PANGGIL AKU MAS! SEASON 2

PANGGIL AKU MAS! SEASON 2

Menolak Kenyataan Pahit

...☘Pagi tak berdosa dalam dekapannya,...

...remuk redam perasaannya bagaikan jelaga ☘...

Semilir angin menyapu dedaunan, tampak duduk bersandar sebuah pohon yang rindang. Beralas rerumputan hijau, dengan santai membaca sebuah buku inspirasi.

Sosok itu begitu tampan, kulit kekungingan begitu cerah dan bersih. Manik mata terlihat hitam dan sedikit kecoklatan. Alis mata yang tebal dan bulu mata yang cukup lentik. Lengkungan dagu yang manis, bibir tebal kemerahan dan hidung yang mancung. Rambutnya dengan gaya koreanan, yang tertata rapi, serta berpenampilan modis.

Lingga Mahatma, pria berusia 27 tahun dan dia adalah CEO perusahaan Mahatma Corporation. Anak ke dua dari pengusaha ternama di negeri ini. Pengusaha hebat dan sangat sukses. Tidak hanya dalam satu bidang yang digeluti, bahkan ada banyak perusahaan dari sektor industri, pabrik kosmetik, pabrik herbal, serta ada juga dari sektor pertanian dan perkebunan.

Lingga sendiri tidak memiliki banyak kegiatan. Kecuali, bekerja dan hanya sekedar bersantai. Berbeda dengan para saudaranya, yang memiliki banyak hobby dan kegiatan.

Lingga anak nomor dua dari 3 bersaudara, kakaknya perempuan bernama Limar Mahatma usianya sudah menginjak 30 tahun, terkenal dingin dan perfeksionis.

Yang nomor tiga ada adiknya Lingga, dia anak laki-laki berumur 22 tahun. Dan saat ini, masih kuliah di luar negeri dan dia juga sangat pandai, tapi terkenal sangat arogan dan keras kepala. Dia adalah Langit Mahatma.

Kalau dari nama-namanya saja sudah terbaca seperti orang jawa, bisa jadi mereka ini adalah keturunan ningrat atau darah biru.

Seperti saat ini, Lingga Mahatma tampak duduk bersantai di bawah pohon angsana, dan hanya menatap fokus ke sebuah buku.

"Bos Lingga, ada telfon." Ucap seorang lelaki berumur 25 tahun, dan dia adalah asisten pribadi Lingga Mahatma.

Lingga menandai buku bacaannya, yang berjudul suami idaman. Lalu mengambil handphone dari tangan asistennya.

"Hallo,... Hemss, tumben telfon?" Suara Lingga terdengar datar, bahkan wajahnya tampak biasa saja.

Asisten pribadinya, masih berdiri saja, dia hanya menatap Lingga dan berfikir dengan tanya. Siapa yang telfon itu? Terdengar suara gadis. Tidak biasanya bos ditelfon seorang gadis.

Lingga yang awalnya duduk bersandar, perlahan berdiri dan mengambil jasnya, lalu mengibaskan dengan pelan.

"Aku akan kesana. Kamu, tunggu disitu. Jangan kemana-mana." Ucap Lingga.

Mata itu berubah tajam, menoleh ke arah sang asisten, dengan tatapan yang sangat dingin.

"Dito, kamu tahu siapa yang telfon barusan?" Tanya Lingga, dengan tatapan yang dingin dan suaranya itu membuat sang asisten terpaku saja.

Dito Gunawan, nama sang asisten pribadi Lingga. Dito hanya menggeleng, mengambil ponsel itu dari tangan bosnya.

"Dia istriku. Kamu simpan nomornya, tulis saja istri bos atau nyonya besar." Ucap Lingga dengan senyuman kejam, dan itu yang ada dalam pikiran Dito.

Bos yang kejam dan dingin, tidak ada keramahan dan kata-katanya itu menyengat telinga, dia juga kaku.

Ponselnya saja, tidak pernah dia kantongi. Tapi sekali Dito terlambat memberikannya. Tatapannya tidak dingin, tapi meledek Dito dengan umpatan seolah manis, tapi sangat pahit bagi Dito.

Lingga menenteng jas ditangan kanannya. Berjalan dengan menawan, karena memang Lingga sosok yang menawan, dan sangat menarik. Dito juga berjalan mengikutinya dari belakang, Dito mencoba menyimpan nomor ponsel itu. Tapi ponsel itu berbunyi lagi.

"Bos, nyonya besar telfon lagi." Ucap Dito, dan tangan itu cukup gemetar, sudah dua tahun bekerja dengan Lingga, tapi kalau untuk urusan pribadi Lingga, Dito lebih cemas dan jantungnya berdebar kencang, seolah dia sedang berlari maraton.

Lingga menghentikan langkah kakinya, dan mangambil ponselnya dari tangan Dito, lalu mengangkat panggilan dari istrinya.

"Baiklah. Hati-hati, lekaslah pulang." Ujar Lingga dengan datar.

"Aku akan pulang malam." Ucap Lingga, dan tidak lama panggilan itu terputus.

Lingga cukup menyungging bibir, dan menarik tinggi ke sebelah kanan, tampak lesungan pipinya. Tapi lagi-lagi Dito menjadi khawatir.

"Dito, siapkan rapat." Ucap Lingga, yang cukup simple, dan tajam. Hanya itu saja, dengan kaku dan tidak ada ramah-ramahnya.

Dito dengan segera menghubungi orang kantor.

Vallezia Varrez atau yang dikenal Vava adalah Nyonya Lingga dan menantu baru di keluarga Mahatma.

...Flashback...

...Jerman, dua minggu yang lalu....

"Kamu!" Sentak Vava dengan rasa tidak karuan.

Vava menatap lekat wajah pria itu, pria yang tidak dikenalnya, tapi pernah bermasalah dengannya. Bahkan hal itu membuat Vava sempat bingung dah sangat tidak karuan.

"Sayang, kamu sudah pulang." Ujar Vanesa, yang ada di dapur dan mendengar suara nyaring Vava.

Evan yang baru masuk ke dalam apartemen juga bingung, ada pria tampan yang duduk, dan hanya menunduk saja.

"Ngapain kamu kesini?" Tanya Vava, dengan rasa tidak senang.

Pria itu adalah Lingga Mahatma, dia masih saja diam dan enggan berkata.

"Sayang, ayo duduk dulu. Enggak sopan kamu bertanya begitu, ayo duduk sini. Evan ayo duduk dan kenalan dulu sama Lingga." Ucap Vanesa, yang berusaha meredam sikap Vava.

Vanesa sudah lebih dulu tahu, ternyata Lingga adalah ayah dari anak yang di kandung Vava.

Vava sudah mengandung dua bulan, tapi yang lainnya tidak memberitahu Vava soal itu. Bahkan Angga sendiri sudah menyelidiki hal itu, Vava bahkan juga sudah mengatakan kepada Evan, tidak ada hubungan intim dengan siapapun.

"Ngapain kamu kesini?" Tanya Vava.

"Sayang, kamu harus tenang. Bicara yang sopan." Ujar Vanesa.

"Mama, dia itu_" Vava tidak bisa melanjutkan perkataannya, cukup gelagapan, tidak bisa mengakatakannya di hadapan Evan.

"Kenapa kamu tidak melanjutkannya?" Suarw itu begitu pelan, bahkan tatapan mata Lingga, yang seolah menampar wajah Vava.

Evan sudah membaca gelagat yang ada, pasti pria ini yang menghamili adiknya, bukan Jonathan. Bahkan Nicholas yang saat itu tahu Vava hamil, dan itu bukan anak Jonathan, Nicholas ingin sekali langsung menikahi Vava, dan tidak peduli itu anak siapa. Karena saat itu, Vava masih terbaring lemah, hanya Nicholas, Angga dan Jonathan yang tahu. Setelah Britney dan lainnya datang, mereka masih belum memberitahu Vava.

"Saya Lingga Mahatma." Ucapnya, saat Evan mengajaknya berkenalan.

"Saya Evan Fahreza, Abangnya Vava." Balas Evan, dan Lingga cukup tersenyum.

Vanesa dengan pelan berkata "Sayang, kamu tahu masalah kamu dengan Lingga. Kenapa kamu tidak cerita sama Mama atau Papa?"

Vava dengan geram, tapi itu juga hanya sebuah kesalahan. Pertemuan yang membawa mala petaka di malam pesta perayaan.

Dua bulan yang lalu, Vava merayakan pesta kelulusan, dengan beberapa teman kuliahnya. Tenyata ada yang memasukan obat liar ke minuman Vava.

Saat itu, Vava yang seperti orang lingung berjalan melewati koridor hotel, yang ada di Prancis.

"Mama malam itu Vava_" Vava tidak bisa lagi menjelaskan secara detail, karena memang dirinya tidak sadar.

Lingga sudah menceritakan semuanya kepada Vanesa, bahkan sebelum bertemu Vanesa. Lingga lebih dulu menemui Angga Saputra.

"Sayang, semua sudah berlalu. Lingga datang untuk bertanggung jawab." Ucap Vanesa, yang memeluk putri semata wayangnya. Vava sudah larut dalam pelukan sang Mama.

Saat itu Vava dengan ucapan bahasa daerahnya, mengumpat pria yang menabraknya di koridor Hotel XX yang ada di Paris. Setelah mendengar hal itu, Lingga cukup tersenyum dan ingin sekali membantu Vava mengantarnya pulang. Tapi tidak ada ponsel ataupun surat petunjuknya, siapa nama gadis itu dan dimana rumahnya.

Saat itu Vava, selalu mengatakan nama Jo Jo, bahkan Vava ingin sekali menerkam pria yang ada dihadapannya. Lingga yang tidak bisa tersenyum ramah, saat melihat kegilaan Vava dia bisa tersenyum manis.

"Mama mana mungkin Vava hamil, itu hanya kesalahan, nggak mungkin Vava bisa hamil." Ujar Vava yang masih saja mengelak malam itu.

"Sayang, Lingga sudah menjelaskan semuanya." Ucap Vanesa dengan rasa gelisah.

Jantung sang Mama juga bergetar hebat, dia mengingat saat masa mudanya dulu. Rasa kekhawatiran saat sang putri semata wayangnya berkuliah di luar negeri, dan berpacaran dengan Jonathan. Pikiran Vanesa sudah tidak karuan. Walaupun Angga menenemani Vava, dan terus menasehati putri semata wayangnya, tetap saja ada hal yang tidak diketahui Papa dan Mamanya.

"Mama, Vava beneran nggak ngelakuin hal itu. Mama harus percaya sama Vava." Ucap Vava, dengan terus menyatakan kalau dirinya tidak bersalah.

"Mama percaya sama kamu sayang." Balas Vanesa, dan menciumi wajah Vava yang sudah basah dengan deraian air mata.

Vanesa yang saat ini berada di kamar Vava, dan Lingga berbicara dengan Evan. Lingga juga sudah berusaha untuk menahan dirinya, tapi entah kenapa Vava yang menggodanya, dan hasrat kelakiannya juga bisa keluar begitu saja.

Padahal Lingga sangat terkenal dingin, bila berhadapan dengan gadis manapun, tapi kenapa dengan Vava, dirinya bisa lupa diri dan bermain semalaman.

"Mama, Vava tidak hamil, Mama harus percaya Vava." Ucap Vava, yang masih saja mengelak dan cukup histeris.

Lingga dan Evan juga mendengar tangisan Vava. Perlahan Evan meninggalkan Lingga di ruang tamu, dan berjalan ke kamar Vava.

"Vava..." Panggil Evan dengan suara pelan, dan mengelus rambut Vava.

"Bang Evan, Mama nggak percaya sama Vava. Mama juga bilang kalau Vava sudah hamil, apa Bang Evan juga sama seperti Mama??" Teriak Vava dengan tangisnya.

Evan sangat tahu adiknya dan perlahan mendekati Vava, lalu berkata "Bang Evan percaya sama Vava. Bang Evan selalu percaya sama Vava."

Evan selalu berusaha bijaksana untuk masalah adiknya. Evan masih mendekati Vava, yang tidak tenang. Perlahan tangannya meraih badan sang adik, dan memeluknya erat.

"Sayang, ada hal lain yang harus kamu pikirkan. Vava, Bang Evan sangat percaya sama kamu, jadi Abang mohon, kamu yang tenang. Sudah, jangan menangis lagi." Ucap Evan dengan berkaca-kaca.

Angga sebagai sang Papa yang berjanji untuk menjaga putrinya, dia juga sudah tertegun di rumahnya. Sang istri dengan sabar menemaninya, meredam kegelisahan hati dan pikiran suaminya.

Ternyata bukan Jonathan, bahkan Angga sempat menampar Jo Jo waktu di rumah sakit. Karena Jonathan juga mengelak, dia tidak melakukan hal itu terhadap Vava.

"Bang Evan percaya sama Vava kan? Kalau Vava tidak berniat seperti itu." Tanya Vava, yang masih menangis dalam dekapan Evan.

"Iya, Abang percaya sama Vava. Itu hanya kesalahan. Abang tidak menyalahkan Vava." Ucap Evan, dengan pelan untuk meredam perasaan Vava.

"Pasti Papa dan Kak Britney juga kecewa sama Vava. Pasti mereka tidak suka, Vava yang begini." Ucap Vava dengan sendu, karena selalu berjanji untuk menjaga dirinya. Setiap pergi kemanapun, Angga dan Britney selalu menelfon dan terus mengingatkan Vava, agar dia selalu ingat untuk menjaga dirinya.

"Papa kamu dan Britney juga percaya sama Vava. Britney tidak akan memarahi kamu. Papa kamu juga tidak akan kecewa sama kamu." Ucap Evan, dan Vanesa juga masih menangis di sebelah Vava.

"Papa pasti kecewa sama Vava." Ucap Vava dan menangis lebih tersedu-sedu, mengingat akan kasih sayang Papanya. Angga sendiri bahkan tidak pernah memarahi putrinya, dan selalu menuruti apa saja permintaan putrinya.

"Kamu percaya sama Papa kamu?" Tanya Evan dengan pelan, dan tangannya masih mengelus rambut Vava.

Vava mendongak menatap Evan "Vava percaya sama Papa. Papa tidak pernah marah sama Vava."

Kelopak mata Vava yang sipit itu sudah terlihat sembab, Evan mengambilkan tisue, dan mengusap air mata Vava.

"Sudah, jangan menangis terus. Kamu harus bicara sama Lingga." Ucap Evan.

Tadi Vanesa baru mengatakan tentang dirinya yang sudah berbadan dua. Vava dengan perasaan yang runtuh, dan seperti ingin berlari dari kenyataan, dengan cepat pergi meninggalkan ruang tamu.

Evan tadinya juga ingin sekali memaki Lingga, saat tahu pria itu adalah Lingga, tapi sorot mata Vanesa, seolah melarang Evan untuk tidak bertindak lebih. Bagaimanapun Lingga adalah ayah dari calon keponakannya. Saat ini yang terpenting, perasaan Adiknya.

Satu jam kemudian.

"Tante, saya akan segera menikahi Vava. Kedua orang tua saya baru ada acara di Jogja, nanti setelah saya pulang ke Jakarta, saya akan segera menyiapkan semuanya. Saya hanya ingin meminta restu dari keluarga Vava, dan juga saya ingin meminta dokumen Vava, agar segera bisa diajukan di catatan sipil." Ucap Lingga.

Vanesa dan Evan yang ada di ruang tamu, sudah berbicara santai dengan Lingga Mahatma. Evan masih tidak habis fikir, Lingga dari keluarga yang bermartabat dan berpendidikan. Tapi bagaimana bisa, Lingga berbuat seperti itu terhadap adiknya.

"Tante hanya ingin satu hal dari kamu Lingga." Vanesa menatap Lingga dengan sendu, dan penuh harap.

"Iya Tante, silahkan. Apa yang Tante minta dari saya?" Tanya Lingga dengan berwibawa, dan dia sangat berkharimsa. Tidak menunjukan aura negatif, atau sosok pemuda bangsat. Lingga benar-benar sangat gentleman.

"Tante hanya meminta kamu, agar selalu menjaga Vava secara lahir dan batin. Tante hanya seorang Mama, yang tidak mengerti perasaan putrinya, tapi Tante juga sorang wanita. Jadi Tante mohon sama kamu, setelah kalian menikah nanti, tolong jaga Vava dengan baik, dan jangan sakiti hati anak Tante." Ucap Vanesa dengan air mata yang mengalir lembut.

Evan juga tidak bisa berkata apapun. Lingga juga tahu hal itu, walaupun dia tidak mengerti tentang wanita. Tapi Lingga juga bisa memikirkan hal itu.

"Iya Tante, saya akan menjaga putri Tante dengan baik. Saya berjanji, tidak akan menyakiti putri Tante, baik itu secara fisik, ataupun perasaannya." Ucap Lingga dengan jelas dan sangat elegan.

Evan melihat jelas, Lingga bukan sosok pria bejat dan songong. Bahkan cara bicaranya lebih tenang dan tidak seperti Jonathan, ketika Evan bertanya tentang hubungan dengan Vava. Gaya Jonathan yang sok hebat itu, membuat Evan juga tidak suka.

...VISUAL PANGGIL AKU MAS! SEASON 2....

Untuk para pembaca setia, terima kasih banyak.

Semoga kalian masih setia dengan Mas Pras, dan juga para tokoh lainnya.

Ini sebuah karya, yang tercipta dari haluan othor saja. Bila ada kata-kata yang tidak berkenan, harap abaikan saja.

Tulisan ini, hanya lanjutan dari "PANGGIL AKU MAS! Season 1." Nanti kalau ada pembaca baru, tolong baca dulu di cerita yang season 1.

Bila tidak suka, tolong tidak usah membacanya, karena tulisan ini dilanjutan, untuk para pembaca setia dari cerita "PANGGIL AKU MAS!"

🤗😘

Loppe loppe seabrek pembacaku 🤗😘

Terpopuler

Comments

Mommy 2

Mommy 2

Hallo, Silakan lanjutkan baca ke:
-PANGGIL AKU MAS SEASON 2
-ABYAZ (Anak-cucu Mas PRAS)
-PERMEN KAPAS (Buyut Mas Pras)
terima kasih 🙏

2022-10-08

0

Anny cell

Anny cell

langsung tancap gas baca season 2 thor...mkin seru aj..semangat thor...

2021-05-03

0

EsterEka.

EsterEka.

aku wes rampung mboco PAM season 1,aku nyambung langsung nang season loro mbk vie....

2021-05-02

0

lihat semua
Episodes
1 Menolak Kenyataan Pahit
2 Suasana Dengan Jutaan Rasa
3 Panggil Aku Mas Lingga
4 Perasaan Sensitif Perempuan Cantik
5 Pria Tampan Juga Bisa Cemburu
6 Setelah Pernikahan Lingga & Vava
7 Kejutan Untuk Suami Tampan
8 Witing Tresno Jalaran Soko Kulino
9 Tidak Bisa Menahan Diri
10 Perasaan Dengan Harapan Manis
11 Masih Bersama Senja
12 Moment Bersama Bu'e Tercinta
13 Hanya Sedikit Cerita Yang Ada
14 Cinta Tidak Mengenal Aturan
15 Keluarga Kecil Prasetya Wardana
16 Makan Malam Tanpa Ayah
17 Perasaan Seorang Papa Muda
18 Semangat Di Hari Senin
19 Limar Mahatma Hanya Mengagumi
20 Pertemuan Limar dan Mas Pras
21 Bukan Cinta Yang Tak Berharga
22 Roso Tresno Ora Neko-neko
23 Pertemuan Yang Menyakitkan
24 Perasaan Ini Nyata Adanya
25 Karena Ulah Sang Ayah
26 Bukan Malam Yang Hareudang
27 Perasaan Manis Berubah Sendu
28 Kecemasan Anak Dan Cucu
29 Perasaan Britney Saat Ini
30 Mulai Menata Hati Dan Perasaan
31 Cukup Meresahkan Perasaan
32 Vava Yang Pergi Sendirian
33 Perasaan Cinta Lingga Untuk Vava
34 Adik Cantiknya Mas Pras
35 Bos Limar Yang Bermain Manis
36 Mengusik Perasaan Aldo
37 Luka Hati Dan Perasaan Limar
38 Suasana Yang Tak Terbayangkan
39 Obrolan Adik Dan Kakak
40 Ini Semua Karena Ayah Yuda
41 Menyembunyikan Rasa Malu
42 Jambu Air, Oh Jambu Air!
43 Harapan Cinta Seorang Bunda
44 Harapan Manis Akan Tercapai
45 Nyali Untuk Sebuah Keinginan
46 Perasaan Limar Mulai Luluh
47 Suasana Duka Yang Penuh Luka
48 Kesedihan Menimpa Keluarga Pras
49 Ada Yang Takut Di Racun
50 Adik Yang Menyayangi Kakaknya
51 Seseorang Harus Membayarnya
52 Hal Lalu Terusik Kembali
53 Ada Yang Tidak Beres
54 Kondisi Vava Yang Mengkhawatirkan
55 Ini Bukan Film Action Aldo
56 Kelanjutan Dari Ini Bukan Film Action
57 Berakhir Sebelum Menyatakan Cinta
58 Tiada Yang Tahu Isi Hati Seseorang
59 Obrolan Anak Dengan Orang Tua
60 Mas Pras Akhirnya Datang Juga
61 Dalang Dari Semua Kejadian Vava
62 Obrolan Malam Di Sebuah Kamar
63 Peringatan Serius Untuk Prasetya
64 Malam Yang Menghantui Lingga
65 Pertemuan Ini Sungguh Hareudang
66 Akhir Tragis Menimpa Yuda Mahatma
67 Kisah Cinta Limar Mahatma
68 Ternyata Alishba Sudah Jadi Kakak
69 Sebuah Rasa Yang Berharga
70 Ini Bukan Akhir Dari Cerita Mas Pras
71 PENGUMUMAN TULISAN BARU OTHOR VIE-GV
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Menolak Kenyataan Pahit
2
Suasana Dengan Jutaan Rasa
3
Panggil Aku Mas Lingga
4
Perasaan Sensitif Perempuan Cantik
5
Pria Tampan Juga Bisa Cemburu
6
Setelah Pernikahan Lingga & Vava
7
Kejutan Untuk Suami Tampan
8
Witing Tresno Jalaran Soko Kulino
9
Tidak Bisa Menahan Diri
10
Perasaan Dengan Harapan Manis
11
Masih Bersama Senja
12
Moment Bersama Bu'e Tercinta
13
Hanya Sedikit Cerita Yang Ada
14
Cinta Tidak Mengenal Aturan
15
Keluarga Kecil Prasetya Wardana
16
Makan Malam Tanpa Ayah
17
Perasaan Seorang Papa Muda
18
Semangat Di Hari Senin
19
Limar Mahatma Hanya Mengagumi
20
Pertemuan Limar dan Mas Pras
21
Bukan Cinta Yang Tak Berharga
22
Roso Tresno Ora Neko-neko
23
Pertemuan Yang Menyakitkan
24
Perasaan Ini Nyata Adanya
25
Karena Ulah Sang Ayah
26
Bukan Malam Yang Hareudang
27
Perasaan Manis Berubah Sendu
28
Kecemasan Anak Dan Cucu
29
Perasaan Britney Saat Ini
30
Mulai Menata Hati Dan Perasaan
31
Cukup Meresahkan Perasaan
32
Vava Yang Pergi Sendirian
33
Perasaan Cinta Lingga Untuk Vava
34
Adik Cantiknya Mas Pras
35
Bos Limar Yang Bermain Manis
36
Mengusik Perasaan Aldo
37
Luka Hati Dan Perasaan Limar
38
Suasana Yang Tak Terbayangkan
39
Obrolan Adik Dan Kakak
40
Ini Semua Karena Ayah Yuda
41
Menyembunyikan Rasa Malu
42
Jambu Air, Oh Jambu Air!
43
Harapan Cinta Seorang Bunda
44
Harapan Manis Akan Tercapai
45
Nyali Untuk Sebuah Keinginan
46
Perasaan Limar Mulai Luluh
47
Suasana Duka Yang Penuh Luka
48
Kesedihan Menimpa Keluarga Pras
49
Ada Yang Takut Di Racun
50
Adik Yang Menyayangi Kakaknya
51
Seseorang Harus Membayarnya
52
Hal Lalu Terusik Kembali
53
Ada Yang Tidak Beres
54
Kondisi Vava Yang Mengkhawatirkan
55
Ini Bukan Film Action Aldo
56
Kelanjutan Dari Ini Bukan Film Action
57
Berakhir Sebelum Menyatakan Cinta
58
Tiada Yang Tahu Isi Hati Seseorang
59
Obrolan Anak Dengan Orang Tua
60
Mas Pras Akhirnya Datang Juga
61
Dalang Dari Semua Kejadian Vava
62
Obrolan Malam Di Sebuah Kamar
63
Peringatan Serius Untuk Prasetya
64
Malam Yang Menghantui Lingga
65
Pertemuan Ini Sungguh Hareudang
66
Akhir Tragis Menimpa Yuda Mahatma
67
Kisah Cinta Limar Mahatma
68
Ternyata Alishba Sudah Jadi Kakak
69
Sebuah Rasa Yang Berharga
70
Ini Bukan Akhir Dari Cerita Mas Pras
71
PENGUMUMAN TULISAN BARU OTHOR VIE-GV

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!