1.2

Aku masih mematung diposisiku selama beberapa saat untuk memikirkan kemunculan lembaran kertas itu yang sangat tiba-tiba. Bagaimana mungkin lembaran kertas itu bisa muncul begitu saja hanya karena hembusan angin keras yang masih misterius asalnya?

Jangan-jangan--

Aku segera menggerakkan kakiku kearah pintu apartemenku dengan cepat lalu membukanya sehingga bisa melihat lorong yang berada di hadapanku. Lorong saat ini sedang sepi, hanya ada beberapa orang yang keluar masuk dari pintu apartemen lain dan tidak ada tanda-tanda mencurigakan dari orang-orang tersebut, misalnya, seperti baru saja memasuki rumah orang lain tanpa ijin.

Aneh....

Aku kembali menutup pintu apartemen kemudian melangkahkan kaki ke jendela kamar yang berada disalah satu sudut. Dengan teliti aku mengecek tampilan jendela kamar itu yang masih tertutup rapat dan tidak berubah posisi.

Aku mengecek setiap bagian rumahku untuk mencari beberapa bukti selama beberapa saat, mencarinya hingga ke sudut-sudut terkecil yang ada di apartemen.

Tidak ada.

Aku menghempaskan diriku di sofa. Menyerah untuk mencari bukti dari dugaanku, yang setelah kupikirkan lagi, terdengar konyol. Mana mungkin seseorang bisa memasuki apartemen yang terkunci rapat tanpa meninggalkan tanda?

Kalau hantu? batinku terdengar semakin tidak masuk akal. Mana mungkin.

Aku menggelengkan kepalaku untuk menjernihkan pikiran, sambil berjalan ke tempat lembaran kertas itu untuk mengambilnya kembali.

Mataku menatap kata-kata itu lagi dengan lekat, kemudian melipatnya menjadi dua bagian supaya lebih mudah untuk diselipkan ke sebuah buku notes yang biasa kubawa. Untuk sementara, aku akan memikirkan surat itu lebih lanjut lagi nanti.

~°~°~

Aku terbangun tepat pada saat alarmku berbunyi.

Jam menunjukkan tepat jam tujuh pagi, aku meraih ponselku dan membaca pesan balasan dari bibi kemarin dan kembali membalasnya. Anak-anak panti harus membiasakan diri dengan pembagian tugas yang baru karena tugas yang kuambil sebelumnya lumayan banyak. Selain itu, beberapa hari ke depan akan ada anak panti lain yang pergi, sehingga bibi harus mulai membiasakan anak-anak lain melakukan bagian tugas barunya.

Pagi ini, anak-anak pasti sudah bangun dan mulai melaksanakan tugas bersih-bersih rumah serta menyiapkan sarapan. Anak yang lebih muda membereskan rumah bersama bibi, sedangkan anak-anak yang lebih tua menyiapkan sarapan untuk hari itu. Anak-anak yang usil kadang akan membuat masalah di sela-sela tugas sehingga bibi akan menghukum mereka untuk mencuci piring. Keuntungan bagi yang mendapat bagian tugas itu. Tapi suasana hangat dan obrolan-obrolannya saat makan bersama di meja makan tidak tergantikan.

Belum apa-apa aku sudah kangen mereka.

Aku menghela napas dan mulai meregangkan badan yang terasa kaku. Bibi sudah menyiapkan lauk untuk kumakan hari ini, yang harus kulakukan tinggal memanaskannya lalu menatanya kembali di tempat bekal untuk nanti.

Ponselku berbunyi, ada pesan masuk.

From: Emily Young

To: You

Lima belas menit lagi aku sampai, kau sudah siap? kalau sudah siap tunggu aku di halte bis dekat apartemenmu. see ya~

Oke, kutunggu. ketikku sebagai balasan pesannya.

Aku segera merapikan peralatan sarapanku dan bersiap-siap. Lift berdenting pelan sebagai penanda bahwa aku sudah tiba di basement lalu berjalan menuju halte bis yang terletak beberapa langkah dari apartemen.

Selama beberapa menit menunggu, akhirnya sebuah mobil sport berwarna merah berhenti di hadapanku dan membuka pintunya. Tanpa ba-bi-bu lagi aku segera memasukinya dan menutup pintunya kemudian mobil itu segera melaju dengan kecepatan penuh.

"Mobil baru, Em?" tanyaku pada sosok yang berada di sebelahku seraya memasang sabuk pengaman.

"Yup," jawabnya sambil nyengir. "Hasil jerih payah selama satu semester lalu yang penuh penderitaan."

Aku mendengus tertahan ketika mengingat peristiwa itu, "Kamu masih bekerja di sana?"

"Hell, no!" serunya terdengar ngeri. "Aku bersumpah pada diriku sendiri agar tidak bekerja di sana untuk kedua kalinya. Itu sangat memalukan." Dia bergidik.

Tawaku seketika meledak ketika mendengar ucapannya. Ingatanku kembali memutar peristiwa langka itu, peristiwa di mana Emily yang terkenal sangat tomboi harus memakai pakaian feminim dan berperilaku feminim juga, senyum manis selalu tersungging di bibirnya ketika melayani tamu-tamu di kafe tempatnya bekerja selama tiga bulan berturut-turut.

"Jangan ketawa, nggak lucu, tahu!" ucapnya terdengar kesal.

Aku masih tetap tertawa selama beberapa saat, menikmati raut wajah Emily yang terlihat sedikit berkerut. Aku berdeham beberapa kali untuk menghentikan tawaku lalu memandang ke arah interior mobilnya yang sangat khas dengan dirinya.

"Kamu dapat jam siapa saja, Em?" tanyaku penasaran. Semester lalu dia mendapat banyak jam hapalan dan sedikit hitungan sehingga kami sering mendapat jam kuliah yang sama.

"Kurang tahu," jawabnya langsung sambil mengangkat bahu. "Lupa."

Aku hanya bisa menatapnya saat mendengar ucapannya, tidak dapat berkomentar. Ternyata kelakuan 'masa bodo'nya sama sekali belum berubah. Semester lalu dia bahkan tidak tahu kalau jam kuliahnya hanya memiliki waktu jeda sepuluh menit yang membuatnya harus terburu-buru setelah kelas sebelumnya usai.

Selama sisa perjalanan kami hanya memandang pemandangan di depan kami hingga tiba-tiba sebuah perasaan nyeri mendera kepalaku dan membuatku mengerang menahan sakit.

"Allison, ada apa denganmu?" tanya Emily cemas, kepalanya menoleh kearahku untuk memeriksa keadaanku yang sekarang sedang mencengkram kepala dengan erat. "Kau sakit?"

Aku menggelengkan kepalaku pelan. "Kepalaku... s-sangat... sakit," ucapku tertahan, rasanya seperti ditusuk ribuan jarum yang menyerang secara bergantian.

Emily tidak mengatakan apapun sebagai balasan, tapi aku dapat merasakannya menekan pedal gas mobilnya dengan kuat sehingga mobil itu bisa melaju dengan lebih cepat menuju kampus.

"Tunggu disini, Ally," ujar Emily pelan kemudian berjalan keluar dari mobilnya tanpa menunggu jawabanku.

Aku tetap menunggu di dalam mobil dengan tenang dan masih dalam posisi merunduk dan mencengkram kepalaku yang masih terasa nyeri. Ada apa dengan diriku? Kenapa tiba-tiba terasa sakit seperti ini?

Tuk! Tuk! Tuk! sebuah suara ketukan jendela yang tiba-tiba, mengalihkan perhatianku.

Aku menolehkan kepalaku secara perlahan dan bertemu pandang dengan sosok cowok yang berperawakan tinggi dengan rambut pirang pasir sedang memandangku lekat.

Aku segera menggerakkan tanganku untuk menekan tombol yang ada di sebelah lenganku kemudian membiarkan kaca jendela terbuka setengah.

"Kau tidak masuk ke dalam?" tanya cowok itu menunjuk kearah gedung yang berada dibelakangnya, universitas kami

Aku membuka mulutku hendak menjawab lalu mengatupkannya kembali.

Untuk apa aku menjawab pertanyaan orang yang tidak kukenal?

"Siapa.... kamu?" tanyaku pelan pada akhirnya.

Dia terdiam selama beberapa saat lalu mengerjapkan matanya. "Kau sedang sakit?" tanyanya mengganti topik.

Aku hanya menganggukkan kepalaku samar sebagai jawaban.

"Ah–" ujarnya terpotong.

"Ally!" seru seseorang menginterupsi perkataan cowok itu, Emily.

Dia berlari cepat kearahku kemudian berhenti dihadapanku dengan menyodorkan sebuah kapsul dan sebuah botol air. "Cepat minum ini."

Aku menurutinya kemudian meraih kedua benda itu dan menelannya sekaligus.

"Kau tadi bicara dengan siapa?" tanya Emily terdengar aneh. Campuran antara penasaran dan tidak suka terlihat dari sorot matanya.

Mataku membelalak lebar karena teringat keberadaan cowok itu, lalu menoleh ke tempat dia sebelumnya berdiri. Tidak ada siapapun. Aku kembali menatap Emily dan menggeleng pelan. "Enggak... tahu."

Dia menganggukkan kepalanya mengerti. "Baiklah, sudah baikan?"

"Iya."

"Ayo kita ke kelas, sudah mau terlambat."

Aku mengangguk lalu berjalan keluar dari mobilnya, sedikit bersandar pada tubuhnya yang terasa kokoh dan mengikutinya melangkah.

Terpopuler

Comments

IndahNC

IndahNC

Banyak teka-teki kak♡ lanjutkan

2020-12-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!