Malam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Dina yang baru menyelesaikan pekerjaan kantornya berniat akan pulang. Malam itu hujan turun dengan derasnya. Saat Dina berjalan keluar pintu kantornya, tiba tiba handphone nya berbunyi, nomer yang tak dikenal Dina. Sebenarnya Dina ragu ingin mengangkat panggilan televon tersebut, tapi Dina berfikir bahwa yang televon adalah kliennya, lalu ia pun mengangkat panggilan tersebut.
"Halo" ucap Dina setelah tersambung.
"Halo Dina, apa kabar?" kata seseorang dari ujung televon.
"Robby? ngapain kamu televon aku?" kata Dina ketus.
"Aku televon kamu, karena aku kangen sama kamu...emangnya kamu gak kangen juga sama aku?" kata Robby.
"Masih berani yaa kamu televon aku, kita itu udah gak ada hubungan apa apa lagi, jadi gak usah ganggu hidup aku lagi!" seru Dina.
"Santai aja donk Din, jangan marah marah gitu, maafin aku yaa karena dulu udah duain kamu, tapi sekarang aku udah putus kok sama tunangan aku!" kata Robby.
"Terserah kamu mau putus atau enggak itu bukan urusan aku, sekarang aku minta jangan televon televon aku lagi!" kata Dina mulai emosi.
"Please Din, kasih aku kesempatan sekali lagi!" kata Robby.
"Udah deh, awas aja kalau kamu masih hubungin aku lagi!" ucap Dina,setelah itu Dina langsung mematikan sambungan televonnya.
Karena saking emosinya dia melempar handphone nya kearah sembarangan, dan tanpa sengaja handphonenya mengenai Mamat, yang pada saat itu habis keluar ke supermarket membeli sabun pel. Dengan sigap Mamat langsung menangkap handphone Dina. Lalu mendekati Dina dan mengembalikan handphone nya.
"Handphone nya bos!" kata Mamat seraya memberikan handphone kepada Dina.
Dina hanya diam dan mengambil handphone yang ada di tangan Mamat, wajah Dina pada saat itu nampak gugup dan sedikit malu.
"Ngapain kamu masih disini!" kata Dina.
"Saya kan OB bos, jadi pantang pulang sebelum bos pulang!" jawab Mamat.
"Yaudah, pulang sana!" kata Dina.
Mamat kemudian berjalan memasuki kantor, tapi tatapannya masih saja tertuju pada Dina. Dina pun terlihat bingung dan gugup.
Saat Dina akan berjalan menuju mobilnya, dia bingung karena hujan masih turun dengan derasnya. Dengan sigap dan tanpa diperintah, Mamat langsung mendekati Dina kembali,untuk memayungi Dina menuju mobilnya.
"Mari bos, saya payungi!" ucap Mamat.
Dina tidak berkata apa apa, dia hanya menyunggingkan sedikit senyuman kepada Mamat. Setelah Dina masuk kedalam mobil, Mamat masih terlihat berdiri disamping mobil Dina dengan membawa payungnya. Dari dalam mobil Dina menatap Mamat yang yang sebagian bajunya terluhat basah karena kehujanan.
"Selama gue jadi atasan, baru kali ini ada karyawan gue yang rela basah basahan mayungin gue. Dan kelihatannya dia sangat tulus dan bela belain pulang malem juga buat nungguin gue. Kok gue malah jadi mikirin ini OB sih...!" kata Dina dalam hati.
Kemudian Dina melajukan mobilnya untuk pulang. Sedangkan Mamat, masih berdiri menatap mobil bosnya sampai tak terlihat. Setelah itu, Mamat beranjak untuk segera pulang. Lalu dia mengedarai sepeda motornya dan melaju menerjang derasnya hujan malam itu.
Sesampainya Dina dirumah, dia langsung menuju ke kamarnya, saat dia akan memasuki kamar, tiba tiba mamanya memanggil.
"Dina!" seru mamanya.
"Iya ma, ada apa!" kata Dina menghentikan langkahnya.
"Mama mau ngomong sama kamu!" kata mamanya.
"Mau ngomong apa ma, Dina hari ini bener bener lagi capek banget, besok aja yaa ngomongnya, Dina mau istirahat dulu ma!" ucap Dina.
"Gak bisa Din, mama maunya ngomong sekarang, tau sendiri kan waktu kamu selalu kamu habiskan terus dikantor!" ucap mamanya.
"Sayang, mama tau kalau kamu melakukan ini semua sebagai rasa tanggung jawab kamu terhadap perusahaan papa kamu, tapi kamu harus mikirin juga tentang masa depan kamu sebagai seorang wanita, apa kamu akan selamanya sendiri seperti ini, tidak ingin menikah dan menjadi seorang istri!" kata mamanya panjang lebar.
"Ma, tolong ma jangan bahas soal itu lagi!" kata Dina.
"Tapi Din, mama pengen cepet cepet punya cucu, kamu kira mama gak iri lihat temen temen mama semuanya sudah pada punya cucu!" seru mamanya.
"Please ma, Dina masih sibuk dengan pekerjaan dikantor, Dina belum pengen nikah, lagian cowok jaman sekarang gak ada yang bisa dipercaya!" Kata Dina.
"Kamu gak boleh bicara seperti itu Din!" kata mamanya sedih.
"Udah ya ma, jangan bahas tentang masalah itu lagi, karena itu semua gak penting buat Dina. Lagian sekarang Dina lagi ngerjain tender besar buat perusahaan kita!" jelas Dina.
"Tapi Din!" kata mamanya terputus..
"Sekarang mama istirahat yaa, udah malem, Dina juga mau istirahat!" kata Dina, setelah itu dia masuk ke dalam kamar. Sedangkan mamanya masih berdiri didepan kamar Dina, dia nampak sedih memikirkan anak gadisnya. Dia takut jika Dina sudah mati rasa terhadap laki laki, dan menjadi perawan tua.
Sesampainya di rumah, Mamat langsung mandi. Setelah mandi dia menuju kamar tidur untuk beristirahat.
"Mat, Mamat..!" seru emaknya seraya mengetuk pintu kamar Mamat.
"Iya mak, masuk aja, gak dikunci!" jawab Mamat.
"Udah makan belum Mat, sono makan dulu, emak udah gorengin telur buat kamu!"kata Emaknya.
"Mamat udah makan mak di kantor tadi!" jawab Mamat.
"Eh gimana Mat kerjaan kamu di kantor.. kamu betah kan?" tanya emak.
"Iya mak, Mamat betah kok!" jawab Mamat
"Syukur alhamdulillah kalau gitu Mat, emak seneng dengernya. Yaudah kalau gitu kamu buruan tidur, besok pagi kan harus kerja lagi!" kata emak.
"Iya mak, emak juga tidur yaa!" kata Mamat.
Kemudian emaknya keluar dari kamar, menuju ke kamarnya sendiri. Sedangkan Mamat belum bisa memejamkan matanya. Entah kenapa pikirannya masih terbayang dengan bosnya. Mamat merasa saat bertemu dengan Dina pertama kali hatinya merasakan hal yang berbeda, entah itu apa, Mamat belum bisa menyadarinya. Setelah lelah berfikir akhirnya Mamat pun bisa memejamkan matanya dan terlelap bersama mimpi indahnya.
Sedangkan Dina yang masih terduduk disamping ranjangnya, masih memikirkan perkataan dari mamanya. Entah kenapa saat ini Dina masih belum bisa menemukan seseorang yang dapat dia percaya. Perasaan Dina yang setelah dibohongi oleh Robby, mantanya hingga saat ini dia masih takut untuk menerima laki laki dihatinya. Dina takut jika dia dibohongi kembali.
Karena pada saat itu Dina mencintai Robby, dia sudah mempercayai Robby. Tapi pada akhirnya kepercayaan dan rasa cintanya malah dikhianati oleh Robby. Diam diam Robby telah selingkuh dibelakangnya, hingga membuat hatinya hancur dan kecewa.
*TERIMAKASIH SEMUANYA... SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN NOVEL TERBARU SAYA YAA...
MOHON MAAF JIKA ALURNYA KURANG BERKENAN DIHATI KALIAN, DAN MASIH BANYAK KESALAHAN PADA PENULISANNYA. SAYA HARAP KALIAN SEMUA TERHIBUR.
SEKALI LAGI SAYA UCAPKAN TERIMAKASIH😊🙏*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Bujanglapuk Lapukk
lanjut thor...mulau suka nih ama crita nya..
2020-12-12
1