Hai hai ,. Author membawa dengan cerita baru nie.
Semoga suka ya,. ini adalah kelanjutan dari kisah "Beasiswa Penuntun Jalan Hidupku. Tapi disini tokoh utamanya diganti yah.
.
.
Happy Reading
***
"Buka sana, pasti pengawal baru. Heran deh aku, bapak tu selalu over khawatirnya. Orang aku bisa mandiri juga Ngapain pake pengawal segala. Kek aku ini tuan putri saja pake pengawal." kataku kesal.
Aku pun lalu masuk ke kamarku. Aku biarkan Retno mengurus semuanya. Aku paling malas dengan urusan pengawal segala. Apalagi masih muda. Kalau Kak Arya tahu, bisa complain dia.
Aku hendak menelpon Kak Arya tapi teleponku ditolak.
"Ini kemana sih, giliran aku yang nelpon selalu sibuk." kataku kesal.
Aku pun lalu tiduran dikamar. Kebetulan aku tidak ke kampus. Karena aku masih menunggu surat pengantar magang jadi.
tok tok tok
"Mbak, Mas Bagus datang tu." teriak Retno dari luar kamarku.
"Kamu jelasin saja apa tugas - tugas nya. Aku masih ngantuk." kataku
"Udah, tapi dia mau ketemu dengan Mbak." kata Retno.
"Ogah, ngapain pengawal baru kurang ajar kek gitu. Aku perintahkan saja dia buat nganterin kamu ke kampus." kataku
"Mbak, tapi orang nya ganteng lho." kata Retno
"Bodo amat." kataku
Retno pun masih ngetok ngetok pintu kamarku. Tapi tidak aku hiraukan. 15 menit kemudian Retno kembali ngetok pintu.
"Mbak, aku mau berangkat ke kampus dulu ya. Aku mau naik motor." kata Retno.
"Suruh pengawal baru itu nganter kamu saja. Kamu uji dia geh, pecus g dia bekerja." kataku
"Mbak nggak mau lihat dia dulu?" goda Retno
"Ogah,. Aku lagi nunggu telepon dari Kak Arya." kataku
"Yaudah kalau gitu aku berangkat ya mbak. Mas Bagus aku persilakan masuk ke kamarnya ya." kata Retno.
"Ya" kataku
Setelah itu aku pun lalu membuka laptop. Aku mencoba membuat outline rencana proposal tesisku. Beberapa jam kemudian aku tertidur. Tapi langsung bangun karena HP ku berbunyi.
📞📞📞
Bapak memanggil.
"Pasti ni Bapak bakalan marah - marah karena aku nggak mau nemui pengawal baru itu. Dasar tukang ngadu" gumamku.
Aku sebenarnya nggak mau angkat telepon. Tapi bapak terus saja menelpon.
"Swastyastu Pak, ada apa? Adik lagi buat outline proposal tesis ni." kataku
"Swastyastu, lama banget angkat teleponnya. Bagus sudah datang belum?" tanya Bapak.
"Sudah, lagi istirahat di kamarnya tu." kataku
"Udah kamu temui?" tanya Bapak.
"Sudah" kataku bohong.
"Jangan menguji kesabaran bapak. Temui Bagus sekarang. Tidak sopan banget jadi anak. Kalau kamu nggak mau nemui Bagus. Semua fasilitas y a ng bapak berikan ke kamu bapak tarik." bentak Bapak.
Aku sebenarnya ogah dan sebel sama bapak. Toh kalau mau ditarik ya nggak papa. Kan aku dapat beasiswa ini. Uang kiriman dari bapak kan masih utuh di ATM. Paling kalau mau ditarik ya narik mobil. Bukannya bagus, aku bebas naik motor. Toh motor ku itu, aku beli dari hasil ngumpulin aku ikut proyek di jurusan.
Tapi aku tidak mau berantem sama bapak hanya gara - gara pengawal ngeselin itu. Belum bertemu saja sudah membuat hidupku repot. Bagaimana kalau nanti ketemu. Pasti orang nya hitam, jelek, ngeselin. Huh sungguh sangat menyebalkan.
Bagus Torodipo.
Lelaki gagah ini adalah utusan dari Bapak nya Icha. Dia bertugas menjaga ku. Selain itu, dia juga bertugas sebagai pengawal dan driver nya Icha. Orangnya lembut, cool, dan dingin. Tapi Icha tidak begitu menyukai pas di awal - awal ketemu. Karena Bagus ini orang nya selalu laporan ke bapaknya Icha. Sehingga membuat Icha geram dan berusaha menyingkirkan Bagus dari sisi nya.
"Bapak ih menyebalkan, iya ntar aku temui." kataku
"Awas ya jangan bikin ulah. Kalau nakal ntar bapak tukerin lho sama orang lain." ancam bapak sambil tersenyum
"Emang adik barang apa, bisa ditukar- tukar." kataku
"Kalau nakal dan susah diatur ya ditukar sama anak apa kek yang gampang diatur. Kalau kamu masih nggak mau turun ke bawah dan temui Bagus. Bapak beneran nggak akan kasih izin kamu pacaran sama Arya. Sekarang juga, bapak akan telepon ayahnya Arya. Bapak serius dan tidak bercanda." kata Bapak.
Setelah itu teleponnya pun lalu dimatikan. Aku pun jadi sangat sebal dengan bapak. Lalu aku banting HP ku di kasur.
"Awas saja ya, jadi laki kok tukang ngadu. Belum pernah dikasih sambel dengan 5 kg cabe kali ya tu mulut lakik." kataku sebal.
Awalnya aku ingin turun. Tapi HP ku berbunyi lagi. Dengan malas aku lihat layar HP ku. Aku kira yang telepon bapak tapi ternyata my sweet honey.
"Swastyastu sayang." sapaku
"Swastyastu babe, maaf ya tadi tidak angkat. Aku baru saja pulang dari kantor. Ada apa? Oh iya, gimana pengawal barumu?" tanya Kak Arya.
Aku pun lalu mengadu ke Kak Arya. Berharap dia memiliki solusi atas masalah ini.
"Pengawal nyebelin itu bisa - bisanya selalu ngadu sama Bapak. Aku kan belum menemuinya, Kak. Trus barusan bapak telepon. Jika Aku nggak nemui Bagus. Maka semua fasilitas akan ditarik sama bapak. Aku sih bilang tarik saja pak, nggak masalah. Eh, bapak menemukan cara agar aku tidak berkutik." kataku
"Cara apa?" tanya Kak Arya
"Bapak ngnacam akan telepon Om Devananda. Ayahnya kakak dan langsung akan memutuskan hubungan kita, Kak. Ngeselin kan bapak?" kataku
Kak Arya pun lalu diam sesaat.
"Kak, hallo... kakak masih di sana kan?" tanyaku
"Ah iya, yaudah sih Dek. Sebaiknya adik temui dia. Jangan buat masalah dengan bapak." saran Kak Arya
"Tapi kata Retno orangnya ganteng, trus maish jomblo lho." kataku
Kak Arya pun langsung tertawa cekikikan.
"Kenapa? Kakak nggak cemburu" tanyaku
"Ngapain kakak cemburu. Kan kata Retno. Bukannya kamu bilang kalau pengawal yang selalu dikirim bapak tu jelek - jelek? Ngapain kakak harus cemburu? Lagian masa kamu membandingkan kakak dengan pengawal sih? Kalau mau membandingkan tu dengan CEO muda. Kakak baru akan cemburu." kata Kak Arya.
"Baiklah, aku ikuti saran kakak." kataku
"Baik - baik ya sama pengawal baru. Trus sepertinya dia akan terus mematai - marah adek tu. Hati - hati ya sayang." kata Kak Arya.
Setelah itu teleponnya ditutup. Aku pun hendak keluar. Aku juga merasa sangat lapar. Karena ini sudah pukul 12 an. Jadi sudah waktunya makan siang. Aku sih rencana mau nyuruh pengawal baru buat beliin aku bakso. Tapi belum sempat aku mau turun. Pintu kamarku sudah diketok oleh seseorang.
tok tok tok
"Permisi mbak Icha, izin saya Bagus. Mbak, mau makan siang pake apa?." kata seseorang di seberang pintu.
Aku pun punya ide untuk mengerjai dia. Lalu kalau dia tidak berhasil. Maka aku akan bilang bapak buat mecat dia.
"Bagus, tolong belikan aku bakso yang ada di ujung jalan deket dengan SMP ku dulu. Bakso beranak ya, awas jangan sampe salah." kataku dari dalam pintu.
"Siap mbak laksanakan." katanya lagi.
"Satu lagi jangan pake lama. Aku lapar banget. Trus jangan sampe ngadu ke bapak. Awas ya kalau sampe ngadu. Aku nggak akan ampuni kamu." kataku
"Siap" katanya
Setelah itu aku pun puas sudah ngusilin dia. Dia harus membayar apa yang telah dia lakukan hari ini.
15 menit kemudian
tok tok tok
"Mbak, izin bakso nya sudah siap di meja makan." katanya
"Taruh saja, ntar tunggu Retno pulang. Aku malas makan. Nggak jadi lapar." kataku
Mungkin dia diseberang sana lagi ngamuk dalam hati. Hahaha,. emang enak dikerjai.
"Mbak, tapi kalau nunggu mbak Retno pulang kan masih sore. Nanti keburu dingin enggak enak lho." katanya lagi.
"Lha elo tinggal panasin lah nanti." kataku
"Tapi maaf mbak, saya bukan asisten rumah tangga. Tugas saya adalah menjaga mbak Icha." katanya
Hahaha..Aku pun senang. Karena dia marah. Aku berharap dia tidak betah sama aku.
"Mbak, buka dulu pintu nya. Saya harus membuat laporan ke bapak." katanya
"Lha, tinggal buat ya buat saja. Apa hubungannya sama aku?" tanyaku
"Tapi kalau mbak enggak mau menemui saya. Saya akan bilang ke bapak. Biar bapak segera telepon ayah pacar nya mbak." katanya lagi.
Aku pun sebel dengan dia. Serta langsung melangkahkan kaki menuju pintu.
"Dadar kurang ajar banget." batinku
Aku pun melangkahkan kaki dan akan membukakan pintu.
***
Terimakasih ya readers telah berkenan untuk membaca karya ku ini. Semoga suka ya ... Semoga tidak bosan dengan karya sederhana ini.
Jangan lupa untuk klik like, vote, dan rate ya.
next :
Kira - kira bagaimana ya reaksi Icha setelah ketemu dengan pengawal baru nya?
With love
Citralekha
##
Jangan lupa mampir juga di novel ku yang lain ya :
Kekasih dari Abad ke - 9
Beasiswa Penuntun Jalan Hidupku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Windy Veriyanti
wow...pengawalnya cakep
2021-02-25
1
Shan
nyimak dlu
2021-02-09
1
Diah Ratna
kaget liat muka m body bagus
2021-02-08
1