Chapter 10

Hinata memasuki halaman mansion Hyuga dan memarkirkan mobilnya,setelah keluar dari mobilnya dia berjalan menuju pintu utama,baru juga dia mau membuka pintu, tapi seseorang sudah membukanya terlebih dahulu,Hinata hanya diam mematung,tentu saja dia tau siapa orang yang sedang berdiri dihadapan nya ini,siapa lagi kalau bukan ayahnya

Hiashi yang mendengar suara deru mobil langsung beranjak dari tempat duduknya,saat itu Hiashi sedang menghabiskan waktu senggangnya bersama anak dan istrinya,sedangkan Shion yang melihat ayahnya beranjak dari duduknya langsung mengikuti Hiashi dari belakang

Wajah Hiashi mengeras dan matanya menatap Hinata tajam sedangkan yang ditatap hanya mendengus kesal,Hinata sudah tak peduli lagi dengan ayahnya yang ada dihadapan nya dan berniat untuk langsung masuk kedalam rumah ayahnya,sebelum tangan ayahnya mencekal tangan Hinata dan menyeretnya pergi kebelakang rumah tepatnya gudang

"Ikut aku" ujarnya dingin,Hinata hanya diam mengikuti langkah Hiashi,sebenarnya Hinata sangat ketakutan melihat ayahnya yang murka, tapi dia menyembunyikan nya dengan wajah datarnya yang tidak ada ekspresi sama sekali,Shion yang melihat ayahnya menyeret Hinata mencoba untuk mencegahnya

"Ayah jangan apa apakan Nesan,siapa tau Nesan memiliki alasannya kenapa dia tidak pulang tadi malam" cegah Shion,gadis itu sangat mengkhawatirkan keadaan Hinata

"Jangan ikut campur Shion,bagaimanapun juga aku harus memberi gadis tidak tau diri ini pelajaran"Hiashi terus menyeret Hinata dan setelah sampai digudang dia langsung melempar Hinata dengan keras,sehingga Hinata merasakan rasa sakit dipunggungnya

"Aakhhh"ringis Hinata

Hinata tidak tinggal diam dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya,oh ayolah harga dirinya itu terlalu tinggi

"Apa kau ingin membunuhku hah" tanyanya kesal

"Kau berani sekali teriak dihadapanku"

"Aku tidak peduli" timpal Hinata

"Aku ini ayah mu,seharusnya kau hormati aku"

"Khehehe....apa Kau bilang ayah,setau ku ayahku sudah mati bersamaan dengan ibuku yang mati "Hinata terkekeh mendengar kata kata Hiashi

Plaaaakkk

Suara tamparan itu menggema diruangan itu,Shion yang menyaksikannya menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang dilakukan ayahnya kepada Hinata

"Anak sialan dasar tidak tau diuntung,seharusnya kau itu bersyukur karena aku mau merawatmu"

"Dan aku tidak pernah memintamu untuk merawatku sialan" teriak Hinata dengan penuh emosi

"Anak sialan"Hiashi langsung melepas gesper yang dia pakai,dan mengarahkannya kepada Hinata,Hiashi mengayunkan gesper itu dan tepat mengenai punggung Hinata

Staaak 

satu pukulan

Staaak  

dua pukulan

Staakkk

Tiga pukulan

Hiashi mencambuk Hinata dengan gespernya dengan tiga kali pukulan,Shion tidak bisa berbuat banyak saat ayahnya mencambuk Hinata dengan gesper,dia mulai menitikan air mata, karena merasa sedih apalagi melihat Hinata yang dipukuli

Hinata,dia tidak menangis sama sekali saat ayahnya mencambuk dirinya dengan gesper,tapi dia merasakan rasa sakit yang luar biasa dipunggungnya ditambah luka di perutnya yang pastinya terbuka kembali,karena Hiashi menyeret nya dan melemparnya cukup keras

.......

.......

.......

.......

.......

.......

Setelah puas mencambuk Hinata,Hiashi pergi meninggalkan gudang sedangkan Shion langsung menghampiri Hinata dan membantunya berdiri

Hinata,dia tidak bisa menolak pertolongan dari Shion,lagipula sekarang ini tubuhnya sangat sakit karena cambukan yang dilakukan oleh Hiashi

"Ayah sialan" Hinata menggerutu bahkan Shion  bisa mendengar gerutuan Hinata

Shion tidak menanggapi gerutuan Hinata,dia hanya fokus memapah Hinata dan membawa Hinata menuju ke kamar gadis itu

Hinata berjalan dengan pelan,Shion dengan sabar memapah Hinata dan saat mereka sampai di ruang tamu, disana Hiashi berdiri memandang Hinata dengan amarahnya,sedangkan Hinata,bahkan gadis itu tidak sudi memandang ayahnya sama sekali

Hiashi sebenarnya tidak tega melihat Hinata yang sedang dipapah oleh Shion,tapi egonya yang sedang menguasainya dan enggan untuk membantu bahkan mendengarkan penjelasan Hinata,dia tidak membiarkan Hinata untuk menjelaskan apa yang terjadi pada anaknya itu

Shion dan Hinata sudah sampai didepan pintu kamar Hinata,dengan perlahan Shion membuka pintu kamar Hinata dan memasukinya dengan memapah Hinata,setelah sampai di dekat ranjang Hinata,Shion membantu Hinata untuk duduk di pinggiran kasur,kemudian Shion pergi mencari kotak obat di dalam laci yang ada dikamar Hinata

Setelah mendapatkan kotak P3K nya dengan cepat Shion menghampiri Hinata dan mencoba untuk mengobati lukanya

"Sudahlah kau tidak perlu so baik padaku,kau senangkan melihatku seperti ini" tanya Hinata dingin dan menusuk

Shion hanya bisa menundukan kepalanya dan menghela nafas, karena Hinata sangat keras kepala

"Haaah" Shion menghela nafas

"Sudahlah Hinata,kau jangan so kuat dengan lukamu itu " bentak Shion karena merasa kesal dengan kekeras kepalaan Hinata

Bahkan Hinata terlonjak kaget, karena dibentak Shion,selama ini yang dia tau Shion itu sangat takut padanya, tapi sekarang gadis itu bahkan berani membentaknya

"Ka..kau membentakku" tanya Hinata tergagap karena keterkagetannya

"Iya memangnya kenapa kalau aku membentakmu hah" tanya Shion balik

"Tidak ada" ujar Hinata kalem dan mengerucutkan bibirnya dengan lucu karena merasa kesal

Shion yang melihat Hinata mengerucutkan bibirnya merasa gemas dan sejak kapan gadis galak itu menjadi OOC seperti itu

"Sudahlah jangan banyak bicara,sekarang aku akan mengobati lukamu,dan kau juga jangan mandi dulu ya,soalnya kau akan merasa perih" timpal Shion panjang lebar

"Tanpa kau beritahupun aku sudah tau"

"Hn" balas Shion ambigu sedangkan Hinata hanya pasrah

Shion dengan perlahan membuka kancing baju seragam gadis itu,setelah melepas semua kancing seragam Hinata,dan melepas baju itu dari tubuh Hinata dengan secara perlahan dan betapa terkejutnya Shion, saat dia mendapati perban di perut Hinata

"Hinata ini" tanya Shion sambil menunjuk perban di perut Hinata

"Oh ini,ini perban " jawab asal Hinata

"Aku tau itu perban, tapi kenapa perutmu diperban"

"Pastinya aku terluka,kau ini bodoh atau apa sih,kalau orang diperban itu artinya dia terluka"jawab kesal Hinata

"Ish jangan nge gas dong"

"Bodo"

"Hin..." belum sempat Shion menjawab Hinata sudah memotong ucapannya

"Sebenarnya kau ini niat gak sih mengobati lukaku" tanya Hinata heran

"Niat lah,malahan niat banget"

"Kalau begitu cepatlah,kau tau aku ingin segera tidur"

"Iya baiklah" dan tanpa mereka berdua sadari bahwa mereka sudah banyak mengobrol,padahal sebelumnya mereka tidak pernah mengobrol,walaupun Shion selalu mencoba mengajak Hinata berbicara, tapi dia selalu mengacuhkannya

Shion melepas perban yang ada di perut Hinata dan dia melihat darah,ternyata luka Hinata terbuka kembali,sebenarnya apa yang terjadi dengan Hinata, kenapa dia bisa mendapatkan luka itu, tapi ya sudahlah sebaiknya dia fokus saja untuk mengobati luka cambuk Hinata

.......

.......

.......

.......

.......

Akhirnya Shion sudah mengobati luka Hinata dan dia beranjak dari duduknya menyimpan kembali kotak P3K kedalam lemari Hinata dan dia menghampiri Hinata kembali, kemudian mencoba untuk mengakrabkan dirinya,baru juga Shion mau mendudukan dirinya dipinggir ranjang,Hinata sudah menghentikan niatannya itu, karena Hinata menyuruh dia untuk mengambil sesuatu

"Eits kau mau ngapain " tanya Hinata

"Duduk apalagi"balas Shion

"Kau...cih Kau ini kalau nolong orang jangan setengah setengah,apa kau tak lihat aku belum memakai baju dan ini sangat dingin sekali Baka"kesal Hinata

"Hehehe..sorry lupa" Shion hanya terkekeh karena kelupaannya,bagaiamana mungkin dia bisa melupakan faktanya bahwa Hinata belum memakai bajunya kembali

"Sana ambilkan aku baju yang ada dilemari"

"Baiklah tapi baju yang mana"

"Yang mana saja yang penting aku pakai baju "

"Hmm baiklah"Setelah beberapa detik Shion kembali menghampiri Hinata dan menyerahkan baju itu dan membantu memakaikannya kepada Hinata

Setelah selesai Shion masih disana dan sekarang suasananya jadi canggung dan mereka berdua tidak tau harus berbicara apa dan pada akhirnya Hinata memecahkan keheningan itu

"Pergilah kekamarmu dan tidurlah "usir Hinata

"Baiklah aku akan kekamarku,selamat malam Hinata semoga kau mimpi indah" balas Shion

"Idih ngomong apaan sih,kaya mau pisah tidur sama pacar aja pake selamat selamatan segala,aku masih normal " jawab Hinata dengan bergidig ngeri sedangkan Shion mendengus sebal,apa sih yang ada dalam fikiran Hinata sampe segitunya fikirnya

"Ye emangnya kamu fikir salam perpisahan buat tidur itu hanya kepada pacar doang"

"Ha'i ha'i aku mengerti,sana pergi hus hus" usir Hinata lagi

Shion,gadis itu langsung pergi meninggalkan kamar Hinata dengan menggerutu,karena Hinata mengusir dia dari kamarnya,dan bukannya berterimakasih karena sudah mengobatinya eh malah diusir,sedangkan Hinata tersenyum melihat tingkah laku Shion, apalagi saat gadis itu menggerutu

.......

.......

.......

.......

.......

.......

...Tbc ...

...***Selesai...

...Kamis,07 Januari 2021...

...Jam : 15.04...

...Dipublikasikan : Kamis,07 Januari 2021...

...Jam : 15.05***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!