part 20

"Jangan ngomong gitu Wi, kn gue sendiri yang bilang kalau gue bakal bantuin lo. Sekarang lo gak usah pusing mikirin masalah cabai dan gak usah ngerasa gak enak lagi sama kang Udin itu"jelas Riyan.

"Makasih ya" ucap Tiwi.

"Tanpa sepengetahuan mereka berdua ternyata di cafe tersebut ada Dona yang tengah makan.

Dona terkejut melihat kedatangan Riyan bersama Tiwi. Tanpa pikir panjang Dona langsung menelepon Lala.

"Halo La, Lo lagi dimana"tanya Dona setelah panggilan terhubung.

"Lagi di kampus,kenapa?"tanya Lala penasaran.

"Gue baru aja lihat Riyan dan Tiwi lagi makan di cafe berdua"kata Dona.

"Apa..... serius Lo, Lo gak salah lihat kan!" kata Lala panik.

"Seriuslah, gue lihat dengan mata kepala gue sendiri" jelas Dona.

"Kurang ajar tuh cewek, masih aja berani deketin Riyan"geram Lala menahan amarah.

"Gimana sih, Lo bilang kemarin ,Lo udah ngerengek minta bantuan ke Tante Sinta biar Lo bisa balikan lagi sama Riyan. Tapi nyatanya Riyan malah jalan sama si cewek cabai"kata Dona, dengan senyuman mengejek.

"Gue udah bilang taukk, ke Tante Sinta. Tapi gue gak tau kenapa Riya malah jalan sama cewek cabai sialan itu" kata Lala dengan nada marah.

Lala langsung mengakhiri panggilan teleponnya.

"Bener-bener sialan tuh cewek cabai" gumam Lala marah.

Setelah selesai makan Riyan langsung mengantar Tiwi pulang.

"Besok malem kamu ada acara enggak?" Tanya Riyan.

"Gak ada kayaknya, kenapa?"tanya Tiwi.

"Kalau gak ada acara, gue mau ajak Lo makan malam, mau enggak?" tanya Riyan.

"emm....boleh"ucap Tiwi malu-malu.

"Oke, besok malam jam 7 aku jemput ya" kata Riyan.

Setelah sampai di rumah Tiwi, Riyan langsung berpamitan pulang kepada Tiwi dan ibunya.

Sesampainya di rumah, ternyata sudah ada Lala yang sedang menunggunya di rumah.

"Sudah pulang kamu Riyan?" tanya Bu Sinta.

"Udah ma"ucap Riyan singkat, dirinya males bertemu dengan Lala.

"Lala udah nungguin kamu dari tadi lho, temenin dulu" kata Bu Sinta.

"Aku capek, mau istirahat" kata Riyan, lalu beranjak pergi menuju kamarnya.

"Riyan tunggu"seru Bu Sinta, namun tak digubris oleh Riyan.

"Sebentar ya La, biar Tante bicara sama Riyan dulu"kata Bu Sinta, lalu menyusul Riyan ke kamarnya.

"Riyan kamu jangan seperti itu sama Lala"kata Bu Sinta

"Ma,jangan paksa aku untuk jadian sama Lala lagi, aku udah gak ada perasaan apa-apa sama Lala" jelas Riyan.

"Yaudah, kalau memang kamu udah gak suka sama Lala, mama gak akan maksa kamu lagi untuk balikan sama Lala. Tapi mama minta tolong kamu tetep berteman baik, jangan malah kamu nunjukin sikap seolah-olah kamu membencinya"kata Bu Sinta.

"Iya buat mama, aku temanan sama Lala, tapi gak lebih dari sekedar temen. Yaudah ma, aku pengen istirahat dulu" kata Riyan, lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

Keesokan harinya seperti biasa, sebelum masuk kuliah Tiwi berjualan cabai terlebih dahulu di pasar. Kali ini Tiwi mendapatkan harga cabai yang lebih murah dibandingkan harga dari kang Udin. Tiwi pun menjadi lebih semangat untuk berjualan, sebab keuntungan yang di dapatnya jauh lebih banyak.

Hari ini dagangan Tiwi laris manis, cabai yang di bawanya sudah abis terjual. Segera Tiwi beberes untuk pulang, lalu berangkat kuliah.

Jam menunjukkan pukul 7 malam. Tiwi terlihat sudah rapi dan cantik.

"Kamu mau kemana nak?"tanya Bu Nanik.

"Tiwi mau keluar sama Riyan Bu, boleh enggak?" tanya Tiwi.

"Mau kemana Wi?" tanya Bu Nanik kembali.

"Cuma mau makan aja kok Bu"jawab Tiwi.

"Yaudah, hati-hati, pulangnya jangan malem-malem" kata Bu Nanik.

"Baik Bu"ucap Tiwi.

Tak berapa lama kemudian, Riyan sampai di rumah Tiwi. Setelah meminta ijin dan berpamitan kepada Bu Nanik, merekapun langsung pergi menuju ke sebuah restoran yang bernuansa romantis.

"Gimana, Lo suka gak sama tempatnya?"tanya Riyan.

"Suka banget, makanannya juga enak. Makasih ya udah ngajak gue kesini" kata Tiwi.

"Iya sama-sama. Emmm.... gue boleh ngomong sesuatu gak sama Lo?" tanya Riyan dengan gugup.

"Boleh, ngomong aja"ucap Tiwi.

"Gue suka sama Lo dari awal gue lihat Lo, gue udah tertarik sama Lo... Lo mau gak jadi pacar gue?" tanya Riyan yang semakin gugup. Terasa jantungnya saat ini berdebar sangat kencang.

"Apa...Lo su...suka sama gue, Lo serius, gue cuma cewek penjual cabai gak seharusnya lo suka cewek kayak gue" kata Tiwi yang terkejut mendengar perkataan Riyan. Tiwi merasa tak percaya jika Riyan benar-benar menyukainya.

"Gue serius Wi, gue beneran suka sama Lo" kata Riyan meyakinkan Tiwi bahwa dirinya benar-benar tulus menyukai Tiwi.

Tiwi terpaku setelah mendengar apa yang dikatakan Riyan kepadanya. Antara senang dan bimbang. Sebenarnya Tiwi juga mempunyai perasaan yang sama pada Riyan.

Namun perasaannya hanya ia pendam sendiri. Sebab dirinya sadar bahwa dirinya tak pantas untuk bersanding dengan seorang Riyan.

Dirinya hanyalah seorang penjual cabai.

"Wi, kok diem aja,Lo gak mau ya" kata Riyan bertanya kembali.

"emm.... gue mau kok" ucap Tiwi tersipu malu.

"Makasih, gue seneng banget denger jawaban Lo. Makasih udah mau nrima gue. Gue janji bakal bahagiain Lo"kata Riyan, lalu menggenggam erat tangan Tiwi.

Akhirnya malam itu mereka resmi berpacaran. Raut bahagia terpancar di wajah mereka berdua. Malam itupun mereka habiskan bersama sebagai sepasang kekasih.

"Gak nyangka rasanya kita bakal pacaran"kata Tiwi, yang masih tak percaya dengan statusnya sekarang bersama Riyan.

"Aku sendiri juga gak nyangka kalau kamu bener-bener Nerima cinta aku" Kata Riyan.

"Aku, kamu?" tanya Tiwi bingung.

"Iya aku kamu, kan kita udah pacaran masak iya manggil gue Lo, gak cocok lah" jawab Riyan.

"Iya juga sih"ucap Tiwi.

"Mau pulang sekarang atau nanti?" tanya Riyan, seraya melihat ke arah jam tangannya.

"Sekarang aja yuk, udah malem juga" jawab Tiwi.

" yaudah yok, sebentar aku bayar dulu ya" kata Riyan seraya berdiri dan berjalan menuju kasir

setelah membayar Riyan langsung menghampiri Tiwi yang masih duduk menunggu Riyan.

setelah itu Riyan dan berjalan keluar dari restoran dengan bergandengan tangan menuju mobil. sesampainya di parkiran Riyan membukakan pintu mobil untuk Tiwi. dalam perjalanan pulang Riyan terus menggenggam erat tangan Tiwi rasanya iya tak maumelepaskan genggamannya.

malam itu bagi Riyan adalah malam yang sangat membahagiakan untuknya. begitupun dengan Tiwi, merasakan kebahagiaan yang sama dengan Riyan.

" makasih udah buat aku bahagia banget malam ini sayang" ucap Riyan

Tiwi menganggukkan kepalanya dengan senyuman manis di bibirnya...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!