Satu Bulan Kemudian....
Hari hari berlalu, pekerjaan Lea yang ia lakukan dengan penuh semangat ternyata membuahkan hasil yang terbaik. Kini kehidupan dirinya dan Sina semakin membaik, dapat dikatakan cukup untuk kebutuhan sehari-hari.Tetapi ada satu kekurangan yaitu Sina yang semakin drop sekali.
Seperti pagi ini Sina tengah terpaku di atas kasur, tubuhnya semakin kurus, makan saja pun susah sekali untuk menelan.
Dan saat ini Lea pun sudah kewalahan untuk memberi Sina makan. Setiap makan satu sendok sudah hampir muntah, membuat Lea merasa sedih sekali.
" Ibu.. satu sendok lagi ya, setelah itu sudah! gak masalah kalau Ibu gak mau lagi. Tapi sesendok lagi ya Bu.." Bujuk Lea supaya Sina mengangguk namun Sina menggeleng dengan cepat.
" Tidak! Ibu sulit menelan nak, kamu pergi saja makan nak. Ibu mau berbaring dulu." Usir Sina dengan halus.
" Fiuh...." Lagi lagi seperti itu jawaban yang Sina berikan.
Dengan berat hati Lea pun melangkah pergi menuju dapur.
" Semakin hari Ibu semakin drop. Di ajak ke Dokter gak mau, tapi dirinya semakin lemah, aku tak mengerti lagi." Gumamnya.
Lea pun mulai menikmati makanan yang ia masak tadi, awalnya ia hanya menyendokkan satu sendok. Tetapi ia malah merasakan mual, sejenak Lea berhenti menyendokkan nasi ke mulutnya. Ia meneguk air minum dan merasa sedikit reda, kemudian memakan kembali nasi dan lauk pauk namun...
" Hoek...." Lea berlari menuju kamar mandi memuntahkan isi perutnya.
" Hoek....Hoek...." Lagi lagi terus seperti itu, sampai Lea merasa kelelahan sendiri.
" Ada apa pada diriku ini? selalu mual begini." Gumam Lea.
" Mungkin masuk angin saja karena sering begadang jaga Ibu. Aku harus segera ke RM." Gumam Lea berusaha berpikir positif.
******
" Silahkan dinikmati..." Ucap Lea mempersilahkan sembari menghidangkan pesanan.
" Permisi...." Lea melangkah pergi.
" Lea, kamu kok kelihatan lemas begini?" Tanya Jena, Jena semakin terbuka dengan Lea karena sikap Lea yang juga terbuka pada dirinya. Begitu juga dengan Fina, bisa dikatakan mereka sangat akrab sekali.
" Fiuh... gak,,, cuma sedikit gak enak badan aja kok. Kalian gak usah khawatir," balas Lea sambil tersenyum paksa.
' Benar yang dikatakan Jena, aku saja merasa lemas sekali. Kepalaku serasa pusing terus, perut ku seperti kram begitu. Aku juga mager begitu, apa yang terjadi padaku?' Batin Lea.
" Tapi tetap saja kamu terlihat pucat begitu, kalau kurang enak badan kamu istirahat saja Lea. Buk Tina pasti maklum kok," saran Fina merasa prihatin kepada Lea. Namun Lea menolak dengan menggeleng kepala.
" Huff.... serah kamu deh, Lea." Fina dan Jena putus asa untuk memberi pendapat pada Lea.
Lanjut kembali melakukan pekerjaan mereka, semakin Lea terus melayani para pengunjung membuat kepalanya semakin pusing. Tibanya dia hampir di dekat Jena dan Fina, tiba tiba......
" Bugh...... " Alhasil ternyata Lea pingsan tepat di bawah Jena dan Fina.
" Lea......" Jeritan Jena dan Fina yang memekakkan telinga.
Sontak seluruh tatapan tertuju kepada mereka, terlebih pemilik RM itu.
Dengan cekatan mereka pun segera membawa Lea masuk ke dalam mobil agar segera menuju RS.
****
Di RS, hanya Jena saja yang menunggu di luar ruang rawat. Fina kembali ke RM karena tidak ada yang melayani pengunjung lagi, Tina sudah wanita paruh baya yang tidak ada tenaga lagi makanya ia meminta seorang saja yang menunggu Lea.
Dokter keluar, Jena mendekat. " Bagaimana Dok? bagaimana keadaan teman saya?" Risaunya.
" Kita masuk kedalam saja," Dokter melangkah bersaman dengan Jena memasuki kamar rawat.
"Jena...." Lea bangkit untuk duduk.
" Syukurlah kamu sadar juga,"balas Jena.
" Ada apa dengan teman saya Dok?" Tanya Jena lagi.
Dokter menatap Lea dan Jena secara bergantian. " Apa suami Ibu tidak datang juga?" Dokter itu malah balik bertanya.
Lea dan Jena pun kebingungan maksud ucapan Dokter, " apa maksud Dokter? Suami? teman saya saja belum menikah.Benar kan Lea? kamu belum menikah kan?" Heran Jena.
Lea pun terpaku, benaknya sudah beradu tak karuan. " Saya belum menikah Dok," imbuhnya.
" Jadi begini, kamu sedang hamil saat ini. Dan usia kandungan kamu sudah memasuki dua minggu. Harap untuk makan makanan bergizi dan jangan terlalu lelah, jika perlu untuk sementara waktu jangan bekerja dulu karena tidak baik untuk kandungan yang sangat rentan keguguran." Jelas Dokter.
Jena menganga, menatap lekat wajah Lea berharap meminta penjelasan apa sebenarnya yang terjadi pada Lea.
" Saya permisi dulu," Dokter itu melangkah keluar.
" Lea,,,,," Jena menggeleng kepalanya,Lea tak bergeming selain air matanya yang kian mengalir.
" Lea... jelaskan semua ini!!!!!" Bentak Jena, bukan bermaksud untuk membentak Lea tetapi dia ingin penjelasan yang lebih detail dari Lea.
" Jena... maafkan aku... ceritanya panjang... aku pergi.... hikss...hiks...." Lea langsung berlari seribu langkah meninggalkan Jena sendirian.
" LEA!!!"
*****
Like komen dan vote
SALAM ^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Bunda Rangga ( Robbi dan angga
bukan nya satu bulan yang lalu mah seharusnya hamilnya 4 Minggu ya
2022-11-03
1
Endang Sutjiatien
kasian lea
2021-02-26
0
Sazia Almira Santoso
semoga ananya gateng cepwt gedek
2021-02-23
0