part 7

"Jadi begini Mat. Sebenarnya saya suka sama kamu sejak awal kita ketemu. Emmm....kamu mau gak jadi pacar aku?" tanya Ririn berterus terang dengan perasaannya. Dari awal melihat Mamat, Ririn sudah menyukai Mamat karena kegantengannya, dan Ririn selalu berusaha mendekati Mamat untuk bisa menarik hatinya. Tapi Ririn merasa tidak sabar dengan perasaannya tersebut, sehingga dia memberanikan diri untuk mengutarakan perasaannya terlebih dulu...

Pada saat Ririn mengutarakan perasaannya kepada Mamat, Dina merasa terkejut,dan bergegas pergi dari tempat itu, tapi tanpa sengaja kakinya menendang tong sampah yang ada didekatnya, lalu Dina buru buru pergi sebelum ketahuan oleh Ririn dan Mamat. Sedangkan Ririn dan Mamat juga merasakan terkejut mendengar suara tersebut, mereka langsung melihat ke arah sumber suara, tapi tidak ada siapa siapa.

Ririn pun terlihat agak panik, lalu dia memutuskan untuk kembali ke tempat kerjanya.

"Yaudah Mat, saya ke ruangan saya dulu kalau begitu, Daa...!" kata Ririn seraya melambaikan tangannya ke arah Mamat.

Dina langsung kembali ke ruang kerjanya, dia terlihat bimbang. Dia tidak menyangka bahwa sekertarisnya menyukai OB baru tersebut.

"Kenapa gue dengernya jadi jengkel yaa!" kata Dina lirih. Dia bingung dengan perasaannya. Setelah mendengar ucapan Ririn, Dina merasa hatinya agak sedikit panas. Lalu dia kembali duduk dan menyelesaikan pekerjaannya.

Tak lama kemudian, Mamat mengetuk pintu ruangan Dina. Dia membawa secangkir air jahe hangat untuk bosnya. Sebelum masuk, Mamat mengetuk pintu terlebih dahulu.

tok...tok....tok...

"Masuk". Ucap Dina singkat.

"Permisi bos, ini saya bawakan jahe hangat untuk bos!" kata Mamat, seraya meletakkan secangkir air jahe diatas meja Dina.

"Saya kan gak nyuruh kamu untuk buatin saya minuman kan!" kata Dina.

"Enggak sih bos" ucap Mamat seraya menggaruk tengkuknya.

"Lalu kenapa kamu buati saya minum?" tanya Dina.

"Yaa gak papa bos, lagian minuman ini kan sehat, bisa membuat bos lebih fit lagi!" kata Mamat.

"Oh, oke... makasih kalau gitu!" ucap Dina, lalu Dina meminum air jahe tersebut.

"Kalau begitu saya permisi dulu bos" kata Mamat, lalu berjalan menuju pintu.

"Mamat, tunggu.. ikut saya, saya mau pergi!" seru Dina.

"Ikut kemana ya bos?" tanya Mamat penasaran.

"Udah kamu ikut aja!" jawab Dina, lalu mengambil tasnya dan berjalan keluar diikuti Mamat.

Didalam ruangan Ririn, dia nampak bahagia, karena akhirnya dia bisa mengutarakan perasaannya kepada Mamat,walaupun belum ada jawaban.

"Nanti pulang kerja suruh anterin Mamat ah, pasti dia mau!" kata Ririn berbicara sendiri sambil senyum senyum.

Dari dalam ruangannya, Ririn melihat Dina dan Mamat berjalan bersama, seketika Ririn langsung keluar dan menyapa bosnya.

"Bos, bos, mau kemana?" tanya Ririn.

"Saya ada urusan diluar sebentar, tolong selama saya keluar kamu yang handle semua nya yaa, dan cek pekerjaan mereka masing masing!" perintah Dina.

"Siap bos!" kata Ririn. Tapi matanya menatap ke arah Mamat, seakan dia menanyakan akan pergi kemana bersama bosnya. Tapi Mamat hanya tersenyum kepada Ririn, dan kemudian kembali mengikuti Dina dari belakang.

"Yah, gagal deh pulang bareng Mamat!"keluh Ririn dengan wajah cemberut.

Sampai di parkiran, Dina menyuruh Mamat untuk menyetir mobilnya.

"Maaf bos, sebenarnya kita mau kemana?" tanya Mamat ditengah perjalanan.

"Kita ke cafe deket sini ya, soalnya saya mau ketemu sama teman teman saya!" jawab Dina.

"Baik bu" ucap Mamat singkat.

Sesampainya di cafe, Dina langsung bertemu dengan teman temannya yang sudah menunggu kedatangannya. Setelah mereka duduk dan mengobrol, salah satu teman Dina yang bernama Elin bertanya.

"Eh Din, itu siapa yang masuk kesini bareng lo?" tanya Elin seraya mengarahkan pandangannya kepada Mamat yang duduk terpisah dengan mereka.

"Oh, itu OB diperusahaan gue!" jawab Dina.

"Yakin dia cuma OB Din, tapi dia ganteng banget tau, gak cocok jadi OB!" kata Siska salah satu temannya.

"Apaan sih, memang dia cuma OB kok. Dia emang sengaja gue ajak kesini karena gue suruh nyetirin,soalnya gue masih shok karena kejadian tadi siang!" jelas Dina.

"Oh, jadi merangkak jadi sopir lo juga ceritanya" kata Elin.

"Enggak juga. Oh ya tunggu sebentar ya, handphone gue kayaknya ketinggalan di mobil. Gue ambil dulu!" kata Dina, lalu beranjak dari tempat duduknya.

Saat berjalan menuju mobilnya, tiba tiba Dina bertabrakan dengan seorang lelaki. Seketika Mamat langsung berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Dina.

Setelah mereka saling tatap ternyata yang menabrak Dina adalah Farhan.

"Farhan?" kata Dina.

"Hey,senang bertemu kembali!" ucap Farhan

"Maaf bos, ada yang bisa saya bantu?" kata Mamat menyela.

"Ini siapa Dina?" tanya Farhan seraya menunjuk ke arah Mamat.

"Itu cuma OB di perusahaan aku kok!" jawab Dina.

"OB? ngapain kamu bawa OB kesini segala Din?" tanya Farhan seakan merendahkan Mamat.

"Emang nya kenapa kalau saya OB, gak boleh dateng kesini!" timpal Mamat.

"Mamat, jaga bicara kamu.. mending kamu sekarang pergi dari sini,kembali ke kantor!" kata Dina.

"Tapi bos..."

"Udah gak ada tapi tapian, saya bisa balik sendiri,cepet sana!" kata Dina mengusir Mamat.

Kemudian Mamat langsung pergi dari hadapan Dina dan Farhan.

"Maafkan karyawan saya yang kurang sopan tadi!" ucap Dina yang merasa tidak enak dengan Farhan.

"Oke, dan apa tadi kamu bilang, karyawan kamu.... jadi kamu seorang bos!" kata Farhan agak terkejut.

"Yaa bisa dibilang seperti itu, Oh ya, saya kesini kebetulan lagi sama temen temen, apa kamu sekalian mau gabung dengan kami?" tanya Dina.

"Oh tentu saja!" ucap Farhan.

Lalu Farhan bergabung dengan teman teman Dina. Kemudian mereka saling mengobrol.

Sedangkan Mamat, masih berada didepan cafe tersebut, dia sengaja menunggu bosnya sampai keluar dari cafe. Mamat merasa khawatir dengan Dina, entah kenapa dia lebih memilih menunggu Dina dari pada balik ke kantor.

Setelah satu jam berlalu, akhirnya Dina dan Farhan keluar dari cafe tersebut. Dengan sigap Mamat menyembunyikan wajahnya dibalik jaketnya agar tidak ketahuan oleh mereka.

Mamat yang melihat kedekatan mereka merasa sedih. Entah kenapa hatinya merasa tidak rela jika Dina dekat dekat dengan lelaki lain. Tapi apalah daya, Mamat sadar dirinya hanyalah seorang OB, tidak sepantasnya melarang atau menghalangi apapun yang dilakukan bosnya.

"Makasih yaa, karena udah mau ikut gabung sama temen temen saya!" ucap Dina.

"Lagian aku juga seneng kok bisa gabung dengan kalian!" kata Farhan.

"Oke kalau gitu, saya harus pulang karena udah malem juga!" kata Dina.

"Silahkan, hati hati, sampai ketemu lagi!" kata Farhan, seraya membukakan pintu mobil Dina.

"Oke, makasih!" ucap Dina, lalu masuk ke dalam mobilnya.

Farhan melambaikan tangannya kearah mobil Dina yang sudah melaju. Dengan tersenyum sinis. Dibalik keramahannya sebenarnya Farhan mempunyai niat buruk kepada Dina. Sehingga dia berusaha untuk merebut hati Dina dan bersikap sebaik mungkin didepannya...

thanks😊

Terpopuler

Comments

Bujanglapuk Lapukk

Bujanglapuk Lapukk

koq belum up thor...udah lama nunggu nih thor...

2020-12-15

0

Bujanglapuk Lapukk

Bujanglapuk Lapukk

lnjut thor semngat terus....

2020-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!