part 2

Tanpa harus menunggu lama, Mamat langsung diajak Ririn menuju keruangan Dina. Di ruangannya Dina masih terlihat emosi, karena dari awal dia masuk ke kantor sampai sekarang,dirinya hanya dibuat emosi oleh karyawan dan orang orang yang ada dikantornya.

"Sial bangetgue hari ini. Dari pagi udah harus marah marah, bikin make up gue luntur aja!" kata Dina mengomel sendiri diruangannya. Dia pun mengambil tas make up nya, dan merias wajahnya kembali. Pada saat Dina sedang dandan, tiba tiba pintu diketuk dari luar.

"Masuk!" kata Dina singkat.

"Maaf bu bos, ini OB yang baru!" kata Ririn.

"Yaudah sana langsung suruh dia kerja, ngapain sih pake nunjukin ke saya segala!" kata Dina tanpa melihat ke arah Ririn dan Mamat. Dina masih terlihat sibuk dengan merias wajahnya.

"Tapi bu, apa tidak di interview dulu!" tanya Ririn.

"Alah, kamu kan juga bisa, kenapa harus saya sih. Atau suruh aja dia langsung kerja gak usah pake acara interview interview segala!" kata Dina kembali.

"Selamat pagi bos, perkenalkan saya ingin melamar menjadi OB baru disini!" kata Mamat.

"Iya, udah sana langsung aja kerja ya!" kata Dina membelakangi mereka.

"Baik bu bos, permisi!" kata Ririn. Lalu mereka beranjak keluar dari ruangan Dina.

Seketika Dina langsung berbalik melihat mereka keluar ruangan..

"Perasaan suaranya kayak pernah denger yaa, tapi dimana?" kata Dina mencoba mengingat ingat.

Ririn kemudian memberikan seragam OB kepada Mamat. Setelah itu, Ririn memperkenalkan Mamat kepada seluruh karyawan yang bekerja diperusahaan tersebut.

"Perhatian semuanya, perkenalkan ini Mamat, OB baru di kantor ini!" seru Ririn.

"Perkenalkan saya Mamat, jika butuh sesuatu silahkan bilang ke saya!" kata Mamat memperkenalkan diri.

Semua karyawan wanita langsung terpana melihag ketampanan Mamat, mereka langsung beranjak dari tempat duduknya dan mendekati Mamat.

"Mat, buatin aku kopi donk!" kata salah satu karyawan wanita.

"Aku mau dibuatin teh ya Mat, yang manis kayak kamu!" kata karyawan wanita yang lain.

Tiba tiba Dina datang. Dia melihat kerumunan dan langsung memarahi semua karyawannya.

"Eh ada apa ini, kalian semua mau saya pecat!" seru Dina.

Mamat langsung mengarahkan pandangannya kepada Dina. Mamat merasa sangat terkejut melihat Dina yang tiba tiba datang dan langsung marah marah.

"Kamu.....!" seru Mamat seraya menunjuk ke arah Dina.

"Kamu....... Ririn, siapa yang suruh dia terima kerja disini!" seru Dina tak kalah terkejutnya.

"Kan bu bos tadi yang nyuruh langsung nerima tanpa harus diinterview dulu.. bu bos lupa ya!" kata Ririn.

Dina langsung terlihat bingung. Dia pun mengingat kata katanya tadi. Memang Dina yang menyuruhnya untuk langsung menerima OB baru tanpa harus melalui tes tes dan interview.

"Bos?... maaf mbak saya tidak tau kalau anda bos disini!" kata Mamat, yang merasa bersalah atas kejadian ditoilet tadi.

"Udah bu bos, gak papa, lagian kita juga lagi butuh OB dadakan kan!" kata Ririn.

"Ya..yaudah, tapi mulai sekarang kamu harus panggil saya dengan sebutan Bos, dan jangan sekali sekali masuk ke toilet pribadi saya, ngerti!" kata Dina, yang akhirnya mau menerima Mamat.

"Siap Bos,laksanakan!" kata Mamat.

Setelah itu Dina langsung pergi dari tempat tersebut. Perasaannya sedikit malu, karena sudah salah menerima orang tanpa melihatnya terlebih dahulu. Tapi mau tidak mau dia harus mau menerima Mamat sebagai OB baru dikantornya. Karena memang dia sendiri yang sudah menerimanya, dan di samping itu kantornya memang lagi membutuhkan seorang OB.

"Mamat, jangan terlalu diambil hati sama perkataannya si bos yaa, soalnya memang si bos itu orangnya jutek, galak!" kata Ririn.

"emmm... makannya apa sih, kok galak gitu!" kata Mamat.

"Cabe kali, makanya bisa galak kayak gitu!" ucap Ririn dengan tertawa.

"Yaudah, sekarang kamu bisa mulai bekerja, selamat bekerja yaa Mamat, semoga kamu betah!" kata Ririn.

"Oke mbak, terimakasih!" kata Mamat.

Diruangannya Dina terlihat sibuk dengan pekerjaannya. Dina adalah tipe perempuan yang pekerja keras, disiplin dan juga mandiri. Saat dirinya sedang sibuk menyelesaikan pekerjaan kantornya, tiba tiba handphonenya berbunyi. Mamanya yang memanggil, tanpa pikir panjang Dina langsung mengangkatnya.

"Halo ma, ada apa?" tanya Dina.

"Halo sayang, gak ada apa apa kok, mama cuma mau ngingetin kamu jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan kamu donk, kamu juga harus mikirin kesehatan kamu!" kata Mamanya dari ujung televon.

Pada saat Dina menerima televon dari mamanya, Mamat masuk ke ruangannya dengan membawa secangkir teh.

"Iya ma, Dina tau, tapi akhir akhir ini pekerjaan Dina dikantor lagi banyak, apalagi semua karyawan Dina kerjanya banyak yang gak beres, jadi Dina harus ngelurusin semuanya!" jelas Dina.

"Tapi kamu gak harus memforsir tenaga kamu terus menerus, lagian ada yang mau mama omongin sama kamu!" kata Mamanya.

"Mau ngomona apa ma, ngomong aja sekarang, lewat televon kan juga bisa!" kata Dina.

"Gak bisa Din, kamu harus pulang sekarang, pokoknya mama tunggu!" seru mamanya.

"Yaudah deh ma terserah, nanti Dina usahain cepet pulang!" kata Dina. Lalu menutup televonnya.

Mamat yang sedari tadi berdiri dibelakang Dina, tanpa sengaja mendengar pembicaraan Dina dengan mamanya ditevelon.

"Maaf bos, kalau orang tua menyuruh anaknya pulang, itu berarti tandanya orang tua kangen dan perhatian sama kita!" kata Mamat secara tiba tiba, dan itu membuat Dina terkejut, karena Dina baru menyadari keberadaan Mamat dibelakangnya.

"Ngapain kamu tiba tiba ada disini, dan berani beraninya kamu nyeramahin saya, kamu nguping yaa dari tadi!" seru Dinaarah marah.

"Ma...maaf bos!" kata Mamat takut.

"Kamu dengar yaa, kamu jangan sembarangan masuk ke ruangan saya. Sebelum masuk harusnya kamu ketuk pintu dulu. Sekali lagi kamu masuk tanpa ketuk pintu dulu saya pecat kamu, ngerti!" seru Dina yang langsung beranjak dari duduknya.

Dina kali ini merasa benar benar marah, karena baru kali ini ada orang yang berani masuk ke dalam ruangannya tanpa ketuk pintu terlebih dahulu. Dan yang membuatnya lebih marah lagi, dirinya merasa diceramahi oleh OB barunya.

"Iya bos, maaf saya salah!" kata Mamat.

"Yaudah sekarang kamu keluar!" kata Dina.

Kemudian Mamat langsung keluar dari ruangan Dina. Saat keluar pintu Mamat bertemu dengan Ririn.

"Mamat, aku pulang duduan yaa... kamu pulangnya nunggu bos kalau dia udah pulang duluan,baru kamu boleh pulang. Oh iya ini nomer televon aku, kalau ada apa apa kamu bisa televon aku, dada Mamat!" kata Ririn, yang menyerahkan kartu namanya kepada Mamat. Lalu Ririn beranjak pergi untuk pulang.

"Kasihan amat si bos, cantik cantik tapi galak, gimana mau laku kalau galaknya kaya nenek lampir!" kata Mamat pelan.

Dia pun kembali ke pantri, tanpa memikirkan omelan bosnya. Meskipun baru bekerja disana tapi dia sudah merasa terbiasa dengan omelan bos nya....

...TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA😊🙏...

Terpopuler

Comments

Cinta Marisa

Cinta Marisa

Dua like mendarat di sini thor. Tetep semangat ya, mari saling mendukung, Salam hangat dari ISTRI YANG DIRAHASIKAN

2020-12-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!