Ririn dan Mamat dibuat terkejut dengan sikap Dina yang sangat marah. Ririn yang saat itu merasa takut hanya terdiam tanpa berkomentar apapun.
"Maaf bos, saya salah. Dan untuk file nya saya tarus disitu!" ucap Mamat seraya menunjuk ke rak buku disamping meja.
"Cepet kamu cari file itu, tapi sebelumnya kamu bersihin dulu pecahan vas itu!" perintah Dina.
"Iya bos!" ucap Mamat. Lalu dia beranjak membersihakan pecahan vas bunga yang sudah berserakan dimana mana. Setelah terpungut semua dia membawa keluar dan berniat membuangnya. Tapi tiba tiba Ririn mengikutinya dari belakang.
"Mamat, mending itu bunganya buat aku aja, sayang kan kalau dibuang. Lagian aku juga suka bunga kok. Bos aja yang aneh, masak cewek gak suka bunga sih!" kata Ririn dengan suara yang dipelankan karena takut terdengar oleh bosnya.
Lalu Mamat langsung menyerahkan pecahan vas dan bunganya kepada Ririn.
"Yaudah, sekarang kamu buruan masuk lagi yaa, kamu bantu bos cari file nya. Dan sebelum kamu mau lakuin apa apa mendingan kamu tanya aja dulu ke aku yaa, biar kamu gak kena marah sama si bos terus!" jelas Ririn. Setelah berbicara seperti itu, Ririn berjalan menuju ke ruangannya sambil membawa bunga dari Mamat. Lalu Mamat kembali masuk ke dalam ruangan Dina.
"Filenya disebelah sana bos!" ucap Udin.
"Yaudah sekarang cepet kamu cari sampai ketemu, kalau sampai file itu gak ketemu, kamu bukan hanya saya pecat tapi saya juga akan tuntut kamu karena kamu sudah ngilangin tender yang nilainya milyaran rupiah dan membuat rugi perusahaan saya!" seru Dina panjang lebar. Tiba tiba saya Dina tersandung kursi dan jatuh tersungkur ke lantai, Seketika Mamat mencoba menolong Dina.
"Apa apaan kamu, gak usah pegang pegang saya, saya bisa berdiri sendiri, mending kamu lanjutin aja nyari file nya!" kata Dina.
"Ini bos file nya udah ketemu!" kata Mamat seraya memberikan file tersebut kepada Dina.
"Terus ngapain kamu masih disini, sana keluar!" perintah Dina.
"Iya bos, apa masih ada yang bisa saya bantu lagi?" tanya Mamat, dan itu membuat Dina semakin jengkel.
"Saya bilang apa tadi, sana keluar, saya udah gak butuh bantuan kamu lagi!" seru Dina.
Mamat pun langsung beranjak keluaf dari ruangan Dina. Mamat setengah berlari karena takut kena semprotan Dina terus menerus.
"OMG, ini masih pagi, ada gak sih hal yang gak bikin gue stress!" keluh Dina seraya membanting tubuhnya diatas kursi kerjanya.
Setelah dirasa cukup tenang Dina kembali konsen ke pekerjaannya. Dia kembali mengecek file yang akan digunakan untuk meeting nanti. Setelah dirasa beres, Dina bersiap siap akan menemui kliennya disebuah cafe. Dina terlihat terburu buru karena sudah ditelevon pihak dari kliennya.
Saat ditengah perjalanan, dia kembali mengecek file yang akan dia gunakan untuk meeting. Dan baru dia sadari bahwa ada salah satu file yang penting yang tertinggal dikantor. Dina bingung, jika dia kembali ke kantor, maka waktunya tidak akan keburu, karena kaliennya sudah menunggu kedatangannya. Akhirnya Dina menelevon Ririn untuk mengantarkan file yang tertinggal.
"Halo Ririn, saya minta sekarang juga kamu antarkan file saya yang ketinggalan diruangan saya, jangan pake lama!" kata Dina lewat sambungan televon.
"Iya bos, baik!" ucap Ririn.
Tanpa pikir panjang, Ririn langsung menuju keruangan Dina dan mengambil file tersebut, lalu mencari Mamat untuk mengantar file kepada Dina.
"Mamat, aku boleh minta tolong gak?" tanya Ririn.
"Minta tolong apa mbak?" tanya Mamat balik.
"Tolong kamu antarkan file ini ke bos yaa, dia lagi meeting di browncafe!" kata Ririn, seraya menyerahkan file kepada Mamat.
"Tapi mbak, saya naik apa, motor saya abis bensin!" kata Mamat.
"Naik apa aja, yang penting ini nyampe ke bos ya!" kata Ririn.
"Yaudah kalau gitu mbak!"..
Mamat pun pergi dengan menggunakan sepeda ontel milik perusahaan. Dia mengayuh sepedanya dengan cepat, agar dia tidak terlambat mengantar file kepada bosnya.
Sedangkan Dina sudah sampai di cafe dimana dia akan menemui klienya. Saat Dina akan memasuki cafe, kebetulan sekali klien yang Dina akan temui menungguinya didepan.
"Halo pak, maaf sudah menunggu lama!" kata Dina seraya mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Iya bu tidak apa apa!" kata klien tersebut.
"Dan saya minta maaf juga karena file yang akan kita buat meeting tertinggal dikantor, tapi bapak tenang saja karena anak buah saya sudah dalam perjalanan mengantarkan file tersebut kemari!" jelas Dina.
"Oke bu Dina, no problem. Lagian tender yang saya ajukan ke perusahaan bu Dina juga saya ajuka ke perusahaan lain jadi saya ingin membandingkan perusahaan bu Dina dengan perusahaan tersebut. Jadi mungkin meetingnya bisa dilakukan next time saja!" jelas klien tersebut.
"Oh, jadi begitu yaa pak. oke gak papa, kita bisa meeting lain waktu!" kata Dina.
"Yasudah kalau begitu bu Dina, saya permisi!" kata kliennya.
"Iya pak!" ucap Dina.
"Ternyata dia ngajuin tender ke perusahaan yang lain, hmmm... mana lagi kunci mobil gue!" kata Dina ngedumel sendiri,seraya mencari kunci mobil didalam tasnya.
Tiba tiba Dina ditabrak dan menabrak seorang laki laki karena saling meleng tidak melihat ke depan.
"Maaf, maaf, saya gak sengaja!" kata lelaki tersebut.
"Oke, gak papa kok, lagian saya juga salah, saya gak lihat depan tadi!" ucap Dina.
"Kenalkan saya Farhan, kamu gak apa apa kan!" kata Farhan memperkenalkan diri. Dia terlihat tertarik kepada Dina dari pandangan pertama.
"Saya Dina. saya gak apa apa kok!" kata Dina seraya membalas uluran tangan Farhan.
"Oke, ini kartu nama saya, senang bisa berkenalan dengan anda!" kata Farhan,lalu menyerahkan kartu namanya kepada Dina.
"Oh, iya!" ucap Dina singkat, lalu merekapun berpisah. Dina segera menaiki mobilnya, dan melajukan mobilnya meninggalkan parkiran cafe tersebut. Saat itu juga Mamat juga telah sampai di cafe tersebut, dia melihat mobil Dina yang sudah berjalan menjauh. Mamat mencoba memanggil bosnya dengan berteriak berulang kali, tapi Dina tidak mendengarnya. Dia tetap melajukan mobilnya. Mamat pun mengejar mobil Dina.
Dalam perjalanan balik menuju kantornya, Tiba tiba handphone nya berbunyi, ternyata panggilan dari mamanya.
"Iya ma, ada apa?" tanya Dina setelah mengangkat televonnya.
"Mama tunggu sekarang di cafe green yaa, ada hal yang pengen mama omongin sama kamu!" kata bu Ratih.
"Aduh ma, Dina gak bisa, Dina lagi sibuk banget di kantor, memangnya gak bisa dibicarain di rumah aja!" keluh Dina.
"Gak bisa Din, ini penting. Mama tunggu sekarang juga di cafe yaa!" kata bu Ratih lalu langsung mematikan televonnya.
Akhirnya mau tidak mau, Dina menemui mamanya di cafe tersebut. Sebenarnya Dina tidak ingin kesana, tapi Dina kasihan kepada mamanya karena telah menunggunya di cafe green.....
...TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA😊🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
lalalisa
Hai kak ceritanya menarik aku suka, udah aku like juga. Btw jangan lupa mampir yah ke karya ku, judulnya :
"pengagum kakak santri"
2021-01-11
0
Bujanglapuk Lapukk
lnjut thor..
semngat 45 thor
2020-12-13
0