part 17

"Tiwi kamu jangan seperti itu sama nak Udin. Dia sudah sangat baik sama kita" kata bu Nanik.

"Bu, Kang Udin melakukan semua itu pasti ada maunya" kata Tiwi.

"Jangan berprasangka buruk seperti itu. Lagi pula kamu sama nak Udin cocok" kata bu Nanik.

"Apa bu, cocok gimana maksud ibu... jangan bilang ibu mau jodohin aku sama kang Udin. Ibu kan tau sendiri kang Udin itu duda, masa ibu mau jodohin aku sama duda sih" keluh Tiwi.

"Apa salahnya dengan duda, yang terpenting kan hatinya" kata bu Nanik.

"Bener itu mbak" sela Tio.

"Apaan sih, anak kecil ikut-ikutan aja. Udah bu Tiwi capek, mau ke kamar dulu" kata Tiwi, lalu beranjak dari tempat duduknya menuju kamar.

Kang Udin yang sedari tadi masih di depan rumah Tiwi mendengar obrolan antara ibu dan anak tersebut. Kang Udin senang sebab bu Nanik merestuinya, hanya tinggal meyakinkan Tiwi agar dia mau menerimanya.

Keesokann harinya sepulang dari kampus...

Terlihat Riyan sedang menelevon seorang montir yang mengurus mobilnya di bengkel. Tanpa Riyan sadari ada seorang jambret yang mengincar ponselnya. Saat Riyan lengah penjambret tersebut langsung melaksanakan aksinya, dia merebut ponsel dari tangan Riyan.

Saat Riyan akan mengejar penjambret tersebut sambil berteriak, Tiba-tiba ada Tiwi yang langsung menghadang penjambret tersebut. Hanya dengan sekali pukulan penjambret tersebut langsung terjatuh.

"Siniin ponselnya... lain kali kalau cari uang dengan cara yang halal, ngerti" Seru Tiwi.

Riyan yang melihat aksi Tiwi, merasa takjub. Baru kali ini dia melihat cewek yang pemberani seperti itu.

"Thanks ya, udah nolongin gue" ucap Riyan.

"Lain kali hati-hati" kata Tiwi.

"Eh tunggu" cegah Riyan.

"Apa lagi, gue gak ada waktu" kata Tiwi, lalu beranjak pergi.

Saat sampai di rumah Riyan masih saja terbayang dengan Tiwi. Dirinya merasa penasaran dengan Tiwi.

Saat sedang melamun sendirian di ruang keluarga, tiba-tiba bu Sinta, mamanya Riyan menghampirinya.

"Sedang ngelamunin apa kamu Riyan?" tanya bu Sinta.

"Eh ma, gak lagi ngelamunin apa-apa kok" jawab Riyan agak terkejut dengan kehadiran mamanya.

"Oh ya, gimana hubungan kamu sama Lala, kalian udah baikan kan?" tanya bu Sinta.

"Aku kan udah bilang ke mama kalau aku sama Lala udah putus ma, udah gak ada hubungan apa-apa lagi" keluh Riyan.

"Jangan begitu dong Riyan, jika memang ada masalah bicarakan lah baik-baik dulu, jangan asal ambil keputusan. Lagian menurut mama Lala orangnya baik kok" jelas bu Sinta.

"Lala itu egois ma, apapun yang dia mau harus aku turutin" kata Riyan.

"Wajar saja Riyan, kodrat perempuan memang seperti itu, ingin selalu diperhatiin. Jadi mama Minta jangan putus dengan Lala, lagian mama nanti juga tidak enak sama mamanya Lala, dia kan teman baik mama di arisan" jelas Bu Sinta.

Riyan tidak menanggapi perkataan mamanya, dia malah langsung pergi ke kamar. Hatinya merasa jengkel,karena mamanya selalu saja membela Lala.

"Riyan, Riyan, tunggu,mama belum selesai bicara" seru bu Sinta. Namun Riyan tak menghiraukan nya.

Didalam kamarnya Riyan mencoba untuk tidur, namun susah.

Terdengar ketukan pintu dari luar, Riyan langsung membukanya, ternyata mamanya.

"Ada apa lagi ma?" tanya Riyan.

"Tolong anterin mama ke rumah sakit ya, mama mau jenguk temen mama yang lagi sakit disana" pinta bu Sinta.

"Iya ma" ucap Riyan datar.

Sedangkan di rumah Tiwi....

Bu Nanik terlihat sedang sakit. Dari semalam kepalanya terasa sangat pusing. Saat bu Nanik akan bangun untuk ke kamar mandi, tiba-tiba saja badanya terasa begitu lemas dan kepalanya terasa begitu berat. Akhirnya bu Nanik pingsan dan jatuh ke lantai.

Kebetulan Tio saat itu ada di rumah, saat dia akan mengantarkan minum, betapa kagetnya dia melihat ibunya yang tertidur di lantai.

"Ibu, ibu kenapa, bangun bu" seru Tio panik. Tanpa pikir panjang Tio langsung mengambil ponsel ibunya dan menelevon Tiwi, sebab pada saat itu Tiwi sedang pergi keluar.

"Halo mbak" ucap Tio setelah telepon tersambung.

"Iya Tio ada apa?"tanya Tiwi.

" Mbak, tolong ibu jatuh, mbak cepetan pulang" seru Tio.

"Apa ibu jatuh... yaudah mbak pulang sekarang ya" kata Tiwi panik. Dia pun langsung mengayuh sepedanya untuk segera pulang ke rumah.

Setelah sampai di rumah Tiwi langsung membawa ibunya ke rumah sakit.

Tiwi dan Tio menunggu ibunya yang sedang diperiksa oleh dokter.

beberapa saat kemudian...

"gimana keadaan ibu saya dok?" tanya Tiwi khawatir.

"Ibu anda tidak apa-apa hanya demamnya agak tinggi, nanti boleh dibawa pulang, tapi sebelumnya anda harus menebus obatnya di apotik terlebih dahulu" jelas Dokter.

"Alhamdulillah, terimakasih dok" ucap Tiwi lega.

Setelah menerima resep dari perawat Tiwi langsung menuju ke apotik. Ternyata Riyan mengantarkan mamanya di rumah sakit yang sama dengan Tiwi.

Riyan melihat Tiwi yang berjalan menuju ke arah apotik. Tanpa pikir panjang Riyan langsung mengikuti Tiwi.

"Riyan, kamu mau kemana?" tanya bu Sinta yang menyadari anaknya salah arah.

"Aku mau ke kamar mandi sebentar ma, mama tunggu didepan ya" kata Riyan beralasan.

"Permisi mas, saya mau nebus obat, ini resepnya" kata Tiwi.

"Iya mbak, tunggu sebentar.. " ucap apoteker.

"Ini obatnya, tolong untuk istirahat dulu ya mbak, sampai benar-benar sembuh" ucap apoteker tersebut seraya menyerahkan beberapa obat.

"Iya mas, jadi berapa semuanya?" tanya Tiwi.

"Seratus ribu mbak" jawab apoteker.

"ini, makasih mas" ucap Tiwi, seraya menyerah uangnya.

"Sakit apa dia, sampai-sampai suruh istirahat dulu. Apa dia punya penyakit parah... ih kok gue jadi ngeri ya" ucap Riyan dalam hati yang sedari tadi mengikuti Tiwi dan mendengar semua obrolan mereka.

Saat Tiwi kembali ke ruang tunggu rumah sakit, ternyata disana sudah ada kang Ujang bersama dengan Tio sedang mengobrol. Dengan rasa malas Tiwi mendekati mereka.

"Kang Udin, kenapa kang Udin bisa ada disini?"tanya Tiwi

"Tadi Tio yang telfon kang Udin mbak disuruh sama ibu, takutnya ada apa-apa" jawab Tio.

"Kan udah ada mbak disini Tio. Yaudah sekarang ayuk masuk ke dalam kita bawa ibu pulang" ajak Tiwi, tanpa menghiraukan keberadaan kang Udin.

Sesampainya di rumah, Tiwi menemani ibunya di dalam kamar.

"Ibu, kalau ada apa-apa atau butuh sesuatu minta tolong sama Tiwi atau sama Tio ya" kata Tiwi.

"Iya nak, maafin ibu ya, sudah merepotkan kamu" kata bu Nanik.

"Tiwi sama sekali gak merasa direpotkan kok ibu, karena ini sudah menjadi kewajiban Tiwi sebagai seorang anak" kata Tiwi.

"Makasih ya nak" ucap bu Nanik.

"Iya bu.. yaudah sekarang ibu istirahat dulu ya" kata Tiwi....

Terimakasih sudah membacaa🙏☺

Terpopuler

Comments

Bujanglapuk Lapukk

Bujanglapuk Lapukk

lnjut thor semnga...seru nih cerita nya thor

2021-01-13

0

Dinasti22

Dinasti22

Lanjut, Thor 🤓

Semangat terus yaa 💪🏻
Aku mampir membawakan like 😘

Salam hangat dari "My Beloved Spoiled Woman".

2021-01-11

0

R Ni

R Ni

Semangat dan salam sukses💪💪

2021-01-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!