Nampak Celine menatap handphone yang ada di tangannya, wanita itu tersenyum saat melihat siapa nama yang tertera di sana.
"Kenapa kau tidak mengangkat nya Celine." tanya Paman Husein kepada Celine.
"Biarkan saja Paman, biar dia sedikit ngamuk dulu.. biar nanti ramai." jawab Celine yang membuat pria itu nampak menghela nafasnya.
"Kamu itu selalu menggoda Markus seperti itu, kalau Markus diambil wanita lain kamu nanti malah menangis." sindir Paman Husein kepada Celine.
Hal itu membuat Celine langsung tertawa. "Bahkan pria itu tidak bisa lepas dariku paman, aku tidak memberikan dia kabar dalam satu hari saja. dia bisa ngamuk dan langsung mendatangi kakek Abraham secara langsung." guman Celine yang memutar-mutar handphone yang ada di tangannya.
"Paman berisik Celine, cepatlah kau angkat handphone yang ada di tanganmu itu! karena kalau tidak.. mungkin seharian sampai kita berada di kantor barang itu akan tetap berbunyi." gerutu Paman Husein yang kemudian membuat Celine nampak tersenyum.
Sesaat kemudian Celine akhirnya mengangkat smartphone yang dia bawa.
"Iya ada apa." jawab Celine pada orang yang ada di seberang sana.
"Kenapa kau tidak mengangkat telponku dari tadi! kau kemana saja Bahkan hp-mu Kau matikan." seru orang yang ada di seberang sana.
"Aku sedang mengurus sesuatu, jadi aku sedang sibuk. jawab Celine yang kemudian menjauhkan smartphone itu dari telinganya karena pria yang ada di seberang sana nampak berteriak-teriak, hingga membuat Celine menutup telinganya.
"Apakah kau tidak bisa berbicara dengan lembut kepada seorang wanita! bahkan kau berbicara padaku saja sambil teriak-teriak, kau itu pria atau bukan." guman Celine.
Membuat pria yang ada di seberang sana nampak terdiam. "Kau ada dimana." tanya pria itu lagi.
"Aku akan berada di kantor sekitar 10 menit lagi, memangnya ada apa." tanya Celine kepada pria itu.
"Aku akan ke tempat itu, karena Kakek Abraham bilang.. besok kalian akan ke kota x untuk pindah mengurus bisnis di sana." seru pria itu.
"Lalu Apakah kau akan memberikan aku salam perpisahan begitu." sindir Celin kepada pria itu.
Akhirnya Celine menutup smartphone itu dan menyuruh Paman husein untuk segera ke kantor Abraham Group.
"Apakah besok kau akan jadi pindah ke kota x Yelin tanya Paman Husein kepada Celine.
"Tentu paman." jawab Celine yang kemudian menyandarkan tubuhnya di kursi mobil itu, Tak lama kemudian akhirnya Celine telah sampai di perusahaan Abraham Group.
Nampak di sana sudah ada beberapa pengawal yang yang menjemput Celine diluar perusahaan Abraham Group.
"Apa yang kalian lakukan disini." seru Celine dengan sinisnya.
"Kami diminta oleh bos untuk menanti kedatangan Nona Celine." jawab para pria berjas hitam itu.
"Kalian kira ini perusahaan siapa! ini perusahaanku sendiri kan..lalu kalian kira aku akan tersesat apa pakek di jemput." gerutu Celine yang kemudian masuk ke dalam perusahaan Abraham group.
Nampak disana ada seorang pria yang menunggu Celine di depan lift.
"Kenapa kau lama sekali, dari tadi tidak muncul-muncul." gerutu pria itu sambil menyilangkan tangannya di dada.
"Kau kira jalan itu milik nenek moyangku apa, sehingga dengan seenaknya aku bisa menggunakan jalan itu sendiri." jawab Celine yang kemudian masuk ke dalam kantor Abraham Group.
"Di mana Kakek." tanya pria itu kepada Celine.
"Tentu saja di rumah kenapa kau tanya kakek disini, kan kau sudah tahu keadaan kakek sekarang itu sedang tidak sehat! kalau kau sedang tidak ada pekerjaan kenapa kau tidak menjenguk kakek di rumah saja." seru Celine yang membuat pria itu nampak sangat kecewa.
"Aku dari tadi menunggumu Celine kau itu wanita yang tidak pengertian sekali." gerutu pria itu yang kemudian duduk di sofa kantor.
"Lah kalau kau dari tadi menungguku, Kenapa tidak dari tadi menelponku.. mangapa malah menelfon barusan, aku dari tadi berurusan dengan perusahaan keluarga Jason Je, karena tuan Jason Je ingin menghancurkan salah satu perusahaan Abraham grup yang ada di kawasan Eropa." guman Celine yang kemudian menyilangkan kakinya di kursi kebesarannya.
"Lalu apakah mereka hendak menyerang mu tadi." tanya Markus sedikit khawatir dengan Celine.
"Aku sudah memberikan hadiah kepada mereka, jadi kau tenang saja." Jawab Celine yang kemudian membuka laporan dari perusahaan Abraham Group.
"Aku besok tidak bisa mengantarkanmu ke bandara, mungkin beberapa hari kemudian aku baru akan menyusulmu ke kota." seru Marcus yang membuat Celine mendongakkan kepalanya.
"Kau tidak usah khawatir denganku, Kau uruslah perusahaanmu disini. kalau ada sesuatu aku pasti akan memberi kabar." Jawab Celine yang kemudian beranjak dari kursinya dan mendekati Markus.
"Apakah kau akan merindukanku di sana." tanya Markus kepada Celine.
"Aku berangkat saja belum, Mengapa kau menanyakan hal itu." gerutu Celine yang kemudian menyandarkan tubuhnya di kursi sofa.
"Ya takutnya kau tidak akan merindukanku malah kau akan mencari pria-pria yang ada di sana." guman Markus.
"Lah sedangkan dirimu Mengapa kau menyukai aku yang seorang janda dua kali ini." sindir Celine yang membuat Markus nampak mengerutkan dahinya.
"Aku tidak peduli seperti apapun dirimu, yang harus kau ketahui adalah Aku mencintaimu apa adanya. Aku mencintaimu saat pertama kali Paman Abraham memperkenalkanmu kepadaku." jawab pria yang berumur 35 tahun itu.
"Benarkah." tanya Celine yang membuat pria itu menatap lekat wajah Celine.
"Aku adalah pria yang yang terjun di dunia gelap, aku selalu bermain dengan nyawa dan aku selalu bertaruh dengan nyawa.. namun aku tidak pernah bermain hati karena masalah hati adalah masalah yang sangat sensitif." jawab Markus yang membuat Celine nampak tersenyum karena semenjak 3 tahun bersama dengan Markus pria itu selalu memberikan perhatian dan memberikan semua yang Celine butuhkan.
"Bisakah kita nanti malam berjalan-jalan bersama, karena aku tidak ingin sendirian malam ini." tanya Marcus kepada Celine yang sudah duduk bersamanya.
Tak lama kemudian nampak Markus menyandarkan kepalanya di pundak Celine.
"Kau datanglah ke rumah..karena aku tidak bisa meninggalkan kakek yang kondisinya sedang sakit, kau menginaplah di sana." seru Celine yang membuat Marcus langsung mendongakkan kepalanya.
"Apakah aku boleh menginap di sana?" tanya Markus kepada Celine.
"Pasti kakek akan membukakan pintunya secara lebar-lebar kalau kau yang menginap di sana." guman Celine yang kemudian mengambil smartphonenya, dan meminta sekretarisnya untuk membelikan makanan untuk mereka berdua.
Sesaat mereka berbincang-bincang berdua nampak kedua insan itu saling tersenyum dan melemparkan canda tawa mereka.
Tak lama kemudian nampak sekretaris Celine telah masuk dan memberikan makanan yang diminta oleh Celine.
"Nona Celine, ini pesanan yang anda minta tadi." guman sekretaris wanita itu kepada Celine.
"Taruh Tasha, karena aku akan makan bersama Markus. oh ya Tasya, Bagaimana keadaan putrimu." tanya Celine kepada Tasya.
"Putriku sudah dalam kondisi baik-baik saja Nona Celine, terima kasih selama ini kau telah membantuku." serut Tasha yang kemudian membungkuk dan berlalu pergi dari kantor bosnya itu.
"Ada apa dengan Putri Tasya." tanya Markus kepada Celine.
"Beberapa hari yang lalu putri dan suami Tasya mengalami kecelakaan, dan orang yang menabraknya itu melarikan diri." jawab Celine yang kemudian duduk.
"Apakah kau tahu siapa pelakunya." tanya Markus kepada Celine.
"Aku sudah mengantongi identitas pelakunya, dan kau tau Markus siapa yang menabrak anak serta suami Tasya." tanya Celine kepada Markus.
"Siapa." tanya Markus yang heran.
"Dia adalah anak dari gubernur di kota ini, dan Apakah kau tahu aku akan membuat pria itu mengakuinya kalau tidak jabatan dari gubernur itu akan kubuat bergeser ke orbit yang tidak seharusnya." guman Celine yang kemudian membuat Markus nampak tersenyum, karena terkadang perkataan Celine memang sangat aneh.
"Memangnya kau kira gubernur itu adalah tata Surya apa, sampai di sampai kau geser orbitnya." tanya Marcus yang membuat Celine nampak tersenyum.
"Apa tidak boleh aku berkata seperti itu." gerutu Celine yang kemudian membuka paper bag makanan itu.
Akhirnya kedua insan itu makan di kantor Celine, dan saling melemparkan canda tawa hal itu membuat Tasya yang mendengarkan nampak tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Lia Meadi
author spt menceritakan dirinya,terlalu arogan
2022-06-20
0