Pagi itu Zara bergegas ke kantornya, begitu pula dengan sang ayah.
mereka berpacu dengan waktu, bahkan mereka melewatkan sarapannyan. mereka hanya sarapan dengan menelan omelan sang ibu yang panjang akibat mereka melewatkan sarapannya.
Zara sampai lebih awal tentunya, dia mendudukan dirinya di kursi kerjanya, sejenak menenangkan nafasnya yang ngos-ngosan.
lalu satu persatu rekan kerjanyapun memasuki ruangan dan mendudukan dirinya di meja masing-masing.
" tumben za jam segini udah dateng?" tanya sisi, teman kerjanya yang duduk di sebelah mejanya, hanya terhalang sekat setinggi badan mereka. sisi juga teman terdekat zara di kantornya.
"gue kepagian tadi, bareng sama ayah gue".
"oh gitu, eh gue ke ruangan bu ketu dulu ya, mau ngasih laporan yang kemaren".
"siiiip".
zara terdiam sejenak, "ke toilet dulu lah, masih ada waktu" gumamnya sendiri.
zara berjalan ke toilet, merapikan dirinya setelah selesai dengan ritual pribadinya.
lalu kembali menuju meja kerjanya. baru sejenak mendudukan dirinya disana suara sisi mengganggunya.
" Za, lo dipanggil bu ketu ke ruangannya tuh "
" gue? " tunjuknya pada diri sendiri
" iyalah elo, emang ada zara yang laen ya?"
" hisss lo mah, kenapa ya?"
" mana gue tau, udah cepetan, entar malah kena omel loh"
Zara melangkah menuju ruangan ketua divisi, jantungnya dag dig dug, dia terus berpikir kesalahan apa yang dia lakukan. gak lucu bukan baru beberapa hari dirinya bekerja kalo sudah terkena masalah.
Zara mengetuk pintu ruangan yang hanya tertutup sebagian.
tok..tok..tok..
" misi bu, ibu manggil saya?" tanyanya seraya melongokan kepalanya ke dalam.
" masuk zara "
zara melangkah masuk
"silahkan duduk zara"
zara duduk persis di depan atasannya. hatinya semakin tak nyaman.
" sebentar ya saya hubungin pak arya dulu "
"hah? pak ayam? duh ada apaan si, ko ngehubungin pak ayam segala" batinnya bertanya-tanya.
zara masih sibuk dengan pikirannya yang bergelut disana, hingga tak terasa percakapan atasannya dengan pak arya telah selesai.
" zara, kamu langsung aja ke ruangan pak Al ya"
saking sibuknya zara dengan lamunannya sampai tak mendengar apa yang di ucapkan oleh atasannya.
" zara "
" hah i..iya bu, maaf saya bengong ya "
" kamu ini, kamu di panggil pak Al, kamu langsung keruangannya ya "
" ba..baik bu, kalo gitu saya permisi bu " ucap zara pamit.
zara berjalan linglung menuju ruangan CEO. benaknya terus bertanya-tanya, ada apa gerangan hingga sang CEO memanggilnya.
sampai di depan ruangan CEO zara sedikit merapikan penampilannya.
tok..tok..tok
" masuk "
suara tegas dari dalam semakin membuat nyalinya menciut, bahkan tangannya saling bertautan untuk mengurangi rasa gugupnya.
zara melangkah masuk, saat pintu terbuka zara mengerutkan keningnya melihat sang ayah juga berada disana dengan tertunduk.
" a..ayah..ada apa ini ". zara tak bisa lagi menahan dirinya untuk tak bertanya.
" zara maafkan ayah, dan percayalah pada ayah "
zara semakin tak mengerti, namun sebelum zara bertanya lebih lanjut pada sang ayah suara tegas dari pemilik ruangan itu mengagetkannya.
" nona zara, ayah anda melakukan penggelapan barang senilai 500juta "
jedeerr...
ucapan dari Al seolah menjadi petir yang menyambarnya di pagi hari yang cerah. zara syok, karena zara juga tau bahwa sang ayah bekerja di salah satu pabrik sebagai pengecek barang. tentunya zara tidak tau bahwa pabrik tempat ayahnya bekerja adalah pabrik yang dimiliki RG. group tempatnya bekerja saat ini.
zara menutup mulutnya dengan sebelah tangannya, merasa tak percaya dengan apa yang didengarnya.
" zara, zara percaya kan sama ayah? ayah tak mungkin melakukan hal itu".
zara menoleh ke arah sang ayah, menatapnya sendu. zara pun tak percaya dengan apa yang dituduhkan CEO nya.
" pak,, mana mungkin ayah saya melakukan itu, saya tau bagaimana ayah saya, meskipun kami orang pas-pasan tapi kami orang yang jujur pak." zara menjelaskan pada Al berharap tuduhan itu keliru.
Al melempar berkas laporan keuangan perusahaannya.
" itu buktinya, bukankah kamu sendiri yang membuat laporan itu dan menyerahkannya pada saya?"
dengan tangan yang gemetar zara mengambil berkas laporan itu dan membukanya.
zara menggelengkan kepalanya tak percaya, namun berkas itu memang dia yang membuatnya.
" saya akan membawa masalah ini ke meja hijau, bukankah yang bersalah harus dihukum?".
zara menggeleng kuat, bahkan ayahnya telah menangis, zara yang melihat itu menitikan air mata dan memeluk ayahnya.
" ayah tenang ya, zara percaya sama ayah, semua akan baik-baik saja "
ada rasa bersalah yang menyusup pada hati Alfatih, dia mengorbankan orang yang tak bersalah demi kepentingannya.
" pak, saya mohon jangan hukum ayah saya. kami akan menggantinya pak. tolong kasih kami waktu untuk mencari uangnya, saya berjanji akan menggantinya."
Al terhenyak, tidak menyangka zara akan berjuang senekad itu. rupanya Al harus extra keras lagi untuk menjatuhkan zara pada perangkapnya.
dengan tenang dia berkata " dari mana kamu akan menggantinya, bukan saya menghina, tapi uang sebesar itu apa kalian akan sanggup?"
ayah dan anak itu saling menoleh, terdapat kesedihan dari mata keduanya.
" zara, biarkan ayah di hukum nak, kita gak akan sanggup menggantinya".
zara menggelengkan kepalanya menatap sang ayah yang sudah tak muda lagi, sesaat kemudian berkata "kenapa ayah menyerah untuk sesuatu yang gak ayah lakuin, kita harus berusaha yah"
ayah menggelengkan kepalanya, tak ingin menambah beban sang putri.
" saya tidak ada waktu untuk mendengarkan kalian, saya akan menghubungi polisi sekarang juga". Al mengangkat tangannya dan mengambil ponselnya berpura-pura menghubungi polisi, namun zara menghentikan aktifitasnya.
" pak saya mohon, saya akan melakukan apa saja asal ayah saya jangan di hukum. saya bersedia bekerja disini seumur hidup saya tanpa di gaji pak". zara memohon pada Al dengan mengatupkan kedua tangannya di depan dadanya.
" kamu pikir saya bodoh? saya tidak memerlukan kariawan seperti kamu."
" lalu apa yang harus saya lakukan pak?" zara menatap Al dengan tatapan memohon.
" oke, saya bisa mencabut hukuman untuk ayah kamu asalkan..."
Alfatih menjeda ucapannya sejenak lalu sejurus kemudian melanjutkannya, " ayah kamu mengizinkan saya menikahi kamu". ucapnya tegas
" ap..apa???"
lanjut di next episode ya guys..
jangan lupa like komennya, follow juga ya🙏🙏💖💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Ita rahmawati
hadeuh,,,kejamnya si bos ini
2024-02-20
0
Enung Samsiah
aaahh, si Al caramu salah,, ntar nyesel loh,, ngejebak calon mertua, kena karma kamu,,,
2023-08-04
0
Rose Firaus
huuftt ... CEO nya lebay ... ambyaar ...😀
2022-07-02
0