*"Bertemu Dengan Ki Ireng"

Sesampainya di markas, malamnya wati menjadi gelisah tidak bisa tidur.

Dia masih teringat kejadian tadi siang dikedai, semua tindakan mesum sang Adipati itu masih terus terbayang di pelupuk matanya, tapi bukan karena wati terpikat pada si Adipati melainkan karena dia ingin secepatnya menyelesaikan tugas balas dendamnya.

"Ada baiknya aku merubah rencanaku, setelah melihat tingkah mesumnya...aku akan lebih mudah menjalankan rencanaku dengan cara memikatnya lebih dulu, dengan begitu akan lebih mudah bagiku untuk membunuhnya dengan tanganku sendiri"

batin wati sambil berjalan mondar mandir di kamarnya.

"Ah aku sampai lupa, sudah cukup lama aku disini tapi belum mencoba untuk berkomunikasi dengan ki ireng, harus nya dengan statusnya yang merupakan mahluk alam gaib tentu tidak terbatasi oleh hukum ruang waktu, baikla aku akan mencobanya"

Wati segera mengambil sikap duduk bersila dan berkonsentrasi agar terhubung dengan ki ireng.

"Ki ireng...ki ireng, apa kau bisa mendengarku ki ?"

wati berusaha memanggil ki ireng dalam semedinya.

Berkali kali wati memanggil ki ireng tapi tidak mendapat sahutan dari ki ireng sampai saat wati ingin mengakhiri semedinya tiba tiba udara disekita wati terasa lebih dingin dan angin berhembus masuk kedalam kamarnya.

Bersamaan dengan fenomena itulah kemudian telah duduk sosok ki ireng di hadapan wati.

"***, putri saya sudah datang"

sapaan ki ireng membangunkan wati dari semedinya dan segera membuka matanya.

"Wa'alaikum salam, ki ireng syukurlah ternyata aku masih bisa bertemu denganmu ki"

Wati merasa lega karena terbukti dia masih bisa bertemu dengan ki ireng.

"Aku terjebak di dunia ini ki, aku harus membalaskan dendam keluarga putri kemuning yang raganya saat ini aku tempati"

wati memulai ceritanya dan hanya ditanggapi dengan anggukan kepala oleh ki ireng.

"Putri jangan khawatir, lakukanlah apa yang sudah menjadi bagian dari takdir putri"

Jawab ki ireng dengan memejamkan matanya.

"Ki kalau ki ireng bisa menemuiku disini apa itu bearti aku bisa kembali kedunia asalnya untuk sekedar menemui arya ki"

tanya wati tiba yang merindukan dan menghawatirkan arya putranya.

"Maaf putri, karena saat sebelum menyelesaikan tugas putri disini, maka jiwa putri otomatis belum bisa kembali kedunia asal"

Mendengar penjelasan ki ireng, raut wajah wati langsung menjadi masam perasaannya menjadi sedih.

"Tapi..."

"Tapi apa ki ?"

tanya wati pada ki ireng yang tidak meneruskan kalimatnya.

Sebelum melanjutkan kalimatnya, lebih dulu ki ireng menarik nafas dalam-dalam.

"Tapi ruh putri masih bisa menemui arya melalui mimpinya, tapi..... akan mengurangi energi kehidupan putri dan bisa membahayakan jiwa putri selama disini"

kata ki ireng menerangkan panjang lebar.

"Apa ada yang bisa kulakukan untuk mengembalikan energi kehidupan yang berkurang itu ki ?"

"Putri bisa mendapatkan tambahan energi kehidupan dari mahluk lainnya"

"Maksudnya ki ?"

"Putri bisa menyerap energi kehidupan milik mahluk lain dengan ilmu serap jiwa, dan sudah tentu orang energi kehidupannya putri ambil akan musnah"

kata ki ireng kembali menjelaskan lebih detail.

"Oh... ternyata seberat itu, aku tidak mungkin dengan sengaja mengambil energi kehidupan orang lain kalau seperti itu"

"Tapi kalau aku menemui arya satu kali bearti aku akan kehilangan energi kehidupanku berapa banyak ki ?"

"Putri akan kehilangan energi kehidupan putri sebanyak sepuluh tahun"

"Apakah itu juga berlaku pada ki ireng ?"

"Tidak putri, mahluk seperti kami tidak terikat oleh ruang waktu, tapi tetap akan musnah binasa bila ada kekuatan yang membunuh kami"

"Bearti walaupun tidak terikat hukum ruang waktu tapi tetap bisa terbunuh atau mati, begitu ?"