2 jam kemudian, guru privat yang mengajar Mila berpamitan karena waktu belajar sudah habis. Rumah kembali menjadi sepi hanya menyisahkan Mila dan Haikal. Mereka berdua saling diam tak bicara. Hanya keheningan yang terjadi diantara mereka. Mila fokus bermain dengam Echi sementara Haikal fokus dengam ponselnya.
15 menit kemudiam, jam sudah menunjukan pukul 13.00. Mila saat itu merasa lapar karena sudah waktunya jam makan siang. Biasanya jika Mpok Wati di rumah makanan sudah tersaji di meja makan. Tapi sekarang kondisinya berbeda. Hanya ada Haikal yang menemaninya di rumah. Mila yang sudah tidak tahan menahan laparnya mengadu kepada Haikal.
"Bang Ikal, Mila lapar," ucap Mila
Haikal memang bisa memasak tapi hari ini dirinya malas untuk memasak. Saat itu Haikal tiba tiba teringat tujuan awal menjadi bodyguard adalah menguasai harta Hardinata. Tahapan awal agar tujuanya tercapai, Haikal harus bisa mendekati Mila dan menaklukan hati Mila. Haikal saat itu memulai rencananya dengan menjalankan strategi mengajak Mila mencari makan diluar.
"Nona, bagaimana kalau hari ini kita makan diluar?" tawar Haikal
"Bang Ikal, bisa nggak jangan panggil Mila nona lagi. Mila merasa canggung. panggil Mila saja ya," jawab Mila
"Tapi Nona, saya bawahan Nona,"ucap Haikal
"Bang Ikal, Mila pingin dipanggil nama, bukan nona. Mila nggak pernah menganggap Bang Ikal bawahan Mila. Bang Ikal sudah Mila anggap kakak. Mila gak mau makan kalau Bang Ikal manggilnya masih Nona," jawab Mila
Jujur, Haikal tersentuh dengan ucapan Mila yang tidak menganggap dirinya bawahan. Haikal saat itu langsung menuruti keinginan Mila.
"Baiklah, Bang Ikal mulai sekarang manggilnya Mila ya?" ucap Haikal
"Iya, Mila setuju," jawab Mila
"Sekarang Bang Ikal mau ajak Mila makan diluar. Mila mau ikut?" tawar Haikal
"Iya, Mila mau ikut sama Bang Ikal," jawab Mila
Haikal tersenyum melihat Mila yang nampak bahagia mau diajak keluar. Tanpa berpikir panjang, Haikal menyuruh Mila memakai helm terlebih dahulu.
"Sebelum berangkat, pakai dulu helmnya," ucap Haikal
"Iya," jawab Mila
Mila saat itu langsung memakai helm yang diberikan oleh Haikal. Haikal yang hendak naik ke motorya saat itu melihat tali helm Mila belum terpasang.
"Mila, tali helm kamu belum terpasang," ucap Haikal
Mila hanya memegangi tali helmnya karena tidak bisa memasangkanya. Haikal saat itu berpikir mungkin Mila belum pernah naik motor. Tanpa ragu, Haikal membantu Mila memasang tali helmya.
"Nah, sudah terpasang. sekarang ayo kita berangkat. jangan lupa pegangan," ucap Haikal
"Bang Ikal, ini pertama kali Mila naik motor," jawab Mila
"Makanya pegangan pinggang Bang Ikal pas motornya mau jalan," ucap Haikal
"Iya, Mila akan pegangan pinggang Bang Ikal," jawab Mila
"Baiklah, sekarang pegang pinggang Bang Ikal. motornya mau jalan," ucap Haikal
Mila menuruti apa yang Haikal katakan. Haikal mulai mengendari motornya menuju warung makan langgananya. Haikal berharap Mila suka dengan makanan yang ada di warung makan.
15 menit kemudian, Haikal dan Mila sampai diwarung makan. Sebelum masuk di warung makan, Haikal membantu Mila melepaskan tali helm yang masih terpasang. Setelah membantu Mila melepas helm, Haikal mengajak Mila masuk di warung makan.
Haikal saat itu memesan nasi kucing dan es jeruk. Mila yang baru pertama kali mengenal nasi kucing membelakan kepalanya langsung menegur Haikal.
"Bang Ikal, mengapa disini jual nasi kucing? Disini jual daging kucing ya? Bang Ikal suka makan daging kucing? Mila gak mau ikut makan daging kucing" tanya Mila
Mendengar ocehan polos dari Mila, Haikal hanya tersenyum dan menjawab santai pertanyaan dari Mila.
"Nanti Mila lihat saja dulu nasi kucing pesanan Bang Ikal, kalau pingin nanti Mila bisa pesen. atau Mila mau makan menu lain?" ucap Haikal
5 menit kemudia pesanan nasi kucing Haikal sudah datang.
Mila melihat nasi kucing dipikiranya berbeda dengan apa yang sekarang dilihatnya. Karena bingung Mila bertanya pada Haikal.
"Bang Ikal, itu nasi kucing pesanan Bang Ikal?" tanya Mila
"Iya, ini murah banget loh, cuma 5000 per porsi," jawab Haikal
"Mana daging kucingnya? katanya nasi kucing?" tanya Mila
"Mila, nasi kucing itu hanya sebutan saja. dinamakan nasi kucing karena porsinya yang kecil dan mirip porsi makanan kucing. makanya disebut nasi kucing. Bang Ikal biasanya pesan langsung dua bungkus taruh piring biar kenyang," jawab Haikal
"Mila juga ingin nasi kucing kaya Bang Ikal," ucap Mila
"Gimana kalau kita makan sepiring berdua nanti kalau kurang nambah? kasihan ibuknya nanti cuci piring banyak jika piringnya sendiri sendiri. lihat tuh apalagi ramai banyak orang yang makan disini," jawab Haikal
Mila menganggukan kepalanya karena menurutnya benar kata Haikal kalau ibuk warung kasihan cucian piringnya numpuk. Entah mengapa Haikal senang Mila menerima tawaranya. Entah ini bagian dari strategi mendekati Mila atau memang keinginan Haikal. Semua itu hanya Haikal yang bisa menjawab.
---------------
@@@@@
Yuk dukung author dengan like, coment dan vote novel ini !!!!
Rate, Like, Coment dan Vote kalian sungguh berharga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments