Sebulan telah berlalu tapi Agung belum mengirimkan kabar ke istrinya. Giwang selalu menunggunya, berharap ada surat yang datang.
Berdiri di dekat jendela sembari memandang ke arah luar, selalu menantikan suaminya.
Kepergian Agung membuat Giwang merana, di mana gosip tentang pernikahannya tersebar di pelosok kampung, mereka berpikir kepergian Agung karena Giwang tidak perawan dan gosip itu di buat budenya.
Hari-harinya habis untuk membuat kue dan keesokannya dia harus menjajakan dagangannya ke pelosok desa.
Giwang mendatangi Siti.
“Masuk,” ujar Siti ke temannya dan segera menutup pintu rumahnya.
“Aku sudah mendengar tentang kamu,” ujar temannya.
“Aku tidak tau, sampai sekarang Mas Agung tidak mengabari ku, sepucuk surat pun tidak ada,” ujar Giwang sedih.
“Kemarin aku tanya Mas Paijo, kalau Mas Agung bekerja sebagai sopir,” ujar temannya.
“Oh syukurlah kalau begitu, kalau Mas Paijo menghubungi kamu lagi, tanyakan tentang Mas Agung,” ujar Giwang.
Siti melihat jam di dindingnya. “Sekarang jam makan siang, aku akan menghubungi Mas Paijo,” ujar temannya mengirim pesan terlebih dahulu, setelah mendapatkan balasan dari suaminya, Siti mulai menghubungi Paijo.
“Halo Mas,” ujar Siti.
“Iya ono opo?” tanya suaminya.
“Mas Agung Ono?” tanya Siti lagi. Suami istri itu berbicara melalui ponsel, dan Siti hanya mendengarkan ucapan suaminya melalui ponsel. Setelah itu panggilan terputus.
Siti meletakkan ponselnya di meja. Memandang temannya dengan tatapan kasihan.
“Bagaimana?” tanya Giwang.
“Mas Agung sudah pindah kos, dia sekarang tidak bersama Mas Paijo,” sahut Siti. Wajah Giwang seketika sedih, berharap dapat mendengar suara suaminya tapi kenyataannya tidak sama sekali.
“Mas Paijo akan mencari Mas Agung, dia akan mengatakan kalau kamu menunggunya,” ujar Siti.
Giwang tersenyum. “Terima kasih ya,” ujarnya.
***
Paijo mencari keberadaan Agung, temannya mempunyai tempat yang berbeda. Paijo beristirahat dengan teman-teman seprofesinya dan Agung bersama dengan para sopir. Tapi ketika Paijo menuju tempat para sopir nongkrong, dia tidak menemukan temannya.
“Agung mana?” tanya Paijo ke sopir yang lain.
“Agung mainnya beda,” timpal seorang sopir yang lain. Paijo menoleh ke arah pria itu.
“Dia sering nongkrong dengan mekanik di bandingkan di sini,” jelas pria itu.
Paijo langsung mencari temannya, dia tau di mana menemukan Agung. Dan benar sekali Agung sedang makan bersama para mekanik.
“Gung,” ujar Paijo. Agung menoleh ke arah temannya. “Ada apa?” tanya Agung.
“Aku mau bicara,” ujar Paijo. Terdengar suara helaan nafasnya yang berat, dia mengikuti temannya ke tempat yang tidak terlalu ramai.
“Ada apa?” tanya Agung.
“Kamu belum mengabari Giwang?” tanya Paijo.
“Aku sibuk,” sahutnya.
“Sibuk apa? Aku lihat kamu sedang duduk santai di sana, sebaiknya kirim surat ke istrimu, dia benar-benar merindukanmu,” ujar temannya.
“Iya-iya,” sahut Agung malas.
Agung langsung meninggalkan temannya.
"Tunggu,” teriak Paijo. Dan Agung kembali
menoleh ke temannya.
“Istrimu jualan kue untuk biaya makannya, apa kamu belum mengirimkan uang belanja kepadanya?” tanya temannya.
Wajah Agung seketika berubah.
“Apa urusanmu ikut campur dengan rumah tanggaku!” Agung mendorong tubuh temannya.
“Aku bukan mau ikut campur tapi hanya ingin memberitahumu kalau istrimu jualan,” jelas Paijo.
“Uang yang aku dapatkan ini dari jerih payahku dan kamu tidak perlu ikut campur dengan uangku!” Agung menuding wajah temannya. Dia segera meninggalkan sahabatnya.
Paijo menggelengkan kepalanya. “Kamu berubah Gung, kalau tidak ada aku mungkin kamu masih di kampung,” gumamnya.
***
Dua bulan berlalu dan tidak ada kabar sama sekali dari Agung. Sudah beberapa hari ini Giwang tidak berjualan, dia merasa badannya sangat letih dan kepala yang sering pusing, membuatnya tak sanggup untuk berjualan.
Selalu menatap ke arah jendela, berharap suaminya datang tiba-tiba.
“Mas, kamu di mana,” gumamnya sembari menatap ke arah luar jendela.
***
Tiga bulan berikutnya Agung tetap belum datang, dengan kondisi yang susah, Giwang berusaha berjualan, biasanya dia membuat kue sampai seratus tapi semenjak badannya yang letih dan belum membaik, dia hanya membuat dua puluh lima buah, menurutnya cukup untuk biaya hidupnya seorang diri.
Ketika melewati jalanan, dia melihat ada Paijo sedang naik ojek.
“Itu Mas Paijo,” gumamnya dan segera menuju rumah temannya. Paijo baru saja pulang dari kota, dan sekarang waktunya untuk menemui istrinya.
Ketika bertemu dengan suaminya, Siti langsung memeluk suaminya. Dan dia melihat ada Giwang datang dengan sepeda ontel.
“Giwang,” gumamnya dan terdengar oleh suaminya. Paijo membalikkan badannya melihat sosok yang di maksud istrinya.
“Masuk Giwang,” ujar Paijo dan istrinya.
“Kamu sakit?” tanya Siti.
“Beberapa bulan itu aku sering pusing dan badanku tidak enak,” sahutnya. Siti mengambilkan minum untuk suaminya dan Giwang.
“Mas,” Giwang menoleh ke Paijo. “Kapan Mas Agung pulang?” tanyanya.
“Enggak tau, dia di tempatkan berbeda dariku,” sahutnya yang mengerti jika temannya sudah berubah.
“Apa sampai sekarang, Mas Agung belum mengabari kamu?” tanya Siti sembari meletakkan minuman di meja.
“Belum,” sahut Giwang dengan menggelengkan kepalanya.
“Uang belanja juga tidak di kirimnya?” tanya Siti penasaran.
Giwang kembali menggelengkan kepalanya.
“Wah suami macam apa itu! Pergi tidak meninggalkan uang belanja dan sudah tiga bulan juga tidak di kirimi uang belanja,” gerutu Siti. Paijo merasa kasihan, tapi dia tidak ingin mengatakan yang sebenarnya tentang perubahan sikap Agung.
“Memangnya apa posisinya, sampai tidak bisa mengabari istrinya,” gerutu Siti sembari menatap ke arah suaminya, membutuhkan jawaban dari suaminya.
“Yang Mas dengar sebulan pertama dia sebagai sopir, dua bulan berikutnya dia sudah pindah menjadi mekanik dan...” Paijo diam.
“Dan apa?” tanya Siti penasaran.
“Dan Mas dengar, dia sekarang jadi supervisor di situ,” jelas suaminya.
“Wow cepat banget naiknya,” ujar Siti heran.
“Dia rajin dan satu lagi dia pintar dalam urusan mesin, mungkin itu yang menyebabkannya cepat naik jabatan,” jelas Paijo.
“Saran aku lebih baik kamu susul ke kota, kalau menunggu dia pulang tidak akan pernah pulang, apalagi posisinya sekarang sudah tinggi,” ujar temannya.
Giwang diam dan menelaah ucapan temannya. “Terima kasih Mas,” ujar Giwang sembari pamit. Dan ketika dia hendak melangkahkan kakinya, Giwang pingsan dengan cepat Siti menangkap temannya, karena dia yang paling dekat dengan temannya.
“Mas, bagaimana ini?” tanya Siti.
“Kita bawa ke puskesmas,” sahut suaminya.
Paijo menyalakan motornya dan meletakkan Giwang di tengah dan istrinya paling belakang, mereka pergi ke puskesmas terdekat. Orang kampung mulai bergosip ketika melihat Giwang ada di motor Siti, apalagi mereka bonceng tiga dan tentunya membuat warga mulai bergosip.
Sesampai di puskesmas, perawat langsung memberikan pertolongan pertama, setelah Giwang sadar, dokter jaga menanyakan sesuatu ke Giwang. Dan setelah mendengarkan jawaban itu dokter menyuruhnya untuk ke toilet dan dari sana dokter langsung menyimpulkan sesuatu tentang kondisi Giwang sebenarnya.
“Selamat anda hamil,” ujar dokter umum. Giwang melongo tapi Siti yang berteriak histeris.
“Usia kandungannya masuk tiga bulan,” jelas dokter lagi.
“Untuk lebih lanjutnya bisa konsultasikan ke dokter kandungan,” ujar dokter.
“Kapan jadwal dokter kandungan dok?” tanya Siti.
“Besok ada, jam delapan pagi,” jelas dokter itu.
Setelah mendapatkan resep dari dokter, Giwang dan Siti keluar dari ruang IGD. Paijo langsung menghampiri keduanya.
“Apa kata dokter?” tanya Paijo.
“Giwang hamil Mas,” sahut istrinya senang. Berbeda dengan Giwang yang masih belum yakin tentang kehamilannya.
Bersambung...
Bantu vote ya.
Ig anita_rachman83
🌷🌷
Plagiarisme melanggar Undang-undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Waaah mas agung beneran berubah ya
2024-05-27
0
Veronica Maria
giliran susah ngajakin bareng tpi udah krja lupa daratan. nelantarin anak bininya. hukum karma berlaku gung. andaipun lo tdk diajak paijo, blom tntu lo bs spt skrg. inget itu
2022-08-26
0
🐊⃝⃟ Queen K 🐨 코알라
Beruntung Giwang punya sahabat seperti Siti, tapi petaka untuk Giwang punya Suami seperti Agung yg menelantarkan Istri 😭😭😭
2022-04-01
0