalnya memang sulit. Beberapa kali kue mereka tak laku. Namum setelah Elina mempostingnya di internet, kue mereka mulai terkenal. Hampir 3 tahun merintis usaha itu, Elina kini sudah punya toko sendiri. Ia bahkan sudah membuka cabang di 2 tempat. Elina bersyukur karena Tuhan sangat baik padanya.
"Na, liburanmu baru saja akan dimulai. Kamu sendiri belum bertemu dengan ayah dan ibuku."
"Aku tak mau bertemu dengan Okan. Dia mengatakan akan datang lagi sore ini."
"Kau pergi saja ke rumah orang tuaku di Izmir."
"Dia pasti akan menemukan ku. Kau kan suka berhianat dengan mengatakan dimana aku berada."
"Maaf. Yang semalam aku terpaksa. Bosku yang langsung menanyakannya padaku. Aku takut di pecat."
Elina tersenyum. "Sampaikan salamku untuk paman dan bibi. Sebaiknya aku pergi sekarang. Mungkin taxi yang ku pesan sudah datang." Elina menarik kopernya.
"Apa yang akan ku katakan kalau Okan datang?"
"Bilang saja aku sudah pergi. Jangan memberitahukan padanya alamatku di Jakarta. Kamu juga dapat mengatakan kalau aku sudah punya kekasih." Elina mendekati sepupunya. Keduanya berpelukan. Ayah Adelia adalah kakak dari ibunya Elina. Ia menikah dengan orang Turki dan memutuskan tinggal di sini. Itulah sebabnya Elina di kirim ke sini 6 tahun lalu. Ia dan Adelia sama-sama kuliah di Istanbul.
Adelia kelihatan sedih karena Elina harus pergi. Ia begitu gembira saat Elina mengatakan akan liburan ke Turki. Sayangnya, sebelum keduanya jalan-jalan, Elina memutuskan untuk pergi.
Kaki Elina berhenti di pintu masuk lobby apartemen. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang melihat siapa lelaki yang baru saja turun dari lamborjini merahnya. Elina tak sempat menghindar karena Okan sudah terlanjur melihatnya. Lelaki itu terlihat sangat tampan dengan setelan jas abu-abu yang membungkus tubuh kekarnya dan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.
"Kau mau kemana?" Tanya Okan sambil membuka kacamata hitamnya.
"Aku akan kembali ke Indonesia."
"Feelingku sungguh benar. Aku harus datang ke sini pagi ini. Kau akan lari lagi? Pergi tanpa meninggalkan jejak?" Okan terlihat kesal.
Elina tak menjawab. Sebuah taxi memasuki halaman apartemen. Ia tahu itu taxi yang dipesannya.
"Okan, aku harus pergi. Nanti aku terlambat ke bandara." Kata Elina lalu membuka pintu taxi yang sudah berhenti di depannya.
Okan menarik tubuh Elina dan menutup kembali pintu taxi itu.
"Üzgünüm, karım gitmiyor. Vergiyi ödeyeceğim."
( Maaf, istriku tak jadi pergi. Aku akan membayar taxinya.) Okan membuka dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar lira dalam nominal yang banyak.
"Go....!" Ujar Okan sambil memberikan tatapan tajam pada sang sopir taxi saat ia meletakan uang itu dibangku penumpang. Sang sopir taxi langsung pergi.
"Okan...!" Elina berdecak dengan wajah yang kesal. "Kenapa kamu mencampuri urusanku? Kita bukan siapa-siapa lagi. Hubungan kita sudah lama berakhir."
"Benarkah bagimu hubungan kita sudah berakhir?" Tanya Okan tajam dengan mata elangnya. Elina memalingkan wajahnya. Sungguh, ia tak kuat jika harus memandang wajah tampan itu. Jantung Elina bahkan ingin terlepas dari sarangnya karena begitu kuat i berdetak di dalam dada gadis itu.
Okan menyentuh tangan Elina. "Lihat aku, Eli. Katakan kalau kau tak menginginkan aku. Katakan kalau kau ingin aku pergi dari hidupmu."
"Aku.....!"
Kini Okan memegang kedua sisi bahu Elina dan memaksa gadis itu untuk berhadapan dengannya. Pandangan mata mereka bertemu. Elina melihat tatapan mata Okan masih seperti dulu. Penuh cinta dan kelembutan seperti 7 tahun yang lalu. Ketika mereka sudah resmi pacaran.
"Okan, aku....!"
Tangan Okan yang ada di bahu Elina kini berpindah di pipi gadis itu. Ibu jarinya membelai pipi gadis itu dengan sangat lembut. "Aku tahu kau sudah tak memiliki ayah dan ibu lagi. Kini, biarkan aku menjagamu, sayang. Mari kita bangun kehidupan dalam mahligai suci pernikahan. Ijinkan aku menjadi imammu."
Eliana tak dapat menahan perasaannya lagi. Gelora cinta di masa SMA yang pernah ia memiliki untuk Okan kini bersemi lagi. Elina langsung menubruk tubuh Okan. Memeluknya sambil memecahkan tangisnya di pundak pria itu. Okan melingkarkan tangannya di pundak Elina. Lalu dengan senyum yang menghiasi wajahnya, Okan membelai kepala Elina.
"Kau mau kan menjadi istriku?"
Elina mengangguk.
Okan mengurai pelukan diantara mereka. Ia menghapus air mata Elina. "Jadilah pasangan hidupku sampai hanya maut yang bisa memisahkan kita."
Elina lagi-lagi hanya tersenyum sambil mengangguk.
"Kalau begitu, tunggu sebentar." Okan berjalan ke arah mobilnya. Ia membuka pintu depan dan mengambil bunga mawar yang tadi sempat dibelinya di salah satu toko bunga. Ia menyerahkan bunga mawar itu pada Elina. Lalu mengambil sesuatu dari kantong celananya. Ia berlutut di hadapan Elina sambil membuka kotak merah beludru itu. Tampaklah sebuah cincin emas dengan hiasan berlian yang sangat indah. "Elina Jovanka, maukah kau menghabiskan seluruh hidupmu bersamaku?"
Hati Elina bergetar sangat hebat. Pandangannya kini menjadi berkabut karena butiran air mata yang tak bisa dibendungnya lagi, keluar begitu cepat dari pelupuk matanya.
"Ya. Aku mau, Okan. Aku bersedia menjadi istrimu. Aku ingin menghabiskan seluruh hidupku bersamamu."
Okan memakaikan cincin berlian itu di jari manis Elina. Ia lalu mengecup tangan Elina. Berdiri kembali di hadapan gadis yang selama 6 tahun ini selalu di rindukannya. Merasa bahagia karena impian terbesar dalam hidupnya sebentar lagi akan terwujud.
"Aku mencintaimu, Elina!" Kata Okan sangat lembut, lalu mencium dahi gadis itu. Elina bahagia sekaligus sedikit terkejut. Ia pikir Okan akan menciumnya di bibirnya.
Okan yang seakan mengerti dengan arti tatapan mata Elina tersenyum. Ibu jarinya menyapu bibir tipis Elina. "Aku akan menahannya untuk menciummu di sini. Aku ingin kau sah menjadi istriku dulu baru akan berhak menciummu sesuka hatiku."
Wajah Elina bersemu merah mendengar kata-kata Okan. Ia dapat merasakan ada yang berbeda dengan Okan. Lelaki itu dulunya selalu mencari kesempatan untuk mencium bibir Elina. Tapi kini ia terlihat sangat manis. Tak ada lagi Okan yang mesum dan jahil.
**********
4 hari kemudian....
Elina menatap wajahnya di cermin besar yang ada di salah satu kamar termewah di hotel terbaik yang ada di Istanbul ini.
Sebuah gaun pengantin sudah membungkus tubuh indahnya. Gaun pengantin yang dibuat oleh salah satu perancang gaun terkenal yang ada di Turki ini. Okan membayarnya sangat mahal karena harus menyiapkan gaun pengantin hanya dalam waktu 3 hari dalam bentuk kebaya putih seperti yang Elina inginkan.
Kini Elina sudah didandani dengan sangat cantik. Gadis berlesung pipi itu bahkan tak mengenali dirinya sendiri. Ia jadi ingat dengan perkataan ibunya, sehari sebelum kematiannya.
"Elina, carilah suami yang baik. Yang akan menjadi imammu. Menikalah jika kau yakin bahwa ia mencintaimu sebesar cinta yang kau miliki untuknya. Sehingga sepanjang hidup kalian berdua, hanya ada kamu dan dia. Jangan pernah bercerai dari suamimu. Perceraian dibenci oleh Allah. Setiap persoalan pasti akan ada jalan keluarnya. Ingatlah, Allah tak pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatNya."
Elina tersenyum. "Aku telah menemukan imamku, ibu. Aku akan menikah hari ini. Tenanglah di atas sana. Aku akan memulai hidup baru bersama Okan. Aku yakin cintanya sebesar cinta yang aku miliki." Guman Elina. Tepat di saat itu, Adelia membuka pintu kamarnya. "Ayolah, semua sudah siap. Kita akan berangkat ke rumah Okan"
Elina mengangguk. Sebuah mobil limousin putih sudah menunggu di depan hotel. Jantung Elina semakin berdetak kencang, saat mobil itu memasuki sebuah halaman rumah yang megah dan mewah.
"Pak, ini rumah siapa?" Tanya Elina penasaran.
"Rumah tuan Okan."
Elina memandang rumah megah di depannya. Rumah ini bahkan terlihat 10 kali lebih mewah dibandingkan rumah Elina di Surabaya yang pernah keluarganya miliki di zaman kejayaan mereka. Hati Elina tiba-tiba menjadi gelisah. Sekaya apa Okan sekarang ini?
********
Ijab Kabul telah selesai dilaksanakan. Paman Elina menjadi wali menggantikan ayahnya. Hanya ada sekitar 30-an tamu yang datang. Elina juga baru tahu kalau Okan ternyata sudah bertemu dengan ayah kandungnya. Pria itu sangat mirip dengan Okan. Ayah Okan bernama Yarmal Yilmas.
"Okan, dimana ibu?" Tanya Elina saat tak menemukan ibu Okan ada di antara orang-orang yang menghadiri pernikahan itu.
"Ibu ada di Indonesia."
"Ibu tak tahu pernikahan kita?"
"Ya. Aku akan membuat kejutan bagi ibu jika kita pulang ke sana. Kamu tahu kan kalau ibu sangat suka denganmu. Selama bertahun-tahun ibu selalu memintaku untuk menikah. Kini aku sudah resmi menjadi suami." Kata Okan sambil membelai wajah istrinya dengan lembut.
Elina tersipu. "Ibu pasti akan sedih karena tak melihat pernikahan kita."
"Ibu akan mengerti karena tahu kalau anaknya ini akan gila jika harus kehilangan gadis impiannya. Kita akan mengadakan resepsi pernikahan yang megah di sana. Sekarang, kau ingin kita melalui malam pengantin kita, di mana? Di rumahku ini atau di kamar hotel tempat kau menginap beberapa hari ini?"
Elina semakin tersipu. Ia tak mengira kalau Okan akan bertanya seperti itu.
"Aku tak tahu!" Elina menunduk sambil menggigit bibirnya.
"Jangan mengigit bibirmu seperti itu!"
"Kenapa?"
Okan tersenyum nakal. "Kau membuatku tak sabar ingin memulai malam pengantin kita." bisik Okan sensual di telinga Elina membuat gadis itu menatap Okan dengan gemas. Ternyata, Okan masih mesum seperti dulu.
"Aku sekarang sudah resmi jadi suamimu. Jadi berkata mesum pada istri sendiri bukanlah sesuatu yang salah." Okan kembali berbisik seolah tahu apa yang Elina pikirkan. "Kita ke kamar aku saja ya? Jarak dari sini ke hotel memakan waktu 30 menit. Aku tak mau membuang waktu lagi."
Elina ingin pingsan rasanya.
***********
Elina terkejut menemukan dirinya ada dalam pelukan tubuh polos Okan. Wajahnya kembali menjadi panas saat mengingat malam panjang yang baru saja mereka lalui. Malam yang sangat mendebarkan dan penuh gairah. Sorga dunia telah mereka rasakan bersama.
Elina memegang dada suaminya. Ada tato di dada kanan Okan. Bertuliskan huruf EJ. Elina tersenyum mengingat bagaimana Okan menjelaskan arti tato itu.
Okan yang merasa ada seseorang yang membelai dadanya, perlahan membuka matanya.
"Assalamualaikum, mas Okan"
Okan tersenyum bahagia saat membuka mata di pagi hari dan mendengar kata sapaan yang menyejukkan hati. Di tambah lagi dengan senyum menawan wanita yang kini sudah menjadi istrinya.
"Aku bersyukur, Allah SWT memilihmu menjadi imamku dunia dan akhirat."
Ucapan Elina membuat hati Okan semakin bahagia. "Kau adalah malaikat tak bersayap yang diberikan Allah bagiku, Elina Jovanka Yilmas."
Duh....manisnya yang baru saja menikah 😍😍😍
Ada yang penasaran bagaimana mereka melalui malam pengantinya???
Komen yang banyak ya...biar emak semangat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
gia gigin
Akhirnya setelah 6 thn penantian Elina terbayar juga dgn indah🥰🥰🥰🥰
2021-12-26
1
banyubiru
Bahagianya yg habis nikah
2021-12-21
0
Ananda Yuyun
cinta pertamaku tak sampai 😢😢😢
2021-11-07
1