Bertiga

Lea pulang ke rumah membawa penuh sukacita dan senyum merekah yang tak luput dari wajahnya.

" Ibu...." Teriaknya penuh semangat, sontak Sina pun terkejut yang membuat sakit telinga.

" Lea, mengapa berteriak begitu nak? jantung Ibu hampir saja mau copot." Protes Sina sedikit kesal. Tetapi Lea hanya tersenyum manis menanggapi pertanyaan Sina. " Ibu.. aku dapat pekerjaan baru.." Imbuhnya tanpa henti-hentinya menyambar senyuman.

" Ouh... syukurlah nak. Ibu juga ikut senang ya uhuk...uhuk..." Balas Sina yang sudah batuk batukan. Lea jadi tersenyum kecut ketika melihat kondisi Sina yang kian hari kian memburuk.

" Ibu... apa Ibu aku carikan ART saja agar dapat membantu Ibu jika aku tidak dirumah?" Lea meminta pendapat, tetapi Sina menggeleng dengan cepat.

" Tidak perlu Lea,,,, Ibu baik baik saja, maklum sudah faktor usia nak," tolak Sina dengan halus, Lea menghela nafas panjang.

' *Ibu pasti berpikir dia akan menyusahkan ku nanti, padahal aku hanya khawatir saja pada keadaan nya. Ya meskipun keadaan ekonomi memang tak mencukupi tetapi aku juga akan terus semangat bekerja.' Batin Lea.

' Pasti kamu kecewa dengan jawaban Ibu Lea, tapi Ibu tidak ingin menambah beban kamu lagi.' Batin Sina.

******

ESOKNYA....

" Selamat pagi Buk..." Sapa Lea sambil tersenyum kepada pemilik RM itu.

" Oh hay Lea.... kamu sudah bisa langsung bekerja sekarang juga." Sahut Tina pemilik RM. Lea mengangguk seraya mendekat pada seorang pelayan lagi.

" Hallo..." Ucapnya dengan ramah, pelayan disitu tersenyum kepada Lea.

" Juga... kamu pekerja baru ya?" Balas seorang.

" Iya... kita bisa berteman kan?"

" Boleh boleh... saya Fina." Pelayan itu mengulurkan tangan kepada Lea dengan sigap Lea pun membalas. " Saya Lea," ucapnya.

" Kita hanya bertiga saja bekerja disini, aku, kamu, dan juga dia.." Fina menunjuk kearah seorang pelayan yang sedang melayani para pengunjung.

" Ouh..."

" Ya sudah kita langsung bekerja saja,"

Mereka pun memulai rutinitas dimana seorang pelayan melayani pengunjung yang datang.

" Siapa dia?" Tanya Jena seorang pelayan tadi yang belum berkenalan dengan Lea.

" Namanya Lea, dia pekerja baru." Jawab Fina , Jena tersenyum kecut setelah tahu bahwa Lea adalah pelayan baru yang setara dengan mereka.

" Oh... baguslah." Ucap Jena.

" Iya, biar kita gak kesepian kalau pengunjung gak ada jadi kita bisa ngobrol bareng ya kan?"

" Hm..." Jena memutar bola matanya dengan malas.

Fina tersenyum meskipun Jena seperti tidak menghiraukan ucapan nya. Karena dia sudah tau betul bagaimana kepribadian Jena seorang yang paling acuh pada sesuatu yang baru.

Beberapa jam kemudian para pengunjung tadi sudah berpergian hingga kini hanya tersisa dua tiga orang yang ada. Lea merasa sedikit haus, ia pun melangkah mendekat kepada Jena dan Fina.

" Hey...." Lea melempar senyum.

" Lea, kita makan siang bareng gimana?" Tawar Fina sedikit bahagia, Lea berpikir sesaat sebelum menjawab.

" Aku cuma bawa bekal," balasnya sedikit ragu.

" Gak masalah, malah bagus banget. Kita juga bawa bekal tiap hari," ujar Fina, Lea pun tersenyum canggung. Dia senang ternyata para pelayan di situ tidak sinis seperti di Resto.