Episode 6

"Assalamualaikum Mah!" sapa Mikayla mengucapkan salam seraya mencium punggung tangan Kirana.

"Walaikum salam," jawab Kirana ketus.

"Oya kenapa kamu bisa pulang di antar oleh Rasya? ingat ya ☝️ kamu itu cuman pura-pura jadi calon istrinya Rasya. Jangan macem-macem ya kamu?" tegas Kirana.

"Mikayla mengerti kok Mah. Mas Rasya tadi ke kampus karena mau bilang kalau tante Rere mengundang aku besok malam untuk datang ke rumahnya Mah. Aku sempat menolaknya. Namun, Mas Rasya memaksa. Mikayla bingung Mah? Mikayla kira, tugas Mikayla sudah selesai untuk membantu Mba Dilara," jelas Mikayla panjang lebar.

Kirana mangut-mangut.

"Oh gitu. "

"Baiklah. Besok malam kamu pergi kesana dan ingat ☝️ jangan pernah macem-macem," tegas Kirana lalu pergi masuk ke dalam rumahnya.

Mikayla sangat berharap sekali kalau Mamahnya melarang dia untuk pergi ke rumahnya Rasya. Namun, harapannya musnah sudah karena Kirana mengizinkannya untuk pergi menemui keluarga Rasya.

Mikayla gadis yang berparas cantik ini merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil memainkan ponselnya. Ia teringat janjinya dengan Kevin kalau sore ini Kevin akan mengajak jalan dengannya. Mikayla mencoba untuk menghubungi Kevin. Namun, terlintas ia teringat kejadian tadi saat di kampus.

"Uuuhh... dasar gara-gara pengusaha itu Kevin jadi salah paham kan? Aku harus bagaiman? Apa aku jelasin saja sama dia semuanya?"

"Aahh... sudahlah percuma juga," gerutu Mikayla kesal.

"Lagian ini cincin kenapa coba gak bisa di lepas?"

Mikayla mencoba untuk menenangkan hati dan pikirannya, ia pengen cepat-cepat Dilara pulang agar dirinya tidak terlibat semakin jauh dengan keluarganya Rasya.

....

Malam ini malam di mana Mikayla akan pertama kalinya berkunjung ke kediaman Wiranto Artadimaga.

"Nih pake bajunya Dilara agar tidak malu-maluin," kata Kirana seraya melempar dres berwarna merah miliknya Dilara yang sudah tidak di pakai ke atas kasurnya Mikayla.

"Dandan yang cantik. Sebentar lagi Rasya datang," kata Kirana yang selalu berkata sinis.

Kirana keluar dari dalam kamarnya Mikayla, menutup pintu kamar begitu keras.

Bruk!

Pintu kamar kembali tertutup.

"Kenapa Mamah sikapnya tidak pernah manis padaku? Apa yang salah dariku? Ya Allah kuatkan aku," gumam Mikayla lirih.

Mikayla mulai merias dirinya di depan cermin , setelah itu ia memakai dres berwarna merah bekas Dilara tapi masih sangat bagus.

Alhasil Mikayla sangat cantik memakai Dress itu, dengan balutan make up yang natural, bibir di poles gincu warna pict. Tatanan rambut yang sangat pas , Mikayla terlihat anggun cantik dan mempesona.

Rasya sudah tiba di rumahnya Kirana, ia menunggu Mikayla di ruang tengah bersama Kirana.

"Mikayla! Keluar! Rasya sudah datang," teriak Kirana dengan suara tinggi menggelegar. Kirana sedang ngobrol dengan Rasya membahas soal Dilara yang tidak pernah ada kabar, Kirana meminta Rasya untuk sabar menanti kepulangannya Dilara. Rasya pun meng-iyakannya.

Mikayla keluar dari dalam kamarnya, ia melangkah perlahan menuruni anak tangga. Rasya yang sedang duduk sampai berdiri tegak karena ia sangat terpesona dengan penampilan Mikayla yang begitu cantik, dres yang di pakai di tubuhnya sangat cocok.

My god betapa sempurnanya gadis ini, batin Rasya.

Mikayla emang sangat cantik, pastas saja dia di sebut sebagai primadona kampus . Cantiknya Mikayla bukan hanya di paras saja melainkan hatinya juga.

Rasya terus menatap Mikayla tak berkedip membuat Mikayla tersipu malu.

"Gimana Rasya penampilan Mikayla malam ini? dia sangat cantik kan memakai pakaiannya Dilara?" celetuk Kirana seakan ingin merendahkan Mikayla di depan Rasya.