Ch. 04. - Parasit Abnormal

Jakarta, 15 Februari 2042

"HOAAAAAMMMMM...."

Uapan panjang disertai meregangkan tubuhku yang pegal menjadi hal yang pertama yang kulakukan begitu bangun sore ini...

Bentar...

SORE!!!

Ampas, aku ketiduran!

Habis deh, pasti dimarahi habis-habisan nih kalau aku balik ke sekolah... Ah, bodo deh, anggap aja istirahat... He he he...

Kuambil tasku malas, kemudian dengan sedikit berlari kecil, aku kembali ke sekolah.

. . .

"Udah sore loh ini Nan..." Tegur pak Usman yang sudah siaga di depan gerbang sekolah...

"Maaf pak, ketiduran tadi di taman... Hehehe,"

Raut wajah pak Usman berubah menjadi kesal, kemudian kasihan...

"Tadi kamu dicariin sama pak Jimin dan pak Joko, besok kamu disuruh menghadap ke ruang BP,"

"Iya pak..."

"Ya sudah, ambil sana sepedamu, jangan diulangin lagi perbuatan gini ya, tar saya yang kena getahnya," kata pak Usman seraya melangkah kembali ke pos satpam.

Sambil mendesah kesal, kulangkahkan kakiku pelan menuju parkiran sepeda. Sesampainya disana, kulepaskan kuncinya dan kukayuh sepeda ku pelan menuju gerbang sekolah. Setelah memberi salam pada pak Usman yang menjaga gerbang depan sekolah, akupun memacu sepedaku kencang, pulang menuju rumah.

Sepanjang perjalanan pulang, banyak hal yang kupikirkan. Seperti misalnya : gimana nanti omelan ibu karena aku SANGAT terlambat pulang, nasihat sok bijak ayahku, ejekan adik perempuanku, senyuman manis Thea, dan alasan apa yang akan ku pakai saat diceramahin pak Joko besok.

"Hah..." kuhela nafasku pelan.

"Hari ini bisa lebih sial lagi gak sih?" tanyaku refleks.

TTAK!

Ya, inilah sebabnya orang-orang bilang, jangan melamun saat mengendarai kendaraan...

Ban sepedaku menabrak sebuah batu yang dengan elegannya terletak di tengah aspal. Sepedaku, atau aku? Kehilangan keseimbangan dan terjatuh berguling-guling ke luar jalan.

Sial, aku sudah benar-benar telat karena ketiduran di taman, dan sekarang? Aku harus berjalan dengan badan yang terluka dan menyeret sepedaku yang rusak ke rumah.

"Aku gak bakal ngomong aneh-aneh lagi deh," kataku pelan.

KRRRUUUCUUKK!!! (Suara perut lapar)

Bagus, aku belum makan siang, terluka, dan tidak ada yang berjualan di sekitar sini...

Keadaan perutku sedikit memotivasiku, dengan sedikit mempercepat langkahku, akupun bergegas pulang...

"20 menit lagi sampai rumah, jangan aneh-aneh lagi dah Tuhan, plis..." gumamku pelan...

GLAGAR!!!!

Tiba-tiba hujan turun dengan penuh semangat, diiringi petir yang menyambar langit dengan riang gembira! Luar biasa!

Dengan bergegas, kulangkahkan kakiku cepat menuju sebuah bangunan pabrik tua terbengkalai...

Setelah memarkirkan dan mengunci sepedaku pada salah satu kolom bangunan, ku perhatikan sekeliling bangunan pabrik itu. Pabrik ini dulunya merupakan Pabrik pengolahan komponen elektronik, ya tidak adanya gunanya juga komponen elektronik pada era tanpa energi ini. Bangunan ini cukup kokoh, ya tipikal bangunan Era Lama.

Sekarang, apa yang akan kulakukan?

Apalagi kalau bukan... Membaca!

Selagi menunggu hujan reda, ku buka beberapa buku yang ku bawa dari rumah. Novel, eksilopedi, komik, majalah. Yah, dengan keadaan finansial keluarga kami yang tergolong cukup baik, aku sering pergi ke pasar buku. Sebagai salah satu barang mewah peninggalan Era Lama yang masih masih bisa dinikmati pada saat ini, buku - buku pada Era Lama hanya bisa ditemui di perpustakaan atau di pasar buku. Dengan semakin langkanya buku, harganya pun melambung cukup tinggi.

Sebagai contoh, buku yang saat ini kupegang, sebuah komik aksi dari China yang sudah dialih bahasakan ke bahasa Indonesia, kutebus di salah seorang pedagang di pasar buku dengan harga 500.000 ribu rupiah. Ya, dibandingkan pada masa lalu, harganya naik berkali-kali lipat. Buku-buku berkualitas tinggi dan tebal, terkadang dihargai antara 4 juta rupiah hingga tak terhingga.

Sial, aku benar-benar iri dengan orang-orang pada Era Lama, dimana harga buku relatif jauh, jauh lebih murah dari saat ini.

Kubuka pelan lembar demi lembar komik Manhua (Komik China) ini, aksi-aksi para karakternya yang digambarkan dengan keren dan full colour, hal inilah yang membuatku sedikit lebih menyukai komik China daripada komik Jepang dan Korea, walau ada yang berwarna juga sih komik jepang ataupun korea, namun bukan mayoritas.

"Liu feng memukul mundur Li Beng, dengan kekuatan surgawinya ia mendesak Li Beng hingga kedinding benteng" seruku bersemangat.

Ya, aku memang suka membaca keras-keras teks pada buku komik. Dengan menggunakan intonasi seakan-akan aku seorang karakter komik. Dengan begini aku lebih menghayati dan menikmati membaca komik, tentu, hal ini hanya kulakukan saat sedang sendirian.

"Li Beng menarik tombak yang tersandar di dinding benteng, kemudian melemparkannya ke arah Liu feng, dengan sigap, Liu feng menarik golok Naganya dari sarung kemudian menghadang lemparan tombak Li Beng. Dua logam beradu, dan..."

TANG!!!!

Bentar, memang pas sih suaranya, tapi kan bukan aku yang baca...

Refleks, aku menoleh ke arah sumber suaranya. Itu kan... *E*nergy Parasite?

Seekor (Sesuatu?) E.P terlihat sempoyongan setelah menabrak mesin besar di pabrik. Kemudian terjatuh di tanah.

Ada yang sedang menyerang E.P? E.D.F?

Kemudian aku melihat sesuatu yang menakjubkan, seekor E.P bertarung dengan 3 E.P lainnya, namun ada yang aneh dengan E.P itu, dia berwarna merah menyala, sementara E.P biasanya berwarna hitam legam. Para E.P menyerang E.P merah itu dengan menghantam-hantamkan tubuh mereka, percikan api pun terlihat saat kulit logam mereka berbenturan. Memang E.P bisa mengeluarkan listrik dari lengan mereka untuk melumpuhkan musuh, namun mereka tidak bisa melakukan itu pada sesamanya. Karna yah, energi itu bakal dimakan.

TRANG!!! TRANG!! TRANG!!!

E.P merah itu terdesak mundur, menghadapi 3 E.P sekaligus pastilah tidak mudah. Ia mencoba mengelak, namun serangan bertubi-tubi dari 3 E.P lainnya akhirnya menjatuhkan E.P merah itu.

Namun, hal ini aneh, kenapa E.P menyerang sesamanya? Tidak pernah ada berita tentang perkelahian E.P. Dan kenapa ada 4 E.P terpisah dari gerobolan mereka begini? Bukannya biasanya mereka selalu bergerombol dalam jumlah banyak?

E.P merah itu terlihat jauh lebih kepayahan dari lawan-lawannya, kelihatannya ia sudah bertarung lebih lama dari mereka. Sepertinya sebelum ini ia sudah melawan banyak E.P lainnya.

3 E.P Hitam itupun mengepung E.P merah, walaupun sudah kalah, namun E.P merah kembali melayang rendah dan bersiap menyambut serangan E.P lainnya.

TRANG!!! TRANG!!! TRANG!!! TRANG!!! TRANG!!! TRANG!!!

E.P merah itu pun terhempas jauh kebelakang, kulit logamnya penyok disana-sini. Kelihatannya kawan kecil itu tidak sanggup melawan lagi. Para musuhnya pun mendekat, bersiap menghabisinya.

Kalau tidak salah, kelemahan para E.P adalah matanya kan?

Eh tunggu, kenapa aku memikirkan itu? Kalau aku menyerang mereka, mereka akan membalas seranganku. Apakah aku lupa pada perang tentara melawan E.P dahulu? Jutaan tentara sudah menjadi korban ditangan kecil para E.P itu. Ini bukan main-main, mereka lebih dari sanggup untuk membunuh jika diperlukan.

Dan kenapa juga aku ingin menolong E.P merah itu? Bukankah karena E.P energi didunia ini lenyap?

Ku tenangkan diriku sejenak... Sedikit menghela nafas kemudian ku pikirkan hal itu lagi...

Ada 3 E.P, dengan serangan mendadak aku bisa menjatuhkan salah satunya, kemudian 2 E.P lainnya pasti menyerang kearahku. Aku bisa kabur sambil berusaha menjatuhkan mereka, dan berharap E.P merah paham dan menyergap mereka dari belakang. Ya, aku bisa melakukannya!

Kumantapkan tekadku, segeraku ambil ketapel dari dalam tas (Jangan tanya kenapa aku membawa ketapel!), kemudian kuambil bola besi kecil yang sudah kusiapkan di dalam tas. Kekuatan ketapel ini cukup untuk menjatuhkan orang dewasa jika aku menembak tepat dikepalanya, mungkin...

Kutarik sekencang-kencangnya, ku bidik mata salah satu E.P yang ada ditengah, kemudian kutembakan ketapelku!

TRANG!!!

Headshot! E.P hitam itu terjatuh dan mengeliat sebentar ditanah, kemudian diam tak bergerak, sepertinya ia sudah tewas. 2 E.P lainnya menjadi marah dan memburu ke arahku, secepat kilat kuambil bola besi kecil lainnya, membidik, dan kutembakan kembali...

TRANG!!!

Sial, E.P yang kutarget menghindar dan seranganku hanya mengenai kulit logamnya, segera memperbaiki posisinya, ia kembali menyerbu bersama temannya. Kuraih lagi bola besinya...

CRRRT!!!!!

E.P lainnya berhasil menyerangku lebih dulu dan menyengatku dengan lengannya, untung aku bergerak cepat dan menghalaunya dengan tanganku, sehingga aku hanya terkena serangan dari 1 lengannya. Sedikit sempoyongan, aku mundur dan mempersiapkan ketapelku lagi.

TRANG!!! TRANG!!!

Kali ini kutembakan dua bola besi sekaligus, namun hanya menggores lengan dan tubuh E.P yang menyerangku sedikit. Sial, mereka lincah. Kemudian sudut mataku melihat kearah lainnya, E.P yang satunya bergerak cepat kearahku! Sial!

KRAUK!!!

Aku tidak percaya apa yang kulihat, E.P merah itu memiliki mulut! Padahal setahuku para E.P tidak memiliki mulut. Dia mengigit E.P hitam itu dan kemudian memakannya!

Sial, ada apa ini?

E.P merah itu melahap E.P hitam itu dengan rakus, akupun hanya terpaku menatapnya. E.P lainnya kemudian menyerang kearah E.P merah, namun sekarang keadaan berbalik. Sekarang hanya 1 lawan 1 dan E.P merah terlihat membaik setelah melahap E.P lainnya. Setelah berbenturan beberapa kali, E.P hitam itu pun jatuh dan lagi-lagi E.P merah menyantapnya.

Setelah selesai melahap E.P itu dan E.P yang kujatuhkan, E.P merah itupun menuju kearahku... Sial, aku benar-benar kelelahan setelah pertarungan tadi. Kuharap ia tidak menyukai daging manusia...

Kini E.P merah itu berada tepat didepanku, mata hitam segitiganya menatapku sambil men-scan wajahku dengan sinar yang dikeluarkan dari matanya.

"Crrrzzz... Crrzz...Crzzzz...." E.P merah itu mencoba berkomunikasi denganku, dengan suara yang lebih mirip suara konsleting listrik

"Teman? Jangan menyerangku, ok?"

"Crz... Crrrrr....Crzzzz..."

E.P aneh itu pun berbalik dan pergi...

"Hmm, ok, sampai jumpa lagi" kataku seraya melambaikan tangan seperti orang bodoh...

Sekarang...

Apa yang baru saja terjadi!?

 

Bersambung

Terpopuler

Comments

Little Peony

Little Peony

Like like like

2021-02-16

1

lihat semua
Episodes
1 Ch. 00 - Prolog
2 Ch. 01 - Sang Siswa Introvert
3 Ch. 02 - Baterai = Nyawaku!
4 Ch. 03 - Nyanyian sang Biduan
5 Ch. 04. - Parasit Abnormal
6 Ch. 05 - Misi Penting
7 Ch. 06 - Pekerjaan Sekolah
8 Ch. 07 - Bolos
9 Ch. 08 - Berburu
10 Ch. 09 - Pertemuan
11 Ch. 10 - Proposal Kerjasama
12 Ch. 11 - Bebas
13 Ch. 12 - Petualangan Dimulai
14 Ch. 13 - Samudra
15 Ch. 14 - Earth Defense Force
16 Ch. 15 - Misi Baru!!!
17 Ch. 16 - Bajak Laut?!
18 Ch. 17 - Pertempuran Laut!!!
19 Ch. 18 - Pertempuran Laut!!! (2)
20 Ch. 19 - Pertempuran Laut!!! (3)
21 Ch. 20 - Pertempuran Laut!!! (4)
22 Ch. 21 - Saat Genting!!!
23 Ch. 22 - Karamnya Titanic!!!
24 Ch. 23 - Duel Maut!!!
25 Ch. 24 - Markas Pusat E.D.F
26 Ch. 25 - Small Talk
27 Ch. 26 - Peperangan Laut!!!
28 Ch. 27 - Topeng
29 Ch. 28 - Serangan
30 Ch. 29 - Kekacauan di Big Tower
31 Ch. 30 - Ide Gila!
32 Ch. 31 - Abnormal
33 Ch. 32 - Pertarungan Parasit
34 Ch. 33 - Belum Mati!
35 Ch. 34 - Secret Tunnel
36 Ch. 35 - Jawaban?
37 Ch. 36 - Kebenaran
38 Ch. 37 - Pilihan
39 Ch. 38 - Epilog
40 Ch. 39 - Prolog Season 2
41 Ch. 40 - Wabah
42 Ch. 41 - Pasukan Serigala Putih
43 Ch. 42 - Api Dendam
44 Ch. 43 - Konfrontasi
45 Ch. 44 - Pertarungan Tekad
46 Ch. 45 - S.O.G
47 Ch. 46 - Bangkit!
48 Ch. 47 - Rehat Sejenak
49 Ch. 48 - Tenang Sebelum Badai
50 Ch. 49 - Deklarasi!
51 Ch. 50 - Salah Perhitungan
52 Ch. 51 - Kontak
53 Ch. 52 - Rio Grazio
54 Ch. 53 - Titik Balik
55 Ch. 54 - Big Talk
56 Ch. 55 - Penyusup
57 Ch. 56 - Fajar Peperangan
58 Ch. 57 - World War III
59 Ch. 58 - World War III (2)
60 Ch. 59 - Duka
61 Ch. 60 - Kelabu
62 Ch. 61 - World War III (3)
63 Ch. 62 - Kutukan
64 Ch. 63 - World War III (4)
65 Ch. 64 - World War III (5)
66 Ch. 65 - "God"
67 Ch. 66 - Deep Talk
68 Ch. 67 - Pengorbanan
69 Ch. 68 - Persimpangan
70 Ch. 69 - Selisih
71 Ch. 70 - Akhir
72 Ch. 71 - Epilog (Tamat)
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Ch. 00 - Prolog
2
Ch. 01 - Sang Siswa Introvert
3
Ch. 02 - Baterai = Nyawaku!
4
Ch. 03 - Nyanyian sang Biduan
5
Ch. 04. - Parasit Abnormal
6
Ch. 05 - Misi Penting
7
Ch. 06 - Pekerjaan Sekolah
8
Ch. 07 - Bolos
9
Ch. 08 - Berburu
10
Ch. 09 - Pertemuan
11
Ch. 10 - Proposal Kerjasama
12
Ch. 11 - Bebas
13
Ch. 12 - Petualangan Dimulai
14
Ch. 13 - Samudra
15
Ch. 14 - Earth Defense Force
16
Ch. 15 - Misi Baru!!!
17
Ch. 16 - Bajak Laut?!
18
Ch. 17 - Pertempuran Laut!!!
19
Ch. 18 - Pertempuran Laut!!! (2)
20
Ch. 19 - Pertempuran Laut!!! (3)
21
Ch. 20 - Pertempuran Laut!!! (4)
22
Ch. 21 - Saat Genting!!!
23
Ch. 22 - Karamnya Titanic!!!
24
Ch. 23 - Duel Maut!!!
25
Ch. 24 - Markas Pusat E.D.F
26
Ch. 25 - Small Talk
27
Ch. 26 - Peperangan Laut!!!
28
Ch. 27 - Topeng
29
Ch. 28 - Serangan
30
Ch. 29 - Kekacauan di Big Tower
31
Ch. 30 - Ide Gila!
32
Ch. 31 - Abnormal
33
Ch. 32 - Pertarungan Parasit
34
Ch. 33 - Belum Mati!
35
Ch. 34 - Secret Tunnel
36
Ch. 35 - Jawaban?
37
Ch. 36 - Kebenaran
38
Ch. 37 - Pilihan
39
Ch. 38 - Epilog
40
Ch. 39 - Prolog Season 2
41
Ch. 40 - Wabah
42
Ch. 41 - Pasukan Serigala Putih
43
Ch. 42 - Api Dendam
44
Ch. 43 - Konfrontasi
45
Ch. 44 - Pertarungan Tekad
46
Ch. 45 - S.O.G
47
Ch. 46 - Bangkit!
48
Ch. 47 - Rehat Sejenak
49
Ch. 48 - Tenang Sebelum Badai
50
Ch. 49 - Deklarasi!
51
Ch. 50 - Salah Perhitungan
52
Ch. 51 - Kontak
53
Ch. 52 - Rio Grazio
54
Ch. 53 - Titik Balik
55
Ch. 54 - Big Talk
56
Ch. 55 - Penyusup
57
Ch. 56 - Fajar Peperangan
58
Ch. 57 - World War III
59
Ch. 58 - World War III (2)
60
Ch. 59 - Duka
61
Ch. 60 - Kelabu
62
Ch. 61 - World War III (3)
63
Ch. 62 - Kutukan
64
Ch. 63 - World War III (4)
65
Ch. 64 - World War III (5)
66
Ch. 65 - "God"
67
Ch. 66 - Deep Talk
68
Ch. 67 - Pengorbanan
69
Ch. 68 - Persimpangan
70
Ch. 69 - Selisih
71
Ch. 70 - Akhir
72
Ch. 71 - Epilog (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!