part 6

Dina menuju ke cafe green untuk menemui mamanya, sedangkan Mamat masih berusahan mengejar mibol Dina dari belakang. Mamat mengayuh sepedanya dengan sekuat tenaga, agar tidak terlalu tertinggal oleh mobil Dina. Saat itu juga jalanan sedikit macet sehingga mempermudah Mamat untuk mengejar mobil Dina.

Sesampainya di cafe Dina langsung menemui mama nya yang sudah menunggu kedatangannya. Setelah sampai di meja mama nya, Dina terkejut karena disana ada Robby bersama dengan mamanya.

"Ma, kenapa bisa ada Robby disini?" tanya Dina seraya menunjuk ke arah Robby.

"Iya sayang, duduk dulu, mama mau bicara sama kamu!" kata bu Ratih seraya memegang tangan Dina untuk duduk.

"Enggak ma, jadi karena ini mama nyuruh Dina kesini. Mama harusnya tau kalau ada hal yang lebih penting dari pada ketemu dia ma!" kata Dina yang sudah terlihat marah.

"Jangan gitu dong Din ngomongnya.. Mending kamu duduk dulu yaa, kita bicarakan baik baik!" kata bu Ratih mencoba menenangkan hati Dina.

"Benar Din apa yang mama kamu bilang, kita bisa kan bicarain ini baik baik!" tambah Robby.

"Udah cukup ma, Dina gak mau. Dina harus pergi sekarang, masih ada banyak kerjaan di kantor!" ucap Dina, setelah itu dia langsung berjalan keluar pintu cafe.

"Dina, tunggu sayang, mama belum selesai bicara!" seru mamanya yang mengejar Dina sampai didepan pintu cafe.

"Apa lagi ma, Dina udah gak mau berurusan sama Robby lagi. Mama mendingan sekarang pulang ke rumah ya, Dina harus balik ke kantor!" kata Dina, saat Dina berjalan,tiba tiba datang Mamat dengan membawa file ditangannya.

"Mamat?" seru Dina yang melihat Mamat datang menghampirinya.

"Maaf, ini saya bawakan......!" kata Mamat yang belum selesai dengan perkataannya yang langsung dipotong oleh bu Ratih.

"Ini siapa Din?" tanya bu Ratih penasaran.

"emmmm, yaudah Dina pergi dulu ya ma!" kata Dina yang terlihat bingung menjawab pertanyaan mamanya.

Kemudian Dina langsung menarik tangan Mamat untuk membawanya pergi dari hadapan bu Ratih.

"Siapa ya laki laki itu, ganteng juga. Mungkin laki laki itu yang telah membuat Dina jatuh cinta sehingga dia tidak mau lagi kembali lagi dengan Robby!" kata bu Ratih lirih, seraya melihat kepergian anaknya.

Setelah itu bu Ratih kembali masuk ke dalam cafe untuk menemui Robby.

"Maaf yaa Rob, mungkin Dina lagi pusing dengan kerjaan di kantornya, makanya dia bersikap seperti itu!" kata bu Ratih seraya duduk di bangkunya.

"Iya tan gak papa. Lalu bagaimana dengan hubungan saya dengan Dina tan, tante bisa bantu kan!" tanya Robby dengan tatapan serius.

"Maaf nak Robby, untuk masalah ini sepertinya tante tidak bisa bantu banyak. Karena ini masalah perasaan, dan tante tidak bisa memaksakan perasaan Dina. Jika memang kalian berjodoh pasti kalian akan bersama kembali!" jelas bu Ratih.

"Tapi kan tante sudah berjanji dengan saya jika akan membantu saya untuk kembali dengan Dina!" kata Robby.

"Tapi mau gimana lagi Rob, sepertinya Dina sudah tidak mencintaimu lagi!" kata bu Ratih.

"Yaudah kalau gitu tan, saya permisi!" ucap Robby, lalu langsung pergi meninggalkan bu Ratih.

Bu Ratih hanya menggelengkan kepalanya melihat kepergian Robby. Setelah itu diapun beranjak untuk pulang ke rumah.

*dimobil Dina*

"Kenapa kamu tadi bisa nyampe ke cafe?" tanya Dina seraya menyetir mobilnya.

"Saya tadi ngikutin bos pake sepeda, karena mau nganterin file ini.. dan sekarang sepedanya ketinggalan di parkiran!" jelas Mamat.

"Kamu tadi ngikutin saya pake sepeda?" tanya Dina tak percaya.

"Iyaa bos!" jawab Mamat singkat.

Setelah itu tak ada pembicaraan lagi. Dina mengambil handphonenya dan melihat pesan yang baru saja masuk di handphone nya.

"Maaf sebelumnya bos, alangkah baiknya jika tidak bermain handphone disaat menyetir!" kata Mamat dengan lembut.

"Berani beraninya kamu ceramahin saya. Mau saya bermain handphone mau televonan kek itu hak saya dan bukan urusan kamu!" seru Dina.

Mamat hanya diam dan tak berbicara apa apa lagi. Tiba tiba ada seorang yang menyeberang jalan, dan Dina tidak fokus melihat ke depan, sehingga hampir saja Dina menabrak orang tersebut.

"Awas bos!"seru Mamat.

Dina langsung mengerem mobilnya secara mendadak, untung saja tidak sampai tertabrak. Dina terlihat begitu shok setelah kejadian itu.

"Maaf yaa mas, kami tidak sengaja!" seru Mamat dari kaca mobil.

"Lain kali bawa mobil yang bener donk, pake mata!" kata laki laki yang hampir tertabrak. Kemudian langsung pergi begitu saja.

"Bos, gak papa kan?" tanya Mamat yang melihat bosnya masih terlihat shok.

"Gak apa apa, sory, saya gak fokus tadi. Kamu bisa nyetir kan?" tanya Dina.

"Bisa bos!" jawab Mamat.

"Yaudah kamu yang nyetir, saya masih shok!" kata Dina.

Kemudian mereka pindah posisi. Sekarang Mamat yang menyetir mobi Dina dan Dina duduk dikursi sebelahnya. Mamat kembali melajukan mobil menuju ke kantor.

Sesampainya di kantor, Dina tidak langsung menuju ke ruangannya, tapi dia menuju ke tempat karyawan karyawannya.

"Perhatian semuanya. Untuk hari ini saya minta semuanya untuk lembur. Jika ada yang protes silahkan angkat kaki dari perusahaan saya. Termasuk kamu juga,Mamat!" seru Dina. Setelah berkata seperti itu, Dina langsung pergi ke ruangannya.

Terlihat semua muka karyawannya terlihat cemberut dan kesal. Tapi apa daya, mau tidak mau mereka harus menuruti perintah bosnya. Apa lagi semua karyawan sudah pada tau sifat bosnya seperti apa. Lebih baik cari aman dari pada dipecat.

Pada saat Mamat sedang beberes di pantri, tiba tiba Ririn menghampiri Mamat.

"Mamat, lagi ngapain?" tanya Ririn basa basi.

"Eh mbak Ririn, ini mbak lagi bersih bersih aja, ada yang bisa saya bantu mbak?" tanya Mamat, yang masih dengan kesibukannya mengelap meja.

"Gak kok Mat, saya cuma lagi pengen kesini aja nemuin kamu, boleh kan!" kata Ririn dengan manja.

"Boleh mbak, tapi apa mbak Ririn tidak sibuk dengan pekerjaannya!" tanya Mamat.

"Tenang aja Mat, pekerjaan saya udah selesai semua kok!"

"Oh" jawab Mamat singkat.

Tanpa sepengetahuan Ririn dan Mamat, Dina ternyata sedang menguping pembicaraan mereka. Pada saat itu Dina berniat akan ke kamar mandi, tapi tanpa sengaja melihat keberadaan Ririn dan Mamat yang lagi mengobrol berdua di pantri.

"Mat, ada hal yang mau saya omongin sama kamu!" kata Ririn dengan malu malu.

"hal apa ya mbak?" tanya Mamat penasaran.

"Jadi begini Mat. Sebenarnya saya suka sama kamu sejak awal kita ketemu. Emmm....kamu mau gak jadi pacar aku?" tanya Ririn berterus terang dengan perasaannya. Dari awal melihat Mamat, Ririn sudah menyukai Mamat karena kegantengannya, dan Ririn selalu berusaha mendekati Mamat untuk bisa menarik hatinya. Tapi Ririn merasa tidak sabar dengan perasaannya tersebut, sehingga dia memberanikan diri untuk mengutarakan perasaannya terlebih dulu...

thanks😊

Terpopuler

Comments

Bujanglapuk Lapukk

Bujanglapuk Lapukk

lnjut thor..semngat

2020-12-14

0

Bujanglapuk Lapukk

Bujanglapuk Lapukk

hahahaha
asyik juga tuh jdi mamat..
mau dong...awok awok

2020-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!