Dia Milikku

Dia Milikku

1 ( Adnan )

Kau terus melukaiku dengan sadarmu.

Kau juga memakiku dengan tatapanmu.

Kau masih terus menghukumku dengan sikapmu.

Terimakasih...

Aku lelah...,

Mari sudahi semua sampai disini...

Arini

Adnan membaca lagi surat yang ditulis oleh Arini, istrinya. Wanita yang dinikahinya karena perjanjian konyol dengan sahabatnya.

\=\=\=\=\=

Sore itu Adnan menjemput kekasih hatinya, Ami,di sebuah sanggar tari.

Ami adalah gadis cantik yang telah mengisi hatinya selama dua tahun lebih.

Mereka saling mencintai dan merencanakan menikah di masa depan nanti.

" Sudah lama nunggunya...?" tanya Ami dengan wajah ceria.

" Lumayan, tapi gapapa. Menunggu Kamu seribu tahun lagi juga Aku mau...," gombal Adnan.

Walau hanya gombalan receh, tetap saja membuat wajah Ami bersemu merah. Mereka pun meninggalkan sanggar tari itu sambil berboncengan naik sepeda.

Meski usia mereka masih sangat muda, Adnan dan Ami berani merencanakan pernikahan. Adnan dan Ami masih duduk di bangku SMA saat itu.

" Aku mau nikah nanti pake gaun kaya putri Cinderella ya...," pinta Ami.

" Iya, Aku ikut Kamu aja. Kamu pasti cantik deh pake gaun kaya gitu...," kata Adnan.

" Apa orangtua Kita setuju sama usul Aku...?" tanya Ami ragu.

" Setujulah, kan yang nikah Kita, jadi semua harus sesuai keinginan Kita dong...," kata Adnan lagi.

" Iya, walau pun kita berbeda, tapi Aku salut karena orangtuamu ga menghalangi hubungan Kita...," kata Ami terharu.

Adnan pun mengangguk dan tersenyum.

\=\=\=\=\=

Adnan adalah anak Kepala Desa, yang memiliki otak cerdas di atas rata-rata pemuda seusianya di desa itu.

Ami adalah anak petani garam yang lumayan sukses di desa itu.

Adnan dan Ami pertama kali bertemu saat ada perayaan HUT RI di balai desa. Pertemuan pertama itu membuat mereka saling jatuh cinta pada pandangan pertama.

Adnan yang gagah dan tampan, sedangkan Ami cantik dan pemalu. Sungguh mereka adalah pasangan yang serasi.

Kebersamaan mereka sudah diketahui oleh orangtua masing-masing dan nampaknya mereka mendapat dukungan selain dari orangtua juga dari para sahabat.

Salah seorang sahabat Ami, Arini, sebenarnya juga menaruh hati pada Adnan. Tapi saat melihat kebahagiaan Adnan dan Ami, ia pun mengalah.

Jadilah Adnan dan Ami sebagai seorang kekasih di usianya yang terbilang muda, yaitu 16 tahun. Setelah tiga tahun menjalin kasih, mereka pun hampir lulus SMA.

" Tahun depan Kita lulus lho Nan, apa rencanamu setelah ini...?" tanya Ami.

" Sebenernya Aku mau menikahi Kamu, tapi pasti ditolak sama Bapakku. Karena Bapakku mau Aku jadi orang sukses baru mikirin nikah...," kata Adnan sambil melempar kerikil ke kali.

Saat itu mereka sedang duduk di pinggir kali bersama beberapa teman mereka.

" Terus...?" tanya Ami lagi.

" Paling Aku lanjutin sekolah di kota. Kenapa Kita ga sekolah bareng aja di kota...?" tanya Adnan.

" Ga mungkin lah, Aku kan perempuan. Buat Bapakku, perempuan itu ga perlu sekolah tinggi. Sudah bisa lulus SMA aja Aku udah bersyukur...," kata Ami lirih.

Keduanya terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing.

Hari kelulusan pun tiba. Seperti biasa, Adnan lulus dengan nilai tertinggi dan mendapat beasiswa melanjutkan kuliah di UI Jakarta.

Sang Kepala desa dan istrinya sangat bangga dengan prestasi anaknya itu. Mereka mengadakan acara syukuran atas prestasi Adnan sekaligus untuk mendoakan Adnan yang akan melanjutkan pendidikan di kota lain.

" Waahh Adnan, kalo udah sampe Jakarta jangan lupa sama Kita disini ya, apalagi sama Ami. Bisa dicomot orang lho...," kata Yusuf teman Adnan.

" Apaan sih, ga lucu becandanya Suf. Emang Aku barang apa...?" kata Ami sebal.

" Iya, Kamu tuh bukan barang tapi seorang yang istimewa...," sindir Budi.

" Jangan gangguin Ami, bisa diem ga sih...?!" sela Arini membela Ami.

" Waahh, ada bodyguard Ami. Takut...," kata yang lain lagi.

Semua tertawa dengan candaan itu.

Adnan menggamit tangan Ami dan menjauhi kerumunan teman-teman mereka. Sorak sorai pun kian terdengar, tapi Adnan tak peduli.

" Aku janji, ga bakal macem-macem disana. Aku pasti setia sama Kamu...," janji Adnan.

" Aku percaya. Tapi ga usah banyak janji. Kita ga bisa ngelawan takdir...," kata Ami sambil melengos.

" Maksud Kamu apa, Kamu mau nikah sama orang lain, gitu...?" tanya Adnan marah.

" Kita ga tau takdir Kita kedepan gimana Adnan. Jangan salah paham. Bisa aja disana Kamu yang kecantol sama cewek lain...," kata Ami ngambek.

" Ha ha ha, Kamu cemburu, kirain Aku Kamu mau ninggalin Aku...," kata Adnan sambil menahan tawa karena dilihatnya wajah Ami yang memerah karena malu.

Malam itu sejoli yang kasmaran itu saling berjanji setia.

\=\=\=\=\=

Adnan tiba di Jakarta dengan menumpang kereta api dari desanya di Jawa Tengah.

Dia pun lalu mencari rumah adik ibunya, yakni Paman Yoyo, yang juga tinggal di Jakarta.

Setelah menemukan alamat yang dicari, Adnan pun menetap di sana bersama pamannya itu.

Paman Adnan bekerja di bengkel mobil besar di Jakarta. Istrinya membantu sang suami dengan berjualan kue dari rumah ke rumah. Mereka memiliki seorang anak laki-laki berusia setahun bernama Yoga.

" Nan, ntar kalo pulang kuliah mampir bayar listrik ke PLN ya. Udah nunggak dua bulan nih, ntar kasian Yoga kalo ga ada listrik...," kata Yoyo sambil memberikan uang dan kertas rekening listrik.

" Iya Paman. Biar Adnan aja yang bayar pake uang Adnan. Paman simpen aja uang Paman buat si Yoga...," kata Adnan.

" Jangan Nan...," kata Sri, istri Yoyo.

" Gapapa Bi, ini juga kewajiban Adnan. Kan Adnan juga pake lampu buat belajar...," kata Adnan sambil tersenyum lalu beranjak meninggalkan rumah untuk ke kampus.

" Jadi ga enak Pak kalo kaya gini. Kesannya gimana gitu...," kata Sri sambil melipat uang yang dikembalikan Adnan tadi.

" Gapapa Bu. Adnan itu memang dewasa. Dia tau kehidupan Kita juga masih merintis. Makanya dia bantuin Kita. Sebenernya dia bisa aja kost ditempat yang lebih baik, tapi karena ingin membantu kita, makanya dia tinggal disini. Simpan aja uang itu buat tabungan si kecil...," kata Yoyo sambil mengecup kening istrinya sebelum pergi ke bengkel.

" Iya Pak, hati-hati...," kata Sri sambil mengantar sang suami hingga ke depan pintu rumah.

Tiba-tiba terdengar tangis Yoga kecil dari dalam kamar.

" Eh, Anak Ibu udah bangun. Enak ya bobonya. Uuhh, Bapaknya udah jalan abis nungguin Yoga belum bangun tadi...," kata Sri sambil menggendong Yoga dan menciumi wajahnya yang lucu.

Keluarga kecil itu memang nampak bahagia dengan kesederhanaannya.

\=\=\=\=\=

Di kampus, Adnan memiliki banyak teman dan terkenal cerdas. Sehingga dia menyelesaikan semua tugas yang diberikan dosen dengan baik dan lulus dengan nilai memuaskan.

Di tahun terakhir kuliah, Adnan mencoba untuk bekerja paruh waktu di sebuah restoran cepat saji sebagai pramusaji. Adnan sangat cekatan, sehingga sang pemilik resto, Pak Amran, memberinya kepercayaan untuk memegang kendali cabang restoran itu di kota lain.

Lulus kuliah Adnan melanjutkan pekerjaannya sebagai Manager restoran. Karir Adnan melesat cepat bagai meteor. Ia mulai membeli rumah baru dan mengajak sang paman untuk tinggal bersamanya di rumah itu. Tapi sang paman menolak dengan alasan terlalu jauh dari bengkel tempatnya bekerja. Akhirnya Adnan hanya memberi uang untuk sang paman sebagai bentuk balas budi selama ia ditampung dirumah sang paman.

Adnan semakin sibuk dan mulai melupakan Ami. Padahal Ami sangat menanti kabar darinya setiap minggu.

Adnan yang banyak disukai oleh gadis-gadis cantik, termasuk anak sang pemilik restoran, perlahan menggantikan Ami dengan sosok lain dihatinya. Adnan berpacaran diam-diam dengan gadis kota yang modis dan cantik bernama Gisela. Walau tak serius menjalin hubungan, kehadiran Gisela bisa sedikit menepis rasa sepi di hati Adnan.

Melihat Adnan yang tampan, pandai dan gesit, membuat Fira sangat menyukainya. Fira bahkan meminta ayahnya untuk menjodohkan Adnan dengannya.

Semula Adnan tak menyangka bahwa anak Bosnya menaruh hati padanya. Apalagi setau Adnan, Fira juga sudah bertunangan dengan pria lain yang sederajat dengan keluarga Pak Amran.

Meskipun Pak Amran adalah orang yang baik, tapi istri pak Amran adalah orang yang sangat mementingkan status sosial jika menyangkut hubungan kekerabatan, dan tak akan sembarangan memilih.

" Jangan memilih besi untuk menggantikan emas Fira...," sindir bu Amran.

" Apa maksud Mami ngomong kaya gitu...?" tanya Fira.

" Jangan Kamu pikir Mami ga tau apa yang Kamu lakukan, Kamu mencoba membatalkan pernikahanmu dengan Marko. Iya kan...?!" kata bu Amran marah.

" Tapi Fira cinta sama Adnan Mi...," rengek Fira.

" Kamu yang memilih Marko untuk jadi suamimu. Tapi Kamu juga yang membatalkannya. Jangan seperti ja***g Kamu, gonta ganti pasangan seenakmu sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain...!" bu Amran bertambah emosi.

" Mami, Adnan itu orang baik Mi, pekerja keras...," Fira masih berusaha meyakinkan

" Cukup. Mami ga mau punya besan orang kampung. Kamu liat Papi Kamu, ga mungkin orang seperti kita besanan sama orang yang ga sederajat. Mami malu...!" kata bu Amran lagi.

Fira hanya menangis. Dia bingung, perasaan cintanya pada Marko perlahan terkikis karena kehadiran Adnan. Dia ingin bahagia, tapi tak ingin menyakiti hati kedua orangtuanya.

" Kalau Kamu berani menikahi Adnan, jangan harap Mami memaafkanmu. Lebih baik Mami kehilangan Kamu daripada kehilangan harga diri Mami...," ancam bu Amran sambil membanting pintu kamar Fira.

Adnan yang menyadari statusnya dan juga memang tak menyukai Fira, perlahan menjauhi Fira yang hanya dianggapnya adik.

bersambung

Terpopuler

Comments

Siti komalasari

Siti komalasari

baru mampir kak 🙏🙏🙏

2022-04-01

0

Yeni Mariyati

Yeni Mariyati

mantap

2022-04-01

0

mama Al

mama Al

salam kenal dari aku kamu dan dia

2021-01-24

1

lihat semua
Episodes
1 1 ( Adnan )
2 2 ( Ditikung ? )
3 3 ( Masa sih..., )
4 4 ( Pindah )
5 5 ( Seragam )
6 6 ( Pawai Obor )
7 7 ( Mencair )
8 8 ( Musuh )
9 9 ( Kepancing )
10 10 ( Berakhir )
11 11 ( Kecewa )
12 12 ( Tentang Hati )
13 13 ( Pacar )
14 14 ( Kenapa...? )
15 15 ( Sakit juga )
16 16 ( Ketemu Lagi )
17 17 ( Ga Suka )
18 18 ( Perpisahan Sementara )
19 19 ( Kenyataan )
20 20 ( Gagal )
21 21 ( Pemulihan )
22 22 ( Kangen )
23 23 ( Ke Villa )
24 24 ( Nitip )
25 25 ( Ajak Juga )
26 26 ( Kawatir )
27 27 ( Keharuan )
28 28 ( Operasi Kedua )
29 29 ( Surat )
30 30 ( Kritis )
31 31 ( Pingsan )
32 32 ( Surprise )
33 33 ( Setuju )
34 34 ( Pulkam )
35 35 ( Kabar Dari Arini )
36 36 ( Ijab Kabul )
37 37 ( Sarapan )
38 38 ( Peraturan )
39 39 ( Kesepakatan Baru )
40 40 ( Ke kafe )
41 41. ( Berita )
42 42 ( Pergi )
43 43. ( Kesepakatan Lagi ? )
44 44 ( Cemburu )
45 45 ( Pulang )
46 46 ( Mengabaikan )
47 47 ( Penjelasan Arini )
48 48 ( Penjelasan 2 )
49 49 ( Mengambil Paksa )
50 50 ( KDRT ? )
51 51 ( Pergi Lagi )
52 52 ( Mencari )
53 53 ( Tertukar )
54 54 ( Penyesalan )
55 55 ( Berusahalah )
56 56 ( Bertemu )
57 57 ( Keputusan )
58 58 ( Status Baru )
59 59 ( Pengacau )
60 60 ( Bertemu Ratna )
61 61 ( Keinginan Yang Sama )
62 62 ( Bingung )
63 63 ( Semangat )
64 64 ( Mengejar )
65 65 ( Memberi Kesempatan )
66 66 ( Tak Bisa Menolak )
67 67 ( Panik )
68 68 ( Berhadapan )
69 69 ( Doa )
70 70 ( Menculik )
71 71 ( Menuruti )
72 72 ( Berdebat )
73 73 ( Menggendong )
74 74 ( Terluka )
75 75 ( Mendekatkan )
76 76 ( Salut )
77 77 ( Apa Benar ? )
78 78 ( Robi Ngamuk )
79 79 ( Sah Lagi )
80 80 ( Mau Cepat )
81 81 ( Alhamdulillah )
82 82 ( Gemuk ? )
83 83 ( Perubahan Hormon )
84 84 ( Sesuai Prediksi )
85 85 ( Kabar Gembira )
86 86 ( Menegangkan )
87 87 ( Menuntaskan )
88 88 ( Cara Sendiri )
89 89 ( Milikku )
90 90 ( Pesona Sita )
91 91 ( Memalukan )
92 92 ( Dipecat )
93 93 ( Kompak )
94 94 ( Melahirkan )
95 95 ( Dia Milikku 2 )
96 96 ( Naila )
97 97 ( Menyerah )
98 98 ( Naila Kabur ? )
99 99 ( Bercerai )
100 100 ( Gading dan Naila )
101 101 ( Bulan Madu )
102 102 ( Naila Sakit )
103 103 ( Dua Pria Satu Meja )
104 104 ( Tentara Ganteng )
105 105 ( Ketemu di Posko )
106 106 ( Jadi Nyamuk ? )
107 107 ( Mencari Aisyah )
108 108 ( Semakin Dekat )
109 109 ( Hukuman Permainan )
110 110 ( Jangan Berharap )
111 111 ( Jaga Jarak )
112 112 ( Melanjutkan Mimpi )
113 113 ( Terbongkar )
114 114 ( Harus Pergi )
115 115 ( Kenal Yang Lain )
116 116 ( Posesif )
117 117 ( Gamang )
118 118 ( Bingung )
119 119 ( Dejavu )
120 120 ( Irgi Pulang )
121 121 ( Irgi Cemburu )
122 122 ( Ancaman )
123 123 ( Jemput Aisyah )
124 124 ( Lega )
125 125 ( Penyelamat )
126 126 ( Ijab Kabul )
127 127 ( Belum Siap )
128 128 ( Resepsi Pernikahan )
129 129 ( Suka )
130 130 ( Menangis )
131 131 ( Merajuk )
132 132 ( Baikan )
133 133 ( Mengantar )
134 134 ( Berangkat Tugas )
135 135 ( Shock )
136 136 ( Koma )
137 137 ( Tertangkap )
138 138 ( Video Call )
139 139 ( Menawarkan Bantuan )
140 140 ( Ketahuan )
141 141 ( Jujur Membuat Luka )
142 142 ( Datang )
143 143 ( Memperalat )
144 144 ( Membuktikan )
145 145 ( Hadiah )
146 146 ( Siuman )
147 147 ( Keadilan )
Episodes

Updated 147 Episodes

1
1 ( Adnan )
2
2 ( Ditikung ? )
3
3 ( Masa sih..., )
4
4 ( Pindah )
5
5 ( Seragam )
6
6 ( Pawai Obor )
7
7 ( Mencair )
8
8 ( Musuh )
9
9 ( Kepancing )
10
10 ( Berakhir )
11
11 ( Kecewa )
12
12 ( Tentang Hati )
13
13 ( Pacar )
14
14 ( Kenapa...? )
15
15 ( Sakit juga )
16
16 ( Ketemu Lagi )
17
17 ( Ga Suka )
18
18 ( Perpisahan Sementara )
19
19 ( Kenyataan )
20
20 ( Gagal )
21
21 ( Pemulihan )
22
22 ( Kangen )
23
23 ( Ke Villa )
24
24 ( Nitip )
25
25 ( Ajak Juga )
26
26 ( Kawatir )
27
27 ( Keharuan )
28
28 ( Operasi Kedua )
29
29 ( Surat )
30
30 ( Kritis )
31
31 ( Pingsan )
32
32 ( Surprise )
33
33 ( Setuju )
34
34 ( Pulkam )
35
35 ( Kabar Dari Arini )
36
36 ( Ijab Kabul )
37
37 ( Sarapan )
38
38 ( Peraturan )
39
39 ( Kesepakatan Baru )
40
40 ( Ke kafe )
41
41. ( Berita )
42
42 ( Pergi )
43
43. ( Kesepakatan Lagi ? )
44
44 ( Cemburu )
45
45 ( Pulang )
46
46 ( Mengabaikan )
47
47 ( Penjelasan Arini )
48
48 ( Penjelasan 2 )
49
49 ( Mengambil Paksa )
50
50 ( KDRT ? )
51
51 ( Pergi Lagi )
52
52 ( Mencari )
53
53 ( Tertukar )
54
54 ( Penyesalan )
55
55 ( Berusahalah )
56
56 ( Bertemu )
57
57 ( Keputusan )
58
58 ( Status Baru )
59
59 ( Pengacau )
60
60 ( Bertemu Ratna )
61
61 ( Keinginan Yang Sama )
62
62 ( Bingung )
63
63 ( Semangat )
64
64 ( Mengejar )
65
65 ( Memberi Kesempatan )
66
66 ( Tak Bisa Menolak )
67
67 ( Panik )
68
68 ( Berhadapan )
69
69 ( Doa )
70
70 ( Menculik )
71
71 ( Menuruti )
72
72 ( Berdebat )
73
73 ( Menggendong )
74
74 ( Terluka )
75
75 ( Mendekatkan )
76
76 ( Salut )
77
77 ( Apa Benar ? )
78
78 ( Robi Ngamuk )
79
79 ( Sah Lagi )
80
80 ( Mau Cepat )
81
81 ( Alhamdulillah )
82
82 ( Gemuk ? )
83
83 ( Perubahan Hormon )
84
84 ( Sesuai Prediksi )
85
85 ( Kabar Gembira )
86
86 ( Menegangkan )
87
87 ( Menuntaskan )
88
88 ( Cara Sendiri )
89
89 ( Milikku )
90
90 ( Pesona Sita )
91
91 ( Memalukan )
92
92 ( Dipecat )
93
93 ( Kompak )
94
94 ( Melahirkan )
95
95 ( Dia Milikku 2 )
96
96 ( Naila )
97
97 ( Menyerah )
98
98 ( Naila Kabur ? )
99
99 ( Bercerai )
100
100 ( Gading dan Naila )
101
101 ( Bulan Madu )
102
102 ( Naila Sakit )
103
103 ( Dua Pria Satu Meja )
104
104 ( Tentara Ganteng )
105
105 ( Ketemu di Posko )
106
106 ( Jadi Nyamuk ? )
107
107 ( Mencari Aisyah )
108
108 ( Semakin Dekat )
109
109 ( Hukuman Permainan )
110
110 ( Jangan Berharap )
111
111 ( Jaga Jarak )
112
112 ( Melanjutkan Mimpi )
113
113 ( Terbongkar )
114
114 ( Harus Pergi )
115
115 ( Kenal Yang Lain )
116
116 ( Posesif )
117
117 ( Gamang )
118
118 ( Bingung )
119
119 ( Dejavu )
120
120 ( Irgi Pulang )
121
121 ( Irgi Cemburu )
122
122 ( Ancaman )
123
123 ( Jemput Aisyah )
124
124 ( Lega )
125
125 ( Penyelamat )
126
126 ( Ijab Kabul )
127
127 ( Belum Siap )
128
128 ( Resepsi Pernikahan )
129
129 ( Suka )
130
130 ( Menangis )
131
131 ( Merajuk )
132
132 ( Baikan )
133
133 ( Mengantar )
134
134 ( Berangkat Tugas )
135
135 ( Shock )
136
136 ( Koma )
137
137 ( Tertangkap )
138
138 ( Video Call )
139
139 ( Menawarkan Bantuan )
140
140 ( Ketahuan )
141
141 ( Jujur Membuat Luka )
142
142 ( Datang )
143
143 ( Memperalat )
144
144 ( Membuktikan )
145
145 ( Hadiah )
146
146 ( Siuman )
147
147 ( Keadilan )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!