Dilara sudah tiba di Bendara Seokarno Hatta.
"Rasya sayang! Aku datang, " kata Dilara saat dirinya tengah berada di dalam taxi perjalanan menuju rumahnya. Dilara sengaja tidak mengabari Kirana maupun Rasya karena niatnya ingin memberikan kejutan.
Dilara sampai di rumahnya.
Tok
Tok
Tok
Dilara mengetuk pintu rumahnya.
Pembantu yang bernama Bi Eli membukakan pintu rumahnya. Eli begitu terperangah saat melihat Dilara .
"Non! Non Dilara sudah pulang?" ucap Eli terbata-bata. Karena Eli tahu betul kejadian-kejadian akhir-akhir ini di rumah majikannya.
"Bi Eli kok rumah sepi? Pada kemana? Mamah? Mikayla?kemana mereka?" tanya Dilara saat dirinya sudah masuk kedalam rumahm
Bi Eli tidak bisa menjelaskan saking gugupnya. Eli mengambil kartu undangan pernikahan yang terletak di ruang tengah di tumpukan buku-buku majalah.
"Mungkin dengan membaca undangan ini Non Dilara akan mengerti. Maaf Non (menunduk) Bibi ke dapur lagi." Eli pergi menuju ke dapur.
Dilara membaca isi yang ada di dalam kartu undangan.
"APA?" Dilara terkejut. Kedua matanya terbelalak. Dilara meremas kartu undangannya dengan penuh kemarahan.
"Aku pergi gak sampai 2 minggu. Tapi Rasya dan Mikayla memutuskan menikah secepat ini," desis Dilara seraya mengepal kedua tangannya.
"Tidak akan aku biarkan pernikahan ini terjadi? Rasya harus menikah denganku? Akulah tunangan Rasya yang sebenarnya."
Dilara pergi menuju gedung di mana Rasya dan Mikayla menikah. Dilara menggunakan mobil pribadinya, ia berusaha untuk ngebut tapi malah macet. Jalanan tidak mendukungnya. Dilara sangat kesal, "Sialan," gerutu Dilara sembari memukul-mukul stir mobilnya.
Rasya dan Mikayla sudah duduk di depan penghulu, Ratu adiknya Rasya memakaikan selendang putih di belakang kepalanya Rasya dan Mikayla, setelah itu Ratu duduk kembali.
"Kalian berdua sudah siap?" tanya sang penghulu kepada kedua calon mempelai.
"Siap!" jawab Rasya dengan lantang.
"Siap!" jawab Mikayla dengan lantang.
Mikayla mencoba untuk tenang dan menganggap pernikahan ini pernikahannya dengan laki-laki yang ia cintai agar semuanya berjalan dengan lancar. Mikayla juga teringat akan kata-kata Rasya jalani saja seperti air yang mengalir. Kata-kata itu cukup untuk memberikan motivasi agar dirinya tetap tenang.
Sementara Dilara terus ngebut agar bisa tepat waktu sampai di gedung pernikahan Rasya dan Mikayla. Namun, sepertinya jalanan tidak mendukungnya sama sekali. Lalu lintas sangat ramai. Namun, sekarang tidak begitu macet.
"Mari kita mulai dengan mengucapkan, Bissmilahi'rohman Nirohimmmmm," ucap sang penghulu yang akan memulai ijab kobul.
Skip
Skip.
Dilara sudah sampai di gedung pernikahan, ia tidak memarkirna mobilnya terlebih dahulu yang ada dalam pikirannya mencegah pernikahan ini tidak terjadi.
Pernikahan Rasya dengan Mikayla terletak di lantai 5, saat itu lift sangat penuh . Dilara memutuskan untuk melewati tangga darurat. Dilara terus berlari menaiki anak tangga hingga sampai di lantai 2. Dilara tidak menyerah sama sekali. Ia terus berlari menuju ke lantai 5 lewat tangga darurat.
Sepertinya Dilara sudah terlambat.
Barakallahuu
Allamdulilah!
"Sekarang kalian berdua sudah sah menjadi suami istri," ucap sang penguhulu.
Semua bertepuk tangan sangat gemuruh.
Mikayla mencium punggung tangan kanan Rasya yang sekarang sudah sah menjadi suaminya, Rasya mencium kening Mikayla dengan hangatnya. Rasya dan Mikayla berusaha untuk terlihat bahagia atas pernikahan ini.
Rasya hendak melingkarkan cincin pernikahan di jari manisnya Mikayla. Namun tiba-tiba Dilara muncul.
"TUNGGU! PERNIKAHAN INI TIDAK BOLEH TERJADI" teriak Dilara. Kedatangan Dilara jadi pusat sorotan semua yang ada di dalam pesta.
"DILARA!" desis Kirana.
Rasya dan Mikayla sangat terkejut atas kedatangannya Dilara yang tiba-tiba muncul.
Rasya perlahan lahan melangkah meninggalkan pelaminan untuk menemui Dilara yang berdiri di ambang pintu.
"Berhenti Rasya kamu mau kemana?" teriak Rere yang langsung menarik tangan kanan Rasya.
"Siapa dia?" tanya Rere yang pura-pura tidak mengenal Dilara.
"Aku Dilara? Aku tunangannya Rasya yang sebenarnya? Dia? (Dilara menunjuk ke arah Mikayla) Dan dia? Adik ku sendiri tega sudah merebut calon suami kakaknya sendiri. Dasar tidak tahu malu," ucap Dilara dengan suara tinggi menggelegar.
"Dan Mamah?" Dilara melangkah menuju di mana Kirana berada.
"Kenapa Mamah membiarkan pernikahan ini terjadi hah?" bentak Dilara kepada sang mamah.
Dilara emang sudah berhasil membuat pesta pernikahan ini kacau balau. Namun ia sedikit terlambat karena ikral janji suci pernikahan sudah di ucapkan dengan lantang oleh Rasya.
"STOP!!" teriak Mikayla.
Mikayla sangat tidak menerima atas ucapan Dilara yang mengatakan sudah merebut Rasya darinya. Mikayla perlahan-lahan melangkah menuju Dilara dan Kirana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sukses
2022-12-28
0
Har Tini
lanjutt
2021-07-23
0
Siti Maryam
tinju aja mika punya KK Ama ibu Kya bgtu amat
2021-06-25
0