20 ( Gagal )

Adnan membanting dirinya di atas tempat tidur dengan kasar. Ia malu, kecewa juga marah, mendapati kenyataan bahwa wanita yang sedang diperjuangkannya malah membuang kotoran ke wajahnya.

" Kenapa Kamu tega banget sama Aku Mila...," rintih Adnan.

Ia menutupi wajahnya dengan bantal. Kembali bayangan kebersamaannya dengan Sarmila melintas di depannya. Menimbulkan rasa bahagia dan sakit bersamaan.

Adnan menggelengkan kepalanya lalu bangkit duduk.

" Aku harus bangkit, ga boleh kalah sama perempuan ga tau diri itu...," kata Adnan geram.

Adnan pun melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah mandi, Adnan keluar menemui kedua orangtuanya yang nampak sedang menunggunya di ruang keluarga.

Adnan ikut duduk dan meneguk minuman yang disediakan untuknya. Adnan juga memakan kue yang dibeli ibunya tadi di perjalanan. Adnan menghentikan kunyahannya saat menyadari kedua orangtuanya tengah menatapnya cemas.

" Kenapa Bu, Yah. Kok liatin Adnan kaya gitu...?" tanya Adnan di sela kunyahannya.

" Kamu gapapa Le...?" tanya Fatma cemas.

Adnan menelan makanan di dalam mulutnya, meneguk minumannya lalu bicara.

" Adnan gapapa kok Bu...," kata Adnan sambil menunduk.

Adnan nampak ragu melanjutkan ucapannya. Tapi melihat Fatma dan Hardi begitu berharap padanya, akhirnya Adnan mengalah. Setelah menghela nafas panjang, Adnan pun mulai bicara.

" Ayah Ibu, Adnan minta maaf ya. Andai aja Aku mau denger nasehat Ayah sama Ibu, Aku pasti ga harus kecewa. Aku emang keras kepala, padahal Ayah sama Ibu lebih tau apa yang terbaik buat Aku. Maaf...," kata Adnan sambil menunduk malu.

Fatma tampak berkaca-kaca mendengar penuturan sang anak. Ia merasa terharu karena Adnan menyadari bahwa perempuan pilihannya tidak sebaik yang terlihat.

" Sama-sama Le. Untung Kamu tau aslinya sebelum Kamu menikahinya. Belum terlambat untuk membuangnya dari hidupmu...," kata Fatma sambil memeluk Adnan.

" Iya Bu. Kasih Adnan kesempatan buat memperbaiki semuanya. Kalo Ayah sama Ibu punya pilihan lain yang lebih baik untuk Aku, Aku terima...," kata Adnan lirih sambil mempererat pelukannya pada sang ibu.

" Kami percaya sama pilihanmu kok. Ga usah terburu-buru, nanti Kamu nyesel juga nurutin pilihan Ibu atau Ayah...," sindir Hardi.

Adnan hanya diam mendengar ucapan ayahnya itu. Hardi benar, dia yang merasa bersalah saat itu pasti akan menerima apapun pilihan kedua orangtuanya walau bertentangan dengan nuraninya.

" Yang penting kedepannya harus lebih hati-hati. Perempuan cantik bukan karena fisiknya aja, tapi juga kepribadiannya. Jangan gampang tertipu ucapan manis perempuan. Selidiki dulu siapa yang akan menjadi teman hidupmu sebelum terlambat...," kata Fatma lembut.

" Iya Bu...," jawab Adnan.

" Feeling Orangtua tuh ga mungkin salah. Kami dikasih kelebihan oleh Allah untuk bisa melihat sesuatu yang ga bisa dilihat atau dirasakan oleh Anak Kami yang sedang kasmaran...," kata Hardi lagi.

" Maksud Ayah...?" tanya Adnan tak mengerti.

" Iya. Kamu ga tau kan, saat bertemu pertama kali kesan Kami sama pacarmu itu udah ga baik. Mana ada seorang Ibu yang baik bisa kemana-mana dengan bebas tanpa memikirkan Anaknya...," kata Hardi lagi.

" Apalagi nitipin Anaknya sama orang yang dianggap pacarnya, itu aneh. Bukannya dia jelas manfaatin hubungan Kalian untuk kepentingannya sendiri. Ya, semacam menghemat pengeluaran lah. Sebenernya bisa aja dia bayar orang untuk mengawasi anaknya sementara dia kerja. Jadi anaknya tetap bisa dekat dan dalam pengawasan dia. Nah dari situ aja udah jelas dia bukan Ibu yang baik...," urai Fatma panjang lebar.

" Tambah lagi, dia langsung jenguk Ibu di Rumah Sakit tanpa peduli keadaan Anaknya. Harusnya dia jemput Anaknya dulu, baru diajak jenguk Ibu sekalian atau dibawa pulang dulu ke rumahnya baru dia jenguk Ibu. Dari situ juga Kami udah ga respect...," kata Hardi sambil melengos.

" Apalagi caranya berpakaian itu membuat Kami risih. Kami tau, dia janda yang juga perlu tebar pesona untuk menarik perhatian laki-laki, tapi ga harus segitunya juga kan...," gerutu Fatma.

" Iya Bu, maaf...," kata Adnan.

Mereka membisu sambil sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Adnan juga merenungi ucapan kedua orangtuanya. Entah mengapa, Adnan seperti baru menyadari semuanya. Dan Adnan merasa bahwa selama ini dirinya begitu naif.

\=\=\=\=\=

Adnan sedang ada di ruangannya saat karyawannya bernama Ali menjumpainya.

" Kenapa Li...?" tanya Adnan sambil mengecek laporan pemasukan bulan lalu.

" Mmm, itu Pak. Ada Bu Sarmila di luar, maksa minta masuk ke ruangan Bapak...," kata Ali gugup.

" Biarin aja dia masuk. Kebetulan Saya juga ada perlu sama dia...," kata Adnan sambil menutup lap topnya.

" Baik Pak...," kata Ali lalu keluar ruangan.

Tak lama kemudian Sarmila memasuki ruangan Adnan dengan pedenya.

" Sayang...," sapanya sambil merentangkan kedua tangannya ingin memeluk Adnan.

Adnan menepis tangan Sarmila dan menjauhkan dirinya dari Sarmila.

" Kamu masih marah ya...," kata Sarmila sambil tersenyum.

" Ngapain Kamu di sini. Kita udah ga ada hubungan lagi. Kamu ga lupa kan...?" tanya Adnan sambil melengos.

" Aku mau jelasin semua salah paham kemaren...," kata Sarmila santai.

" Salah paham apa ya, Aku ga inget...," sindir Adnan sinis.

Sarmila tertawa kecil, merasa menang. Ia lalu duduk di kursi berhadapan dengan Adnan yang hanya berbatasan dengan meja kerja Adnan.

" Yang kemaren Kamu liat itu sepupu Aku. Baru dateng dari Amerika. Dia minta Aku nganterin dia keliling kota Jakarta...," kata Sarmila.

" Aku ga peduli. Itu urusanmu. Mulai sekarang Kamu ga perlu jelasin apa pun sama Aku, karena Aku ga mau tau apa pun tentang Kamu lagi...," kata Adnan tajam.

Sarmila tersentak mendengar kalimat yang diucapkan Adnan.

" Sayang, jangan ngomong gitu dong. Aku ga mau Kamu kaya gini. Udahan ya marahnya...," rengek Sarmila manja.

" Aku serius Sarmila...!" kata Adnan tegas.

Sarmila pun menegakkan tubuhnya. Ia tahu bahwa Adnan tengah marah dan tak bisa dibujuk. Maka Sarmila 'mengganti jurus' untuk menaklukkan Adnan.

" Ok. Aku cuma mau bilang kalo Axel kangen sama Kamu, dia nanyain Kamu terus...," kata Sarmila sambil berdiri.

" Jangan lagi gunakan Anakmu untuk memperoleh simpatiku Sarmila. Aku ga peduli lagi. Titipkan dia pada orang lain atau Ayahnya, Aku bukan pengasuh Anakmu...!" kata Adnan sambil ikut berdiri dan menatap Sarmila tajam.

Sarmila menatap Adnan dengan tatapan memohon. Biasanya Adnan akan luluh dengan tatapan itu.

" Apa maksudmu, Aku ga pernah nganggep Kamu pengasuh Axel. Aku sengaja mendekatkan Kamu dengannya supaya Kalian terbiasa saat Kita menikah nanti...," kata Sarmila membela diri sambil mencoba meraih tangan Adnan.

" Tutup mulutmu Sarmila. Buang mimpimu itu, karena Aku tak akan pernah menikahimu. Sekarang lebih baik Kau pergi dan jangan ganggu Aku lagi...," kata Adnan sinis.

" Kenapa begitu cepat cintamu berubah Adnan. Kau ingat janjimu untuk membahagiakan Aku. Baru dapet ujian sekecil ini aja Kamu udah nyerah. Kamu ga sehebat yang Aku kira Adnan, Aku nyesel udah ngasih Kamu kesempatan...," kata Sarmila sambil menangis.

" Cintaku hanya untuk wanita yang tahu bagaimana cara memperlakukan pasangannya. Bukan seperti Kamu, yang cuma memanfaatkan Aku selama ini...," kata Adnan dingin.

" Aku ga pernah kaya gitu Adnan...!" teriak Sarmila marah.

" Jaga sikapmu Sarmila. Ini kantorku...!" bentak Adnan tak kalah marah.

Sarmila menatap Adnan tak percaya. Ia hampir tak mengenali Adnan. Selama ini Adnan selalu bersikap lembut dan menuruti semua keinginannya.

Jantung Sarmila berdetak cepat saat Adnan mencekal tangannya dan memaksanya keluar dari ruangannya.

" Sekarang keluar dari sini. Tak ada tempat lagi di hidupku untukmu...," kata Adnan sambil mendorong tubuh Sarmila keluar dan menutup pintu dengan kasar.

" Adnan, Adnan...!" panggil Sarmila.

Tak ada jawaban dari Adnan. Sarmila pun menatap berkeliling, nampak beberapa karyawan Adnan menatapnya dengan tatapan aneh dan tak bersahabat. Sarmila pun mengalah dan memilih meninggalkan kafe itu dengan langkah cepat setelah gagal membujuk Adnan

bersambung

Episodes
1 1 ( Adnan )
2 2 ( Ditikung ? )
3 3 ( Masa sih..., )
4 4 ( Pindah )
5 5 ( Seragam )
6 6 ( Pawai Obor )
7 7 ( Mencair )
8 8 ( Musuh )
9 9 ( Kepancing )
10 10 ( Berakhir )
11 11 ( Kecewa )
12 12 ( Tentang Hati )
13 13 ( Pacar )
14 14 ( Kenapa...? )
15 15 ( Sakit juga )
16 16 ( Ketemu Lagi )
17 17 ( Ga Suka )
18 18 ( Perpisahan Sementara )
19 19 ( Kenyataan )
20 20 ( Gagal )
21 21 ( Pemulihan )
22 22 ( Kangen )
23 23 ( Ke Villa )
24 24 ( Nitip )
25 25 ( Ajak Juga )
26 26 ( Kawatir )
27 27 ( Keharuan )
28 28 ( Operasi Kedua )
29 29 ( Surat )
30 30 ( Kritis )
31 31 ( Pingsan )
32 32 ( Surprise )
33 33 ( Setuju )
34 34 ( Pulkam )
35 35 ( Kabar Dari Arini )
36 36 ( Ijab Kabul )
37 37 ( Sarapan )
38 38 ( Peraturan )
39 39 ( Kesepakatan Baru )
40 40 ( Ke kafe )
41 41. ( Berita )
42 42 ( Pergi )
43 43. ( Kesepakatan Lagi ? )
44 44 ( Cemburu )
45 45 ( Pulang )
46 46 ( Mengabaikan )
47 47 ( Penjelasan Arini )
48 48 ( Penjelasan 2 )
49 49 ( Mengambil Paksa )
50 50 ( KDRT ? )
51 51 ( Pergi Lagi )
52 52 ( Mencari )
53 53 ( Tertukar )
54 54 ( Penyesalan )
55 55 ( Berusahalah )
56 56 ( Bertemu )
57 57 ( Keputusan )
58 58 ( Status Baru )
59 59 ( Pengacau )
60 60 ( Bertemu Ratna )
61 61 ( Keinginan Yang Sama )
62 62 ( Bingung )
63 63 ( Semangat )
64 64 ( Mengejar )
65 65 ( Memberi Kesempatan )
66 66 ( Tak Bisa Menolak )
67 67 ( Panik )
68 68 ( Berhadapan )
69 69 ( Doa )
70 70 ( Menculik )
71 71 ( Menuruti )
72 72 ( Berdebat )
73 73 ( Menggendong )
74 74 ( Terluka )
75 75 ( Mendekatkan )
76 76 ( Salut )
77 77 ( Apa Benar ? )
78 78 ( Robi Ngamuk )
79 79 ( Sah Lagi )
80 80 ( Mau Cepat )
81 81 ( Alhamdulillah )
82 82 ( Gemuk ? )
83 83 ( Perubahan Hormon )
84 84 ( Sesuai Prediksi )
85 85 ( Kabar Gembira )
86 86 ( Menegangkan )
87 87 ( Menuntaskan )
88 88 ( Cara Sendiri )
89 89 ( Milikku )
90 90 ( Pesona Sita )
91 91 ( Memalukan )
92 92 ( Dipecat )
93 93 ( Kompak )
94 94 ( Melahirkan )
95 95 ( Dia Milikku 2 )
96 96 ( Naila )
97 97 ( Menyerah )
98 98 ( Naila Kabur ? )
99 99 ( Bercerai )
100 100 ( Gading dan Naila )
101 101 ( Bulan Madu )
102 102 ( Naila Sakit )
103 103 ( Dua Pria Satu Meja )
104 104 ( Tentara Ganteng )
105 105 ( Ketemu di Posko )
106 106 ( Jadi Nyamuk ? )
107 107 ( Mencari Aisyah )
108 108 ( Semakin Dekat )
109 109 ( Hukuman Permainan )
110 110 ( Jangan Berharap )
111 111 ( Jaga Jarak )
112 112 ( Melanjutkan Mimpi )
113 113 ( Terbongkar )
114 114 ( Harus Pergi )
115 115 ( Kenal Yang Lain )
116 116 ( Posesif )
117 117 ( Gamang )
118 118 ( Bingung )
119 119 ( Dejavu )
120 120 ( Irgi Pulang )
121 121 ( Irgi Cemburu )
122 122 ( Ancaman )
123 123 ( Jemput Aisyah )
124 124 ( Lega )
125 125 ( Penyelamat )
126 126 ( Ijab Kabul )
127 127 ( Belum Siap )
128 128 ( Resepsi Pernikahan )
129 129 ( Suka )
130 130 ( Menangis )
131 131 ( Merajuk )
132 132 ( Baikan )
133 133 ( Mengantar )
134 134 ( Berangkat Tugas )
135 135 ( Shock )
136 136 ( Koma )
137 137 ( Tertangkap )
138 138 ( Video Call )
139 139 ( Menawarkan Bantuan )
140 140 ( Ketahuan )
141 141 ( Jujur Membuat Luka )
142 142 ( Datang )
143 143 ( Memperalat )
144 144 ( Membuktikan )
145 145 ( Hadiah )
146 146 ( Siuman )
147 147 ( Keadilan )
Episodes

Updated 147 Episodes

1
1 ( Adnan )
2
2 ( Ditikung ? )
3
3 ( Masa sih..., )
4
4 ( Pindah )
5
5 ( Seragam )
6
6 ( Pawai Obor )
7
7 ( Mencair )
8
8 ( Musuh )
9
9 ( Kepancing )
10
10 ( Berakhir )
11
11 ( Kecewa )
12
12 ( Tentang Hati )
13
13 ( Pacar )
14
14 ( Kenapa...? )
15
15 ( Sakit juga )
16
16 ( Ketemu Lagi )
17
17 ( Ga Suka )
18
18 ( Perpisahan Sementara )
19
19 ( Kenyataan )
20
20 ( Gagal )
21
21 ( Pemulihan )
22
22 ( Kangen )
23
23 ( Ke Villa )
24
24 ( Nitip )
25
25 ( Ajak Juga )
26
26 ( Kawatir )
27
27 ( Keharuan )
28
28 ( Operasi Kedua )
29
29 ( Surat )
30
30 ( Kritis )
31
31 ( Pingsan )
32
32 ( Surprise )
33
33 ( Setuju )
34
34 ( Pulkam )
35
35 ( Kabar Dari Arini )
36
36 ( Ijab Kabul )
37
37 ( Sarapan )
38
38 ( Peraturan )
39
39 ( Kesepakatan Baru )
40
40 ( Ke kafe )
41
41. ( Berita )
42
42 ( Pergi )
43
43. ( Kesepakatan Lagi ? )
44
44 ( Cemburu )
45
45 ( Pulang )
46
46 ( Mengabaikan )
47
47 ( Penjelasan Arini )
48
48 ( Penjelasan 2 )
49
49 ( Mengambil Paksa )
50
50 ( KDRT ? )
51
51 ( Pergi Lagi )
52
52 ( Mencari )
53
53 ( Tertukar )
54
54 ( Penyesalan )
55
55 ( Berusahalah )
56
56 ( Bertemu )
57
57 ( Keputusan )
58
58 ( Status Baru )
59
59 ( Pengacau )
60
60 ( Bertemu Ratna )
61
61 ( Keinginan Yang Sama )
62
62 ( Bingung )
63
63 ( Semangat )
64
64 ( Mengejar )
65
65 ( Memberi Kesempatan )
66
66 ( Tak Bisa Menolak )
67
67 ( Panik )
68
68 ( Berhadapan )
69
69 ( Doa )
70
70 ( Menculik )
71
71 ( Menuruti )
72
72 ( Berdebat )
73
73 ( Menggendong )
74
74 ( Terluka )
75
75 ( Mendekatkan )
76
76 ( Salut )
77
77 ( Apa Benar ? )
78
78 ( Robi Ngamuk )
79
79 ( Sah Lagi )
80
80 ( Mau Cepat )
81
81 ( Alhamdulillah )
82
82 ( Gemuk ? )
83
83 ( Perubahan Hormon )
84
84 ( Sesuai Prediksi )
85
85 ( Kabar Gembira )
86
86 ( Menegangkan )
87
87 ( Menuntaskan )
88
88 ( Cara Sendiri )
89
89 ( Milikku )
90
90 ( Pesona Sita )
91
91 ( Memalukan )
92
92 ( Dipecat )
93
93 ( Kompak )
94
94 ( Melahirkan )
95
95 ( Dia Milikku 2 )
96
96 ( Naila )
97
97 ( Menyerah )
98
98 ( Naila Kabur ? )
99
99 ( Bercerai )
100
100 ( Gading dan Naila )
101
101 ( Bulan Madu )
102
102 ( Naila Sakit )
103
103 ( Dua Pria Satu Meja )
104
104 ( Tentara Ganteng )
105
105 ( Ketemu di Posko )
106
106 ( Jadi Nyamuk ? )
107
107 ( Mencari Aisyah )
108
108 ( Semakin Dekat )
109
109 ( Hukuman Permainan )
110
110 ( Jangan Berharap )
111
111 ( Jaga Jarak )
112
112 ( Melanjutkan Mimpi )
113
113 ( Terbongkar )
114
114 ( Harus Pergi )
115
115 ( Kenal Yang Lain )
116
116 ( Posesif )
117
117 ( Gamang )
118
118 ( Bingung )
119
119 ( Dejavu )
120
120 ( Irgi Pulang )
121
121 ( Irgi Cemburu )
122
122 ( Ancaman )
123
123 ( Jemput Aisyah )
124
124 ( Lega )
125
125 ( Penyelamat )
126
126 ( Ijab Kabul )
127
127 ( Belum Siap )
128
128 ( Resepsi Pernikahan )
129
129 ( Suka )
130
130 ( Menangis )
131
131 ( Merajuk )
132
132 ( Baikan )
133
133 ( Mengantar )
134
134 ( Berangkat Tugas )
135
135 ( Shock )
136
136 ( Koma )
137
137 ( Tertangkap )
138
138 ( Video Call )
139
139 ( Menawarkan Bantuan )
140
140 ( Ketahuan )
141
141 ( Jujur Membuat Luka )
142
142 ( Datang )
143
143 ( Memperalat )
144
144 ( Membuktikan )
145
145 ( Hadiah )
146
146 ( Siuman )
147
147 ( Keadilan )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!