part 19

Setelah kepergian kang Udin, Bu Nanik langsung menelepon Tiwi yang saat itu sedang berkuliah. Amarah Bu Nanik tak terbendung lagi setelah mendengar semua apa yang di bilang kang Udin kepadanya.

Saat itu di kampus Tiwi terlihat sedang mengobrol dengan Riyan.

Terdengar ponselnya berdering, lalu Tiwi langsung mengangkat panggilan teleponnya.

"Halo Bu, ada apa?" tanya Tiwi dalam panggilan.

"Cepat kamu pulang sekarang, ada yang ingin ibu bicarakan sama kamu"jawab Bu Nanik.

"Ada apa Bu, kenapa ibu seperti marah-marah gitu" tanya Tiwi kembali.

"Pulanglah dulu!" ucap Bu Nanik.

"Iya Bu aku pulang sekarang"kata Tiwi,lalu mengakhiri panggilan teleponnya.

"Kenapa, kok muka Lo tiba-tiba berubah jadi panik gitu, apa ada masalah?" tanya Riyan penasaran.

"Gak ada apa-apa, ya udah gue pulang duluan ya,by" kata Tiwi, kemudian langsung beranjak pergi.

"Kenapa tuh anak, kayak ada masalah gitu"gumam Riyan merasa khawatir.

 

Tiwi mengayuh sepedanya dengan tergesa\-gesa, dirinya penasaran karena tak biasanya ibunya menyuruhnya cepat pulang dengan keadaan marah\-marah.

 

Tanpa sepengetahuan Tiwi, ternyata Riyan mengikuti Tiwi dari belakang dengan mengendarai mobilnya. Karena rasa penasarannya, Riyan akhirnya mengikuti Tiwi secara diam-diam.

 

Sesampainya di rumah, terlihat Bu Nanik sudah menunggu kedatangan Tiwi.

 

"Assalamualaikum"ucap Tiwi memberi salam.

"Waalaikumsalam, kemari wi, ibu mau ngomong sama kamu"kata Bu Nanik.

Kemudian Tiwi duduk di samping ibunya.

"Tiwi kenapa kamu menolak kang Udin, dan bilang kalau kamu sudah punya pacar. Tadi kang Udin kesini, lalu marah-marah, dia bilang kalau kamu sudah punya pacar" kata Bu Nanik dengan nada tinggi.

"Ibu tau sebenernya kamu belum punya pacar, tapi kenapa kamu malah bilang seperti itu kepada kang Udin. Kurang apa coba kang Udin. Selama ini dia udah baik sama kita, kalau tidak ada kang Udin, kamu mau jualan apa wi, coba kamu pikir" lanjut Bu Nanik panjang lebar dengan nada marah.

"Bu, kang Udin baik sama kita karena ada maunya, harusnya ibu paham akan hal itu.

Tiwi terpaksa bilang kayak gitu ke kang Udin karena Tiwi capek bu, dikejar-kejar terus sama kang Udin, sedangkan Tiwi gak pernah menyukai kang Udin"jelas Tiwi.

"Ibu tidak habis pikir sama kamu Tiwi, laki-laki seperti apa yang sebenarnya kamu cari"Kata Bu Nanik.

Tiba-tiba Bu Nanik merasakan kepalanya sangat sakit, karena tak tertahankan akhirnya Bu Nanik jatuh pingsan.

"Bu, ibu kenapa!"seru Tiwi panik.

Riyan yang sejak tadi menguping pembicaraan mereka di luar rumah tanpa sepengetahuan Tiwi dan ibunya, lantas segera menolong Bu Nanik yang tengah pingsan.

"Ibu Lo kenapa Wi, ayo buruan kita bawa ke rumah sakit" kata Riyan, lalu dengan sigap ia langsung membopong tubuh Bu Nanik membawa ke mobilnya. Tanpa pikir panjang Riyan dan Tiwi langsung menuju rumah sakit terdekat dengan mengendarai mobil Riyan.

Setelah sampai di rumah sakit, Bu Nanik langsung diperiksa, ternyata Bu Nanik hanya kecapekan. Tiwi merasa lega mendengarnya bahwa ibunya baik-baik saja.

"Makasih ya, udah nganterin ibu gue ke rumah sakit"kata Tiwi.

"Iya sama-sama.. Aku juga minta maaf, karena aku tadi udah dengan sengaja dengerin obrolan Lo dan ibu Lo tanpa sepengetahuan Lo"kata Riyan.

"Iya gak apa-apa.. jadi Lo tadi ngikutin gue diem-diem?" tanya Tiwi yang baru menyadari bahwa dirinya dibuntuti oleh Riyan.

Riyan hanya menganggukkan kepalanya saja, seraya memperlihatkan senyum di wajahnya.

"Gimana kalau kita ngopi dulu di kantin, sambil nungguin ibu lo siuman, Lo pasti haus kan dari tadi belum minum"ajak Riyan.

"Tau aja kalau gue kehausan. Ya udah yuk" kata Tiwi.

Kemudian mereka pergi ke kantin rumah sakit

Setelah memesan 2 es kopi,mereka terlihat asyik mengobrol.

"Oh ya ngomong-ngomong, kalau boleh tau lo dan kang Udin ada hubungan apa?" tanya Riyan penasaran.

"Jadi, kang Udin itu pemasok cabai yang gue jual di pasar. Setiap hari dia selalu nganterin cabai ke rumah buat gue jual, dan kang Udin juga ngasih harga cabai murah ke gue, makanya ibu gue selalu bilang kalau kang Udin itu orang yang baik buat gue, lalu maksa gue untuk mau dengan kang Udin"jelas Tiwi terlihat sedih. Sebenarnya Tiwi merasa tertekan dengan ibunya yang selalu memaksanya agar mau dengan kang Udin, namun setiap kali Tiwi menolak ibunya seakan-akan tidak mau tahu.

"Yau udah lo gak usah sedih gitu, nanti gue bantuin lo buat cari pemasok cabai langsung dari pemetiknya, gimana, Lo mau gak?" kata Riyan, yang tak tega melihat kesedihan di wajah Tiwi.

"Serius Lo mau bantuin gue... kalau beneran gue mau banget" kata Tiwi dengan mata yang berbinar-binar.

"Serius lah. Dari pada Lo bingung gitu.. kebetulan mama gue punya kenalan petani cabai, biar nanti gue tanyain ke mama gue" kata Riyan.

"Makasih banget yaa" ucap Tiwi senang.

"Yaudah, buruan diabisin minumnya, ntar keburu ibu Lo siuman, dokter bilang kalau ibu Lo udah siuman baru boleh pulang kan"kata Riyan.

"Iya... sekali lagi makasih yaa udah banyak bantuin aku"Kata Tiwi.

2 hari kemudian Riyan menepati janjinya. Riyan mengajak Tiwi pergi ke tempat dimana pemilik kebun cabai kenalan mamanya.

Sekitar 1 jam perjalanan sampailah mereka di sebuah kebun cabai yang cukup luas.

"Ini kebun cabainya, kita tunggu pemiliknya Dateng, gue tadi udah bikin janji disini sama pemiliknya. Gimana kalau kita jalan-jalan keliling kebun dulu sambil nunggu pemilik kebunnya dateng, sekalian kita lihat kualitas cabainya" ajak Riyan.

" boleh,luas banget kebunnya. cabainya juga kelihatan besar dan seger- seger udah pasti cabainya bagus" kata Tiwi seraya berjalan mengitari pohon cabai.

" mudah- mudahan nanti kita bisa dapet harga yang pas" kata Riyan.

Setelah 10 menit menunggu, ahirnya si pemilik kebun datang. terlihat Riyan dan Tiwi melakukan proses tawar-menawar harga cabai. setelah beberapa saat kompromi ahirnya mereka bertiga deal dengan harga cabai yang di sepakati.

Sepulangnya dari kebun cabai, Riyan mengajak Tiwi untuk makan di cafe terlebih dahulu.

"Lo mau pesen apa wi" tanya Riyan

" gue nasi goreng sama orange jus aja" jawab Tiwi

" mbakk!" panggil Riyan kepada seorang pelayan

" pesen nasi goreng 2 sama orange jus 2 ya" kata Riyan pada pelayan cafe.

" mohon tunggu sebentar" ucap pelayan dengan ramah. lalu kembali ke belakang

" gue jadi gak enak sama loe, maaf ya jadi ngerepotin" kata Tiwi merasa tak enak hati pada Riyan......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!