saat berada di lift ara tampak memikirkan ucapan nisa tadi. dia nampak gugup dan takut kalau CEOnya itu seperti apa yang dikatakan nisa tadi.
"tingg"
pintu lift terbuka.
ia berjalan menuju meja depan pintu ruangan CEO itu. lebih tepatnya meja sekertaris rifqi.
"permisi mba.. saya mau bertemu dengan pak direktur, ada nggak yha mba" kata ara kepada sekertaris rifqi yang bernama SHINTA itu.
"maaf. sudah membuat janji?"
"itu mba, saya dari devisi keuangan. tadi disuruh pak aldy untuk menyerahkan laporan mbak"
"ohh oke tunggu sebentar"
sang sekertaris pun mengetuk pintu sang direktur dan membukanya.
"maaf pak ada karyawan dari devisi keuangan mau menyerahkan laporan pak"
"suruh dia masuk"
shinta pun menyuruh ara masuk dan shinta kembali ke mejanya.
"permisi pak saya dari devisi keuangan mau menyerahkan berkas laporan perusahaan pak"
"hmm" jawab rifqi yang masih menundukkan kepalanya sambil membaca berkas.
ara pun membacakan laporannya didepan direkturnya itu.
setelah selesai membacakan laporannya, ara berkata
"sudah selesai pak. mohon tanda tangannya"
"taruh situ" jawab rifqi
ara pun bergumam dalam hatinya.
"kok aku kaya kenal suaranya yha"batin ara
"pantesan dibilang galak. orang aku ngomong panjang lebar jawabnya cuma hmm hmm"gumamnya dalam hati lagi.
rifqi pun menaikkan kepalanya dari berkas yang dibacanya hendak melihat siapa karyawan devisi keuangan tersebut yang kelihatan pintar dalam menyampaikan laporannya.
"deggg"
ara maupun rifqi sama sama kaget.
"m ma mas rifqi kok disini? " tanya ara bingung.
" seharusnya aku yang tanya kamu ngapain disini" timpal rifqi.
" yha aku kerja lah mas.. terus mas ngapain disini?"
"yha aku kerja lah ngapain lagi?"
"ja jadi mas rifqi direktur disini?"
"menurutmu?"
"kenapa aku baru sadar kalau nama belakang mas rifqi sama dengan nama perusahaan ini. pantesan punya rumah gede bangettt"gumam ara dalam hati.
" berarti dia nggak tau kalau aku direktur perusahaan ini. apa dia pura pura ngga tau biar ngga keliatan kalau mau ngincar hartaku?"gumam rifqi dalam hati.
"inget yha ini area kerja. kita berperilaku layaknya atasan bawahan. dan satu lagi, tidak ada yang boleh tau status pernikahan kita" ucap rifqi tegas.
"ba baik mas.. kalau gitu aku keluar dulu"
"hmm"
ara pun keluar dari ruangan direktur itu dengan jantung berdegub kencang.
ara pun beranjak ke kamar mandi dan berdiri didepan cermin kamar mandi.
"huhh kenapa jantungku berdegub kencang gini yha. apa aku udah jatuh cinta sama mas rifqi?. tapi kan ga salah kan mas rifqi suamiku. masak gak boleh cinta sama suami?"gumamnya dalam hati.
ia pun kembali mengingat perlakuan rifqi padanya dan penyakit yang dideritanya.
"tingg" suara notifikasi pesan masuk dari handphone ara.
"ara ini aku dokter nita. dari hasil pemeriksaan kemarin sebaiknya aku saran kan kau untuk mencoba melakukan cuci darah" ara membaca pesan itu sambil mengeluarkan air matanya.
"nanti sore aku akan kerumah sakit dok untuk pemeriksaan" balas ara.
sepulang dari kantor pun ia bergegas ke rumah sakit.
"ara, sebaiknya kau cuci darah saja ar. mengingat kondisimu saat ini. aku takut akan semakin memperparah penyakitmu. dan satu lagi aku sudah tau kalau kau sudah bersuami. apa kau tak memberi tahu suamimu tentang kondisimu. di kondisi seperti ini kau tidak boleh hamil dulu karna akan membahayakan nyawamu sendiri dan juga anakmu nanti "
"tidak! aku tidak memberi tahunya. aku takut ia akan khawatir denganku. lagian suamiku bekerja diluar kota ia tak mungkin tau"
"ara.. ara .. apa kau pikir aku percaya padamu? aku tau kau adalah istri rifqi kan?" jawab dokter nita.
"ba bagaimana kau tau dok. bahkan pernikahanku pun hanya dihadiri keluarga dan beberapa kolega bisnisnya"
"apa kau lupa denganku. aku ini kan sepupu rifqi.
. aku kemarin juga datang dipernikahanmu tapi saat aku ingin mengucapkan selamat hanya ada rifqi. katanya kau sedang ke kamar mandi. lalu bagaimana? apa rifqi memperlakukanmu dengan baik? kudengar kalian menikah karna perjodohan?"
"ba baik.. rifqi memperlakukanku dengan baik dan lembut"jawab ara.
"aku terpaksa berbohong demi mu mas.. karna aku tau perlakuanmu padaku itu merupakan hal wajar karna kau membenciku"gumanya dalam hati
ara tampak berfikir sejenak.
"apa aku gunakan kartu yang diberikan mas rifqi saja dulu yha? nanti kalau aku gajian aku akan menyicilnya" lirihnya dalam hati.
jangan lupa VOTE , LIKE dan MENINGGALKAN JEJAK KOMENTAR YHA GUYSS..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Ita rahmawati
si rifqi nyà pasti nti salah faham nih
2023-12-29
2
Inuyasa
pnya suami kok gitu amat ,iiih amit amit dah.
2022-04-23
1
Khairin Bungsu
klau Ara sakit kapan sesi bahagianya setelah penderitaan
2021-12-29
0